BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian karya-karya ini semakin menunjukkan kemajuan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan dokumen sejarah yang sangat penting, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

2015 KAJIAN STILISTIKA PUISI ANAK D ALAM RUBRIK PERCIL PIKIRAN RAKYAT TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan salah satu genre sastra yang lahir karena kecintaan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB 5 PENUTUP. mendeliberasikan ide-ide mengenai perlindungan terhadap hak publik adalah ruang

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dari masa ke masa semakin menunjukkan keberagaman bentuk dan perkembangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari dominasi karya-karya yang keberadaannya semakin banyak dalam kehidupan. Selain itu karya sastra dalam perkembangan ini semakin bebas dalam penyampaiannya. Tema yang diangkat sekarang juga semakin menunjukkan kemajuan. Kemajuan ini semakin menunjukkan bahwa pada masa ini karya sastra semakin mendominasi dalam kehidupan. Penyampaian karya-karya ini semakin menunjukkan kemajuan. Perkembangan karya sastra yang semakin bebas ini selain murni ide kreasi pengarang atau penyair dapat pula terlahir karena adanya kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat yang benar-benar terjadi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Teeuw (dalam Pradopo, 2003:107) yang mengatakan bahwa karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya. Pendapat Teeuw tersebut agaknya memang benar diyakini karena dalam hal ini karya sastra semakin berkembang dari masa ke masa. Terlebih perkembangan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Laju perkembangan ini mengalir begitu saja mengikuti aliran perkembangan zaman yang mulai menggerus kehidupan tradisional atau norma tradisional yang berlaku 1

2 dalam masyarakat maupun aturan atau ketentuan yang telah diatur dalam bernegara. Setiap orang berlomba-lomba untuk selalu dapat mengikuti arus globalisasi yang serba canggih, modern, dan serba instan. Anggapan serba instan inilah yang agaknya sampai sekarang sudah membudaya bahkan mengakar dalam benak, pikiran, maupun cara pandang manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Demi mendapatkan suatu hal yang diinginkan dan kesenangan semata bagi segelintir orang yang menginginkan kekuasaan tersebut, mereka tidak hanya menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, termasuk melanggengkan cara-cara kotor demi mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak terkecuali cara curang yang sangat disayangkan, bahkan sekarang sudah menjadi tren atau hal lumrah dalam melakukan cara-cara tersebut demi apa yang diinginkan oleh manusia tersebut. Bahkan lebih ironis lagi, cara-cara tersebut agaknya sudah dilegalkan bagi oknumoknum atau pihak yang menginginkan hal tersebut. Hal tersebut nampaknya sudah tidak canggung lagi dilakukan dalam kehidupan masyarakat sekarang. Kekuasaan merupakan hal yang dapat melatarbelakangi suatu caracara atau jalan pintas untuk melakukan hal yang buruk tersebut. Terlebih demi melanggengkan sebuah kekuasaan atau pun jabatan dalam suatu tatanan lembaga bernegara atau pemerintah, mereka melakukan apa saja demi kekuasaan ini. Bagi yang memiliki sifat egoisme yang tinggi, kekuasaan agaknya menjadi hal yang mutlak harus dimiliki oleh orang-

3 orang tersebut. Hegemoni yang berlebihan justru menjadikan sikap manusia semakin tidak terkontrol dan tidak lazim. Banyak dari orang-orang ini ingin menduduki jabatan sebagai penguasa dalam kehidupan bernegara. Banyak alasan yang mendasari para penguasa-penguasa kecil ini, misalnya menjadi walikota atau bupati memiliki maksud-maksud tertentu, dalam hal ini bisa saja ingin menggerus kekayaan di daerahnya secara membabi buta sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, bahkan bisa melalui suatu program-program atau suatu kebijakan-kebijakan yang embel-embelnya mementingkan rakyat, namun dalam praktiknya banyak melakukan kecurangan yang tersimpan secara rapi dan tersembunyi. Hal ini dapat dicontohkan ketika pemerintah melakukan kebijakan atau menyusun suatu program untuk kepentingan rakyat, namun dalam praktiknya ada praktik korupsi dalam proyek atau kebijakan tersebut, ada juga kebijakan yang dibuat pemerintah tidak sesuai dengan keinginan rakyat, justru memberikan efek yang buruk bagi rakyat. Tidak jarang pula hal tersebut justru memberikan masalah baru bahkan konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat akibat gesekan-gesekan kecil ini. Masalah baru ini dapat berupa tindakan pelacuran, kemiskinan, kriminalitas, dan lain sebagainya. Atas dasar hal tersebut, individu atau lembaga yang terdiri dari beberapa individu tersebut semakin memiliki pola pemikiran yang berkembang, dan semakin berani menyuarakan pendapat mereka.

4 Tidak sedikit pula bahwa kritik diperlukan sebagai alat kontrol atas kewenangan suatu lembaga pemerintah agar dalam praktiknya tidak sewenang-wenang dan tidak semaunya sendiri. Hal ini diperkuat oleh pendapat Susetiawan (dalam Mas oed, 1999:6-7) bahwa orang mempercayai masyarakat ini berkembang karena hubungan-hubungan konflik yang melibatkan berbagai macam kepentingan. Hubungan konflik dilukiskan dalam bentuk hubungan kelas yakni antara kelas penguasa dengan kelas yang dikuasai. Masyarakat akan terus berkembang karena perbedaan-perbedaan kepentingan. Kritik sendiri dalam hal ini berkembang dengan sangat pesat. Kritik sangat diperlukan untuk mengawasi atau menegur para penguasa atau lembaga pemerintahan dalam menjalankan suatu kebijakan bagi rakyat, apabila kebijakan tersebut mengalami sebuah konflik sosial yang justru menimbulkan masalah baru. Selain itu kritik juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur suatu kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Sejalan dengan hal tersebut Frankfurt (dalam Mas oed, 1999:32) menyatakan bahwa kritis berarti kemampuan penyadaran diri manusia dan kekuatan hegemonik tertentu sehingga pada gilirannya manusia itu mampu melakukan perlawanan dan pengubahan atasnya. Pendapat tersebut semakin menguatkan bahwa kritik diperlukan agar manusia mampu melawan rasa ketidakadilan terhadap suatu hegemonik tertentu dan berusaha menjadi berubah atas hal yang diinginkan.

5 Kritik semakin berkembang dalam proses penyampaiannya. Hal tersebut juga dikatakan oleh Mas oed (1999:49) yang mengatakan bahwa kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari cara yang tradisional, seperti pepe (berjemur diri), ungkapan-ungkapan sindiran, melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial, melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni sastra dan melalui media massa. Namun, banyak sekarang yang mulai meninggalkan hal-hal yang sifatnya tradisional tersebut ke dalam hal-hal yang lebih bagus dalam penyampaiannya. Hal itu dikarenakan, pemikiran masyarakat sekarang condong ke arah yang lebih maju daripada tradisional yang hanya membuang tenaga. Perkembangan kritik sekarang banyak mengalami kemajuan dibandingkan pada zaman orde baru dahulu dimana dalam menyuarakan pendapatnya sangat diawasi secara ketat. Kritik ini dapat dilakukan melalui komunikasi berupa sindiran antar personal maupun sosial, berbagai pertunjukan kesenian yang bertema kritikan yang dapat disaksikan oleh khalayak luas, melalui media massa, dan tak jarang pula melalui sebuah seni sastra yang semakin berkembang sepertiteater, lukisan, pentas macam-macam wayang yang sudah mengalami perkembangan misalnya, wayang kampung sebelah ciptaan seniman Jlitheng Suparman dan wayang suket ciptaan Alm. Slamet Gundono yang mulai sekarang ini semakin menunjukkan eksistensinya dalam dunia sastra.

6 Tema yang diangkat pun semakin bebas dan luas, sehingga penyair merasa bebas dan tidak merasa terkekang dalam menyampaikan idenya. Berangkat dari suatu kondisi masyarakat yang mencerminkan segala yang terjadi, para pengarang dapat mengungkapkan kritikan tersebut dengan bebas dan melalui berbagai media seperti yang disebutkan di atas. Pradopo (2003:159) juga mengatakan hal yang demikian bahwa sastra sebagai cermin masyarakat. Maksudnya, sastra dianggap sebagai gambaran keadaan masyarakatnya. Selain melalui seni sastra yang disebutkan di atas, dalam penyampaiannya dapat juga melalui media lagu. Lirik lagu banyak memiliki pesan yang dapat dituangkan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengar, sehingga dapat memberikan makna yang terselip di dalamnya. Lagu dapat digunakan dalam berbagai tujuan, misalnya dalam hal ini sebuah kritik sosial. Menurut Daewoo (2012) kritik sosial dapat dituangkan dalam media lagu yang di dalamnya dapat diselipkan suatu makna yang bersifat menggugah atau bisa saja memprotes suatu ketimpangan atau masalah sosial yang ada dan berkembang dalam dunia masyarakat. Selain itu lagu juga dapat digunakan untuk menyatukan perbedaan, pengobar semangat seperti pada masa perjuangan dahulu, bahkan lagu juga dapat digunakan untuk memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapatkan dukungan serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang dengan tujuan menanamkan sikap atau nilai yang kemudian dapat dirasakan

7 orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat. Sejalan dengan pendapat tersebut, dapat dipastikan bahwa lagu merupakan sarana yang tepat untuk menggugah aspirasi masyarakat dalam menyampaikan kritikan, terutama kritik yang melatarbelakangi masalah sosial, yaitu kritik sosial. Selain itu, lirik lagu dapat memberikan efek yang nyata. Misalkan dalam lirik lagu tersebut terdapat kata-kata yang menyerukan tentang ketidakadilan yang tengah terjadi dalam masyarakat dan masalah-masalah sosial yang ada, dalam hal ini pemerintah sebagai lembaga kekuasaan tertinggi harus bertanggungjawab terhadap keadaan ini. Tidak mustahil apabila masyarakat menjadi marah atas sebuah ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah. Bunga Hitam merupakan sebuah grup band yang selalu menggencarkan sebuah kritikan atau memberikan gambaran mengenai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Melalui lagu-lagu, mereka berusaha menunjukkan bahwa masih banyak suatu masalah, konflik, dan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Lirik lagu milik Bunga Hitam mencoba memberikan kritikan terhadap pemerintah yang selalu memberikan kebijakan yang mungkin kurang tepat di masyarakat dan bahkan memunculkan masalah-masalah baru atau ketimpangan sosial yang terjadi. Terlebih generasi muda sekarang lebih menyukai musik daripada melakukan aksi mengkritisi suatu hal dengan cara yang tradisional. Kritik sosial tersebut selain dituangkan dalam sebuah lirik lagu, dapat juga

8 dijadikan sebagai bahan ajar sastra agar menambah khasanah pengetahuan dan dapat menanamkan nilai-nilai sosial sejak dalam usia pendidikan. Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, maka kritik sangat diperlukan pada era sekarang ini dimana kritik dapat digunakan sebagai alat untuk mengawasi, mengontrol, mengingatkan, maupun menyindir suatu kebijakan maupun kondisi sosial yang ada sekarang ini agar tidak semakin kebablasan atau pun tidak semakin menjadi. Diharapkan dengan adanya sebuah kritikan apa yang telah terjadi yang sebelumnya melampaui batas atau norma, dapat kembali menjadi lebih baik melalui sebuah kritikan terhadap kondisi sosial yang sedang terjadi sekarang ini. Melalui media lirik lagu, kritik lebih mudah dalam penyampaiannya. Hal ini dikarenakan lagu mudah untuk merasuk ke pendengar dan dapat meberi sugesti, maupun efek yang nyata. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Kritik Sosial dalam Lirik Lagu Pada Album Untukmu Komunitas Karya Band Bunga Hitam: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. 2. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, terarah dan tidak semakin meluas dari objek yang ingin dituju, maka diperlukan pembatasan masalah.

9 Pembatasan dalam penelitian ini adalah analisis lirik lagu pada album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitam. Pembatasan dalam penelitian ini adalah analisis lirik lagu pada album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitamyang meliputi tema, perasaan, nada dan suasana, amanat, diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, rima, dan tata wajah yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis struktural, sedangkan kritik sosial akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana latar sosio-historis grup band Bunga Hitam? 2. Bagaimana struktur lirik lagu pada album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitam? 3. Bagaimana kritik sosial yang terdapat dalam lirik lagu pada album Untukmu Komunitaskarya band Bunga Hitam dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra? 4. Bagaimanakah implementasi hasil dari penelitian ini sebagai bahan ajar sastra di SMA?

10 4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk, 1. Mendeskripsikan latar sosio-historis band Bunga Hitam. 2. Mendeskripsikan struktur yang membangun dalam lirik lagu pada album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitam. 3. Mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam lirik lagu pada album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitam. 4. Mendeskripsikan hasil penelitian tersebut kemudian diimplementasikan sebagai bahan ajar sastra di SMA. 5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang baik, dapat mencapai tujuan yang optimal, dan mampu menghasilkan laporan yang sistematis dan bermanfaat secara umum. Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Manfaat Teoretis 1. Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan pengetahuan mengenai studi analisis terhadap sastra di Indonesia, terutama dalam bidang penelitian lirik lagu yang memanfaatkan teori Sosiologi Sastra. 2. Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan dalam menerapkan teori sastra dan teori Sosiologi Sastra dalam mengungkapkan lirik lagu band Bunga Hitam.

11 b. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengalaman dan pengetahuan baru khusunya dalam bidang penelitian yang memanfaatkan kajian sosiologi sastra dan kritik sosial. 2. Bagi pembaca dan penikmat karya sastra Penelitian ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang sebelumnya telah ada atau telah diteliti, khususnya dalam bidang kritik sosial. 3. Bagi mahasiswa Bahasa Sastra Indonesia Penelitian ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebuah acuan untuk memunculkan gagasan baru yang lebih baik lagi dari peneliti sebelumnya. 4. Bagi pendidik Penelitian ini diharapkan akan digunakan oleh pendidik, khususnya guru atau dosen dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia di berbagai institusi pendidikan yang dapat digunakan untuk materi ajar.