I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BABI PENDAHULUAN. digemari karena rasanya yang lezat, kandungan serat yang tinggi dan kandungan

BABI PENDAHULUAN. Pepaya (Carica papaya L) merupakan salah satu komoditas buah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

PEMBUATAN VELVA SAYURAN ( KAJIAN PROPORSI WORTEL, TOMAT, KECAMBAH DAN PENAMBAHAN NA-CMC TERHADAP KUALITAS VELVA SAYURAN )

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan

KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU SKIM DALAM PEMBUATAN ES KRIM

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

Gambar 1. Sorbet Pegagan (Dokumentasi pribadi)

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH KOMBINASI CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU SENSORI VELVA UBI JALAR UNGU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap Mutu Produk Velva Labu Jepang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

KARAKTERISTIK VELVA BUAH MANGGA ENDHOG (Mangifera indica L.) DENGAN PENSTABIL CMC DAN PEKTIN

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET BUAH NAGA (Hylocereus undatus)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

PENDAHULUAN. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2014), sebanyak 40,6%

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

Transkripsi:

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesa Penelitian, serta (1.7) Waktu dan Tempat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Penelitian Buah-buahan Indonesia sangat beraneka ragam seperti mangga, manggis, nanas, pisang, salak dan pepaya. Namun, buah-buahan tropis asal Indonesia masih kalah bersaing di pasar internasional. Dalam perdagangan buah internasional, Indonesia baru dapat memberi kontribusi sekitar 0,07%. Tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia juga masih rendah (sekitar 40 kg/ kapita/ tahun). Sementara standar yang ditetapkan oleh FAO yaitu 60 kg/ kapita/ tahun. Berbeda jauh dengan tingkat konsumsi buah masyarakat Eropa dan Amerika yang telah mencapai 70 kg/ kapita/ tahun. Bahkan, konsumsi buah penduduk Jepang mencapai 95 kg/ kapita/ tahun. Padahal, ketersediaan lahan di negara-negara tersebut sangat terbatas. Dari sekian banyak jenis buah-buahan yang terdapat di Indonesia hanya beberapa saja yang sudah dikenal di pasar internasional diantaranya pisang, pepaya, mangga, manggis, jeruk, dan nanas (Gardjito, 2011). Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman buah tropis asal Meksiko Selatan. Pepaya merupakan sumber nutrisi antioksidan seperti karoten, vitamin C, asam folat, flavonoid, vitamin E, vitamin B, mineral (magnesium dan kalium) dan serat. Antioksidan akan memerangi radikal bebas dalam tubuh 1

menjaga kesehatan sistem kardiovaskular dan memberikan perlindungan terhadap resiko terjadinya kanker usus besar (Budiana, 2013). Indonesia memiliki beberapa varietas pepaya dengan daya jual yang cukup baik dipasaran. Diantaranya adalah pepaya varietas Thailand atau yang lebih dikenal sebagai pepaya Bangkok dan pepaya California yang memiliki kelebihan yaitu pemanenan lebih cepat, menghasikan buah dengan warna yang lebih mengkilap, daging buah tebal, biji sedikit serta rasa yang sangat manis (Kiko, 2014). Buah pepaya mudah didapatkan dan dikenal sebagai buah yang tidak memiliki musim (Gardjito, 2011). Buah pepaya yang kaya gizi sangat mudah rusak. Penanganan yang kurang hati-hati saat panen, pengemasan dan pengangkutan yang kurang tepat akan memperparah jumlah kerusakan buah selama transportasi dari sentra produksi ke tempat pemasaran. Pada saat panen raya terkadang buah tidak dipanen dan dibiarkan membusuk di kebun karena ongkos petik dan angkut lebih besar dibandingkan dengan harga jualnya. Pengolahan buah pepaya menjadi tidak cepat rusak. Berbagai olahan dari buah pepaya antara lain manisan, selai, keripik, atau permen (Ari, 2012). Upaya lain yang bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan daya simpan pepaya adalah dengan mengolahnya menjadi velva pepaya (Carica papaya L.). Velva buah (fruit velva) merupakan salah satu jenis makanan beku pencuci mulut yang terbuat dari olahan puree buah dengan campuran gula dan hidrokoloid (bahan penstabil) yang dibekukan sehingga diperoleh produk dengan tekstur yang halus dan menyerupai es krim. Perbedaan antara fruit velva dengan es krim adalah 2

pada penggunaan lemak susu. Lemak yang terkandung dalam velva hanya berasal dari lemak yang ada pada buah yang digunakan. Fruit velva merupakan salah satu pilihan dalam pengolahan buah-buahan termasuk pepaya. Pektin terkandung dalam seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar, daun, bunga, dan buah. Kandungan pektin terbesar terdapat pada bagian buahnya (Hanum, 2005). Menurut Rukmana (2002), buah pepaya memiliki kandungan pektin yang tinggi, yaitu sekitar 3,15%. Sifat-sifat tekstur fruit velva dipengaruhi oleh jenis dan jumlah hidrokoloid yang digunakan. Jika penggunaan faktor-faktor ini tidak tepat akan dihasilkan fruit velva dengan tekstur yang kasar (Marshall, 2003). Kadar gula dan metode pembekuan yang digunakan dapat berpengaruh terhadap kualitas velva (Sommer, 1947). Berdasarkan pemaparan diatas peneliti ingin mencoba membuat frozen dessert atau makanan penutup dingin dengan bahan dasar pepaya yaitu velva pepaya (Carica papaya L.). 1.2 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah varietas buah pepaya berpengaruh terhadap velva pepaya? 2. Apakah konsentrasi hidrokoloid berpengaruh terhadap velva pepaya? 3. Apakah interaksi varietas pepaya dan konsentrasi hidrokoloid berpengaruh terhadap velva pepaya? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan produk velva pepaya dengan karakteristik terbaik. 3

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh varietas buah pepaya dan konsentrasi hidrokoloid terhadap karakteristik velva pepaya serta untuk mengetahui interaksi varietas pepaya dan konsentasi hidrokoloid terhadap karakteristik velva pepaya. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan referensi pengolahan buah pepaya agar bisa menjadi alternatif kudapan sehat bagi segala usia, meningkatkan pemanfaatan buah pepaya yang melimpah di Indonesia, serta memperpanjang masa simpan buah pepaya. 1.5 Kerangka Pemikiran Menurut Arbuckle (1986), velva merupakan produk sejenis es krim yang terbuat dari puree buah, pemanis, penstabil, dengan atau tanpa penambahan asam, pewarna, penguat aroma, air, dibekukan hingga konsistensinya menyerupai es krim dan diklasifikasikan ke dalam golongan fruit ices. Dalam pembuatan fruit ices ini tidak ada penambahan produk susu atau putih telur. Pada umumnya komposisi terdiri dari 14% pemanis, 2-5% sirup jagung, 0,4% penstabil, 0,25% asam sitrat, dan 1-2% penguat aroma. Campuran tersebut tidak perlu mengalami pasteurisasi jika menggunakan air yang telah diolah sebelumnya. Menurut Food and Drug Administration (2011) CFR 135.160 water ice adalah makanan yang dibuat dari bahan yang sama dan dengan cara yang sama seperti sherbet, campuran water ice tidak perlu dipasteurisasi, dan tidak menggunakan susu atau bahan yang sejenisnya. Fruit velva sebagai salah satu jenis makanan pencuci mulut beku, merupakan produk berkadar lemak rendah. Kadar lemak yang dikandung jauh 4

lebih rendah dari es krim karena tidak menggunakan lemak susu sama sekali. Lemak yang dikandung hanya berasal dari lemak yang ada pada buah yang digunakan. Disamping itu, keunggulan lain dari velva fruit adalah kandungan vitamin C dan serat kasarnya yang tinggi serta harga yang relatif lebih murah (Wibowo, 1992). Menurut Farrow (2012), perbedaan sorbet dengan velva terletak pada penggunaan putih telur yang digunakan. Pada pembuatannnya, sorbet menggunakan putih telur sedangkan velva tidak menggunakan putih telur. Hidrokoloid atau bahan penstabil digunakan untuk mencegah pembentukan kristal-kristal es kasar, membentuk struktur yang lembut, menghasilkan produk yang seragam dan memberikan daya tahan yang lebih baik terhadap proses pencairan serta memudahkan penanganan. Hidrokoloid memiliki kemampuan mengikat air yang tinggi sehingga dapat menghaluskan tekstur, meningkatkan kekentalan, dan tidak berpengaruh pada titik beku (Arbuckle, 1986). Jenis hidrokoloid yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CMC, agaragar, gum arab, dan pektin. Sodium carboxy methyl cellulose atau dikenal dengan CMC, merupakan turunan selulosa yang paling banyak dipakai dalam industri pangan sebagai hidrokoloid untuk mendapatkan mutu produk yang baik, misalnya sebagai bahan penstabil dalam pembuatan ice cream (Winarno, 1997). Menurut Arbuckle (1986), CMC mempunyai kelebihan yaitu tidak memerlukan waktu aging yang cukup lama sehingga dapat mempersingkat waktu proses produksi dan kelebihan lain yaitu mempunyai kapasitas mengikat air yang 5

besar, mudah larut didalam adonan dan harganya relatif murah. Agar-agar diekstraksi dari algae merah Rhodophyceae (Gelidium sp dan Gracilaria sp). Sifat yang paling menonjol dari agar-agar adalah daya gelasi (kemampuan membentuk gel), viskositas (kekentalan), setting point (suhu pembentukan gel), dan melting point (suhu mencairnya gel) yang sangat menguntungkan untuk dipakai pada dunia industri pangan maupun nonpangan (Astawan, 2009). Gum arab merupakan salah satu jenis hidrokoloid yang dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acacia sp. Gum arab telah digunakan sebagai bahan penstabil untuk makanan-makanan beku seperti es krim, ices, dan sorbet, karena kemampuannya untuk menyerap air. Penambahan gum arab bertujuan untuk mencegah pembentukan kristal es yang lebih besar dengan cara mengikat sejumlah besar air serta memberikan tekstur yang lebih baik pada es krim (Glicksman, 1973). Pektin merupakan golongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari dinding sel tumbuhan darat. Dalam industri pangan, pektin banyak digunakan sebagai bahan perekat dan stabilizer (agar tidak terbentuk endapan). Pektin memiliki sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam pektat, pektin juga dapat membentuk garam yang disebut garam pektinat. Dalam bentuk garam inilah pektin berfungsi dalam pembentukan gel dengan gula dan asam (Winarno, 1997). Formula dari water ice menurut Clarke (2004) yaitu pemanis 14-24%, hidrokoloid 0,5%, asam sitrat 0,5%, total padatan 15-25%, dan air 75-85%. 6

Penggunaan hidrokoloid sebagai penstabil pada produk fruit velva telah dilakukan pada beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan Mutiara (2000) menunjukkan konsentrasi puree dan air yang digunakan dalam pembuatan velva nanas yaitu 1 : 2 dan konsentrasi sukrosa yang paling disukai panelis yaitu 25%. Jenis hidrokoloid yang digunakan yaitu CMC dan alginate dengan hasil pengamatan yaitu overrun tertinggi pada velva nanas yang menggunakan CMC 0,75%, rasa paling banyak disukai pada produk yang menggunakan CMC 0,75%, serta tekstur yang paling banyak disukai yaitu pada produk dengan konsentrasi CMC 0,75% dan 1%. Konsentrasi puree sirsak dan air yang digunakan dalam pembuatan velva sirsak yaitu 1 : 2 dan konsentrasi sukrosa yang paling disukai panelis adalah 25%. Jenis hidrokoloid yang digunakan yaitu CMC, karagenan, serta campuran CMC dan karagenan. Hasil yang didapat yaitu panelis lebih menyukai rasa velva sirsak dengan konsentrasi karagenan 0,75%. Tekstur produk yang paling banyak disukai yaitu produk dengan penggunaan CMC 0,75%. Overrun paling tinggi dihasilkan dari penggunaan CMC 0,5% (Suraningsih, 2000). Berdasarkan penelitian velva jambu biji, diperoleh hasil yaitu rasa yang paling banyak disukai adalah pada kombinasi perbandingan buah dan air 1 : 2 dengan kadar gula 25%. Overrun terkecil (7,14%) dihasilkan oleh produk dengan jenis hidrokoloid pektin sebanyak 0,25%. Overrun terbesar (33,91%) dihasilkan oleh produk dengan jenis hidrokoloid gelatin sebanyak 0,5%. Dari penilaian organoleptik, umumnya produk dengan jenis hidrokoloid pektin mendapat nilai citarasa dan tekstur yang tinggi tetapi nilai mutu pelelehannya rendah. Begitu pula 7

sebaliknya untuk produk dengan jenis hidrokoloid gelatin (Wibowo, 1992). Menurut Rahmawati (2014), konsentrasi puree dan air yang digunakan dalam pembuatan velva pepaya dengan pemanis madu yaitu 1 : 1. Varietas pepaya yang digunakan yaitu pepaya California. Jenis hidrokoloid yang digunakan yaitu CMC. Pemanis yang digunakan pada penelitian pendahuluan yaitu sukrosa dan madu dengan berbagai konsentrasi dan panelis menyukai produk dengan pemanis sukrosa dengan konsentrasi 25% serta madu dengan konsentrasi 15%. Tingkat penerimaan panelis terhadap warna velva pepaya dengan pemanis sukrosa 20% merupakan yang paling tinggi. Madu dengan konsentrasi 10% yang digunakan paling banyak disukai panelis dalam hal aroma. Tekstur velva pepaya dengan menggunakan 10% pemanis madu paling banyak disukai, namun penambahan pemanis madu dengan konsentrasi 15% memiliki waktu leleh yang paling lambat. 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas diduga bahwa : 1. Varietas pepaya diduga berpengaruh terhadap karakteristik velva pepaya. 2. Konsentrasi hidrokoloid diduga berpengaruh terhadap karakteristik velva pepaya. 3. Interaksi antara varietas pepaya dan konsentrasi hidrokoloid diduga berpengaruh terhadap karakteristik velva pepaya. 1.7 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di mulai pada Mei 2015 hingga Desember 2015 di Laboratorium Penelitian Teknologi Pangan, Universitas Pasundan Bandung. 8