FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PRIORITAS PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BAHARI PANTAI SLOPENG MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BAB II GAMBARAN UMUM DISPARPORA tentang Susunan dan Tata Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 8 TAHUN 2015

BAB V PENUTUP. dalam pengembangan promosi wisata Sidoarjo. melalui media yang terbukti dengan menculnya media tourism atau media

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan zaman belakangan ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA, SENI, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KEPALA DINAS SEKRETARIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

DATA POTENSI PARIWISATA GUNUNG BERUK DAYA TARIK WISATA ADA/ TIDAK ADA KETERANGAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan menguraikan dan menganalisis data yang telah

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

USULAN PROGRAM KEMITRAAN WILAYAH. Logo Perguruan Tinggi-B PROGRAM KEMITRAAN WILAYAH (PKW) JUDUL

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2016

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB VI Kesimpulan dan Saran. Desa Wisata Kalibuntung lebih memilih produk wisata yang berdasarkan

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MILIK UKDW PENDAHULUAN BAB 1

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM PEMBINA TEKNIS KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BANYUWANGI.

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah andalan sektor

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 43 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS STAF AHLI BUPATI TASIKMALAYA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT. 2.1 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

TEMPLATE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MSYARAKAT UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

KEPALA DESA GEJAGAN KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA GEJAGAN NOMOR 01 TAHUN 2017 T E N T A N G

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

SALINAN PERUBAHAN TAHUN 2014 NOMOR 13 KEDUA TENTANG. dan. ketentuan. Perangkat. Kabupaten. daerah. yang. Organisasi. Peraturan. dimaksud.

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Setiap kali mendengar nama Pulau Bali, yang langsung terlintas di kepala

Transkripsi:

IbM PEMBANGUNAN DESA WISATA MELALUI KONSEP LOCAL COMMUNITY BASED Mohammad Harun 1, Anita Intan Nura Diana 2, Rillia Aisyah Haris 3 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja email : mohamadharun74@gmail.com 2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja email : Anita.071288@gmail.com 3 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Wiraraja, email rilliaharis@gmail.com ABSTRAK Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dan penghasilan non migas. Desa Semaan, Kecamatan Dasuk dan Desa Belluk Ares, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep merupakan dua Desa yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat tujuan pariwisata yang berbasi masyarakat lokal (local community based). Di Desa Semaandan Desa Belluk Ares banyak kegiatan wisata yang dapat dinikmati misalnya, menikmati indahnya pantai slopeng dan pantai tanerros, rokat tase (petik laut), tari muang sangkal, saronen Madura, dan batu cenneng. Beberapa permasalahan diantaranya : 1)Kurangnya kesadaran dan respon masyarakat lokal terhadap pembangunan desa wisata sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat, 2) Belum adanya komunitas atau masyarakat lokal yang secara resmi membentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS), 3) Belum tersedianya sarana penunjang (tempat) bagi komunitas masyarakat untuk berdiskusi dan menuangkan ide-ide pembangunan desa wisata, 4) Belum banyaknya jumlah masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan komputer dan internet, 5) Kurangnya media informasi dan promosi wisata terkait keberadaan tempat-tempat wisata di Desa Semaan dan Desa Belluk Ares, Kabupaten Sumenep, 6) Kurangnya pengetahuan tentang sistem Hasil kegiatan meliputi kegiatan sosialisasi pentingnya desa wisata, pembentukan pokdarwis, pendampingan penyusunan program kerja, pembuatan gazebo, serah terima gazebo, sosialisasi pengelolaan website, sosialisasi manajemen dan strategi promosi, serta serah terima Laptop. Setelah dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap kedua desa mitra, Desa Semaan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi untuk mengembangkan desa wisata dibandingkan dengan Desa Belluk Ares. Kata kunci : Madura, Desa Semaan, Desa Belluk Ares, Local Community Based 1. PENDAHULUAN Potensi wisata yang terdapat di Pulau Madura meliputi potensi wisata alam, budaya dan potensi wisata sejarah yang tersebar di empat kabupaten di pulau madura, kabupaten tersebut meliputi Kabupaten Bangkalan,Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Namun pada kenyataannya sampai saat ini objek wisata yang berada di Desa Semaan, Kecamatan Dasuk dan objek wisata yang berada di Desa Belluk Ares, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep belum bisa menarik banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep (2015), jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Slopeng tiap harinya kurang lebih hanya 40 orang. Permasalahan Mitra : 1. Kurangnya kesadaran dan respon masyarakat lokal terhadap pembangunan desa wisata sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat. 2. Belum adanya komunitas atau masyarakat lokal yang secara resmi membentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS) 3. Belum tersedianya sarana penunjang (tempat) bagi komunitas masyarakat untuk berdiskusi dan menuangkan ide-ide pembangunan desa wisata. 4. Belum banyaknya jumlah masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan komputer dan internet. 5. Kurangnya Media informasi dan promosi wisata terkait keberadaan tempat-tempat wisata di Desa Semaan dan Desa Belluk Ares, Kabupaten Sumenep. 6. Kurangnya pengetahuan tentang sistem 2. TARGET DAN LUARAN Tabel 1. Target dan Luaran Kegiatan Iptek Bagi Masyarakat No Jenis Luaran Indikator Capaian 1 Publikasi ilmiah di jurnal / Published prosiding 2 Publikasi pada media massa Tidak ada (cetak / elektronik) 3 Peningkatan omzet pada mitra Tidak ada yang bergerak dalam bidang ekonomi 4 Peningkatan kuantitas dan Tidak ada kualitas produk 5 Peningkatan pemahaman dan Ada keterampilan masyarakat 6

No Jenis Luaran 6 Peningkatan ketentraman/kesehatan masyarakat 7 Jasa, model, rekayasa sosial, sistem, produk/barang 8 Hak kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain produk industri, perlindungan varietas tanaman, perlindungan topografi 9 Buku ajar Indikator Capaian Tidak Ada Penerapan Tidak ada Tidak ada 3. METODE PELAKSANAAN Kerangka penyelesaian masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya kesadaran dan respon masyarakat lokal terhadap pembangunan desa wisata sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat. Solusi yang ditawarkan adalah dengan mengadakan sosialisasi pentingnya pembangunan desa wisata sebagai pemberdayaan potensi lokal yang dimiliki desa. Luaran yang akan diperoleh adalah peningkatan kesadaran, pengetahuan dan pemahaman serta respon masyarakat. Metode yang digunakan adalah workshop dan FGD (focus group discussion). 2. Belum ada komunitas masyarakat lokal yang dengan sengaja membentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS). Solusi yang ditawarkan adalah pembentukan struktur organisasi kelompok sadar wisata yang berbasis pada masyarakat lokal ( Local Community Based). Untuk mengatasi kendala ini adalah dengan membentuk POKDARWIS, berikut struktur organisasinya yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi. 3. Belum tersedianya sarana penunjang (tempat) bagi komunitas masyarakat untuk berdiskusi dan menuangkan ide-ide pembangunan desa wisata. Solusi yang ditawarkan adalah pembangunan gazebo. Proses pembangunan gazebo akan melibatkan masyarakat lokal, dengan tujuan agar masyarakat ikut merasa memiliki atas fasilitas yang akan dibangun. 4. Belum banyaknya jumlah masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan komputer dan internet. Solusi yang ditawarkan adalah pelatihan mengoperasikan komputer dan internet. Luaran yang diperoleh yaitu tersedianya 1 unit leptop sebagai bantuan program IbM dengan spesifikasi RAM 2GB, HDD 500GB, VGA Intel HD Graphics. 5. Kurangnya media informasi dan promosi wisata terkait keberadaan tempat-tempat wisata di Desa Semaan dan Desa Belluk Ares, Kabupaten Sumenep.Metode yang digunakan adalah Sosialisasi dan Pelatihan pengelolaan website yang khususs mempublikasikan semua kegiatan pariwisata di Desa Semaan dan Desa Belluk Ares. Luaran yang diperoleh adalah peningkatan pemahaman dan keterampilan mengelola website. 6. Kurangnya pengetahuan tentang sistem Metode yang akan digunakan adalah workshop. Memberikan pelatihan tentang sistem manajemen dan strategi promosi wisata desa. 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Pengalaman dari pelaksanaan program adalah staf pengajar yang saling bersinergi demi kelancaran program IbM ini. Tim pelaksana terdiri dari 3 orang staf pengajar Universitas Wiraraja yang dengan kompetensinya masing-masing akan bekerjasama untuk keberhasilan program IbM ini. Kompetensi yang dibutuhkan demi kelancaran program ini antara lain bidang teknik sipil dan bidang Ilmu Administrasi Negara. Staf pengajar bidang teknik sipil sangat berkompeten dalam merencanakan site map dengan menggunakan autocad semua tempat- baik wisata alam, wisata tempat atau objek wisataa sejarah maupun wisataa budaya yang sangat berpotensi untuk dikembangkan didaerah Desa Semaan, Kecamatan Dasuk dan Desa Belluk Ares, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep. Selain itu staf pengajar bidang teknik sipil ini akan melakukan perencanaann pembangunan Gazebo sebagai tempat segala aktifitas setelah rentetan kegiatan program IbM ini dilaksanakan. Staf pengajar bidang lainnya yang dibutuhkan adalah bidang ilmu administrasi Negara. Staf pengajar ini akan memberikan tentang sistem organisasi dan manajemen dalam organisasi serta perumusan lainnya yang akan dilaksanakan dalam kegiatan IbM ini. 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Hasil dan luaran yang dicapai selama keberlangsungan program iptek bagi masyarakat di kedua desa mitra, adalah sebagai berikut : A. Peningkatan Kesadaran & Respon Masyarakat Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 5, No. 2, Oktober 2016 - ISSN : 2339-0719 7

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK SADAR WISATA DESA BELLUK ARES, KEC. AMBUNTEN Penasehat Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga Pembina M. Salehodin Ketua Mamad Wakil Ketua Salamet Sekretaris Humaidi Bendahara Masuri Gambar 1. Sosialisasi Program Pembangunan Desa Wisata Melalui Konsep Local Community Based Seksi Ketertiban & Keamanan Kebersihan & Keindahan Daya Tarik Wisata Pengembangan Usaha Rosihan Anwar Amirul Rahman Hendah Susantina Mohammad Hasan C. Tersedianya Sarana Penunjang Sarana penunjang yang menjadi luaran dari kegiatan iptek bagi masyarakat (ibm) adalah laptop dan gazebo. Berikut ini merupakan gambar sarana penunjang, Gambar 2. Hasil Analisis Jawaban Responden Gambar 2 diatas menjelasakan tentang tingkat pemahaman responden terhadap kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim pelaksana a ibm. Hasil responden terhadap pembangunan desa wisata melalui konsep local community based mengalami peningkatan sebesar 57%. Hal ini ditunjukan dengan jawaban Ya sebelum sosialisasi hanya 20% dan setelah sosialisasi sebesar 77%. B. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Tabel 2. Struktur Organisasi POKDARWIS Desa Semaa, Kec. Dasuk STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK SADAR WISATA DESA SEMAAN, KEC. DASUK Penasehat Dinas Kebudayaan, Pariwis sata, Pemuda & Olahraga Pembina Sihon Ketua Sunarto, S.PdI Wakil Ketua Andilala, S.Pd Sekretaris Fajar Bendahara Sucipto Kelompok Kerja (POKJA) Sarana & Prasarana Anas & Masruji Lingkungan Hidup Anis & Businal Keamanan Hasan Seni & Budaya Holik, Fausi & Fadal Anggota Misnayu & Samsuki Tabel 3. Struktur Organisasi POKDARWIS Desa Belluk Ares, Kec. Ambunten Gambar 3. Serah terima laptop Gambar 4. Fasilitas Gazebo Gambar 5. Road Map Desa Wisata 8

D. Peningkatan Pemahaman Mengelola Website dan Kemampuan Gambar 6. Hasil Analisis Tentang Tingkat Pemahaman Responden Terhadap Sosialisasi Pengelolaan Website Gambar 6 diatas menjelasakan tentang tingkat pemahaman responden terhadap kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim pelaksana ibm. Hasil responden terhadap pengelolaann website mengalami peningkatan sebesar 35%. Hal ini ditunjukan dengan jawaban Ya sebelum sosialisasi hanya 0% dan setelah sosialisasi sebesar 35%. Gambar 9. Tampilan Paket Wisata Yang Ditawarkan Oleh Desa Wisata Semaan Gambar 10. Website Desa Wisata Belluk Ares (www.desawisatabellukares.com) F. Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman Manajemen serta Strategi Promosi Berikut ini merupakan hasil analisis jawaban responden tentang sosialisasi manajemen dan strategi promosi. Gambar 7. Sosialisasi Tentang Pengelolaan Website E. Adanya Media Informasi dan Promosi Wisata Luaran dari kegiatan ibm juga menyediakan alat informasi dan promosi berupa website. Penyusunan website kedua desa mitra, tim pelaksana dibantu oleh staf Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI) Universitas Wiraraja, Sumenep. Berikut ini merupakan tampilan website yang telah disusun Gambar 8. Website Desa Wisata Semaan (www.desawisatasemaan.com) Gambar 11. Hasil Analisis Tentang Tingkat Pemahaman Responden Terhadap Sosialisasi Manajemen dan Strategi Promosi Gambar 11 diatas menjelasakan tentang tingkat pemahaman responden terhadap kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim pelaksana ibm. Hasil responden terhadap manajemen dan strategi promosi yang baik mengalami peningkatan sebesar 70%. Hal ini ditunjukan dengan jawaban Ya sebelum sosialisasi hanya 15% dan setelah sosialisasi sebesar 85%. Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 5, No. 2, Oktober 2016 - ISSN : 2339-0719 9

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Dalam kegiatan yang telah berlangsung dapat diambil kesimpulan bahwa untuk kegiatan selanjutnya masih bisa terus dilanjutkan. hal ini didukung partisipasi mitra yang memberikan respon sangat baik dalam kegiatan-kegiatan sebelumnya. Luaran kegiatan secara umum telah tercapai dengan baik. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pembangunan desa wisata berbasis komunitas lokal dapat ditingkatkan secara baik. Potensi wisata desa dapat di identifikasi dan dipetakkan dan di promosikan melalui Website Pokdarwis di masing-masing desa mitra, pemahaman pengelolaan Website dapat ditingkatkan. Begitu juga dengan dibangunnya gazebo sebagai fasilitas yang mendukung kinerja pokdarwis dan juga dapat digunakan sebagai pusat informasi pokdarwis. Kendati demikian pelaksanaan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan terkendala oleh adanya kesibukan anggota pokdarwis dan perangkat desa serta terbatasnya sumber daya manusia/kaum muda desa yang melek teknologi namun kurang tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa. efektifitas pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dalam pembangunan desa wisata harus didukung oleh semua masyarakat desa tidak hanya dapat di lihat dari intensitas dan kuantitas pelatihan itu sendiri. Nepany, A. (2011, Desember 30). Lontar Madura. Retrieved Januari 12, 2016, from Pengembangan Objek Wisata Madura Berbasis Lokal: www.lontarmadura.com/konseppengembangan-objek-wisata-madura-berbasislocal-community-based Noname. (2015, Januari 19). Pengertiamu.com. Retrieved Januari 30, 2015, from Pengertian Workshop Menurut Para Ahli: www.pengertianmu.cpm/2015/01/pengertianworkshop-menurut-para-ahli Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. (2012). Bagian Pemerintah Desa. Retrieved 2016, from Info Wilayah Desa Semaan: http://www.pemdes-sumenep.com/ Tim Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau. (2004). Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat ( Community Based Tourism). Kalimantan Timur: CIFOR (Center For International Forestry Research). 6.2 SARAN 1. Mengingat pentingnya program pembangunan desa wisata sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat desa, maka hendaknya tidak hanya berhenti pada program ini saja tetapi juga diperlukan programprogram serupa. Sehingga masyarakat desa mampu secara mandiri mengembangkan desa dan wisata desanya. 2. Hendaknya Pokdarwis senantiasa aktif dalam menjalankan tugasnya sebagai agen pembangunan desa wisata, melakukan terobosan-terobosan baru, selalu memperbaharui informasi desa wisata di web yang telah dibuat. 3. Pemerintah desa dalam hal ini kepala desa sebagai penasehat Pokdarwis hendaknya selalu memantau kinerja Pokdarwis. 7. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep. (2011). Retrieved Januari 12, 2016, from Wisata Alam Pantai Slopeng: disbudparpora.sumenep.go.id Muliawan. (2008). Pengembangan Desa Wisata Melalui Program PNPM Mandiri tahun 2011. 10