HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITATERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU DI DESA SENEUBOK RAMBONG KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2016 Fajriani, S.SiT 1 1 Dosen Program Studi Kebidanan STIKes Bina Nusantara ABSTRAK Pos Pelayanan Terpadu adalah pusat pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan dari petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di desa seneubok rambong kecamatan idi rayeuk kabupaten aceh timur tahun 2016. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectioanal, menggunakan data primer dan data sekunder, jumlah sampel 50 responden dengan menggunakan tehnik wawancara. variabel penelitian ini adalah pengetahuan, sikap. Data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 50 responden di desa seuneubok rambong mayoritas memiliki pengetahuan kurang sebanyak 36 ibu(85,7%) dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 29 ibu balita (80.6%) sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan pemanfaatan posyandu (P = (0.917) > α (0,05). Sedangkan ibu yang memiliki sikap Negatif 42 ibu yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 36 ibu (85,7%) Ada hubungan sikap ibu balita dengan pemanfaatan posyandu (P = (0.041) > α (0,05). Diharapkan untuk bidan dapat lebih meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan posyandu salah satunya dengan melibatkan kader, tokoh masyarakat dalam meja posyandu dan dapat mengupayakan kegiatan posyandu yang bervariatif sehingga ibu tertarik dan aktif dalam kegiatan diposyandu. Kata kunci : Pengetahuan,Sikap,Pemanfaatan ISSN:2460-4356 23
A. PENDAHULUAN Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan yang sasarannya adalah seluruh masyarakat. Salah satu uapaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang mendukung pelaksanaan program kesehatan di masyarakat adalah posyandu. Posyandu di laksanakan oleh kader yang berasal dari masyarakat dengan pembinaan dari tenaga kesehatan puskesmas (Kementerian Kesehatan RI, 2011) Pelaksanaan pelayanan neonatal, petugas kesehatan melakukan konseling pada ibu melahirkan. Pelayanan kesehatan neonatal dasar pada ibu yaitu; tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegah infeksi berupa perawatan luka, perawatan tali pusat, perawatan kulit dan pemberian imunisasi. Cakupan kunjungan neonatal (KN1) Provinsi Aceh pada tahun 2012 sebesar 88.129 (93.3%) dan Kunjung an neonatal yang ke 3 kali (KN Lengkap) 86.881 (92%). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta malaysia dan vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar 37,32 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2014) Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, didapati untuk wilayah Sulawesi Utara, pemanfaatan posyandu masih dibawah standar ketentuan yang berlaku. Didapati presentase balita yang memiliki imunisasi lengkap hanya sekitar 60,9%, balita yang tidak memiliki imunisasi lengkap sebesar 36,7%, dan balita yang tidak sama sekali mendapati imunisasi sekitar 2,3%. Hasil ini masih sangat rendah presentasinya, mengingat untuk standar yang harus dicapai dalampemanfaatan posyandu adalah 90%. Menurut (Susenas,2001) Pemanfaatan posyandu oleh balita belum seperti yang di harapkan. Hanya 40% balita dilaporkan dibawa ke Posyandu dalam 1 bulan terakhir dan sekitar 28% balita tidak pernah dibawa mengunjungi ke Posyandu. Jika ditinjau dari kelompok umurnya, yang terbanyak memanfaatkan Posyandu adalah bayi 0-11 bulan. Selanjutnya proporsi tersebut menurun seiring dengan meningkatnya umur anak. Di perkotaan lebih banyak yang tidak memanfaatkan Posyandu dibandingkan di perdesaan (30,6% untuk di pedesaan dan 25,7% untuk diperkotaan). Rendahnya pemanfaatan posyandu oleh ibu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah tentang manfaat posyandu, oleh karenanya ibu tidak termotivasi untuk membawa bayi ke posyandu. Selain itu ada anggapan ibu bahwa tidak perlu membawa bayinya ke posyandu jika anak tidak mengalami sakit.(azwar, 2005). Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada ISSN:2460-4356 24
keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satunya tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani, 2007). Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam kegiatan posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan, ibu balita tidak mendapatkan pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Den gan aktif dalam kegiatan posyandu ibu balita dapat memantau tumbuh kembang balitanya (Depkes RI, 2007). Pengetahuan tentang posyandu yang dimiliki ibu akan mendasari perilakunya untuk berpartisipasi berkunjung ke posyandu, tetapi pada kenyataannya masih ada ibu-ibu yang tidak membawa anaknya ke posyandu karena ketidaktahuan tentang posyandu dan manfaatnya ( Sokiedjo, 2012). Sikap ibu balita untuk menyadari bahwa posyandu merupakan hal yang utama untuk meningkatkan derajat kesehatan balita, hal ini dapat menimbulkan perilaku positif ibu balita tentang posyandu, sehingga ibu bersedia untuk hadir ke posyandu, karena kehadiran ibu balita sangat mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan ibu dan balita selain itu ibu dapat memantau tumbuh kembang balitanya dengan pengawasan dari petugas kesehatan. Sikap ibu balita yang positif akan mempengaruhi perubahan perilaku yang positif, sehingga ibu balita tidak berprasangka buruk akan pentingnya untuk hadir ke posyandu, karena perilaku adalah bentuk respon atau reaksi stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang) dan stimulus tersebut dapat di berikan dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang posyandu kepada lapisan masyarakat, namun dalam memberikan respon atau stimulus sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang bersangkuatn yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Bila sikap ibu balita tentang posyandu positif maka ibu balita akan hadir secara rutin ke posyandu tiap bulannya dan sebaliknya jika sikap ibu balita tentang posyandu negatif maka kehadiran ibu balita tidak akan rutin tiap bulannya. Hal ini berarti meskipun stimulus sama bagi beberapa orang, namun respon tiap orang berbeda (Notoatmodjo, 2007). Pelaksanaan kegiatan posyandu dengan sistem lima meja dimana setiap meja memiliki kegiatan khusus. Sistem lima meja tidak berarti harus ada lima meja dalam posyandu tersebut tetapi harus mencakup lima pokok kegiatan yaitu meja pertama adalah pendaftaran, meja kedua adalah penimbangan balita, meja ketiga adalah hasil penimbangan balita, meja ke empat adalah penyuluhan dan gizi balita, meja kelima adalah pelayanan Kesehatan, KB, Imunisasi dan pojok oralit (Ismawati 2010). Kunjungan ibu membawa balita keposyandu di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dari faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan atau keyakinan, keinginan, niat, umur, nilai dan jenis kelamin. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu pengalaman, fasilitas sosiobudaya (Notoadmojo 2010). ISSN:2460-4356 25
Menurut penelitian Indra Triwahyudianingsih (2003), Hasil penelitian menunjukkan sikap ibu balita yang paling banyak kategori positif dan keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu yang paling banyak kategori aktif. Dari hasil analisis data diperoleh X2 hitung > X2 tabel atau 6,891 > 3,841 dan p < α atau 0,009 < 0,05 maka dapat dinyatakan ada hubungan signifikan antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan Posyandu. Menurut penelitian Isnaini (2014), Hasil penelitian menunjukkan ibu berpengetahuan kurang memiliki 46 ibu memiliki kunjungan kurang dan 18 ibu memiliki kunjungan baik. Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan Balita di Posyandu, ibu yang tidak bekerja memiliki kunjungan kurang sebanyak 65 ibu dan memiliki kunjungan baik sebanyak 71 ibu. Sedangkan Ibu yang bekerja memiliki jumlah kunjungan kurang sebanyak 18 responden dan 12 responden memiliki kunjungan yang baik. Hubungan Peranan Kader dengan kunjungan balita ke posyandu yang termasuk dalam kategori kunjungan kurang sebanyak 44 kader dan yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 18 kader. Dari data Dinas Kesehatan Aceh Timur Tahun 2015, jumlah balita keseluruhan sebanyak 37,959, Sedangkan Balita yang berkunjung untuk di timbang sebanyak 34,097 dari seluruh balita yang ada di kabupaten Aceh Timur. Berdasarkan data yang di dapatkan di Puskesmas Idi Rayeuk tahun 2015, jumlah keseluruhan balita 3,250 balita dan yang berkunjung ke posyandu untuk di timbang 2,979 balita. Berdasarkan data laporan bulanan yang didapatkan dari bidan desa pada bulan januari hingga desember tahun 2015 terdapat 1 posyandu dalam 1 desa, hasil kinerja posyandu di desa seneubok rambong belum sesuai dengan target yang di tetapkan kan yaitu 90% partisipasi masyarakat atau ibu balita dalam pemanfaataan posyandu (D): Jumlah balita yang datang ke posyandu / (S): Jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja. dengan target yang di tetapkan 90%, jumlah balita keseluruhan sebanyak 50, sedangkan balita yang mengikuti posyandu sebanyak 15 balita, dan yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 35 balita. Dari hasil ini menunjukkan masih banyak ibu yang tidak mengerti akan manfaatnya kunjungan posyandu pada balita terutama di desa Seunebok Rambong Berdasarkan hasil survei awal yang peneliti lakukan terhadap 10 responden yang mempunyai balita di posyandu 5 ibu yang memeliki pengetahuan kurang, 3 ibu memiliki pengetahuan cukup dan 2 ibu yang memiliki pengetahuan baik. Ini saya dapatkan dengan cara mengajukan 3 pertanyaan kepada 5 responden yang pertanyaan nya apakah ibu mengerti tentang sistem 5 meja, selanjutnya pertanyaan yang diajukan pada 3 responden apa saja yang dilakukan di posyandu, dan 2 responden apa manfaat posyandu bagi balita. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Desa Seunebok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 ISSN:2460-4356 26
B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional dimana variabel dependen dan variabel independen dilakukan pada waktu yang bersamaan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Rendahnya Kunjungan Posyandu Di Desa Seunebok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 C. HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di desa seneubok rambong kecamatan idi rayeuk kabupaten aceh timur tahun 2016, telah dilaksanakan dari tanggal 12-19 juli dengan jumlah sampel 50 responden di peroleh hasil sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. Pengetahuan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita Di Desa Seneubok RambongKecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh TimurTahun 2016 Pengetahuan Frekuensi Presantase No (%) 1 Baik 8 16,0 2 Cukup 6 12,0 3 Kurang 36 72,0 Jumlah 50 100 Distribusi frekuensi pengetahuan dari 50 responden mayoritas ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 36 ibu (72,0)pengetahuan cuku sedangkan minoritas ibu ber pengetahuan cukup sebanyak 6 ibu (12.0) b. Sikap Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Balita Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 No Sikap Frekuensi Presentase 1 Positif 8 16,0 2 Negatif 42 84,0 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa dari 50 responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 42 responden (84%). Sedangkan yang memiliki sikap positif sebanyak 8 responden (16.0) c. Pemanfaatan posyandu Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posyandu Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 No Pemanfaatan Posyandu Frekuensi Presentase 1 Tidak ada 40 80,0 2 Ada 10 20,0 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dapat disimpulkan bahwa dari 50 responden mayoritas ibu yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 40 ibu (80,0%). sedangkan yang ada memanfaatkan posyandu sebanyak 10 ibu (20.0%). 2. Analisa Bivariat ISSN:2460-4356 27
a. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 Tabel 4 Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 Tabel 5 Hubungan Sikap Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 No Sikap Pemanfaatan posyandu Tidak Ada Ada Total p- value N o Pengeta huan Pemanfaatan posyandu Tidak Ada Ada F % F % Total p- value F % F % 1 Positif 4 50.0 4 50.0 8 100 2 Negatif 36 85.7 6 14.3 42 100 0,041 1 Baik 6 75.0 2 25.0 8 100 Jumlah 40 80.0 10 20.0 50 100 2 Cukup 5 83.3 1 16.7 6 100 0.917 3 Kurang 29 80.6 7 19,4 36 100 Jumlah 40 80.0 10 20.0 50 100 Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 36 ibu (100%) dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 29 ibu balita (80.6%), yang ada memanfaatkan posyandu sebanyak 7 ibu (19,4). Sedangkan yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 ibu (100%) dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 5 (83.3) yang ada memanfaatkan posyandu sebanyak 1 ibu (16,7) Setelah dilakukan uji statistik ( chi-square) diperoleh nilai P =.917 (P>0.05) berati Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016. b. Hubungan Sikap Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu Dari tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa mayoritas ibu balita yang memiliki sikap negatif sebanyak 42 ibu balita (100%) dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 36 ibu (85.7%), yang ada memanfaatkan posyandu sebanyak 6 ibu (14.3). sedangkan minoritas ibu yang memiliki sikap positif sebanyak 8 ibu ( 100%) dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 4 ibu (50,0) yang ada memanfaatkan posyandu sebanyak 4 ibu (50,0). Setelah dilakukan uji statistik ( chisquare) diperoleh nilai P =.041 (P<0.05) berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan posyandu pada ibu balita Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016. D. PEMBAHASAN 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu ISSN:2460-4356 28
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 36 ibu dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 29 ibu balita (80.6%). Setelah dilakukan uji statistik ( chi-square) diperoleh nilai P =.917 (P>0.05) berati Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016. Jika pengetahuan berasal dari pengalaman pribadi yaitu ibu yang mengikuti posyandu berulang kali bahkan secara rutin tentunya akan mengetahui manfaat dari posyandu. Manfaat posyandu salah satunya sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan balita, salah satu dari pelayanan posyandu yaitu akan dilakukan penimbangan dan penyuluhan ehingga ibu dapat berfikir logis tentang pengaruh dari kegiatan posyandu untuk kehidupan ibu dan balitanya. Pengetahuan mucul ketika seseorang menggunakan indra atau akal budinya untuk mengenali kejadian yang belum pernah dilihat sebelumnya namun bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi yang terjadi berulang kali (Meliono, 2007) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Isnaini (2014), Hasil penelitian menunjukkan ibu berpengetahuan kurang memiliki 46 ibu memiliki kunjungan kurang dan 18 ibu memiliki kunjungan baik. Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan Balita di Posyandu, ibu yang tidak bekerja memiliki kunjungan kurang sebanyak 65 ibu dan memiliki kunjungan baik sebanyak 71 ibu. Sedangkan Ibu yang bekerja memiliki jumlah kunjungan kurang sebanyak 18 responden dan 12 responden memiliki kunjungan yang baik. Hubungan Peranan Kader dengan kunjungan balita ke posyandu yang termasuk dalam kategori kunjungan kurang sebanyak 44 kader dan yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 18 kader. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Indria A (2010), Hasil penelitian diperoleh sangat sedikit dari responden memliki pengetahuan baik sebanyak 6 orang atau 18,8%, sebagian besar dari responden pengetahuan cukup sebanyak 14 orang atau 43,8%, dan sebagian kecil dari responden memiliki pengetahuan kategori kurang yaitu 12 orang atau 37,5%. Hasil Uji Square memperlihatkan bahwa nila p- value sebesar 0,004 lebih kecil dari nilai (0,05) dari hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu. Menurut Asumsi yang peneliti dapatkan bahwa pengetahuan yang berkunjung ke posyandu tidak ada hubungan dengan pemanfaatan posyandu meskipun pengetahuan ibu baik diharapkan ibu agar terus dapat menambah pengetahuan nya dengan mencari informasi melalui media sosial maupun tenaga kesehatan untuk terus memantau perkembangan balita setiap bulannya. Diharapkan untuk kader lebih aktif dalam memberikan informasi serta memberikan dorongan kepada ibu untuk membawa balita ke posyandu. 2. Hubungan Sikap Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu Dari tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa mayoritas ibu balita yang memiliki sikap negatif sebanyak 42 ibu balita dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 36 ibu (85.7%). Setelah dilakukan uji statistik (chi-square) diperoleh nilai P =.041 (P<0.05) berarti ISSN:2460-4356 29
Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan posyandu pada ibu balita Di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016. Sikap ibu balita yang positif akan mempengaruhi perubahan perilaku yang positif, sehingga ibu balita tidak berprasangka buruk akan pentingnya untuk hadir ke posyandu, karena perilaku adalah bentuk respon atau reaksi stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang) dan stimulus tersebut dapat di berikan dengan cara mengadakan penyuluhanpenyuluhan tentang posyandu kepada lapisan masyarakat, namun dalam memberikan respon atau stimulus sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang bersangkuatn yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Bila sikap ibu balita tentang posyandu positif maka ibu balita akan hadir secara rutin ke posyandu tiap bulannya dan sebaliknya jika sikap ibu balita tentang posyandu negatif maka kehadiran ibu balita tidak akan rutin tiap bulannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Indra Triwahyudianingsih (2003), Hasil penelitian menunjukkan sikap ibu balita yang paling banyak kategori positif dan keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu yang paling banyak kategori aktif. Dari hasil analisis data diperoleh X2 hitung > X2 tabel atau 6,891 > 3,841 dan p < α atau 0,009 < 0,05 maka dapat dinyatakan ada hubungan signifikan antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan Posyandu. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yunidar (2012), Untuk variabel sikap, diperoleh hasil sebagian besar dari 37 responden memiliki sikap positif hanya 22 responden (59,5%) yang berkunjung, sedangkan yang tidak berkunjung 15 responden (40,5%). Hasil uji statistik dengan mengguanakan uji chisquare diperoleh nilai 1,000 P=> 0,05. Tidak ada hubungan sikap ibu dengan kunjungan ke posyandu Menurut Asumsi yang peneliti dapatkan bahwa sikap ibu balita ada hubungan nya dengan pemanfaatan posyandu dikarena kan sikap dapat mempengaruhi perilaku ibu terhadap pemanfaatan posyandu, karena sikap dapat menentukan kesiapan ibu membawa anaknya ke posyandu, jika ibu sudah memiliki sikap yang kuat dalam membawa anaknya keposyandu maka perilaku ibu bisa menjadi lebih konsisten. E. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Desa Seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016. 1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di Desa seneubok Rambong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur, dapat dilihat bahwa ibu dengan pengetahuan kurang sebanyak 36 ibu dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 29 ibu balita (80.6%) dari hasil uji statistik menggunakan chi square di dapatkan P =.917 (P>0.05). 2. Ada Hubungan antara Sikap Ibu Balita terhadap Pemanfaatan posyandu di Desa seneubok Rambong kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur, dapat diketahui bahwa mayoritas ibu ISSN:2460-4356 30
balita yang memiliki sikap Negatif sebanyak 42 ibu balita dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 36 ibu (85.7%) dari hasil uji statistik menggunakan chi square di dapatkan P =.041 (P<0.05). 2. Saran 1. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai aplikasi yang telah di dapat selama perkuliahan dan untuk mendapat pengalaman serta pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti. 2. Bagi Responden Diharapkan para ibu yang memiliki balita dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara membaca, melihat, mendengar, dan meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan atau penyuluhan kesehatan yang ada di desa seneubok rambong tentang posyandu dan manfaatnya posyandu bagi ibu dan anaknya. 3. Bagi Instansi Pendidikan Diharapkan dapat menambah sumbersumber informasi mengenai pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu khususnya mahasiswa D-III kebidanan di STIKes Bina Nusantara. 4. Bagi Instansi Tempat Penelitian Diharapkan kepada tenaga kesehatan perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sehingga para ibu yang mempunyai balita lebih memahami tentang pentingnya posyandu bagi mereka untuk kesehatan anaknya. Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI. 2011 Buku saku posyandu. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI. 2012. Buku saku posyandu. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hikmawati, F. 2011. Bimbingan konseling. Edisi Revisi 2, Jakarta: Raja Gravindo Press. Ismawati, 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Nuha Medika, Yogyakarta. Isnaini, dkk. 2014. Faktor yang berhubungan dengan kunjungan Balita di Posyandu. http://jurnal. Ejournal.Unwir.ac.id (diakses pada tanggal 07 april 2016). Iskandar, 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan Di Posyandu. desa mendaka kecamatan sirampong Kabupaten Brebes. http://digilip.undip.ac.id(di akses pada tanggal 12 April 2016). Intanghina, 2008. Peran serta ibu balita dalam kegiatan penimbangan.http://intanghina.wo rdpress.com. Kristiani, 2007. Hubungan antara sikap ibu balita terhadap keaktifan dalam kegiatan posyandu. https://digilip.uns.ac.id(di akses pada tanggal 02 mei 2016). Kementriaan Kesehatan RI. 2011. Buku pedoman umum pengelolaan posyandu.jakarta:kementerian Kesehatan RI. Notoadmojo, S. 2007. Kesehatan masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta. ISSN:2460-4356 31
,2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2011. Konsep dan penerapan Metodelogi Penelitian ilmu keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Salham, 2007. Analisis Keberadaan kader Pos Pelayanan Terpadu Posyandu Terhadap Revitalisasi Posyandu. di Sulawesi Tengah. http://dinkesprovsulteng.wordpres s.com Soekiedjo. 2012. Hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu dengan tingkat partisipasi ibu balita berkunjung di posyandu. https://www.scribd.com(diakses pada tanggal 15 mei 2016) Syakira, 2009. Tentang posyandu. http://syakira.blog.blogspot.com( diakses pada tanggal 12 April 2016). ISSN:2460-4356 32