Dasar-Dasar Pemikiran Cak Nur

dokumen-dokumen yang mirip
Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!?

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

BAB V KESIMPULAN. sekularisasi dari istilah sosiologis merupakan menduniawikan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

OPOSISI SUATU KENYATAAN 1

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara'

BAB V KESIMPULAN. sama lain. Lebih jauh standarisasi ini tidak hanya mengatur bagaimana

Komunisme dan Pan-Islamisme

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

Islam dan Demokrasi. Disusun oleh : AL-RHAZALI MITRA ANUGRAH F FEBRIAN DELI NOVELIAWATI C.

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. hadis Nabi yang paling populer menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB VI P E N U T U P

BAB 4 PENUTUP. yang terus berkembang hingga saat ini. Sejak kemunculan pertamanya di India

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

TWO VISIONS OF REFORMATION

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

A. Pengertian Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

barakah sesuai dengan sosio-kultural yang membentuknya dan mendominasi cara

Ideologi terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Ideologi Tertutup 2. Ideologi Terbuka Ideologi dalam arti sempit atau ideologi tertutup adalah gagasan-gagasan

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AND LIBERAL DEMOCRACY

Pentingnya Toleransi Beragama dalam Menjaga Ketahanan dan Persatuan Bangsa 1. Prof. Dr. Musdah Mulia 2

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pendidikan Islam Berwawasan kebangsaan menurut perspektif KH.

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

Dies Communitatis FF UNPAR 48 Akar Akar Intoleransi

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

4. Analisis Hasil Penelitian: Peran Agama-agama dalam Nation Building di Indonesia

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

yang mungkin selama ini belum banyak yang membaca pertarungan wacana semacam ini sebagai sebuah fenomena politis. Kontribusi Teoritik

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

Pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan

Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

ABDURRAHMAN WAHID : PEMIKIRAN TENTANG KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Didik Anak Menerima Realita. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd. Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), anak menjadi unsur yang teramat penting.

BAB I Pendahuluan UKDW

KAJIAN JARINGANN ISLAM LIBERAL DI INDONESIA Oleh: Muhamad Nur

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH

RAHIMA : Bagaimana awal masuknya isu gender ke kalangan perempuan Islam di Indonesia?

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

MAU MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN???

Islam dan Sekularisme

Transkripsi:

Dasar-Dasar Pemikiran Cak Nur Oleh Mulyadhi Kartanegara Dari wawancara Cak Nur dengan saudara Sobary dari Majalah Matra dan beberapa sumber lainnya, saya akan mencoba memberikan sebuah penafsiran subjektif saya terhadap dasar filosofis pemikiran Cak Nur yang kontroversial. Dengan penafsiran ini saya berharap dapat menunjukkan kepada pembaca posisi Cak Nur, sebagai seorang pembaru, di antara pembaru-pembaru lainnya. Tapi perlu diketahui bahwa ini merupakan penilaian saya yang subjektif, dan karena itu bisa benar bisa salah. Pertama-tama, dasar filosofis pemikiran Cak Nur adalah relativisme. Menurut pandangan ini kebenaran penafsiran keagamaan adalah relatif terhadap perkembangan ruang dan waktu. Karena itu diperlukan selalu usaha reinterpretasi ajaran agama menurut kedisinian dan kekinian. Tentu saja pandangan seperti ini akan secara langsung bertabrakan dengan pandangan orang-orang yang menganut paham tradisionalisme yang cenderung otoritarian, yang berusaha mempertahankan nilai-nilai yang baku. Usaha reinterpretasi ajaran agama ini pada dasarnya menentang arus umum yang berlaku, maka sudah dipastikan akan timbul kontroversi yang runcing dan berkepanjangan, yang biasanya sudah diantisipasi oleh pelaku-pelakunya. Sikap anti-otoritarian ini adalah ciri khas para pembaru di mana saja. Misalnya saja gerakan protes yang ada pada saat ini di Amerika yang dilakukan oleh kaum feminis adalah upaya mengguncang paham paternalistis yang sudah membaku

c Mulyadhi Kartanegara d dan membeku selama beberapa abad, dan masih dirasakan pada saat ini pengaruhnya. Pengaruh Fazlur Rahman atas Cak Nur sangat kentara dari sikap anti-otoritarian. Dalam sebuah kuliahnya yang sempat saya hadiri, Fazlur Rahman pernah menyatakan bahwa rintangan terberat bagi usaha pembaruan kaum modernis (posmodernis) adalah hambatan tradisi, dan karena itu, yang pertama harus dilakukan dalam usaha pembaruan itu adalah menghancurkan sikap tradisionalisme dan taklid dengan cara melancarkan kritik terhadap pemahamanpemahaman keagamaan yang sudah baku. Di Pakistan ternyata beliau gagal, dan ia menjelaskan karena tradisi di sana terlalu kuat berakar. Tentang Indonesia, beliau punya pandangan yang lebih optimis, karena akar tradisionalnya tidak seperti Pakistan. Sikap optimisnya inilah yang menyebabkan ia meramalkan bahwa kebangkitan Islam yang terbesar di masa depan akan muncul di Indonesia (Malaysia), dan bukan di Timur Tengah sana. Pandangan seperti itu pun kita lihat dalam diri Cak Nur. Sejak tahun 70-an sampai sekarang, Cak Nur sudah melakukan usaha-usaha mengguncangkan tradisi yang otoritarian, dengan cara mengemukakan pikiran-pikiran yang oleh orang lain dipandang aneh, nyleneh, edan dan sebagainya, seperti isu sekularisasi, yang berusaha mendevaluasi kesakralan yang lain selain Allah, penerjemahan Allah dengan Tuhan yang berusaha mempribumikan konsep Allah dalam konteks keindonesiaan, dan sekarang pengertian Islam yang ia aplikasikan secara lebih luas sehingga meliputi Abrahamic millat yang hanîf itu. Usaha-usaha reinterpretasi terhadap hal-hal yang sudah baku tersebut harus dipandang sebagai pembabatan tradisi yang diharapkan dapat meratakan jalan bagi usaha pembaruannya. Sudah bisa dibayangkan reaksi yang akan muncul dari para pemelihara nilai-nilai tradisional yang mendasarkan pemahamannya pada otoritas ulama-ulama terdahulu, termasuk para pendiri mazhab, fiqih maupun teologi. Relativisme Cak Nur ini terlihat dari kritiknya yang tajam terhadap sikap eksklusivisme yang merupakan akibat logis dari

absolutisme yang mengarah pada sektarianisme. Ciri khas sektarianisme absolut adalah klaim bahwa ia atau kelompoknya yang benar, sedang lainnya adalah salah. Korban dari sektarianisme dalam sejarah Islam adalah jelas dengan terjadinya gontokan-gontokan antarmazhab fiqih, aliran-aliran teologis, filsafat dan tasawuf, yang telah menguras banyak energi dan juga telah memberikan andil yang besar atas kemunduran umat Islam pada saat sekarang, dan dalam konteks keindonesiaan yang aktual adalah ketegangan antarumat beragama. Itulah sebabnya Cak Nur menawarkan pandangan inklusivisme, yang akan mampu menciptakan sikap yang toleran di mana manusia dari golongan yang berbeda-beda bekerja sama, bahumembahu untuk mewujudkan sebuah cita-cita. Pengertian Cak Nur tentang Islam sebagai agama penyerahan diri yang meliputi bukan saja agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad, tetapi juga meng- include agama-agama Abrahamic lain yang hanîf, saya kira, dipengahi oleh atau sebagai akibat logis dari paham inklusivismenya ini. Karena itu orang yang mau mengkritik Cak Nur hendaknya tidak sernata-rnata mempermasalahkan penerjemahannya saja, tetapi harus menumbangkan paham inklusivismenya ini. Dasar filosofis pemikiran pembaruan Cak Nur yang lain adalah yang saya sebut realisme. Bagi penganut paham ini pembaruan harus didasarkan pertama pada realitas, kenyataan yang ada (das sein) dan baru kemudian pada ajaran-ajaran normatif (das sollen). Menurut pemikiran ini ajaran-ajaran agama yang normatif dan ideal harus disesuaikan penafsirannya dengan keadaan realitas yang ada, dan bukan sebagaimana kaum idealis yang ingin mengubah keadaan sesuai dengan ajaran agama yang ideal tadi. Jamaluddin al-afghani dan juga Iqbal, dengan pahamnya Pan Islamisme, adalah contoh-contoh kaum idealis yang rasional dan telah berhasil merumuskan pikiran-pikirannya secara baik dan menggugah. Tapi mereka tidak cukup realistis, sehingga gagasan-gagasan mereka sulit untuk diterapkan. Mungkin belajar dari kegagalan-kegagalan para pendahulunya, Cak Nur mengubah taktik perjuangannya. Itulah sebabnya ia

c Mulyadhi Kartanegara d menerima Pancasila sebagai dasar negara yang dianggapnya sebagai filsafat politik, yang mengatur tata cara benegara, tetapi bukan tata cara beragama. Penerimaannya ini didasarkan pada pandangan realismenya. Sikap yang begini sudah barang tentu akan bentrok dengan kaum idealis yang mengatakan bahwa Islam punya pandangan totalitas yang tidak memisahkan urusan agama dan politik. Perjuangan kaum idealis adalah bagaimana membangun sebuah negara yang berdasarkan Islam, yang ternyata dalam kancah sejarah Indonesia seringkali mengalami kegagalan. Bagi Cak Nur pertanyaan utamanya bukanlah bagaimana mengubah negara Pancasila ini menjadi negara berdasar pada ajaran Islam, tetapi apa dan bagaimana umat Islam bisa memberikan sumbangannya terhadap pembangunan bangsa yang mayoritas Islam. Pandangan realistiknya ini membawa Cak Nur pada pendekatan kontekstualisme. Menurut pendekatan ini usaha pembaruan akan bisa berjalan dengan baik dan komunikatif kalau ia dilakukan sesuai dengan konteks yang aktual. Konteks yang menjadi perhatian Cak Nur adalah konteks budaya/kultural dan konteks historis. Dalam konteks budaya inilah Cak Nur berbicara tentang dua komponen utama pembaruannya, keislaman dan keindonesiaan yang menurut hematnya tidak bolah diabaikan kalau Islam mau diterima secara efektif. Dalam konteks inilah ia mengatakan bahwa jilbab adalah produk budaya Arab/TmurTengah, yang tidak secara niscaya berarti Islamis. Demikian juga penerjemahan Allah menjadi Tuhan dalam kalimat syahadat merupakan upaya pengindonesiaan konsep Islam. Ini juga sejalan dengan gagasan Gus Dur untuk mengganti assalâmu alaykum dengan selamat pagi, selamat sore, malam dan lain-lain. Usaha yang semacam ini mendapat tantangan keras dari pembaru lain yang mungkin bisa disebut kaum puritan yang berusaha mengislamisasi simbol-simbol atau image Islam. Kelompok terakhir ini adalah kelompok yang lebih suka memakai kata akhî daripada saudara, ikhwân dan ukhuwah daripada persaudaraan, singkatnya yang lebih suka simbol-simbol lahiriah keislaman. Kelompok terakhirlah yang menurut saya paling vokal dalam menentang ide-ide

pembaruan Cak Nur. Orang menyebut kelompok ini secara salah sebagai kaum fundamentalis. Dalam konteks kultural ini juga kita melihat pandangan Cak Nur tentang pluralisme. Pendekatan yang tidak kalah pentingnya adalah konteks kesejarahan/historis. Menurut pendekatan ini usaha pembaruan harus dilakukan menurut konteks historis setempat. Belajar banyak dari kegagalan partai-partai politik Islam yang ada di Indonesia dari konteks historis, Cak Nur dalam usaha pembaruannya tidak menggunakan jalur politik, tetapi jalur kultural. Cak Nur tidak mau mengulang kegagalan orang-orang terdahulu dan melakukan usahanya menurut konteks historis. Dari sinilah kita bisa memahami pernyataannya Islam yes, politik no. Pernyataan ini tentu sangat ditentang oleh kelompok Islam puritan yang ingin menerapkan konsep Islam secara murni dan konsisten seperti yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh seperti Maududi atau Sayyid Quthb. Demikianlah apa yang bisa saya tuliskan dari apa yang saya pandang sebagai dasar-dasar filosofis yang mewarnai pemikiran dan gerakan pembaruan Cak Nur. Saya berharap tulisan ini akan membantu kita dalam memahami pernyataan dan tindakan Cak Nur, terlepas dari pro dan kontra terhadapnya. v