BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut catatan BJPS Ketenagakerjaan sepanjang tahun 2015 di Indonesia terjadi kecelakaan kerja sebanyak 98.000 kasus kecelakaan kerja dengan rincian 60% mengalami kematian dan 40% mengalami cacat tetap, cacat anatomis dan cacat fungsi. Secara umum penyebab kecelakaan yaitu tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) (Suma mur, 1993). Faktor manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80-85%. Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan yang disebabkan manusia adalah stress dan kelelahan (fatigue). Kelelahan kerja memberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja, selain itu kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu prestasi kerja yang menurun, fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun, badan terasa tidak enak di samping semangat kerja yang menurun (Setyawati, 2007). Perasaan kelelahan kerja cenderung meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat merugikan diri pekerja sendiri maupun perusahaannya karena adanya penurunan produktivitas kerja (Gilmer, 1996). Lingkungan fisik menurut Permenaker No. 13 Tahun 2011 terdiri dari intensitas kebisingan, tekanan panas, intensitas pencahayaan, sinar ultraviolet, getaran mekanis, dan medan magnet. Efek yang diakibatkan oleh tekanan panas menurut Suma mur (2014) salah satunya adalah membuat orang mengalami kelelahan. Hubungan tersebut telah dibuktikan oleh Basarudin (2008) yang menunjukkan kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan kelelahan kerja (p = 0.001) dengan kekuatan korelasi sedang (r = 0.555). Sebab terjadinya kelelahan oleh karena kebisingan telah dibuktikan secara fenomena penelitian Sriwahyudi (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan keluhan non pendengaran (p = 0.024) dengan kekuatan korelasi rendah (r = 0.308). 1
2 Menurut Grandjean (1995) pencahayaan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja yang akan bermuara kepada penurunan performansi kerja seperti kehilangan produktivitas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan dan kecelakan kerja. Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Natalia (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan otot mata dengan kekuatan korelasi Pearson Product Moment dalam kategori sedang (r = 0.490). Pada survei awal pada bulan Pebruari Tahun 2016, peneliti melakukan pengukuran kelelahan terhadap pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan alat Reaction Timer dengan metode waktu reaksi terhadap 3 tenaga kerja dengan nilai rata-rata waktu reaksinya adalah 350.25 milidetik. Menurut Setyawati (2011), waktu reaksi 240.0 s/d <410.0 milidetik pekerja tersebut dapat dikategorikan mengalami kelelahan kerja tingkat ringan dan pada saat survei juga diperoleh penemuan permasalahan yaitu tekanan panas lingkungan yang secara subyektif dirasakan tenaga kerja oleh peneliti dilakukan pengukuran dengan hasil 32 ºC dengan waktu papar 75% kerja 25% istirahat, jika dilihat dari Permenaker No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik khususnya tekanan panas dinyatakan melebihi NAB. Kebisingan juga tidak luput dalam survei awal penelitian dengan nilai di bawah NAB tetapi tenaga kerja mengeluhkan gangguan suara yang timbul dari lingkungan pabrik sekitar. Intensitas pencahayaan yang belum sesuai pada titik-titik tertentu serta subyektif pekerja menyatakan kurang jelas untuk melihat obyek. Berdasarkan pada 14 asas lingkungan yang menjadi pedoman pada ilmu lingkungan, maka penelitian ini menganut pada asas sebagai berikut: 1. Asas 1 yaitu semua energi yang ada itu tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah ke bentuk yang lain, tapi ia tidak bisa dihancurkan atau diciptakan. Dalam penelitian ini tekanan panas dan intensitas pencahayaan diperoleh dari energi matahari.
3 2. Asas 2 yaitu tidak ada perubahan atau penyaluran energi yang efisien. Energi matahari dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber pencahayaan untuk melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari tanpa ada perubahan yang efisien dari energi matahari. 3. Asas 3 yaitu waktu, energi, ruang, materi, dan keanekaragaman adalah sumber daya. Energi matahari, suara atau bunyi dalam penelitian ini merupakan sumber daya. 4. Asas 4 yaitu semua sumber daya kecuali waktu dan keanekaragaman, jika penggunaannya melebihi batas maka ia akan menimbulkan dampak negatif. Energi matahari dan suara atau bunyi yang diterima jika melebihi batas akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia, dalam penelitian ini adalah adanya kelelahan kerja, kelelahan mata serta gangguan pada indera pendengaran manusia. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas tentang variabel tekanan panas, tingkat kebisingan dan intensitas pencahayaan yang merupakan faktor lingkungan fisik serta variabel kelelahan maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dalam penelitian dengan judul Hubungan Faktor Lingkungan Fisik (Tekanan Panas, Kebisingan dan Intensitas Pencahayaan) di Tempat Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja (Studi Kasus Pengrajin Genteng dan Batu Bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan tekanan panas dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?
4 2. Apakah ada hubungan kebisingan dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar? 3. Apakah ada hubungan intensitas pencahayaan dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar? 4. Berapa besarkah persentase pengaruh dari gabungan faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) terhadap timbulnya kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian Untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. 2. Tujuan Khusus Penelitian a. Menentukan hubungan tekanan panas dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan b. Menentukan hubungan kebisingan dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan c. Menentukan hubungan intensitas pencahayaan dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan d. Menentukan persentase pengaruh dari gabungan faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) terhadap timbulnya kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan
5 D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Diharapkan sebagai bukti empirik tentang adanya hubungan faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan 2. Aplikatif a. Bagi Ilmu Pengetahuan Merupakan suatu informasi yang dapat dipergunakan sebagai data pembanding atau dasar pertimbangan bagi peneliti lain yang berkaitan hubungan faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata di Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. b. Bagi Masyarakat Desa Kaling Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat Desa Kaling Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar dalam melakukan upaya pengendalian kelelahan kerja akibat faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) di tempat kerja. c. Bagi Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret Menambah referensi dan informasi di kepustakaan Program Studi Ilmu Lingkungan khususnya tentang hubungan faktor lingkungan fisik (tekanan panas, kebisingan dan intensitas pencahayaan) dengan kelelahan kerja pada pengrajin genteng dan batu bata.