ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV SURYA JAYA SAKTI MAKASSAR Oleh : Rizky Rahmawati Email : risky_ra@gmail.com Pembimbing I : Sukmawati Marjuni Email : Sukma.univ45@gmail.com Pembimbing II : Lukman Setiawan Email : lukmansetia94@gmail.com Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT RIZKY RAHMAWATI. Analysis of Effect of Leadership Style on Employee Satisfaction at CV Surya Jaya Sakti Makassar (guided by Dr. Sukmawati Marjuni, SE., M.Si. And Lukman Setiawan, S.Si., S.Psi., SE., MM.) The purpose of this research is to see how far the style of autocratic, democratic, and laissez faire leadership influence to job satisfaction of employees and to know which influence of leadership style that most dominant influence to job satisfaction at CV Surya Jaya Sakti Makassar. The object of research is CV Surya Jaya Sakti Makassar. The sample uses purposive sampling method by directly selecting all employees as many as 30 people. The results showed that partial test (t test) between autocratic leadership style variable with employee job satisfaction variable showed t value of 2,004 <1,697 with real level of 0,05, hence this mean that autocratic leadership style have positive and significant influence to job satisfaction Employee so the hypothesis is accepted. While the results of partial test (t test) between the variables of democratic leadership style with employee job satisfaction variables showed a greater t value of 7.291 <1.697 with a real level of 0.05, then this means that the style of democratic leadership has a positive and significant impact on motivation Employee so that the hypothesis is accepted, and the result of partial test (t test) between laissez faire leadership style variable with employee satisfaction variable shows bigger t value is 6,225 <1,697 with real level 0,05, hence this means that laissez leadership style Faire have a positive and significant effect on employee motivation so that hypothesis accepted ------------------- Keywords : Autocratic Leadership Style, Democratic Leadership Style, Laissez Faire Leadership Style, Employee Job Satisfaction Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 104
PENDAHULUAN Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan gabtung pada berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus diperhatikan perusahaan, terutama bila mengingat bahwa era perdagangan bebas akan segera dimulai, dimana iklim kompetisi yang dihadapi akan sangat berbeda. Hal ini memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja denga lebih efisien, efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi akan memacu tiap perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan perhatian pada aspek sumber daya manusia. Kemampuan perusahaan untuk melakukan perubahan akan sangat tergantung dari kemampuan pegawainya dalam menghadapi perubahan tersebut, termasuk kesiapan dalam melakukan perubahan. Karyawan sebagai aset perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan sebuah organisasi, dimana kenyamanan yang dirasakan karyawan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan. Memahami pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era globalisasi ini salah satu upaya yang harus dicapai oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.tidak terlepas dari pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, pihak perusahaan pun dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan kualitas manajemen. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat lebih berkembang secara optimal maka pemeliharaan hubungan yang serasi dan berkelanjutan dengan para karyawan menjadi sangat penting. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan dengan para karyawan yaitu dengan memperhatikan tingkat kepuasaan kerja para karyawan, melihat gaya kepemimpinan atasan dalam memberikan perintah, dan memperhatikan bentuk-bentuk peningkatan motivasi kerja karyawan secara optimal. Semua usaha yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam hal ini bagian personalia guna untuk membantu karyawan dalam bekerja dan memenuhi tujuan organisasi. Dalam suatu perusahaan, khususnya distributor/penyalur, perubahan merupakan suatu hal yang sangat lazim terjadi. Berbagai perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis, menuntut perusahaan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rangka Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 105
memenagkan persaingan. Begitu pula yang terjadi di CV Surya Jaya Sakti Makassar, tuntutan customer, inovasi unggul perusahaan pesaing dan ketatnya persaingan layanan antar perusahaan, dengan begitu gaya kepemimpinan atasan sangat perlu diperlukan diperusahaan beserta karyawannya demi tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Miftah Thoha (2010), Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleg seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bahawan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku oran lain atau bawahan. Pemimpin tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama dalam memimpin bawahannya, namun harus disesuaikan dengan karakter-karakter tingkat kemampuan dalam tugas setiap bawahannya. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana caranya memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang merasa mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Secara umum diketahui bahwa kepuasan kerja merupakan faktor yang berkontribusi terhadap fisik dan mental kesejahtraan karyawan. Karena itu, ia memiliki pengaruh yang signifikan pada pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku seperti produktivitas, absensi, dan hubungan karyawan. Dalam hal ini CV Surya Jaya Sakti Makassar sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang penyalur barang dengan misinya yaitu memberikan pelayanan prima yang berkualitas dan terpercaya untuk kemudia menunjukan produktivitas yang tinggi dalam usaha mewujudkan misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal diatas, maka gaya kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan. Sehingga kemampuan atasan dalam memberikan keputusan akan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan memilih judul penelitian Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada CV Surya Jaya Sakti Makassar. Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 106
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen diadopsi dari kata management, yang merupakan pengembangan dari asal kata bahasa Latin yaitu manus yang berarti tangan, dan berkembang menjadi maneggiare yang berarti menangani (Sulistyani & Rosidah, 2003: 7). Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2007: 9). Manajemen memang dapat memiliki pengertian lebih luas daripada itu, tetapi definisi di atas memberikan kepada kita kenyataan bahwa yang diutamakan adalah mengelola sumber daya manusia, bukan material atau finansial. Dalam perkembangannya Manajemen Sumber Daya Manusia diartikan sama dengan manajemen personalia. Manullang (2001: 156), menyatakan bahwa manajemen personalia adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara untuk memberikan suatu fasilitas untuk perkembangan, pekerjaan dan juga rasa partisipasi pekerjaan didalam suatu kegiatan dan aktivitas. METODE PENELITIAN Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Analisis Deskriptif Kuantitatifmerupakan metode yang bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisisnya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisa tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan. 2. Analisis Kuantitatif, dalam mengetahui hubungan dan pengaruh antara kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi dengan kinerja karyawan digunakan teknik analisis regresi berganda. Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan (variabel x) terhadap kejadian lainnya (variabel y). Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = a+ b 1 X 1 +b 2 X 2 + b3x3+e Definisi Operasional Variabel Variabel bebas adalah variabel yang fungsinya mempengaruhi variabel lainnya.variabel bebas dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laizes Faire (X). Gaya kepemimpinan otokratis pada dasarnya adalah gaya Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 107
kepemimpinan dimana pemimpin banyak mempengaruhi atau menetukan perilaku pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang demokratis adalah gaya yang banyak menekankan pada partisipasi pengikut dari kecenderungan pemimpin untuk menentukan sendiri. Gaya kepemimpinan bebas (laissez faire) adalah gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan kepada keputusan kelompok. a. Gaya Kepemimpinan Otokratis (X 1 ) pada dasarnya adalah gaya kepemimpinan dimana pimpinan CV Surya Jaya Sakti banyak mempengaruhi atau menetukan perilaku karyawannya. b. Gaya Kepemimpinan yang Demokratis (X 2 ) adalah gaya yang banyak menekankan pada partisipasi karyawan CV Surya Jaya Sakti dari kecenderungan pemimpin untuk menentukan sendiri. c. Gaya Kepemimpinan Bebas (laissez faire) (X 3 ) adalah gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan kepada keputusan kelompok pada CV Surya Jaya Sakti. Dalam gaya ini, pimpinan CV Surya Jaya Sakti akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok karyawannya. d. Variabel terkait (dependent variabel) adalah suatu variabel yang dikenai pengaruh oleh variabel lain dan dalam notasinya ditulis dengan Y. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja CV Surya Jaya Sakti Makassar. Menurut Gibson, et.al (1993) kepuasan kerja dan semangat kerja adalah hal yang serupa, menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi memenuhi kebutuhan para karyawannya. Ukuran kepuasan meliputi sikap karyawan, pergantian karyawan (turnover), absensi, keterlambatan dan keluhan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dan Pembahasan Karakteristik Responden DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR Umur Frekuensi Persentase (%) Dibawah 25 tahun 4 4 % 25-35 tahun 9 9 % 36-44 tahun 5 5 % 45-60 tahun 12 12 % Total: 30 30 % Sumber: Data primer diolah, 2017 Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 108
Berdasarkan data tersebut di atas, menunjukkan bahwa usia responden yang terbesar dalam penelitian ini adalah antara 45-60 tahun yakni sebanyak 12 orang atau 12% apabila dipersentasekan menurut jumlah responden yang menjadi obyek penelitian, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan pada CV Surya Jaya Sakti Makassar adalah berusia antara 45-60 tahun dan diatas dari 25 tahun, karena karyawannya tetap pada CV Surya Jaya Sakti Makassar dominan sudah bekerja diatas 10 tahun, sehingga usia saat memulai kerja diperkirakan 20 tahun keatas. Berikutnya akan disajikan deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini: DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-Laki 25 25 % Perempuan 5 5 % Total 30 30 % Sumber: Data primer diolah, 2017 Deskripsi responden menurut jenis kelamin dalam penelitian ini menunjukkan bahwa yang dominan adalah laki-laki yakni sebanyak 25 orang atau 25%, sedangkan perempuan 5 orang atau persentasenya 5% saja. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan CV Surya Jaya Sakti Makassar adalah didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, karena jenis pekerjaan didominan oleh tugas lapangan (outdoor) yang tidak memungkinkan dikerjakan karyawati, sehingga karyawati pada CV Surya Jaya Sakti Makassar berjumlah minim karena hanya ditempatkan sebagai admin yang tugasnya hanya berada didalam kantor (indoor). Kemudian selanjutnya akan disajikan deskripsi responden menurut tingkat pendidikan yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini: DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD SMP 12 12% SMA Sederajat 16 16 % Sarjana (S1) 2 2% Total 30 30 % Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 109
Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini adalah responden dengan tingkat pendidikan SMA atau sederajat yakni sebanyak 16 orang atau 16%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan CV Surya Jaya Sakti Makassar mempunyai tingkat pendidikan SMA atau Sederajat, karena untuk beberapa bagian pada CV Surya Jaya Sakti Makassar tidak menekankan pendidikan S1, kecuali kesehatan jasmani dan mental, kejujuran, dan ketangkasan dalam bekerja. DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN LAMA KERJA Lama Kerja Frekuensi Persentase (%) < 2 tahun 3 25 % 2 5 tahun 12 31 % 5 10 tahun 15 49 % Total 30 30 % Sumber: Data primer diolah, 2017 Deskripsi responden berdasarkan lama kerja dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lama kerja karyawan yang terbesar adalah antara 5 10 tahun yakni sebanyak 15 orang atau 15%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata karyawan pada CV Surya Jaya Sakti Makassar mempunyai masa kerja 5 10 tahun, karena rata-rata karyawan CV Surya Jaya Sakti Makassar sudah berpengalaman dan mempunyai masa kerja yang cukup lama. Analisis Regresi Y = 0,073 + 0,138X 1 + 0,623X 2 + 0,578X 3 + e Berdasarkan rumus tersebut diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut : a = 0,073 yang merupakan nilai konstant, walaupun tidak dinaikkan atau diturunkan maka kepuasan kerja karyawan tetap 0,073% b 1 = 0,138 menyatakan bahwa setiap penambahan gaya kepemimpinan otokratis 1%, maka diikuti oleh peningkatan kepuasan kerja karyawan sebesar 0,138%. b 2 = 0,623 menyatakan bahwa setiap penambahan gaya kepemimpinan demokratis 1%, maka diikuti oleh peningkatan kepuasan kerja karyawan sebesar 0,623%. Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 110
b 3 = 0,578 menyatakan bahwa setiap penambahan gaya kepemimpinan laissez faire 1%, maka diikuti oleh peningkatan kepuasan kerja karyawan sebesar 0,578%. Hasil analisis regresi dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otokritas, demokratis, dan laissez faire memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan yang ditunjukkan dengan koefisien variabel bertanda positif. Dari hasil perhitungan regresi berganda tersebut diperoleh nilai signifikansi gaya kepemimpinan otokratis adalah sebesar 0,056 sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan demokratis diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,000, dan untuk variabel gaya kepemimpinan laissez faire diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,003. Nilai t digunakan untuk menguji apakah variabel independent berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependent yang akan dibahas pada bagian pengujian hipotesis adapun ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dalam buku Sugiyono (2006) terjadi jika signifikansi lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan signifikansinya yaitu X1 dengan signifikansi 0,056 maka secara individu gaya kepemimpinan otokritas berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, sedangkan X2 dengan signifikansi 0,000 maka secara gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, dan X3 dengan signifikansi 0,000 maka secara gaya kepemimpinan laissez faire berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Analisis Koefisien Korelasi Dari hasil SPSS dan berdasarkan ketentuan kuat tidaknya pengaruh yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, sehingga dapat dijelaskan bahwa antara faktor gaya kepemimpinan otokratis, demokratis dan laissez faire berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai dari koefisien korelasi parsial antara gaya kepemimpinan otokratis terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,645 yang berarti terdapat pengaruh yang sangat kuat dimana faktor gaya kepemimpinan otokratis mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 64,5%. 2. Nilai dari koefisien korelasi parsial antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,898 yang berarti terdapat pengaruh yang sangat kuat dimana faktor gaya kepemimpinan demokratis sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 89,8%. Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 111
3. Nilai dari koefisien korelasi parsial antara gaya kepemimpinan laissez faire terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,904 yang berarti terdapat pengaruh yang sangat kuat dimana factor gaya kepemimpinan laissez faire mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 90,4%. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) = 0,972 yang menunjukkan bahwa variasi dari kepuasan kerja karyawan pada CV Surya Jaya Sakti Makassar dapat dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan otokratis, demokratis dan laissez faire sebesar 97,2%, sedangkan sisanya sebesar 2,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Uji F (Serempak) Uji serempak atau uji F merupakan uji secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan Otokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 2 ), dan Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ) secara bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Uji F dilakukan dengan membandingkan F Hitung dengan F Tabel. Berdasarkan ringkasan hasil regresi berganda dari tabel 4.12 ditunjukkan bahwa F Hitung sebesar 147,383, sedangkan hasil F Tabel pada tabel distribusi dengan tingkat kesalahan 5% adalah sebesar 3,32. Hal ini berarti F Hitung > F Tabel (147,383> 3,32). Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Otokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 2 ), dan Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja karyawan (Y). Maka penulis menyimpulkan hipotesis pertama pada penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel bebas yang terdiri dari Gaya Kepemimpinan Otokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 2 ), dan Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ) secara bersama-sama dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) terbukti dan dapat diterima. Uji T (Parsial ) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau secara parsial variabel independent (Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratis, dan Laizes Faire) terhadap variabel dependent (Kepuasan Kerja). Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 112
Pengaruh dari masing-masing variabel Gaya Kepemimpinan Otokritas, Demokratis dan Laissez Faire terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikansi (probabilitas). Gaya Kepemimpinan Otokritas mempunyai arah yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karena nilai signifikan lebih <0,05. Sedangkan Gaya Kepemimpinan Demokratis mempunyai arah yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karena nilai signifikan lebih <0,05, dan Gaya Kepemimpinan Laissez Faire mempunyai arah yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karena nilai signifikan lebih <0,05 1. Uji Hipotesis Gaya Kepemimpinan Otokritas yang berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel gaya kepemimpinan otokratis dengan variabel kepuasan kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,004<1,697 koefisien regresi sebesar 0,138 dan nilai probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa Gaya Kepemimpinan Otokratis berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan sehingga hipotesis dapat diterima. 2. Uji Hipotesis Gaya Kepemimpinan Demokratis yang berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel gaya kepemimpinan demokratis dengan variabel kepuasan kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung sebesar 7,291<1,697 koefisien regresi sebesar 0,623 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa Gaya Kepemimpinan Demokratis berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan sehingga hipotesis dapat diterima. 3. Uji Hipotesis Gaya Kepemimpinan Laissez Faire yang berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel gaya kepemimpinan laissez faire dengan variabel kepuasan kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung sebesar 6,225<1,697 koefisien regresi sebesar 0,578 dan nilai probabilitas sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa Gaya Kepemimpinan Laissez Faire berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan sehingga hipotesis dapat diterima. Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 113
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel gaya kepemimpinan (otokritas, demokratis dan laissez faire) secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini telah dibuktikan melalui uji F, dimana hasil uji F memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel yang berarti hipotesis pertama dalam penelitian ini telah terbukti dan dapat diterima. 2. Dari dua variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, variabel yang paling dominan berpengaruh adalah gaya kepemimpinan demokratis (X2). Yang telah dibuktikan melalui uji t, dimana hasil uji t variabel gaya kepemimpinan demokratis memperlihatkan nilai thitung yang lebih besar dibanding nilai t tabel dan nilai t hitung dari variabel gaya kepemimpinan demokratis (X2) ini lebih besar dibandingkan nilai t hitung dari variabel gaya kepemimpinan otokratis (X1) dan gaya kepemimpinan laissez faire (X3). Kemudian nilai signifikansi variabel gaya kepemimpinan otokratis (X1) dan gaya kepemimpinan laissez faire (X3) lebih kecil dibandingkan dengan nilai α yang berarti hipotesis kedua dalam penelitian ini telah terbukti dan dapat diterima. Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 114
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darwito,SE. 2008. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan pada RSUD Kota Semarang.Tesis. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1. Edisi 10. Jakarta. Prenhallindo Dessler, Gary. 2010. Manajemen sumber daya manusia. Jilid 1. Edisi 10. Jakarta. Indeks. Duncan, W. Jack. 1981. Organizational Behavior. Edisi 2. Boston. Houghton. Handoko, T. H. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, S.P. Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manausia. Edisi Revisi. Jakarta. Bumi Aksara. Indrawijaya, Adam, I. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Cetakan Keenam. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama. Vol 4, No. 002 (2018) Rizky Rahmawati 115