PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

1 of 5 02/09/09 11:52

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2000

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 30 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 021 TAHUN 2000 TENTANG KERJA SAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA HIMPUN PEMEKON BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KOTA BATU

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN PERANGKAT DESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 5 TAHUN 2000 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

KEPALA DESA LEMPUYANG KABUPATEN SERANG PERATURAN DESA LEMPUYANG NOMOR: 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan Pasal 42 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa dipandang perlu untuk menetapkan peraturan daerah tentang Badan Perwakilan Desa. : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2756); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Keputusan Presiden; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPIN M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : a. Bupati adalah Bupati Tapin b. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten; c. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan Badan Perwakilan Desa; d. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa; e. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut Baperdes adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa; f. Perangkat Desa adalah Sekretaris Desa, Kepala-Kepala Urusan, Ketua RW dan Ketua RT yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan; g. Rukun Warga, selanjutnya disebut RW adalah bagian dari wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan Desa; h. Rukun Tetangga, selanjutnya disebut RT adalah wilayah tehnik dari pemerintahan Desa yang berada di bawah Rukun Kampung; i. Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. BAB II KEDUDUKAN, SUSUNAN KEANGGOTAAN Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 (1) Baperdes sebagai badan perwakilan merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila. (2) Baperdes berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari pemerintah Desa. Bagian Kedua Susunan Keanggotaan Pasal 3 Pembentukan Badan Perwakilan Desa dan keanggotaannya ditentukan berdasarkan jumlah penduduk yang bersangkutan, dengan ketentuan : a. jumlah penduduk sampai 1500 jiwa, 5 orang anggota ; b. 1501 jiwa samapai dengan 2000 jiwa, 7 orang anggota ; c. 2001 jiwa sampai dengan 2500 jiwa, 11 orang anggota ; d. lebih dari 3000 jiwa, 13 orang anggota.

Pasal 4 Anggota Badan Perwakilan Desa dipilih dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan profesi dan utusan pemuka masyarkat lainnya yang memenuhi persyaratan. Pasal 5 (1) Pimpinan Baperdes terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua. (2) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud ayat (1) sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang sesuai dengan jumlah anggota Baperdes. (3) Pimpinan Badan Perwakilan Desa sebagaimana dimkasud ayat (1) untuk pertama kalinya dilakasanakan dalam rapat pemilihan yang untuk pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. (4) Struktur organisasi sebagaiaman a dimaksud ayat (1) dan (2) adalah sebagaimana terlampir dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 6 Persyaratan Anggota Baperdes Yang dapat dipilih menjadi Anggota Baperdes adalah penduduk Desa Warga Negara Indonesia yang : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia; c. berkelakuan baik, jujur dan adil, cerdas dan berwibawa; d. tidak pernah terlibat dalam suatu kegiatan yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, seperti G.30. S/PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainya e. tidak sedang menjalankan pidana penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan pasti, karena tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun; f. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus; g. Sekurang-kurangnya telah berumur 25 (dua puluh lima) tahun dan setinggi-tingginya 55 (lima puluh lima) tahun; h. Sekurang-kurangnya berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; i. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 7 (1) Dalam pelaksanaan tugasnya Pimpinan Baperdes dibantu oleh Sekretaris Baperdes. (2) Sekretaris Baperdes dipilih dari Anggota Baperdes. Pasal 8 Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Baperdes dalam musyawarah Baperdes merangkap sebagai anggota. Pasal 9 (1) Untuk keperluan kegiatan Baperdes disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretaris Baperdes. (2) Biaya sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB III MEKANISME PELAKSANAN PEMILIHAN, PENETAPAN CALON TERPILIH DAN PENGESAHAN HASIL PEMILIHAN ANGGOTA BAPERDES Bagian Pertama Mekanisme Pelaksanaan Pemilihan Pasal 10 (1) Dalam rangka pelaksanaan pemilihan anggota Baperdes Kepala Desa membentuk Panitia Pemilihan. (2) Susunan Kepengurusan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini terdiri dari : a. Ketua : 1 (satu) orang, merangkap anggota. b. Sekretaris : 1 (satu) orang merangkap anggota. c. Anggota : 3 (tiga) orang. (3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan profesi dan urusan pemuka masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan. (4) Kepala Desa dan perangkat desa tidak boleh menjadi Panitia Pemilihan. Pasal 11 (1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (1) menetapkan tata cara pemilihan anggota Baperdes. (2) Tata cara pemilihan anggota Baperdes dapat dilaksanakan secara langsung maupun melalui sistem perwakilan sesuai dengan kemampuan keuangan desa.

(3) Berdasarkan sistem perwakilan tiap-tiap RW berhak untuk mengusulkan Calon Anggota Baperdes kepada Panitia Pemilihan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang dan sedikitdikitnya 3 (tiga) orang sesuai dengan hasil musyawarah yang ditetapkan dengan Berita Acara rapat. Pasal 12 (1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (1) bertugas menyaring Calon Anggota Baperdes sesuai dengan Peraturan yang berlaku. (2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) berfungsi sebagai formatur yang menetapkan Calon Anggota Baperdes. Bagian Kedua Penetapan Calon Terpilih Pasal 13 Calon terpilih ditetapkan oleh Panitia Pemilihan dengan suatu Berita Acara Rapat Pelaksanaan Pemilihan yang diketahui oleh Kepala Desa dan dilampiri dengan Daftar Hadir. Bagian Ketiga Pengesahan Hasil Pemilihan Pasal 14 (1) Calon-calon yang terpilih diajukan kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan dengan Keputusan. (2) Pengajuan dimaksud ayat (1) dilengkapi dengan Berita Acara Rapat / musyawarah pelaksanaan Pemilihan Anggota Baperdes yang dilampiri dengan Daftar Hadir. BAB IV TUGAS, WEWENANG DAN FUNGSI HAK DAN KEWAJIBAN SERTA LARANGAN ANGGOTA BAPERDES Bagian Pertama Tugas, Wewenang dan Fungsi Pasal 15 Baperdes mempunyai Tugas dan Wewenang : a. melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa; b. bersama-sama dengan Kepala Desa menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa: c. membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari para anggota Baperdes dan perangkat Desa untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa; d. memelihara adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desa;

e. bersama-sama Kepala Desa menetapkan kebijaksanaan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa; f. memberitahukan kepada Kepala Desa selambat-lambatnya enam bulan sebelum berakhir masa jabatannya sebagai Kepala Desa; g. memproses pemilihan Kepala Desa yang baru selambat-lambatnya empat bulan sebelum berakhir masa jabatan Kepala Desa; h. mengevaluasi laporan pertanggung jawaban Kepala Desa setiap akhir tahun. Pasal 16 Baperdes mempunyai fungsi : a. memelihara adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan; b. merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama Pemerintah Desa; c. mengawasi pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta Keputusan Kepala Desa; d. menampung, menangani dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada instansi yang berwenang. Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pasal 17 (1) Baperdes mempunyai Hak : a. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahun bersama-sama Kepala Desa; b. menetapkan Peraturan Desa bersama-sama Kepala Desa; c. menilai pertanggungjawaban Kepala Desa; d. memberikan persetujuan terhadap Keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa; e. mengajukan pertanyaan kepada Pemerintah Desa; f. menetapkan Peraturan Tata Tertib Baperdes. (2) Baperdes mempunyai kewajiban : a. mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan; b. membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa; c. mempertahankan dan memelihara kelangsungan pemerintahan desa; d. meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa berdasarkan demokrasi ekonomi; e. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta menfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya.

Bagian Ketiga Larangan Bagi Anggota Baperdes Pasal 18 Setiap anggota Baperdes dilarang : a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah dan Desa; b. menyalahgunakan wewenang; c. menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik desa; d. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barangbarang, dokumen atau surat-surat berharga milik Desa secara tidak sah; e. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Desa; f. menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan anggota Baperdes yang bersangkutan; g. memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat Pemerintah Desa, kecuali untuk kepentingan kedinasan; h. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; i. membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Desa yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; j. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; BAB IV PEMBENTUKAN DAN MASA KEANGGOTAAN Pasal 19 (1) Anggota Baperdes berhenti antar waktu sebagai anggota karena : a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua Baperdes; c. bertempat tinggal diluar Desa yang bersangkutan; d. tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud pasal 5 Peraturan Daerah ini berdasarkan keterangan yang berwajib; e. terkena larangan perangkapan jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku; f. melakukan pekerjaan/usaha yang biayanya bersal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (2) Anggota Baperdes yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini digantikan oleh calon yang diusulkan oleh Ketua Baperdes yang diambil dari calon anggota Baperdes yang memperoleh suara terbanyak. (3) Anggota Baperdes antar waktu menyelesaikan masa kerja anggota yang digantikannya;

(4) Pemberhentian dan pengangkatan anggota Baperdes diresmikan secara administrasi dengan Keputusan Bupati. Pasal 20 Masa keanggotaan Baperdes adalah 5 (lima) tahun yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V TINDAKAN PENYIDIKAN Pasal 21 Anggota Baperdes tidak dapat dituntut di pengadilan karena pernyataan dan atau pendapat yang dikemukakan dalam rapat Baperdes, baik terbuka mapupun tertutup, yang diajukan secara lisan dan tertulis, kecuali jika yang bersangkutan mengumumkan apa yang disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal-hal yang dimaksud oleh ketentuan mengenai pengumuman rahasia Desa. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini menjadi pedoman bagi Desa tentang Badan Perwakilan Desa. Pasal 23 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksananya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati; (2) Dengan berlakunya peraturan Daerah ini maka ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakana dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabuapaten Tapin. Disahkan di Rantau pada tanggal 29 September 2000 BUPATI TAPIN, KNACH NOOR AJIE Diundangkan di Rantau pada tanggal 30 September 2000 SEKRETARIS DAERAH, YUSRAN KADERI DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 010 TAHUN 2000 SERI D NO. SERI 07

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 09 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA I. PENJELASAN UMUM Bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3153 dinyatakan tidak berlaku lagi. Didasarkan pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah kemudian Menteri Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Selain itu Menteri Dalam Negeri juga menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa yang antara lain berisi pedoman pengaturan mengenai : Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa; Bentuk dan Susunan Pemerintahan Desa;Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa; Susunan Organisasi Pemerintah Desa; Badan Perwakilan Desa serta lembaga-lembaga desa lainnya. Bahwa berdasarkan Pasal 111 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 serta Pasal 71 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999, Pengaturan lebih lanjut mengenai Desa ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten. Bahwa selanjutnya untuk melaksanakan Pasal 42 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999, perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s.d Pasal 24 : cukup jelas.