. LATAR BELAKANG 1.2. TUJUAN dan SASARAN TUJUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ENTERTAINMENT CENTRE DI SALATIGA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN GEDUNG BIOSKOP MENJADI CINEPLEX DI WONOSOBO

SINEPLEX DAN SINEMATEX DI YOGYAKARTA Dengan pendekatan desain arsitektur post modern

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Soraya Desiana, 2015

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Bagas Laksawicaka Gedung Bioskop di Kota Semarang 1

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. meredesain kawasan Masjid Raya Baiturrahman Arsitektur Noe Vernakuler

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2. TUJUAN DAN SASARAN

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

JAKARTA ELECTRONIC CENTER Penekanan Desain Konsep Arsitektur Hi Tech

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

SEMARANG CINEMA CENTER Dengan Penekanan Desain Eco-Architecture

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BAB I PENDAHULLUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

Tugas Akhir 115 Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Gedung Kesenian Jawa Tengah di Semarang BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TAMAN RIA DI SEMARANG

BOOK POINT MIZAN DI SEMARANG

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jawa Tengah in Figures 2010 (Jawa Tengah dalam Angka 2010)

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

RENTAL OFFICE DI DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Pusat Kesenian Jawa Tengah di Semarang BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

ENTERTAINMENT CENTER DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek. Pada dekade terakhir, perkembangan kegiatan pendidikan,

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Women and Child Center di Semarang

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

Wedding Mall di Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

MUSIC PARK DI JAKARTA Penekanan Desain Hi-Tech

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TOKO BUKU DENGAN RUANG PAMER DI KOTA CIREBON

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN REDESAIN MUSEUM JAWA TENGAH RONGGOWARSITO 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Film adalah salah satu karya seni yang lahir dari suatu kreativitas dan imajinasi orang - orang yang terlibat dalam proses penciptaan gambar bergerak tersebut. Film mempunyai kesanggupan untuk menciptakan suatu realitas rekaan sebagai bandingan terhadap realitas dalam kehidupan keseharian. Realitas imaginer tersebut dapat menawarkan rasa keindahan, renungan, ataupun hanya sekedar hiburan bagi yang melihatnya. Kegemaran untuk menonton film di bioskop semakin berkembang dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu film yang digarap oleh cinema Indonesia semakin menjajikan dan memilki kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan, produksi film Indonesia mampu memahami jenis film yang banyak digemari khalayak ramai, film yang disajikan mayoritas dapat dipertontonkan untuk segala kalangan usia (www.google.com bioskop harian analisa diakses Senin, 4 Mei 2009). Namun kabar gembira tersebut terbatasi oleh kendala yang menyatakan bahwa kebanyakan bioskop di Indonesia kurang terjaga keprivasiannya, bahkan penonton terkadang diusir secara halus ketika masih berada dalam gedung theater dengan alasan petugas akan mempersiapkan film yang akan tayang berikutnya (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=442940 ). Fenomena diatas memacu dunia perfilman yang semakin berkembang pesat dewasa ini, hal tersebut tampak pada banyaknya film - fillm yang rilis di Indonesia, di kota Semarang contohnya dahulu terdapat dua gedung bioskop, yaitu Citra 21 dan Atrium, namun seiring berjalannya waktu atrium bangkrut dan kemudian ditutup hal ini karena kurang adanya perawatan dari pihak pengelolanya sehingga kurang minatnya pengunjung terhadap gedung theater ini menyangkut tempatnya yang kurang mendukung sebagai tempat hiburan yang menjual. Kemudian Semarang membangun gedung theater baru yaitu E - plaza yang dilengkapi dengan area makan / kongkow dan billiard room. Fasilitas yang demikian tampaknya sangat diminati pengunjung khususnya warga kota Semarang. Semarang merupakan ibukota yang dapat dikatakan tidak begitu pesat perkembangan daerahnya, kota ini terkesan hanya ikut - ikut apa yang sudah ada di ibukota lain segala sesuatu yang sedang berkembang termasuk dalam dunia hiburan, maka dari itu perencanaan Semarang Movie Centre dimaksudkan untuk menciptakan ikon baru dalam dunia hiburan yang kiranya paling cepat dan terlihat banyak mengundang peminat serta tentu saja memikat sejumlah besar penonton sehingga mampu mendobrag kota Semarang agar tidak terkesan anteng, yaitu salah satunya dengan memberikan pengetahuan dalam bentuk gambar bergerak sekaligus sebagai pembelajaran guna membandingkan antara dunia nyata / kehidupan sehari - hari dan kenyataan sesuai skenario, disamping tayangan film yang sangat dinikmati penontonnya. Maka dari itu, perencanaan dan perancangan Movie Centre ini diharapkan mempunyai akses bisnis yang menguntungkan disamping unsur hiburan dan edukatifnya, mengingat pendapatan rata - rata dan daya beli masyarakat cukup tinggi, dengan melihat kesan sensasional dan data tarik yang disajikan oleh sebuah bangunan Semarang Movie Centre maka penekanan desain yang diambil adalah Arsitektur Hi-Tech yang memperhatikan kesan modern dalam penerapan perancangan bangunan tersebut. 1.2. TUJUAN dan SASARAN TUJUAN Menyediakan fasilitas hiburan berupa tempat pusat perfilman di Semarang dan sekitarnya. Memberikan wadah bagi Mahasiswa untuk ketersediaan tempat pemutaran film Independent. Memberikan kemudahan bagi masyarakat kota Semarang dan sekitarnya dalam

memperoleh kebutuhan akan film, hiburan, serta hobby shop yeng berkaitan dengan dunia film. Meningkatkan kualitas sosial dan ekonomi masyarakat sekitar melalui penyediaan lapangan kerja di Movie Centre. Memenuhi tuntutan kegemaran masyarakat Semarang dan sekitar khususnya yang berkaitan dengan film yang nantinya akan menjadi ikon kota Semarang karena bangunan Movie Centre yang disajikan. SASARAN Memenuhi kebutuhan akan film dan tempat pemutaran film yang layak bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya. 1.3. MANFAAT Secara Subyektif Guna memenuhi persyaratan Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Secara Obyektif Memberi pengetahuan mengenai masalah - masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan Semarang Movie Centre sebagai bangunan publik yang menyajikan fasilitas hiburan, pengetahuan dan mampu menjadi pandangan dalam pembandingan realitas rekaaan dan kehidupan nyata di keseharian. 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN * Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan Semarang Movie Centre, termasuk dalam kategori bangunan tunggal yang berfungsi sebagai fasilitas hiburan yang dalam perancangannya memperhatikan pula ketepatan tapak / lansekapnya. * Ruang Lingkup Spasial Secara administratif adalah daerah perencanaan Semarang Movie Centre yang terletak di Kota Semarang, diupayakan di pusat kota dengan daya dukung lingkungan yang sesuai untuk bangunan komersil sebagai area hiburan. 1.5. ALUR BAHASAN ALUR PEMIKIRAN Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnyadigunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: A. Studi Literatur Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teori, standart perancangan

dan kebijaksanaan perencanaan dan perancangan melalui buku, katalog dan bahan-bahan tertulis lain yang bisa dipertanggung jawabkan. B. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan melalui observasi langsung di lapangan sehingga diperoleh potensi perancangan Semarang Movie Centre serta daya dukung lokasi dan tapak perencanaan. C. Studi Banding Studi banding dilakukan untuk membuka wawasan mengenai fungsi perpustakaan, toko buku yang telah ada, sebagai wacana dalam perencanaan dan perancangan Semarang Movie Centre. 1.6. SITEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Semarang Movie Centre, dapat dijabarkan secara berurutan dari ruang lingkup makro ke ruang lingkup mikro, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Membahas mengenai pokok permasalahan yang menjadi latar belakang perencanaan dan perancangan Semarang Movie Centre, tujuan, sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan dan pokok - pokok bahasan dari bab - bab selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi pembahasan mengenai tinjauan film, sineplek, sinematek dan tinjauan Movie Centre serta tinjauan penekanan desain yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Arsitektur. BAB III TINJAUAN KHUSUS Bab ini membahas mengenai tinjauan kota Semarang, tentang kebijakan - kebijakan rencana pembangunan kota, study perbandingan Movie Centre yang sudah ada dan Movie Centre yang akan dirancang di kota Semarang. BAB IV KESIMPULAN, BATASA DAN ANGGAPAN Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan sebagai penyesuaian dalam pendekatan perencanaan dan perancangan untuk menentukan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Semarang Movie Centre. BAB V PEDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEMARANG MOVIE CENTRE Membahas analisa pelaku dan kegiatan, kebutuhan ruang, studi besaran ruang dan standart besaran ruang, hubungan antar fasilitas dan ruang, pendekatan penentuan lokasi dan tapak, alternatif lokasi dan tapak serta penekanan desain. BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM PERANCANGAN Membahas konsep dasar, konsep perancangan arsitektur, penekanan desai perancangan Movie Centre dan penentuan tapak untuk Semarang Movie Centre.

1.7. Skema Alur Pikir

--------------------------------------- PERANCANGAN Penekanan Desain Arsitektur Morphosis STUDI PUSTAKA Landasan Teori Standar Perencanaan dan Perancangan LATAR BELAKANG Aktualitas :. Semarang merupakan kota yang perkembangannya kurang pesat / terkesan anteng, maka dari itu dibutuhkan ikon hiburan yang dipandang paling mampu menyedot minat pengunjung karena kegemaran nonton di bioskop masyarakatnya yang cukup tinggi akan dapat menjadi ikon baru. Tidak adanya tempat khusus yang dapat menampung segala kegiatan yang berhubungan dengan film ( bersifat tontonan komersial sekaligus apresiasi seni film ). Jumlah bioskop ( tempat pemutaran film ) yang tedapat di kota Semarang belum dapat mewadahi pemutaran film secara optimal Urgensi : Menurut potensi yang dimiliki kota Semarang, dibutuhkan suatu wadah yang dapat menampung segala aktivitas yang berhubungan dengan dunia perfilman dan yang ada kaitannya dengan film / gambar bergerak Originalitas : Menciptakan konsep baru sebuah bangunan Movie Centre yang memfasilitasi pemutaran film serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan film dan segala sesuatu yang berkaitan dengan film tersebut LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) SEMARANG MOVIE CENTRE STUDI BANDING Imax Cinema, Blitz Megaplex, Entertainment Plaza STUDI LAPANGAN Tinjauan Kota Semarang Tinjauan Lokasi dan Tapak PERENCANAAN

Semarang Movie Centre TUJUAN Memperoleh satu usulan judul Tugas Akhir yang jelas dan layak sesuai dengan originalitas / karakter judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. SASARAN Memenuhi kebutuhan akan film dan tempat pemutaran film yang layak bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya. RUANG LINGKUP Substansial Perencanaan dan perancangan Semarang Movie Centre, termasuk dalam kategori bangunan tunggal yang berfungsi sebagai fasilitas hiburan yang dalam perancangannya memperhatikan ketepatan tapak / lansekapnya. Spasial Secara administratif daerah perencanaan yang terletak di Kota Semarang, diupayakan di pusat kota.