BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanfaatan zat radioaktif dalam bentuk bahan nuklir ataupun sumber radioaktif telah berkembang mulai dari bidang energi, perminyakan, uji tak merusak, kesehatan, pertanian, hidrologi dan bidang lainnya. Perkembangan pemanfaatan zat radioaktif pada bidang kedokteran dapat dilihat dari banyaknya jumlah rumah sakit yang memiliki fasilitas radiodiagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir. Zat radioaktif dalam bidang kesehatan digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan radioterapi penyakit kanker. Zat radioaktif apabila dipergunakan dengan seharusnya, maka akan memberikan manfaat dengan resiko mimimal dan terkendali, namun perlu disadari pemanfaatan zat radioaktif tersebut bukannya tanpa resiko. Radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sejak tragedi 11 September 2001 perhatian terhadap keamanan pemanfaatan zat radioaktif meningkat. Kekhawatiran akan penyalahgunaan zat radioaktif oleh para teroris atau penjahat dalam bentuk dirty bomb atau Radioactive Dispersal Device (RDD) menjadi alasan utama untuk merubah paradigma safety of radioactive source menjadi safety and security of radioactive source. International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai badan dunia yang bergerak di bidang tenaga nuklir menjadikan isu ini sebagai program utama. Sebelum tragedi 11 September 2001 terjadi. Pada tanggal 8 September 2003 Dewan Gubernur IAEA mengesahkan Buku Code of Conduct on the Safety and Security of Radioactive Sources tesebut sebagai acuan bagi otoritas nasional untuk memastikan bahwa zat radioaktif dimanfaatkan secara tepat dalam kerangka kerja radiation safety and security. Selain buku tersebut, dalam International Conference on Security of Radioactive Sources di Vienna (2003) juga telah disahkan buku panduan tentang Security of Radioactive Sources (IAEA TECDOC-1355).
2 Kurangnya perhatian terhadap keamanan pemanfaatan zat radioaktif menyebabkan munculnya beberapa kasus pencurian atau kecelakaan yang melibatkan zat radioaktif, misalnya pengambilan zat radioaktif secara sembrono di bekas instalasi radioterapi oleh pemulung di Goiania, Brasil tanggal 21 September 1987 atau pencurian zat radioaktif PT Krakatau Steel di Cilegon, Indonesia pada tanggal 20 Oktober. Guna menghindari tindak pencurian zat radioaktif terutama di rumah sakit, maka perlu dirancang suatu sistem keamanan yang handal, salah satunya adalah sistem keamanan berbasis sensor RFID (Radio Frequency Identification) dan android. Perangkat berbasiskan android sedang banyak diminati oleh pengguna dan pengembang aplikasi karena android menyediakan platform open source gratis bagi para penggunanya untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri. Android juga digunakan pada banyak smartphone. Smartphone dilengkapi dengan perangkat komunikasi, memori penyimpan yang cukup besar, dan berbagai aplikasi serta sensor. RFID merupakan teknologi nirkabel yang telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk sistem keamanan. Sistem kemanan yang berbasis RFID jika dirancang dengan baik bisa memenuhi 5 fungsi utama dari sistem proteksi fisik zat radioaktif, yaitu : menangkal (deter), mendeteksi (detect), menilai (assess), menunda (delay) dan. merespon (response). RFID memiliki berbagai kelebihan di antaranya adalah jangkauan baca dari RFID yang bisa mencapai puluhan meter, portbale, murah, dan dapat digunakan dalam kondisi yang ekstrim (radioaktivitas tinggi), sehingga penulis memutuskan untuk menggunakannya dalam perancangan sistem deteksi pencurian zat radioaktif. I.2. Tujuan Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Merancang sistem deteksi pendurian zat radioaktif yang handal guna mencegah tindak pencurian atau kehilangan zat radioaktif. 2. Membuat prototype sistem deteksi pencurian zat radioaktif.
3 I.3. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini yaitu : 1. Bagi penulis, penelitian tugas akhir ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan keilmuan serta mengimplementasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan, terutama dalam bidang keamanan zat radioaktif. 2. Bagi masyarakat dan pengguna zat radioaktif, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi mereka yang memanfaatkan zat radioaktif. Juga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem keamanan bagi pihak pihak yang membutuhkan suatu sistem proteksi fisik zat radioaktif. 3. Bagi institusi, hasil penelitian tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperkaya khazanah keilmuan di Jurusan Teknik Fisik Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. I.4. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan topik penelitian yang berupa tujuan dan batasan masalah sehingga dapat dirancang sistem yang bekerja dengan handal. 2. Melakukan kajian dan pembelajaran yang mendukung penelitian ini dengan studi literatur. 3. Melakukan perancangan rangkaian sensor yang digunakan untuk melakukan pengukuran. 4. Merancang algoritma program yang dibutuhkan untuk menjalankan rangkaian agar dapat bekerja secara utuh untuk memperoleh hasil yang diinginkan. 5. Merancang algoritma program android sebagai User Interface dari sistem yang dibuat. 6. Melakukan perancangan untuk pengujian alat.
4 7. Melakukan pengujian alat dan dilakukan pengamatan serta analisis data yang dihasilkan dalam pengujian agar diperoleh perbandingan dengan data yang diinginkan. 8. Menyusun hasil penelitian dalam bentuk skripsi. I.5. Tujuan Bab mengenai pendahuluan diawali dengan pemaparan tentang latar belakang penelititan, tujuan penelititan, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. Studi pustaka berisi pembahasan dan pemaparan hasil yang pernah dilakukan sebelumnya maupun konsep pemrograman yang berkaitan dengan penelitian ini. Dasar teori berisi pemahaman dasar yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu pada bab ini berisi pemaparan dan penjelasan komponen-komponen utama yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah langkah penelitian dituangkan ke dalam bab pelaksanaan penelitian. Bab ini berisi tentang bagaimana tahapan penelitian dari awal hingga akhir. Dalam bab ini juga berisi pemaparan dan penjelasan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini. Bab hasil dan pembahasan berisi pemaparan dan penjelasan mengenai pengujian unjuk kerja alat dan aplikasi yang telah dibuat. Pengujian dilakukan sesuai yang dipaparkan pada bab pelaksanaan penelitian. Kesimpulan dari hasi penelitian yang mencakup pengujian serta analisis dari alat dan aplikasi yang telah dibuat dimasukkan ke dalam bab kesimpulan dan saran. Bab ini juga berisi saran bagi penelitian selanjutnya agar kedepannya sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan perancangan yang lebih baik.
BAB II STUDI PUSTAKA Meningkatnya tindak terorisme akhir-akhir ini mendorong masyarakat dunia mepertimbangkan kembali upaya proteksi fisik terhadap zat radioaktif dan instalasi nuklir selama pengakutan, pemanfaatan dan penyimpanan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai badan dunia yang bergerak di bidang tenaga nuklir merespon kekhawatiran masyarakat dunia dengan menerbitkan serangkaian pedoman dan peraturan untuk memastikan keamanan pemanfaatan zat radioaktif. Keberadaan instalasi nuklir di Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk mengadaptasi peraturan internasional tersebut dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. Pengaturan rencana proteksi fisik instalasi nuklir dan persyaratan proteksi fisik di Indonesia mengacu pada Peraturan Kepala BAPETEN No.1 tahun 2009 [1]. Belum ada data dan fakta yang menunjukkan kejadian peyalahgunaan zat radioaktif di Indonesia, sehingga potensi ancaman nasional pemanfaatan zat radioaktif ditentukan dari hasil analisis aksi fundamentalisme regional dan nasional berupa aksi terorisme. Sejak tahun 2000 hingga tahun 2009 telah terjadi 6 aksi pengeboman yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Berdasarkan peritimbangan potensi yang dimiliki teroris untuk menggunakan zat radioaktif sebagai dirty bom, maka aksi terorisme yang terjadi di Indonesia ditetapkan sebagai basis dugaan ancaman [2]. Teknologi pemrograman telah mengalami perkembangan yang signifikan, terlebih setelah sistem operasi android pada telpon seluler memungkinkan penggunanya mengembangkan aplikasinya sendiri. Beberapa pihak telah mengembangkan sistem keamanan berbasis andorid. Wahyu pada tahun 2012 mengembangkan rancangan sistem keamanan menggunakan webcam berbasis android [3]. Agus pada tahun 2014 merancang dan membuat sistem kemanan keandaraan berbasis GPS dan dapat ditampilkan pad smartphone android[4]. Pada tahun 2011, Mardiyono telah mengembangkan rancangan sistem pendeteksi pencurian buku di perpustakaan berbasis RFID yang dilengkapi