BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan pada bulan April 2011 hingga Agustus 2011 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor. Proses pembuatan ekstrak gulma dilakukan di Laboratorium Ekotoksikologi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Analisis kandungan senyawa kimia gulma dilakukan Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Laboratorium Kesehatan (LABKESDA) Provinsi DKI Jakarta. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih tomat varietas Ratna, media tanam berupa tanah latosol, gulma C. rotundus, A. conyzoides, dan D. adscendens, fumigan (bahan aktif Dezomet 98%), pupuk kandang ayam, aquadest, insektisida, NPK 15-15-15, NPK Mutiara 16-16-16 dan Growmore 10-55-10. Alat yang digunakan antara lain polybag ukuran 35 cm x 35 cm, tray, timbangan analitik, gelas ukur, meteran, digital thermo-hygrometer, LI-COR Li-6400XT, ajir, oven, kertas oven, kertas saring, blender, gunting, ember dan alat pertanian. Metode Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua faktor dan 3 ulangan. Jenis gulma sebagai petak utama terdiri atas 3 jenis gulma yaitu C. rotundus, A. conyzoides dan D. adscendens. Konsentrasi ekstrak gulma sebagai anak petak yang terdiri atas 4 taraf, yaitu 0 g/l (kontrol), 40 g/l, 80 g/l dan 120 g/l, sehingga terdapat total satuan percobaan sebanyak 36 satuan. Satu satuan percobaan terdiri atas 4 polybag yang masing-masing terdapat 1 tanaman tomat sehingga terdapat 144 tanaman tomat.
13 Model matematika percobaan ini mengikuti model Gomez dan Gomez (1995) sebagai berikut: Y ijk = µ + α i +β j + δ ij + τ k + (ατ) ik + ε ijk Y ijk μ α i β j δ ij τ k = Nilai pengamatan dari jenis gulma ke-i, kelompok ke-j pada konsentrasi ekstrak ke-k, = Nilai tengah umum, = Pengaruh dari jenis gulma ke-i, = Pengaruh dari kelompok ke-j, = Pengaruh galat percobaan jenis gulma ke-i pada kelompok ke-j, = Pengaruh dari konsentrasi ekstrak ke-k; (ατ) ik = Interaksi antara jenis gulma ke-i dengan konsentrasi ekstrak ke-k. ε ijk = Pengaruh galat percobaan jenis gulma ke-i, kelompok ke-j pada konsentrasi ekstrak ke-k. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila hasilnya berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam Media tanam untuk polybag berupa campuran tanah latosol dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 2:1. Media tanam yang digunakan disterilkan dengan menggunakan fumigan yang berbahan aktif Dezomet 98% dengan dosis 40 g/m 2 selama 3 minggu. Tanah yang digunakan sebanyak 576 kg dan pupuk kandang ayam sebanyak 288 kg. Sebelum disterilisasi, tanah dikeringkan terlebih dahulu selama 1 minggu. Tanah dihaluskan secara manual, kemudian disaring. Tanah dan pupuk kandang ayam dicampur sesuai dengan perbandingan, kemudian dihamparkan di lantai jemur setinggi 40 cm. Fumigan ditaburkan di atas media tanam secara rata dan ditutup rapat. Setelah satu minggu, media tanam diaduk dengan cangkul agar gas-gas fumigan dapat menguap dan ditutup rapat kembali selama 2 minggu. Media tanam dimasukkan sebanyak 6 kg per polybag.
14 Persemaian Benih tomat varietas Ratna disemai dalam tray semai ukuran 72 lubang. Media persemaian yang digunakan berupa tanah latosol. Benih ditanam dengan kedalaman + 0.5 cm dengan isi 1 benih per lubang. Penyiraman dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Pemberian pupuk daun (Gandasil D) dilakukan setiap minggu dengan konsentrasi 2 g/l. Pindah Tanam Bibit tomat berumur 4 minggu setelah semai dipindah tanam ke dalam polybag berukuran 35 cm x 35 cm yang telah berisi media tanam. Satu polybag ditanam 1 bibit tanaman tomat. Pengajiran Pengajiran dilakukan agar tanaman tomat tidak rebah. Pengajiran dengan menggunakan bambu berukuran 1 meter yang dipasang pada saat tanaman berumur 2 MST. Ajir dipasang dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman + 15 cm. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan terdiri atas penyulaman, pemupukan, penyiraman, dan pengendalian OPT. Penyulaman tanaman dilakukan pada 1 MST. Pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk majemuk NPK 15-15-15 dengan dosis 600 kg/ha (Nurtika, 2007), sehingga kebutuhan pupuk sebanyak 18 g/polybag. Aplikasi pupuk dasar diberikan pada saat pindah tanam dengan cara ditugal dengan jarak 10 cm dari tanaman tomat. Pupuk lanjutan berupa NPK Mutiara 16-16-16 diberikan setiap minggu pada saat fase vegetatif dengan konsentrasi 4 g/l dan Growmore 10-55-10 pada fase generatif dengan konsentrasi 2 g/l. Setiap pupuk lanjutan dilarutkan dengan air kemudian disiramkan ke polybag. Pupuk lanjutan diaplikasikan sebanyak 200 ml/ polybag. Penyiraman dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi dan sore hari sebanyak 250 ml/polybag setiap kali penyiraman. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian pengorok daun dilakukan secara manual dengan memotong bagian
15 daun yang terserang. Pengendalian kutu putih dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif Deltamethrin 25 g/l dengan konsentrasi 1 ml/l ke bagian tanaman yang terserang kutu putih kemudian diusap dengan busa. Pembuatan Larutan Ekstrak Gulma Pembuatan larutan ekstrak gulma dilakukan dengan cara mengeringkan seluruh bagian gulma dengan oven pada suhu 80 0 C selama dua hari. Setelah kering kemudian gulma dihaluskan. Gulma yang sudah halus ditimbang sesuai dengan perlakuan konsentrasi. Gulma tersebut direndam dengan aquadest selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan dan air hasil saringan tersebut digunakan sebagai larutan ekstrak dalam perlakuan (Guntoro, 2003). Pemberian ekstrak gulma dilakukan dengan cara menyiramkan larutan tersebut sebanyak 150 ml/polybag ke media tanam pada saat tomat berumur 2 MST (Minggu Setelah Tanam), 4 MST dan 6 MST. Pemanenan Pemanenan buah dilakukan mulai 8 MST hingga 12 MST. Buah dipanen jika warna kulit buah sudah berwarna merah lebih dari 60% (light red). Pengamatan Peubah yang diamati antara lain: 1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh tertinggi dari cabang utama. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai dari 3 sampai dengan 6 MST. 2. Jumlah daun (helai), dihitung dari daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai dari 3 sampai dengan 6 MST. 3. Jumlah cabang, dihitung jumlah total cabang yang telah terbentuk dari setiap tanaman. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai dari 3 sampai dengan 6 MST. 4. Umur berbunga. Waktu berbunga diamati setelah 75% dari populasi tanaman yang telah berbunga.
16 5. Jumlah tandan buah per tanaman. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai dari 4 sampai dengan 10 MST. 6. Jumlah bunga per tanaman, dihitung dari jumlah bunga yang muncul per tanaman. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai dari 4 sampai dengan 10 MST. 7. Jumlah buah, dihitung dari jumlah keseluruhan total buah yang dipanen tiap tanaman mulai dari 8 sampai dengan 12 MST. 8. Bobot panen total (g), dihitung dari bobot keseluruhan total buah yang dipanen tiap tanaman mulai dari 8 sampai dengan 12 MST. 9. Persentase bunga yang menjadi buah (fruitset) (%). 10. Bobot kering tanaman (g), dilakukan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman yang dioven pada suhu 80 0 C selama 48 jam. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu dan dilakukan destruksi pada satu tanaman setiap perlakuan. 11. Panjang akar (cm), diamati dengan cara mengukur panjang akar yang paling panjang. Pengamatan dilakukan pada saat panen. 12. Analisis klorofil daun, pengamatan dilakukan pada 8 MST dengan menggunakan LI-COR Li-6400XT (Gambar 12). 13. Analisis kandungan senyawa kimia pada gulma C. rotundus, A. conyzoides dan D. adscendens dengan menggunakan uji GC-MS (Gas Chromatography- Mass Spectrometry).