BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu faktor penentu tercapainya keberhasilan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bidang pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia dilahirkan menjadi makluk sempurna yang memiliki akal fikiran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu faktor penentu tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Peran guru sebagai fasilitator dikembangkan melalui metode-metode pembelajaran. Sedangkan peran guru sebagai motivator adalah membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, memberikan pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa, menciptakan persaingan dan kerja sama dalam proses belajar. Guru ekonomi diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah maupun kondisi siswanya. Pemilihan model pembelajaran yang tepat mendasari guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lebih interaktif, menarik dan menyenangkan. Kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi siswa diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran yaitu dapat dilihat melalui peningkatan hasil belajar siswa. Namun kenyataannya, berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru bidang studi ekonomi di SMA Negeri 1 Serbajadi menunjukkan bahwa nilai ujian harian siswa untuk mata pelajaran ekonomi di kelas X masih rendah, masih banyak nilai siswa yang tidak tuntas dengan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Ekonomi yaitu nilai 75. Hal ini kemungkinan guru kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. 1

2 Guru tidak melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru masih menggunakan metode konvensional yang membuat guru mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan cara berpikir siswa terbatas, akibatnya siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mereka cenderung jenuh dan bosan saat belajar sehingga motivasi dan hasil belajar siswa kurang memuaskan. Selain motivasi dari guru yang rendah motivasi instrinsik siswa juga rendah hal ini terlihat dari sikap siswa yang cenderung kurang tekun dalam menghadapi tugas, cepat putus asa, serta tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Jika motivasi dari guru dan dari dalam diri siswa sudah rendah maka akan mengakibatkan hasil belajar juga rendah. Hal ini dapat dilihat pada nilai ujian harian yang dirata-ratakan pada tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Harian Kelas X-c SMA Negeri I Serbajadi NO Midsemester KKM Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM 1 Ujian Harian I 75 47,2 % 17 orang 52,8 % 19 orang 2 Ujian Harian II 75 41,6 % 15 orang 58,4 % 21 orang Jumlah Siswa 36 orang Sumber : Daftar nilai kelas X-c SMA Negeri I Serbajadi Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata dari kedua hasil ujian mid semester siswa, yang memperoleh nilai di atas KKM hanya 44,4 % sedangkan selebihnya 55,6 % memperoleh nilai di bawah KKM. Dimana KKM yang ditetapkan sekolah adalah 75.

3 Jika keadaan ini terus berlangsung maka kualitas belajar siswa akan semakin buruk dan hasil belajar pun akan rendah. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Examples Non Examples. Menurut Joyce, dkk (2009) model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Bentuk, gambar dan warna yang bervariasi akan membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Proses pembelajaran yang tidak monoton dan menyenangkan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar siswa juga akan meningkat. Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran yang menampilkan gambar-gambar atau contoh-contoh yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Model pembelajaran ini merupakan model yang tepat untuk diterapkan pada materi Pasar Barang dimana dalam penerapan model ini siswa berangkat dari suatu defenisi yang digunakan untuk pemahaman konsep dengan lebih mendalam dan siswa juga diberikan sesuatu yang berlawanan dengan materi untuk mempertimbangkannya pada bagian non examples.

4 Terdapat perbedaan antara metode konvensional dengan model Examples Non Examples dimana siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan peran guru relatif rendah karena hanya memantau dan mengarahkan kelompok siswa dalam kelas. Bila dibanding dengan metode konvensional yang dimana guru sebagai pusat dari proses pembelajaran, dan siswa berperan relatif rendah dalam pembelajaran serta kegitan dalam kelas didominasi oleh guru yang dalam penyampaian materi hanya dengan metode ceramah sehingga interaksi antar siswa akan berkurang dan menyebabkan siswa pasif. Dalam pelaksanaan model pembelajaran Examples Non Examples, dibentuk kelompok-kelompok siswa yang heterogen untuk saling membantu satu dengan yang lain, dalam konteks tugas dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dalam kelompok. Pengelompokkan yang heterogen memungkinkan seluruh siswa akan saling bekerja sama dalam kelompok baik siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah, dalam menyelesaikan tugas kelompok sehingga masing-masing siswa akan termotivasi untuk belajar memecahkan suatu masalah dengan mengeluarkan ide-ide dan pemikiran yang mereka miliki, sehingga akan merangsang siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Penerapan model pembelajaran tipe Examples Non Examples digunakan untuk memotivasi dan melibatkan siswa agar lebih berprestasi dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, bahwa penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar

5 sangat penting diterapkan, untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran 2. Masih rendahnya motivasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi 3. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah ini hanya mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran Examples Non Examples di kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P. 2013/2014. 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar ekonomi siswa pada materi Uang dan Perbankan di kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P. 2013/2014.

6 1.4 Rumusan Masalah ini adalah : Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian 1. Apakah penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P 2013/2014? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P 2013/2014? 1.5 Pemecahan Masalah Suatu masalah dikaji untuk mencari dan menemukan solusi pemecahannya. Maka berdasarkan rumusan masalah di atas, alternatif cara pemecahan masalah ini adalah penulis akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru ekonomi, lalu setelah itu penulis akan menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples dalam penyampaian materi pelajaran dan merancang situasi pembelajaran dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar. Model pembelajaran Examples Non Examples dapat digunakan dalam pembelajaran ekonomi karena dapat merangsang kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga menimbulkan keaktifan siswa dalam kelompok serta membiasakan siswa untuk mempertanggungjawabkan hasil dari setiap pekerjaannya.

7 Dalam model pembelajaran Examples Non Examples, guru terlebih dahulu menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk contoh-contoh kepada siswa supaya materi pembelajaran dapat dipahami sebelum dilakukan pembagian kelompok. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang merupakan gabungan dari jenis kelamin, suku/bangsa, agama dan tingkat kecerdasan. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih akan bekerja sama dan saling membantu dengan siswa yang memiliki kemampuan yang kurang dalam mengerjakan tugas kelompok. Masing-masing kelompok akan bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan baik dalam mencapai keberhasilan kelompoknya. Siswa akan lebih santai dalam proses pembelajaran karena mereka saling bertukar pikiran dengan teman sebayanya. Selain itu siswa juga diajak untuk dapat mengaitkan materi yang mereka diskusikan dengan kehidupan nyata mereka. Dengan demikian, siswa akan lebih cepat dalam memahami pelajaran. Melalui proses yang dialami sendiri dan juga dari diskusi kelompok yang menyenangkan maka siswa juga akan senang sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat dimana dengan meningkatnya motivasi dalam belajar maka hasil belajarnya pun akan meningkat pula. Dari uraian diatas diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P. 2013/2014.

8 1.6 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P. 2013/2014. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ekonomi siswa dengan nenerapkan model pembelajaran Examples Non Examples pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Serbajadi T.P. 2013/2014. 1.7 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran Examples Non Examples untuk dijadikan sebagai bekal pengalaman menjadi calon guru. 2. Sebagai bahan masukan dan sumbangan bagi pihak SMA Negeri 1 Serbajadi dalam rangka perbaikan pembelajaran dan dapat menjadi alternatif model pembelajaran dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 3. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan sebagai bahan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.