TINJAUAN HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi Kasus di KOPERASI SYARI AH AL MADINAH Purwodadi Grobogan)

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu perjanjian accsoir yang ada dalam suatu perjanjian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia sebagai makhluk sosial dan bermasyarakat memerlukan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERBEDAAN PEGADAIAN DAN BPR DALAM MEMBERIKAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT S K R I P S I YUANITA KURNIASARI SUKAMTO C

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. kreditnya, sebab kredit adalah salah satu portofolio alokasi dana bank yang terbesar

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kebutuhan modal bagi setiap masyarakat untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan pelaku usaha atau perseorangan untuk menggerakan perekonomiannya,

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Balakang. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ini tertera pada Undang-Undang Dasar 1945

Transkripsi:

TINJAUAN HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi Kasus di KOPERASI SYARI AH AL MADINAH Purwodadi Grobogan) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Hukum Oleh: AZIZ TAUFIK AFIYANTO C 100 040 053 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial dan bermasyarakat memerlukan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dan berusaha dengan bermacam-macam cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain dengan menjalin hubungan kerjasama dengan manusia lain. Salah satu upaya dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat diperlukan badan perekonomian seperti koperasi. Pemerintah menunjuk koperasi sebagai salah satu organisasi ekonomi rakyat yang perlu dikembangkan peran sertanya dalam membantu masyarakat ekonomi lemah agar dapat meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu, pemerintah memberikan landasan hukum yang jelas dalam UU No. 25 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi berdasarkan pada asas kekeluargaan. 1 Begitu besar peranannya dan harapan yang diemban dan dibebankan kepada koperasi, maka wajar bila pembangunan perkoperasian diarahkan untuk mengembangkan koperasi menjadi makin maju, makin mandiri, dan makin berakar dalam masyarakat serta manjadi badan usaha yang sehat dan mampu berperan disemua bidang usaha, terutama dalam kehidupan ekonomi rakyat dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 1

2 Salah satu keistimewaan koperasi antara lain kredit uang dalam koperasi dilakukan dengan jalan bersatu dan bekerja sama untuk dapat memperoleh kredit yang dibutuhkan dan memberikan manfaat dengan syarat-syarat yang mudah serta bunga yang rendah atas dasar kepercayaan para pihak yang bekerja sama dalam meringankan beban hidupnya. Dalam pelaksanaan pemberian kredit sangat perlu jaminan. Hal ini, dimaksudkan agar pihak debitur akan benar-benar melunasi utang. Selain itu, apabila pihak debitur tidak memenuhi kewajibanya (wanprestasi) dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka debitur dapat melakukan penuntutan. Adapun dasar dari penuntutan adalah pasal 1266 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa bila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya, maka pihak yang lain berhak menuntut pembatalan dimuka hakim. 1 Sedang mengenai apa yang dapat dituntut 2 ditentukan oleh pasal 1267 KUHPerdata. Dengan demikian, wanprestasi ini tidak membebaskan debitur dari tanggungjawabnya. Adapun sifat hukum dari fidusia sebagaimana halnya dengan bentukbentuk jaminan yang lain adalah bersifat accessoir (tambahan) karena fidusia mengikuti perikatan pokok yang telah ada antara kreditur dan debitur, yaitu utang-piutang. Pada fidusia, sebagai jaminan karena kreditur adalah hak milik sedang barangnya tetap dikuasai oleh debitur. Dalam hal ini, dapat kita ketahui bahwa fidusia lebih menguntungkan pihak debitur dimana selain mendapatkan kredit, debitur juga masih dapat menguasai barangnya. 1 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Pasal 1266 2 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Pasal 1267

3 Pengaturan mengenai lembaga jaminan fidusia di Indonesia sudah dimulai sejak jaman Belanda dari hasil adopsi yurisprudensi di Negara Belanda yang tidak diatur dalam KUHPerdata. Jaminan fidusia ini merupakan perkembangan dari kebutuhan kredit dari masyarakat yang tidak tertampung pada lembaga jaminan yang ada pada waktu itu yaitu gadai dan hipotek (sekarang hak tanggungan). Karena pengaturan mengenai lembaga jaminan fidusia yang berdasarkan yurisprudensi dirasa kurang memberikan kepastian hukum bagi para pihak, oleh karena itu untuk memberikan kepastian hukum dalam lembaga fidusia. Dan untuk memberikan perlindungan kepada pihak, maka perjanjian fidusia ini harus dibuatkan dalam akta notaris dan didaftarkan pada kantor pendaftaran fidusia sesuai dengan pasal 5 UU no. 42 Tahun 1999. Berdasarkan uraian diatas, maka untuk mengetahui perjanjian dengan jaminan fidusia lebih lanjut, penulis mengambil judul TINJAUAN HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi Kasus di KOPERASI SYARIAH AL MADINAH Purwodadi Grobogan). B. Pembatasan Masalah Keterbatasan penulis dari segi waktu, biaya, dan tenaga tidak memungkinkan penulis menjelaskan semuanya, maka perlu kiranya ditentukan batasan dan ruang lingkup yang akan diteliti, agar sesuai dengan arah dan tujuan penulisannya yaitu tentang pemberian kredit dengan jaminan fidusia yang berupa BPKB Mobil di Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan. C. Rumusan Masalah

4 Berdasarkan gambaran dan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, Maka dapat dirumuskan suatu masalah yakni : 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di koperasi syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan? 2. Hambatan apa yang ada dalam perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di koperasi syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan? 3. Bagaimana cara penyelesaian dari perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan serta hambatan dan cara penyelesaian yang ada pada perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di koperasi syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan pemikiran dan landasan teoritis bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya khususnya bidang hukum jaminan serta menambah literatur atau bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk melaksanakan kajian dan penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis Memberikan saran dan masukan pada lembaga yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kiprah institusi atau perusahaan dalam meningkatkan ekonomi umat.

5 E. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara kerja yang digunakan untuk mengumpulkan data dari objek yang menjadi sasaran penelitian. Adapun metode penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini diuraikan sebagai berikut: 1 Objek Penelitian Tinjauan hukum pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan jaminan fidusia (Studi kasus di KOPERASI SYARIAH AL MADINAH Purwodadi Grobogan) 2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. 3 3 Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yuridis sosiologis yaitu pendekatan secara kenyataan dalam praktek. 4 4 Bahan atau Materi Penelitian Adapun bahan dalam penelitian ini adalah: a. Bahan Hukum Primer 3 Soerjono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, Hal 23 4 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, Hal 67

6 1. KUHPerdata 2. UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia 3. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. 4. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. b. Bahan Hukum Sekunder Meliputi buku-buku atau literatur ilmiah yang berkaitan dengan materi yang dibahas yaitu tentang perjanjian. Hukum jaminan terutama fidusia dan karangan sarjana terkemuka dalam bentuk buku tesk ilmiah maupun artikel-artikel. c. Bahan Hukum Tersier Meliputi bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang diperoleh dari Kamus Hukum, Kamus Bahasa Indonesia. d. Sumber Data 1. Data Primer Merupakan data pokok berupa data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan. 2. Data Sekunder Merupakan data yang terlebih dahulu dikumpulkan atau dilaporkan oleh orang diluar penulis sebagai keterangan pendukung dan penunjang kelengkapan data primer, meliputi perundangundangan, dokumen-dokumen, tulisan-tulisan dalam buku yang membahas masalah hukum. e. Cara Pengumpulan Data

7 Metode pengumpulan data dalam penelitian ini akan diupayakan dengan cara sebagai berikut: 1. Penelitian kepustakaan Metode ini merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dari literature dan peraturan perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan baik secara langsung dan tidak langsung dengan objek yang diteliti. Cara ini dimaksudkan untuk mencari konsep-konsep, teori-teori, pendapat ataupuan penemuan yang berhubungan erat dengan pokok permasalahan. 2. Penelitian Lapangan a. Wawancara (Interview) Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan Tanya jawab secara langsung pada pihak yang bersangkutan. Tipe wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan agar hasil wawancara sesuai dengan yang diteliti dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan. b. Pengamatan (observasi) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meneliti dan mengamati secara langsung objek yang diteliti. f. Metode Analisis Metode analisis data yang dipakai adalah analisis kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif baik

8 secara lisan maupun tertulis dan perilakunya yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 5 F. Sistematika Penulisan Dalam rangka pencapaian tulisan yang sistematis serta untuk mempermudah pemahaman, skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang masing-masing bab dibagi dalam beberapa sub bab : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Metodelogi Penelitian F. Sistematika Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Syarat Sahnya Perjanjian 3. Macam-Macam Perjanjian 4. Asas-Asas Perjanjian 5. Hapusnya Perjanjian B. Tinjauan Umum Tentang Kredit 5 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986, Hal 250

9 1. Dasar Hukum Perkreditan di Indonesia 2. Jenis-Jenis Kredit 3. Pengertian Perjanjian Kredit 4. Syarat sahnya Perkreditan 5. Hapusnya Perjanjian Kredit C. Tinjauan Umum Tentang Fidusia 1. Pengertian Fidusia 2. Sifat Fidusia 3. Sifat Jaminan Fidusia 4. Bentuk Jaminan Fidusia D. Tinjauan Umum Tentang Koperasi 1. Pengertian Koperasi 2. Dasar Hukum Koperasi 3. Prinsip Koperasi 4. Jenis Koperasi BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1.Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan? 2. Hambatan apa yang ada dalam perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan? 3. Bagaimana cara penyelesaian dari perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di Koperasi Syariah Al Madinah Purwodadi Grobogan?

10 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA