BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT HIASAN BUSANA SISWA SMK NEGERI 8 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang-undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban utama pendidikan dan kependidikan yang diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pokok manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan yang dicapai. Pentingnya pendidikan tercermin dalam undang-undnag dasar 1945 dan GBHN yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan memiliki andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa. Pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan pendidikan secara formal maupun non formal. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu dan perluasan pendidikan dasar, selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai sasaran tersebut berbagai upaya dilakukan pemerintah, misalnya dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, kualitas guru, dan penyempurnaan kurikulum. Oleh karena itu upaya meningkatkan kualitas manusia melalui pendidikan terus dilakukan oleh lembaga pemerintah dan masyarakat (stakeholder) yang peduli pendidikan dalam arti luas seperti penelitian dan pengembangan, pelatihan dan pendidikan/kualifikasi guru serta pengadaan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun pendidikan non formal. 1

2 Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, program-program sekolah diarahkan pada tujuan jangka panjang pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa agar ketika mereka sudah meninggalkan bangku sekolah, mereka akan mampu mengembangkan diri sendiri dan mampu memecahkan masalah yang muncul. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan harus merencanakan dan mengusahakan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai dan moral sejalan dengan program pembangunan karakter bangsa. Sekolah menengah kejuruan adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang memberikan bekal pengetahuan teknologi, keterampilan, sikap dan etos kerja yang bertujuan mempersiapkan lulusan yang kelak menjadi tenaga kerja yang profesional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, SMK Negeri 3 Pematangsiantar telah melakukan beberapa upaya antara lain peningkatan mutu proses belajar mengajar melalui strategi pembelajaran, penataan kurikulum, mengadakan fasilitas praktek, fasilitas laboratorium, dan peningkatan kualitas pengajaran, namun dalam kenyataan bahwa lulusan SMK tidak dapat sepenuhnya dapat diterima di dunia kerja dikarenakan belum sesuainya harapan dari dunia kerja baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Banyak yang dirasakan dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran diantaranya adalah strategi pembelajaran. Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh guru dalam usaha kearah pencapaian peningkatan hasil belajar adalah membenahi strategi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kondisi yang ada.

3 Mutu lulusan SMK secara umum tergantung pada kualitas keterampilan yang dimilikinya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini agar lulusan lembaga pendidikan di Indonesia dapat memenuhi tuntutan dunia kerja adalah melalui penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini mengupayakan setiap lulusan memiliki kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa program studi tata busana yang sangat mendukung bagi kesiapan siswa untuk bekerja di dunia industri dan dunia usaha (dudi) adalah membuat busana wanita. Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa memiliki kompetensi: (1) mengetahui macam-macam busana wanita, (2) mengetahui pembuatan pola busana wanita, (3) mengetahui cara memotong bahan, (4) mengetahui teknik penyelesaian busana wanita dengan jahitan tangan. Melalui penguasaan mata pelajaran ini dituntut lulusan program studi tata busana akan mampu menjadi seorang asisten perancang busana. Namun berdasarkan observasi awal penulis di SMK Negeri 3 Pematangsiantar hasil belajar siswa masih kurang memuaskan pada mata pelajaran membuat busana wanita. Hal ini berdasarkan data Tabel 1.1. Tabel 1.1 Hasil Belajar Membuat Busana Wanita Tahun Nilai Nilai Akademi Terendah Tertinggi Rata-rata Kategori 2008/2009 45 80 62 Belum Tuntas 2009/2010 50 82 66 Belum Tuntas 2010/2011 60 90 75 Tuntas 2011/2012 54 84 69 Belum Tuntas Sumber :Data Sekunder Program Studi Tata Busana SMK Negeri 3 P.Siantar Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kurang memuaskan karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai KKM yang telah ditentukan yakni 75.

4 Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi,maka siswa dituntut untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran membuat busana wanita. Reigeluth (1983: 19) yang mengemukakan ada tiga variabel pembelajaran yakni: variabel kondisi pembelajaran, variabel strategi pembelajaran, dan variabel hasil pembelajaran. Dari ketiga variabel ini hanya variabel strategi pembelajaran yang berpeluang besar untuk dapat dimanipulasi. Variabel strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan. Strategi pengelolaan berhubungan dengan bagaimana menata interaksi antar siswa dan strategi lainnya (strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian). Menurut Sanjaya (2011: 99) dalam konteks pembelajaran strategi dapat dikatakan sebagai pola umum berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Strategi merupakan uraian mengenai tahapan-tahapan terjadinya proses belajar yang dimaksudkan sebagai informasi latar belakang untuk seseorang mengajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan bisa dilakukan dari berbagai aspek variabel pembelajaran, aspek yang dianggap cocok dan relevan dengan permasalahan diatas adalah penerapan pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa. Strategi pembelajaran yang kini semakin berkembang penggunaannya adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan upaya untuk mengatasi kecenderungan peran guru yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar sehingga meningkatkan

5 peran dan minat belajar siswa dalam memperoleh pengetahuan sikap dan keterampilan. Hal ini yang perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan hasil belajar membuat busana wanita adalah perbedaan karakteristik siswa. Karakteristik siswa dilibatkan dalam penentuan teknik pelajaran, maka karakteristik siswalah yang lebih berperan untuk menentukan strategi pembelajaran mana yang sebaiknya digunakan dalam kegiatan belajar,untuk itu identifikasi karakteristik siswa merupakan faktor yang amat penting dan mutlak dilakukan. Salah satu implikasi karakteristik siswa terhadap strategi pembelajaran adalah upaya pengkategorian strategi pembelajaran mana yang sebaiknya digunakan dalam kegiatan belajar sehingga benar-benar dapat memudahkan siswa belajar. Dalam penelitian ini karakteristik siswa yang dirasakan dapat mempengaruhi hasil belajar membuat busana wanita adalah minat belajar siswa. Sehubungan dengan masalah diatas, maka dalam penelitian ini, upaya untuk meningkatkan hasil belajar membuat busana wanita siswa diusulkan dengan menyajikan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kooperatif tipe STAD, sedangkan yang berhubungan dengan karakteristik siswa melibatkan tingkat minat belajar siswa. Faktor minat belajar siswa dapat dirasakan sebagai salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dan mempelajari sesuatu dengan penuh minat dapat diharapkan bahwa hasilnya lebih baik. Dengan demikian peneliti

6 merasa perlu untuk mengkaji strategi pembelajaran sebagai faktor eksternal dan minat belajar siswa sebagai faktor internal. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi siswa. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar mengajar, seperti siswa, guru, sarana prasarana, media dan masih banyak komponen yang lainnya. Dengan demikian, timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) apakah kemampuan mengajar guru membuat busana wanita masih perlu ditingkatkan? (2) apakah program studi Tata Busana sudah melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi? (3) apakah siswa program studi tata busana memiliki minat belajar yang tinggi? (4) apakah sarana dan prasarana program studi tata busana sudah memadai? (5) apakah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan hasil berbeda dalam proses belajar mengajar mata pelajaran membuat busana wanita? (6) Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipe STAD bila dikaitkan dengan minat belajar terhadap hasil belajar membuat busana wanita. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah diatas maka agar penelitian ini lebih mendalam dan terfokus, penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelitian dan variabel penelitian.

7 Berkaitan dengan lokasi penelitian, penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Pematangsiantar. Berkaitan dengan variabel penelitian, penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD. Variabel moderatornya yaitu minat belajar siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar membuat busana wanita pada pokok bahasan menggelompokkan macam-macam busana wanita dan meletakkan pola diatas kain yang dibatasi pada ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi di kelas XI SMK Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memperoleh hasil belajar membuat busana wanita lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2. Apakah kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi memperoleh hasil belajar membuat busana wanita lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan minat belajar dalam mempengaruhi hasil belajar membuat busana wanita?

8 E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hasil belajar mana yang lebih tinggi antara kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membuat busana wanita antara kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah 3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar membuat busana wanita F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah: a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran. b. Sebagai acuan metode penelitian tentang pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan pembelajaran Kooperatif tipe STAD serta pengaruhnya terhadap hasil belajar membuat busana wanita. 2. Manfaat Praktis a. Sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.

9 b. Guru memberikan informasi mengenai manfaat pembelajaran melalui strategi pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran membuat busana wanita yang dapat meningkatkan hasil belajar. c. Siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa dengan perbaikan pembelajaran dan peranan minat belajar mempengaruhi hasil belajar membuat busana wanita.