MENTEHI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.04/2010 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK

MENTERI KEUANGAN, SALINANN TENTANG. telah diubah PERATURAN BAB I. Pasal 1

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk.

, DJBC PMK-160/PMK.04/2010. Subdit Nilai Pabean

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS PE RATURAN MENTER!

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-21/BC/1997 TENTANG PERSETUJUAN PEMBERITAHUAN NILAI PABEAN SEBELUM PENGAJUAN PIB

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 40/BC/2010 TENTANG DATABASE NILAI PABEAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

SOSIALISASI PMK 34/PMK.04/2016 tentang Perubahan atas PMK 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-19/BC/2016 TENTANG DATABASE NILAI PABEAN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENT ANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTEHI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2009 TENTANG

TATA CARA PENELITIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI TERHADAP HARGA BARANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122/PMK. 04/2011 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.04/2016 TENT ANG REGISTRASI KEPABEANAN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

TATA CARA PENELITIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI TERHADAP HARGA BARANG

MENTERIKEUANGAN REPUBUK!NDONESJA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106/PMK.04/2007 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI ATAS IMPOR KEMBALI BARANG YANG TELAH DIEKSPOR

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER!

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 38/BC/2010 TENTANG MEKANISME KONSULTASI NILAI PABEAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PMK.010/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESlA SALINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 65/PMK.04/2007 TENTANG PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167/PMK.04/2015 TENT ANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INQONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 /PMK.04/2017 TENT ANG TIDAK DIPUNGUT CUKAI

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/PMK. 011/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171/PMK.03/2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG NILAI TUKAR MATA UANG YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN BEA MASUK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2013 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENT ANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 241/PMK.04/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 241/PMK.04/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.04/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK. 04/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.04/2014 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

-2- kepolisian, termasuk suku cadang, serta barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang yang dipergunakan bagi keperluan pertahanan d

MENTEHIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERA TU RAN MENTE RI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.04/2007 TENTANG PEMERIKSAAN PABEAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, dan dalam rangka memberikan pelayanan kep

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.04/2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 51/PMK.011/2010

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN YANG AKAN DIRAKIT MENJADI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK TUJUAN EKSPOR MENTERI KEUANGAN,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

2017, No Nation Asia Pacific Economic Cooperation Environmental Goods; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, h

NILAI PABEAN DAN DEKLARASI INISIATIF

Jumlah Barang Pcs. Negara Asal : China berdasarkan penetapan nilai pabean dengan menggunakan data Metode nilai transaksi barang serupa.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negar

2017, No dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pe

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/PMK.011/2014 TENTANG

MENTEHI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

MENTER!KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Transkripsi:

MENTEHI KEUANGAN REPUBLIK INONESIA SALINAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INONESIA NOMOR 62/PMK. 04/2018 TENTANG PERUBAHAN KEUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160/PMK.04/20 10 TENTANG NILA!?ABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASU:K ENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA 3:SA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INONESIA, Menimbang a. bahwa ketentuan mengenai nilai pabean untuk penghitungan bea masuk telah diatur dalan1 Peraturan Menteri Keuangan No1nor 160/PMK.04/20 10 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/20 16 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/20 10 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk; b. bahwa untuk lebih n1emberikan kepastian hukum atas hasil penelitian dan penetapan tarif dan nilai pabean oleh pej a bat bea dan cukai, serta hasil pelaksanaan penelitian ulang terhadap tarif dan nilai pabean oleh irektur Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat yang ditunjuk, baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis, perlu melakukan penyempumaan terhadap ketentuan mengenai nilai pabean untuk penghitungan bea masuk sebagaimana dimaksud dalan1 huruf a;

- 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (7) Undang Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pen:bahan atas Undang Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/20 10 tent ng Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk; Mengingat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 433) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/20 10 tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 16 Nomor 364); Menetapkan MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEUA ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 160/ PMK.04/20 10 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/ 2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk (Berita Negar Republik Indonesia Tahun 20 10 Nomor 433) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/ PMK.04/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 364), diubah sebagai berikut: f I

- 3-1. Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 18 diubah, sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut: Pasal 18 ( 1) Metode pengulangan (f allback) se bagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) dilakukan dengan cara mengulang kembali prinsip dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9 sampai dengan Pasal 17. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan tata cara yang wajar dan konsisten, yang diterapkan secara fleksibel dan berdasarkan data yang tersedia di dalam aerah Pabean dengan pembatasan tertentu. (3) Penggunaan metode pengulangan (fallback) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/ PMK.04/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk. 2. Ketentuan ayat (3), ayat (3a), dan ayat (3b) Pasal 22 diubah, dan di antara ayat (3b) dan ayat (4) disisipkan 1 ( satu) ayat yakni ayat (3c), sehingga Pasal 22 berbunyi sebagai berikut: Pasal 22 (1) alam rangka menentukan nilai pabean untuk penghitungan bea masuk, Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian terhadap nilai pabean yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor dan semua dokumen yang menjadi lampirannya. t;

- 4 - (2) Penelitian nilai pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. mengidentifikasi apakah barang impor yang bersangkutan merupakan objek suatu transaksi jual-beli; b. meneliti persyaratan nilai transaksi untuk dapat diterima sebagai nilai pabean; c. meneliti unsur biaya-biaya dan/ atau nilai yang seharusnya ditambahkan/tidak termasuk dalam nilai transaksi; d. meneliti hasil pemeriksaan fisik, untuk barangbarang yang dilakukan pemeriksaan fisik; dan e. menguji kewajaran pemberitahuan nilai pabean yang tercantum pada pemberitahuan pabean 1mpor. (3) Penelitian nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilakukan terhadap pemberitahuan pabean 1mpor yang diajukan oleh: a. Importir Mitra Utama (MITA) Kepabeanan; b. Importir Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator); c. Importir produsen dengan kategori risiko rendah; d. Importir yang mendapatkan fasilitas dari Badan Koordinasi Penanaman Modal; e. lmportir yang mendapatkan fasilitas KITE Pembebasan; f. Importir yang mendapatkan fasilitas pembebasan dari irektorat J enderal Bea dan Cukai; a tau g. Instansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah aerah yang mengimpor secara langsung. t I

- 5 - (3a) Penelitian nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilakukan terhadap pemberitahuan pabean impor yang diajukan oleh Importir dan Instansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah aerah sebagainana dimaksud pada ayat (3), apabila terdapat informasi dan petunjuk yang dapat dipertanggungjawabkan dari unit pada irektorat J enderal Bea dan Cukai dan instansi di luar irektorat Jenderal Bea dan Cukai. (3b) alam hal pada pembe itahuan pabean 1mpor beserta dokumen yang menja.di lampirannya yang disampaikan oleh Importir dan Instansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah ::Jaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdapat Bukti Nyata atau ata yang Objektif dan Terukur yang mengakibatkan perbedaan pembayaran bea masuk, Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dan penetapan nilai pabean. (3c) irektur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk melakukan penelitia:i nilai pabean melalui penelitian ulang atau audit kepabeanan dengan mempertimbangkan manajemen risiko terhadap pemberitahuan pabean impor yang disampaikan oleh Importir dan lnstansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah aerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (4) Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian nilai pabean terhadap importasi yang dilakukan oleh Importir, dan Instansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah aerah sebagai:o.ana dimaksud pada ayat (3) dalam hal: a. barang ekspor yang diimpor kembali (barang reimpor); b. barang impor terkena pemeriksaan acak; atau c. barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah. t I

- 6 - (5) alam hal hasil pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d tidak dapat digunakan untuk melakukan penelitian nilai pabean, maka Pejabat Bea dan Cukai dapat mengembalikan hasil pemeriksaan fisik tersebut kepada pemeriksa barang untuk dilengkapi sehingga dapat menunjukkan jenis, spesifikasi, satuan, dan jumlah barang dengan jelas. 3. Ketentuan ayat (1) Pasal 24 diubah, sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut: Pasal 24 (1) alam rangka penelitian nilai pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf e, Pejabat Bea dan Cukai menggunakan atabase Nilai Pa bean. (2) atabase Nilai Pabean sebag2.imana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. atabase Nilai Pabean I; dan b. atabase Nilai Pabean II. (3) Sumber data untuk atabase Nilai Pabean I adalah: a. atabase Nilai Pabean II; b. pemberitahuan pabean 1mpor yang telah ditentukan nilai pabeannya berdasarkan nilai transaksi; c. data pada laporan hasil audit yang nilai pabeannya ditentukan berdasarkan nilai transaksi; d. data pada surat keputusan keberatan yang nilai pabeannya ditentukan berdasarkan nilai transaksi; dan/ atau e. katalog, brosur, atau informasi lainnya yang berasal dari dalam dar:. luar aerah Pabean yang telah dilakukan proses penghitungan kembali. t;

- 7 - (4) Sumber data untuk atabase Nilai Pabean II adalah pemberitahuan pabean impor yang nilai pabeannya ditentukan berdasarkan nilai transaksi dengan tanggal Bill of Lading (B/ L) atau Air Way Bill (AWB) nya paling lama 60 (enam puluh) hari sebelum penyusunan atabase Nilai Pabean II. 4. Ketentuan ayat (3) huruf b Pasal 26 diubah, sehingga Pasal 26 berbunyi sebagai berikut: Pasal 26 (1) Pengujian kewajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf e dilakukan dengan cara membandingkan nilai barang yang diberitahukan pada pemberitahuan pabean impor dengan nilai Barang ldentik pada atabase Nilai Pabean I. (2) Nilai pabean yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor dikategorikan: a. wajar, apabila hasil Pengujian Kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean yang diberi tahukan: 1. lebih rendah dibawah 5% (lima persen); 2. lebih rendah sebesar 5% (lima persen); 3. sama; atau 4. le bih besar, dari nilai Barang Identik pada atabase Nilai Pabean I. b. tidak wajar, apabila hasil Pengujian Kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean yang diberitahukan kedapatan lebih rendah diatas 5% (lima persen) dari nilai Barang Identik pada atabase N ilai Pa bean I. r;

- 8 - (3) alam hal berdasarkan hasil uji kewajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdapat: a. nilai pabean wajar dan memenuhi ketentuan mengenai hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), Pejabat Bea dan Cukai men en tl:.kan nilai pa bean berdasarkan nilai transaksi barang yang bersangkutan; atau b. nilai pabean tidak wajar, Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian lebih mendalam dengan menerbitkan INP untuk: 1. Importir kategori risiko rendah; 2. Importir kategori risiko sedang; 3. Importir kategori risiko tinggi; 4. Importir kategori risiko sangat tinggi; a tau 5. Importir dan Instansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah aerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3a). 5. Ketentuan ayat (3) huruf b Pasal 27 diubah, sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut: Pasal 27 ( 1) alam hal tidak ditemukan data pembanding nilai Barang Identik dalam atabase Nilai Pabean I, Pejabat Bea dan Cukai melakukan Pengujian Kewajaran dengan data perr:banding nilai Barang Identik pada atabase Nilai Pa.bean II. (2) Nilai pa bean yang d:beritahukan dalam pemberitahuan pabean impor d.ikategorikan: a. wajar, apabila hasil Pengujian Kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean yang diberitahukan: 1. sama; atau 2. lebih besar, dari nilai Barang Identik pada atabase Nilai Pabean II. r;

- 9 - b. tidak wajar, apabila hasil Pengujian Kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean yang diberitahukan kedapatan lebih rendah dari nilai Barang Identik pada atabase Nilai Pabean II. (3) alan1 hal berdasarkan hasil uji kewajaran, terdapat; a. nilai pabean wajar dan memenuhi ketentuan mengenai hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), Pejabat Bea dan Cukai menentukan nilai pa bean berdasarkan nilai transaksi barang yang bersangkutan; atau b. nilai pabean tidak wajar atau tidak ditemukan data pembanding, Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian lebih mendalan1 dengan menerbitkan INP untuk: 1. Importir kategori risiko rend3:h; 2. Importir kateg01i risiko sedang; 3. In1portir kategori risiko tinggi; 4. Importir kategori risiko sangat tinggi; atau 5. Importir dan Instansi Pen1erintah Pusat atau Pemerintah aerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3a). 6. Ketentuan ayat (1), ayat (6) dan ayat (7) Pasal 28 diubah, sehingga Pasal 28 berbunyi sebagai berikut: Pasal 28 (1) Pejabat Bea dan Cukai menerbitkan dan inengirimkan INP sebagaimana dilnaksud dalan1 Pasal 26 ayat (3) huruf b dan Pasal 27 ayat (3) huruf b kepada Importir, melalui media elektronik atau dengan cara pengiriman lainnya. (2) Atas penerbitan INP oleh Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), In1portir harus:

. - 10 - a. inenyerahkan NP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari ke1ja setelah diterbitkan INP; dan b. inenyerahkan semua informasi, doku1nen, dan/atau pemyataan yang diperlukan dalam rangka penentuan nilai pabean. (3) Importir dapat menyampaikan NP dan dokumen pendukung tanpa diterbitkannya INP oleh Pejabat Bea dan Cukai, yang diserahkan bersa1na-saina pada saat penyampaian hardcopy pemberitahuan pabean impor. ( 4) ihapus. (5) alain hal llnportir tidak memenuhi pern1intaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sehingga nilai transaksi tidak dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya, Pejabat Bea dan Cukai menetapkan nilai pabean berdasarkan nilai trans ksi Barang Identik san1pai dengan metode pengulangan (f allback) yang diterapkan sesuai hi.erarkipenggunaannya. (5a) alam hal hasil penelitian terhadap NP, inforn1asi, dokumen, dan/atau pernyataan yang diserahkan oleh Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menunjukkan bahwa nilai transaksi dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya, Pejabat Bea dan Cukai menentukan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang yang bersangkutan. (5b) alam hal hasil penelitian terhadap NP, informasi, dokumen, dan/atau pernyataan yang diserahkan oleh Importir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menunjukkan bahwa nilai transaksi tidak dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya, Pejabat Bea dan Cukai: a. menetapkan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi Barang Identik sampai dengan metode pengulangan (fallback) yang diterapkan sesuai hierarki penggunaannya; atau t I

- 11 - b. melakukan Konsultasi kepada Importir yang bersangkutan atau kuasanya. (6) Format INP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan format yang tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK. 04/2010 tenta:ig Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/ 20 10 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk. (7) Format NP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menggunakan format tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 7. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) diubah, serta ditambahkan 1 ( satu) ayat yakni ayat ( 4), sehingga Pasal 29 berbunyi sebagai berikut: Pasal 29 ( 1) Pejabat Bea dan Cukai dapat menetapkan nilai pabean barang impor untuk penghitungan bea masuk sebelum penyerahan pemberitahuan pabean impor atau dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemberitahuan pabean impor. (2) Penetapan sebelum penyerahan pemberitahuan pabean impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan terhadap importasi tertentu secara official assessment seperti impor sementara, barang penumpang dan barang kiriman.

- 12 - (3) Penetapan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemberitahuan pabean irr:por sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk tertulis hanya dalam hal nilai pabean yang diberitahukan berbeda dengan nilai pabean barang yang sebenarnya sehingga: a. bea masuk kurang dibayar dalam hal nilai pabean yang ditetapkan lebih tinggi; atau b. bea masuk lebih dibayar dalam hal nilai pabean yang ditetapkan lebih rendah. (4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Bea dan Cukai tidak menerbitkan penetapan dalam bentuk tertulis, terhadap nilai pabean yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor diterima dan dianggap telah dilakukan penetapan oleh Pejabat Bea dan Cukai. 8. Ketentuan ayat (3) Pasal 30 diubah, sehingga Pasal 30 berbunyi sebagai berikut: Pasal 30 ( 1) irektur J enderal dapat melakukan penetapan kembali nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal pemberitahuan i:;abean impor. (2) alam rangka penetapan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1), dilakukan penelitian u:ang atau pelaksanaan audit kepabeanan mengenai nilai pa bean.

- 13 - (3) alam hal berdasarkan hasil penelitian ulang atau pelaksanaan audit kepabeanan mengenai nilai pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditemukan nilai pabean yang berbeda dengan nilai pabean hasil penetapan Pejabat Bea dan Cukai dan mengakibatkan kekurangan dan/ atau kelebihan pembayaran bea masuk yang disebabkan oleh kesalahan pemberitahuan nilai pabean, penetapan kembali nilai pabean oleh irektur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada Im portir. 9. Ketentuan ayat ( 1} Pasal 32 diubah, sehingga Pasal 32 berbunyi sebagai berikut: Pasal 32 (1) alam melakukan penetapan nilai pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3), Pejabat Bea dan Cukai harus mengisi Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai Pabean. (2) Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan kertas kerja penetapan nilai pabean yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai. 10. Ketentuan Pasal 35A diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 35A (1) Tata cara penelitian ulang sebagaimana dirriaksud dalam Pasal 22 ayat (3b} dan Pasal 30 ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penelitian ulang. I

- 14 - (2) Tata cara audit kepabeanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3b) dan Pasal 30 ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai audit kepabeanan. 11. Lampiran x Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160 /PMK.04/2010 ten tang Nilai Pa bean untuk Penghitungan Bea Masuk sebagaimana tel ah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/2016 tentang Perubc..han atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/ PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Masuk diubah, sehingga menjadi tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

- 15 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. itetapkan di Jakarta pada tanggal 6 J uni 2018 MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INONESIA, ttd. SRI MULYANI INRAWATI iundangkan di Jakarta pada tanggal 21 J uni 2018 IREKTUR JENERAL PERATURAN PERUNANG-UNANGAN KEMENTERIAN HUKUM AN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INONESIA, ttd. WIOO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INONESIA TAHUN 2018 NOMOR 777 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum u.b.

- 16 - LAMPI RAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INONESIA NOMOR 62/PMK.04/2018 TENTANG PERUBAHAN KEUA ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 160/PMK.04/20 10 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK BENTUK AN TATA CARA PENGISIAN EKLARASI NILAI PABEAN (NP) I. BENTUK EKLARASI NILAI.PABEAN (NP) EKLARASI NIIAI PABEAN (NP) ama Pembeli Alam at ama Penjual.Alam at ama Importir Alam at ama Pemberitahu.Alam at o. Aju open Tanggal J enis Baran g /\. Objek Penjualan ke dalam aerah Pabea1i Apakah barang imp or Saudara merupakan o bjek suatu penjualan ke dalam aerah Pabean YA TI.AK B. Persyaratan ilai Transaksi 1. Apakah terdapat persyaratan/pertimbangan atas pembelian barang impor Saudara yang mempengan1hi harga barang impor tersebut, sehingga mengakibatkan harga baran g tidak dapat ditentukan? 2. Apakah terdapat kehan1san Saudara mengirim proceeds atas transaksi jual beli barang imper Saudara kepada penjual? Apabila jawaban Saudara YA, proceeds hams dicamumka:1 pada hun1f.6 3. Apakah antara Saudara dengan penjual saling berhubungan? a. apabila ja\.vaban Saudara YA, apakah hubungan tersebut mempengan1hi harga barang impor Saudara? b. apabila hubungan tersebut TIAK mempengan1hi harga, lampirkan Tust value pada P ini. 4. Apakah terdapat pembatasan atas pemakaian atau pemanfaatan barang impor yang: a. tidak diatur oleh peraturan perundang-undangat: yang berla.ku di aerah Pabean; b. tidak membatasi \Vilayah geografis tempat penjualan kembali barang impor Saudara; clan/ atau c. mempengan1hi harga barang 1mpor Saudara secara substansial..

- 17 - C. Harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar; 1. 2. Harga yang tercantum dalam invofr:e Pembayaran tidak langsi.mg. Biaya-biaya yang ditambahkan pada harga yang sebenarnya atau yang sehamsnya dibayar sepanjang biaya-biaya tersebut belum tennasuk dalam harga }7ang sebenan1ya atau yang sehan1snya dibayar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Komisi dan jas perantara, kecuali komisi pembe1ian Biaya pengemasan Biaya pengepakan ilai bantuan (assist) Royalty dan biaya lisensi Proceeds Biaya Transportasi Biaya pemuatan, pembongkaran clan penanganan (handl.ing charges) berkaitan clengan pengangh. utan barang impor yang belum termasuk dalam biaya transportasi Asurans:i Jumlah C clan E. Biaya-b:iaya yang dikurangkan dari harga yang sebenarnya atan yang seharusnya dibayar sepanjang biaya tersebut tennasuk dalam harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar. 1. 2. 3. 4. Biaya pengangkutan clan/ atau asuransi setelah pengimporan Biaya konstnlks:i, pe1nbangi.u1an, perakitan, perawatan atau bantuan tekni:s setelah pengimporan Biaya lainnya setelah pengimporan Bea 1\:Iasuk, cuka:i clan pajak dalam rangka impor Jumlah E ilai Transaksi, jumlah C ditambah dikurangi E F. Apakah transaksi ini men1pakan pengulangan transaksi yang pernah. dilakukan sebelumnya atas barang dan terhadap suppl.ieryang sama? G. okumen penduki.u1gja\.vaba11 A, B, C,, Edan F x y.;.- (di:isi :importir dengru1 memberi tanda-.,.' jika ada) (divalidas:i Pejabat dengan memberi tanda < jika ada) Inuoice I!===-:::: Packing l.ist I ===::: Kontrak Penjualan (Sales Contract) I === Purchase Order/ Confinn ation Order L/C Rekening Koran yang terka:it dengan transaksi tersebut I ===!=I ==I la.... f I

- 18 - Rekening Koran yang terdapat pelunasan transaksi se belumnya Buk'Li Transfer Bulni hutang kepada supplier dalam hal barang belum jatuh tempo Buk.ti negosiasi harga Bukti pembayaran atas barang yang sama pada sup?lier - yang sruna untuk transaksi sebelumnya Sales Contract umuk transaki yang telah lalu ata:s ha.rang yang sama Perjanjian penunjukan a.gen penjualan/pembelian/broker Konrnak pembuatan pengemasan clan/ atau pengepakan Konrnak pembuatan barang :impor dengan material yang dipasok oleh pembeli dar i aerah Pabean atau dari luar aerah Pabean (assist) BB Perjanjian pembayaran royalty atau l:isensi Bukti bayar ongkos anglrnt dalam FOB/ exwork/... Perjanjian pembayaran proceeds Kontrak pengangkutan Kontrak asuransi Laporan hasil audit kepabeanan 2 (dua) tahun terakhir okumen pembayaran transaksi lainnya yang berkaitan de1 gan barang impo1 yang bersangkutan antara lain: okumen-dokumen lain: Perjanjian/ agreement/kontrak maupl.m bukti pembayaran atas biaya-biaya yang dikurangkan pada harga yang sebenarnya atau yang sehan1snya dibayar, antara lain: Test \1all.1e:.............................................................................. ok:l.1111e11 laiiu1}"a:....... I

- 19 - engan ditandatangani dan cliajukannya eklarasi :"1ilai Pabean (:"1P), importir atau 1..t.1asanya bertanggung jawab atas kebenaran clan kelengkapan clari informasi yang disampaikan pada dokumen termasi:tk seluruh lampiran yang disertakan dan dokrnnen pendukungnya. Impon:ir atau kuasanya juga bertanggung jawab untuk menyediakan infor masi tambahan clan/atau dokumen tarnbahan yang diperlukan dalam rangka penetapan nilai pabean. te1npat clan tanggal tandatangan pembeli dan cap pen1sahaan Cata tan hunif C, dan E dalam valuta asing II. Tata Cara pengisian eklarasi Nilai Pabean (NP) nama dan alamat pembeli diisi nama dan alamat pembeli nama dan alamat penjual diisi nama dan alamat penjual nama dan alamat Importir diisi nama dan alamat Importir nama dan alamat pemberitahu diisi nama dan alamat pemberitahu/importir /Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan nomor pendaftaran dan tanggal pemberitahuan pabean impor diisi nomor pendaftaran dan tanggal pemberitahuan pabean impor jenis barang iuraikan secara garis besar jenis barang sebagaimana diberitahukan dalam dokumen impor. :1.. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INONESIA, ttd. SRI MULYANI INRAWATI I