BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2009):

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

III. METODE PENELITIAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

MENDETEKSI REMBESAN LIMBAH SEPTIC TANK DI DALAM TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

ANALISA PENCEMARAN AIR TANAH BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH MUARA FAJAR KECAMATAN RUMBAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

NILAI RESISTIVITAS DENGAN VARIASI JARAK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GUNUNG KUPANG BANJARBARU

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACK... iv. KATA PENGANTAR...

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan emas tanpa izin (PETI) kerap terjadi di Indonesia. Pada awal tahun 2008 tercatat ada sekitar 480 PETI yang tersebar di daerah - daerah yang berpotensi terdapat mineral emas (Aflah dan Mulkas), salah satunya di daerah Desa Prabu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Adanya ketersediaan batuan yang mengandung mineral emas di Desa Prabu menyebabkan maraknya masyarakat setempat untuk melakukan penambangan emas secara tradisional. Penambangan emas secara tradisional merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tercemarnya lingkungan oleh logam berat. Hal ini dikarenakan pada proses pengolahan digunakan zat-zat yang berbahaya seperti merkuri dan sianida untuk memisahkan emas dari endapan sedimen (lumpur, pasir dan air) (Oktaria, 2015). Metode pemisahan emas yang sering digunakan dalam pertambangan yaitu metode amalgamasi dan metode sianidasi. Proses pemurnian emas dengan metode amalgamasi menggunakan merkuri (Hg) sebagai bahan pengotornya dan hasil ekstraksi emas dengan metode ini mencapai 40% sedangkan proses pemurnian dengan metode sianidasi dilakukan dengan pembuatan kolam sebagai tempat perendaman untuk memisahkan emas dari endapan sedimennya dan bahan pengotor yang digunakan dalam proses perendaman adalah Natrium Sianida (NaCN). Kelebihan dari metode sianidasi ini memiliki kemurnian emas 80%, sehingga banyak pertambangan yang menggunakan metode sianidasi dari pada metode amalgamasi dalam proses pengolahan mineral emas (Supriyadijaja, 2009). Sianida adalah senyawa kimia yang dapat larut dalam air yang termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) dan merupakan racun pembunuh yang paling ampuh untuk semua jenis makhluk hidup dan dapat mempengaruhi sistem saraf sehingga keberadaannya dalam lingkungan perlu diperhatikan. Sianida (CN) sering digunakan dalam jumlah besar pada 1

pertambangan, percetakan, dan industri kimia. Sebagai akibatnya, industriindustri tersebut menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung sianida. Limbah sianida ini biasanya juga mengandung sejumlah logam berat seperti tembaga, nikel, seng, perak, dan besi (Hidayat, 2016). Berdasarkan pengamatan secara langsung di Desa Prabu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sebagian besar masyarakat melakukan pengolahan emas dengan menggunakan metode sianidasi dan limbah hasil pengolahan emas yang masih mengandung senyawa sianida di buang begitu saja ke parit dan ke pekarangan rumah warga tanpa diolah terlebih dahulu. Dampak negatif akibat dari pembuangan limbah yang langsung ke lingkungan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan tanah akibat rembesan limbah sianida yang dapat meresap dan masuk ke dalam bawah permukaan tanah. Pencemaran lingkungan tanah oleh limbah dapat diketahui berdasarkan perubahan nilai resistivitasnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, menunjukkan bahwa limbah sianida memiliki sifat konduktivitas yang tinggi sehingga nilai resistivitasnya rendah. Berdasarkan sifat inilah dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui arah rembesan limbah sianida di tempat penelitian dengan memanfaatkan nilai resistivitasnya. Nilai resistivitas bawah permukaan tanah dapat diketahui dengan menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik pada prinsipnya menggunakan konsep perambatan arus listrik pada medium bumi yang heterogen dimana rasio antara perbedaan potensial yang terukur dan besar injeksi arus listriknya akan merefleksikan nilai resistivitas berbagai medium di bawah permukaan bumi, dimana kontras resistivitas antara batuan serta kehadiran limbah dengan analisis yang akurat dapat diidentifikasi, sehingga arah rembesan limbah tersebut dapat dipetakan. Metode geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, di antaranya konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Dipole-dipole, konfigurasi Misse-a-la-Masse dan konfigurasi Wenner. Konfigurasi Wenner memiliki spasi susunan elektroda yang sama sehingga menyebabkan akurasi pengukuran konfigurasi ini lebih tinggi 2

dibandingkan dengan konfigurasi lain seperti konfigurasi Dipol-Dipol dan konfigurasi Schlumberger. Akurasi pengukuran yang tinggi dapat memberikan gambaran pencemaran bawah permukaan dengan error yang rendah (Haryono, 2015). Konfigurasi ini juga dapat menampilkan dengan jelas penampang bawah permukaan secara horisontal, vertikal, maupun sebarannya. Sehingga konfigurasi ini akan memberikan hasil yang baik dalam pencarian yang bersifat mapping dan sounding (Roikatul, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Berapakah kedalaman bawah permukaan yang tercemar limbah sianida di Desa Prabu, Kabupaten Lombok Tengah? 2. Bagaimanakah arah sebaran limbah sianida di Desa Prabu, Kabupaten Lombok Tengah? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui kedalaman bawah permukaan yang tercemar limbah sianida di Desa Prabu, Kabupaten Lombok Tengah. 2. Mengetahui arah sebaran limbah sianida di Desa Prabu, Kabupaten Lombok Tengah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi kepada penambang, pemerintah, dan masyarakat yang terkena rembesan limbah sianida agar dapat mengantisipasi dan menanggulangi bahaya limbah sianida tersebut. 3

1.5 Batasan Masalah Pengambilan data lapangan dilakukan di daerah Desa Prabu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dengan luas daerah penelitian 60.000 m 2. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat ketoksikan sianida ditentukan oleh jenis, konsentrasi, dan pengaruhnya terhadap organisme hidup. Sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat jika dihirup dalam konsentrasi tertentu. ASTDR (2006) mencatat bahwa konsentrasi HCN yang fatal bagi manusia jika dihirup selama 10 menit adalah 546 ppm. Beberapa gangguan pada sistem pernapasan, jantung, sistem pencernaan dan sistem peredaran darah yang berhubungan dengan sianida pada manusia dalam konsentrasi tertentu telah terdeteksi. Selain itu, sistem saraf juga menjadi sasaran utama sianida. Kandungan HCN dalam konsentrasi tinggi dapat menstimulasi sistem saraf pusat yang kemudian diikuti oleh depresi, kejang-kejang, lumpuh dan kematian (Pitoi, 2015). Menurut Polli dan Sonya (2002) adanya kegiatan penambangan emas baik yang bersifat tradisional maupun modern dapat mengakibatkan pencemaran air akibat adanya merkuri dan sianida sehingga dapat menurunkan kualitas air daerah aliran sungai. Sianida yang terkenal sebagai senyawa beracun dapat terakumulasi pada ikan terutama pada organ hati dan perut yang terdapat dalam air sebagai HCN. Konsentrasi sianida tertinggi terdapat pada hati dan perut ikan sebesar 2,770 mg/l. Terakumulasinya sianida dalam rantai makanan bila sampai kepada manusia dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati. Penelitian tentang identifikasi limbah cair pernah dilakukan oleh Suhendra (2006). Penelitian ini meninjau karakteristik limbah cair dari segi resistivitasnya. Berdasarkan penampang geolistrik tahanan jenis terlihat adanya polutan limbah cair yang ditunjukkan dengan nilai tahanan jenis yang rendah, ini dikarenakan limbah bersifat konduktif. Hal ini disebabkan oleh zat-zat yang terkandung dalam limbah tersebut. Umummnya limbah mengandung barbagai jenis logam berat yang bersifat konduktif. Menurut Assa diyah dkk. (2014), peningkatan konsentrasi larutan NaCN akan meningkatkan kadar emas (Au) yang terlarut pada proses sianidasi sampai konsentrasi NaCN 55%. Konsentrasi yang lebih besar dari nilai 5

tersebut menunjukkan peningkatan kadar emas sudah saturasi. Karakterisasi sifat listrik menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan NaCN maka larutan elektrolit (Emas-Sianida) yang dihasilkan akan semakin kuat (strong electrolyt) sehingga semakin tinggi konduktivitasnya. Identifikasi rembesan limbah pertambangan emas dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger telah dilakukan oleh Hendrawati (2013). Proses interpretasi data dilakukan dengan membaca dan mengevaluasi penampang berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dalam pengukuran skala laboratorium, informasi geologi, serta literatur dari penelitian terdahulu. Nilai resistivitas limbah merkuri yang terendap pada material soil berkisar antara 53,3-55,3 Ωm dan sedangankan nilai resistivitas untuk material soil belum tercemar berkisar antara 76,8 Ωm sampai dengan 81,4 Ωm untuk pengukuran skala laboratorium. Berdasarkan hasil pemodelan 3D pada gambar 2.1, pada lokasi pertama limbah merkuri terakumulasi pada kedalaman 7,45 m dan pada lokasi kedua terlihat pada kedalaman 6,74 m. (a) (b) Gambar 2.1 (a) Pemodelan secara Umum Lokasi Pertama (b) Pemodelan secara Umum Lokasi Kedua (Hendrawati,2013). Penggunaan metode geolistrik resistivitas dalam mengidentifikasi rembesan limbah pertambangan emas tanpa izin pernah dilakukan oleh Aflah dan Mulkal (2015), dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software Res2dinv diperoleh pada lintasan 1 dengan bentuk penampang seperti pada gambar 2.2 dapat diinterpretasikan secara keseluruhan merupakan daerah aluvium yang dominan terdiri dari lempung yang ditunjukkan oleh nilai resistivitas 1-100 6

Ωm. Adapun nilai resistivitas yang lebih tinggi yaitu 100-250 Ωm pada jarak 0-16 m merupakan lempung merah kering. Sedangkan untuk nilai resistivitas yang rendah ( konduktif ) berkisar dari 2 5 Ωm pada jarak 22-28 m, 31-38 m dan 41-55 m pada kedalaman 2-3 m ( digambarkan oleh garis putus-putus ) yang dicitrakan oleh warna biru ini diindikasikan sebagai tanah yang terkontaminasi oleh air dari kolam limbah yang merembes, dikarenakan bagian yang ditandai oleh garis-garis putus ini memiliki nilai resistivitas yang rendah. Gambar 2.2 Penampang resistivitas 2D bawah permukaan pada lintasan 1 (Aflah dan Mulkal, 2015) 7