BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan suatu negara. Permasalahan yang secara umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana

BAB I PENDAHULUAN. perbankan sebagai dasar utamanya yang berupa kepercayaan sebagai agent. melalui kredit dan kemudahan proses pembayaran.

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan suatu negara. Permasalahan yang secara umum terjadi dalam perekonomian meliputi inflasi, pengangguran, kurangnya kesempatan kerja, hasil produksi, dan sebagainya. Jika masalah ini dapat ditangani dengan tepat maka perekonomian negara akan stabil sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga negara tersebut. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam mengatur aktivitas perekonomian, artinya pemerintah tidak hanya sebagai salah satu pelaku ekonomi akan tetapi juga berperan dalam merencanakan, membimbing dan mengarahkan jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Guna melaksanakan perannya tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan, diantaranya adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang digunakan pemerintah melalui Bank Indonesia untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga melalui pasar uang. Kebijakan moneter memiliki tujuan yang sama dengan kebijakan ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan fiskal pemerintah menggunakan pengendalian penerimaan dan pengeluaran 1

2 pemerintah, sedangkan dalam kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar. Salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui Bank Indonesia yaitu dengan memberikan bantuan dana kepada bank-bank yang sedang mengalami kesulitan dana. Pembangunan sektor keuangan terutama perubahan susunan atau struktur perbankan di Indonesia sangat diharapkan dapat membawa perubahan yang positif bagi perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan lembaga keuangan khususnya perbankan memegang peranan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbankan merupakan salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan dana, meminjamkan dana dan memberikan jasa pengiriman uang. Jika sektor keuangan seperti perbankan mengalami pertumbuhan yang baik maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasikan ke sektor ekonomi produktif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Bank sebagai suatu lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada msyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Berdasarkan jenisnya bank terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Umum

3 dan Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan Udang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2 Berdasarkan Undang-Undang tersebut dapat diartikan bahwa terdapat dua macam perbankan yang ada di Indonesia, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Kedua jenis bank ini memiliki produk yang yang hampir sama akan tetapi berbeda pada sistem operasiya. Bank konvensional menggunakan sistem bunga sedangkan bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi/kerjasama, jual beli dan sewa) berdasarkan prinsip syariah, yaitu perjanjian yang didasarkan pada hukum Islam antara bank dengan nasabah. Pembentukan sistem ini didasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memberikan pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang termasuk dalam kategori terlarang (haram). Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, 2 Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dalam http://hukum.unsrat.ac.id, dikases 15 Desember 2017 pukul 09.59 WIB.

4 dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria likuditas, rentabilitas, dan solvabilitasnya. 3 Sumber dana bank terdiri dari modal bank sendiri yang diperoleh dari para pemegang saham, dana yang bersumber dari lembaga lainnya yang diperoleh dari lembaga lain ketika bank mengalami kesulitan dalam mencari sumber dana, dan dana yang berasal dari pihak ketiga yang diperoleh dari masyarakat luas baik masyarakat individu maupun badan usaha. Dana disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat berupa bagi hasil dari kedua belah pihak. Besar kecilnya bagi hasil sesuai dengan besarnya laba yang diperoleh. Sumber dana terbesar perbankan berasal dari masyarakat luas atau biasa disebut dengan simpanan dana pihak ketiga yang diperoleh dari kegiatan funding atau kegiatan menghimpun dana. Menghimpun dana dapat diartikan sebagai upaya bank untuk menarik dana (uang) dari masyarakat agar mau disimpan di bank yang bersangkutan. Melalui penghimpunan dana ini bank akan memperoleh uang yang siap dijual kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana. Upaya memperoleh dana dapat dilakukan dengan menawarkan produk simpanan seperti rekening giro, tabungan, dan deposito. Produk penghimpunan dana yang ditawarkan bank syariah dalam berbagai bentuk akad seperti giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah dengan ketentuan tingkat bagi hasil yang berbedabeda sesuai dengan perjanjian. 3 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, 2005), hal. 44.

5 Bank dapat melakukan pengelolaan dana yang telah berhasil dihimpun dalam bentuk kegiataan lending yang merupakan kegiatan penyaluran dana melalui pemberian pinjaman atau pembiayaan. Pembiayaan merupakan penyaluran dalam bentuk modal maupun barang/jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya. Produk penyaluran dana yang ditawarkan bank syariah dapat berupa pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah, dan ijarah. Penyaluran dana ini dapat dilakukan apabila dana yang akan disalurkan sudah terhimpun dalam kegiatan funding. Akan tetapi jika dana yang dihimpun tidak cukup untuk disalurkan, maka bank harus terus berusaha menghimpun dana kembali melalui berbagai penawaran kepada masyarakat karena sumber dana tersebut merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber tersebut. Bank syariah mengalami perkembangan yang pesat sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan sebagai revisi dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 yang membolehkan perbankan menjalani dual banking system yaitu bank konvensional dapat mendirikan divisi syariah. Bank konvensional yang pertama kali menerapkan dual banking system ini adalah Bank Mandiri yang merupakan merger dari empat bank konvensional. Sebagai tindak lanjut dari merger tersebut Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri. Sehingga pada tahun 1999 berdirilah Bank Syariah Mandiri.

6 Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank di Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini mengantarkan Bank Syariah Mandiri menjadi bank syariah terbesar di Indonesia sejak tahun 2003 dan memimpin pangsa pasar industri perbankan Tanah Air. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sari, bahwa Bank Syariah Mandiri memimpin pangsa pasar syariah dengan catatan aset per Desemer 2016 sebesar Rp. 70,8 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12,03% bila dibandingkan tahun lalu sebesar Rp. 70,4 triliun. 4 Berikut ini adalah grafik ikhtisar keuangan Bank Syariah Mandiri selama periode enam bulan terakhir pada tahun 2017: Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri 76.000.000 75.000.000 74.000.000 73.000.000 72.000.000 73.914.052 74.750.718 73.647.873 72.579.146 72.299.691 71.000.000 70.000.000 70.387.300 69.000.000 68.000.000 April Mei Juni Juli Agustus September Sumber: Laporan Keuangan Bulanan Bank Syariah Mandiri. 5 4 Elisa Valenta Sari, Aset Empat Bank BUMN Syariah Mekar Sepanjang 2016 dalam http://cnnindonesia.com, diakses 16 Desember 2017 pukul 15.30 WIB. 5 Bank Sentral Republik Indonesia, http://www.bi.go.id, diakses tanggal 10 Desember 2017 pukul 15.19 WIB.

7 Pada sebagian besar bank, dana masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga penghimpun dana masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Berdasarkan grafik diatas, dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2017 selama enam bulan terakhir mengalami kenaikan dan penurunan. Pada bulan April penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp. 73.914.052 juta. Penghimpunan dana pihak ketiga mengalami penurunan pada bulan Mei sebesar Rp. 70.387.300 juta, Kemudian meningkat kembali pada bulan Juni sebesar Rp. 72.299.691 juta dan bulan Juli sebesar Rp. 73.647.873 juta. Penghimpunan dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan kembali pada bulan Agustus sebesar Rp. 72.579.146 juta dan meningkat pada bulan September sebesar 74.750.718. Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian disalurkan pada produk pembiayaan bank syariah. Pembiayaan adalah penyediaan dana yang diberikan oleh suatu pihak (bank) kepada pihak lain (nasabah) untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang tersebut setelah jangka waktu tertentu disertai dengan bagi hasil. Tiga produk pembiayaan utama yang mendominasi portofolio pembiayaan bank syariah adalah pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi, pembiayaan aneka barang dan properti. Berikut ini merupkan grafik pertumbuhan pembiayaan Bank Syariah Mandiri peiode 2013-2017.

8 Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 75.000.000 74.000.000 73.000.000 72.000.000 73.545.960 73.629.974 73.539.035 74.599.050 71.000.000 70.934.562 70.000.000 69.939.848 69.000.000 68.000.000 67.000.000 April Mei Juni Juli Agustus S eptember Sumber: Laporan Keuangan Bulanan Bank Syariah Mandiri. 6 Grafik di atas menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2017 selama periode enam bulan terakhir mengalami kenaikan dan penurunan. Pada bulan April pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah Mandiri sebesar Rp. 69.939.848 juta dan terus meningkat pada periode-periode berikutnya. Pada bulan Mei sebesar Rp. 70.934.562 juta, bulan Juni sebesar Rp. 73.545.960 juta, dan pada bulan Juli sebesar Rp. 73.629.974 juta. Pada bulan Agustus pembiayaan mengalami penurunan sebesar Rp. 73.539.035 juta. Kemudian meningkat kembali pada bulan September sehingga pembiayaan yang telah disalurkan sebesar Rp. 74.599.050 juta. Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana dan biaya-biaya yang dikeluarkan 6 Ibid.,

9 selama periode tertentu. 7 Menurut Soemarsono, selisih antara laba kotor dan beban usaha disebut sebagai laba usaha atau laba operasi. 8 Sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari bagi hasil atas kerjasama mudharabah dan musyarakah, keuntungan atas kontrak jual beli, hasil sewa dengan akad ijarah, dan fee serta biaya administrasi dari jasa-jasa perbankan lainnya. Laba sering digunakan sebagai indikator profitabilias perusahaan. Laba juga merupakan petunjuk untuk melakukan investasi dan indikasi kesuksesan suatu usaha sehingga memperoleh laba adalah tujuan utama setiap badan usaha Gambar 1.3 Grafik Pertumbuhan Laba Bank Syariah Mandiri 300.000 250.000 230.494 261.024 200.000 181.030 202.491 150.000 100.000 120.776 135.001 50.000 0 April Mei Juni Juli Agustus September Sumber: Laporan Keuangan Bulanan Bank Syariah Mandiri. 9 7 Muhammad, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2005), hal. 243. 8 Soemarsono S.R, Akuntansi: Suatu Pengantar Buku 1 Edisi 5 Revisi, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), hal. 227. 9 Ibid.,

10 Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan laba yang diperoleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2017 selama periode enam bulan terakhir terus mengalami kenaikan. Pada bulan April perolehan laba sebesar Rp. 120.776 juta, bulan Mei sebesar Rp. 135.001 juta, bulan Juni sebesar Rp. 181.030 juta, bulan Juli sebesar Rp. 202.491 juta, bulan Agustus sebesar Rp. 230.494 juta hingga apada bulan September perolehan laba Bank Syariah Mandiri sebesar Rp. 261.024 juta. Laba tertinggi diperoleh pada bulan September 2017 sedangkan laba terendah diperoleh pada bulan Mei 2017. Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah yang rata-rata perolehan labanya terus mengalami peningkatan. Peningkatan perolehan laba tersebut diiringi dengan kenaikan dan penurunan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dan jumlah pembiayaan yang telah disalurkan. Kedua faktor tersebut diduga sama-sama memiliki porsi yang cukup kuat dalam mempengaruhi perolehan laba Bank Syariah Mandiri maka kestabilan dari faktor-faktor tersebut harus dipertahankan agar memperoleh hasil yang maksimal. Dengan adanya persoalan di atas, peneliti melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laba Bank Syariah Mandiri ditinjau dari jumlah dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan yang disalurkan dengan judul Dana Pihak Ketiga dan Jumlah Pembiayaan terhadap Laba Bank Syariah Mandiri.

11 B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini ditemukan berbagai masalah yang muncul dalam setiap variabel penelitian berdasarkan penemuan peneliti, yaitu: 1. Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga mengalami kenaikan dan penurunan setiap bulannya. Pada bulan April penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp. 73.914.052 juta. Penghimpunan dana pihak ketiga mengalami penurunan pada bulan Mei sebesar Rp. 70.387.300 juta, Kemudian meningkat kembali pada bulan Juni dan Juli hingga tencapai sebesar Rp. 73.647.873 juta. Pada bulan Agustus penghimpunan dana pihak ketiga mengalami penurunan kembali sebesar Rp. 72.579.146 juta dan meningkat pada bulan September sebesar Rp. 74.750.718 juta. Berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan tersebut, pertumbuhan dana pihak ketiga sangat berperan dalam meningkatkan perkembangan aset perbankan syariah, khusunya Bank Syariah Mandiri. Kenaikan dana pihak ketiga terjadi pada produk tabungan wadi ah dan deposito mudharabah. Sedangkan produk lain seperti giro wadi ah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah mengalami fluktuasi. 2. Pembiayaan Jumlah penyaluran pembiayaan secara keseluruhan mengalami kenaikan, akan tetepai pada bulan Agustus 2017 penyaluran pembiayaan mengalami penurunan sebesar Rp. 73.539.035 juta.

12 Kemudian mengalami penginggakatan kembali pada bulan September 2017 mencapai Rp. 74.599.050 juta. Penyaluran masing-masing produk pembiayaan Bank Syariah Mandiri seperti pembiayan dengan akad murabahah, mudharabah dan ijarah mengalami fluktuasi selama enam bulan terakhir. Artinya, produk pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah Mandiri tidak selalu naik, melainkan juga mengalami penurunan. Sedangkan kenaikan penyaluran pembiayaan terjadi pada pembiayaan dengan akad musyarakah. 3. Laba Laba yang dihasilakan Bank Syariah Mandiri selama enam bulan terakhir pada tahun 2017 terus mengalami kenaikan. Pada bulan April laba Bank Syariah Mandiri sebesar Rp. 120.776 juta. Padahal selama periode ini penghimpunan dana megalami fluktuasi. Sedangkan penyaluran pembiayaan terus mengalami peningkatan. Kemudian pada bulan-bulan berikutnya perolehan laba Bank Syariah Mandiri terus mengalami peningkatan hingga pada bulan September perolehan laba mencapai Rp. 261.024 juta. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengemukakan rumusan masalah dari Dana Pihak Ketiga dan Jumlah Pembiayaan terhadap Laba Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:

13 1. Apakah dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Syariah Mandiri? 2. Apakah jumlah pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Syariah Mandiri? 3. Apakah dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Syariah Mandiri? D. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh signifikan dana pihak ketiga terhadap laba Bank Syariah Mandiri. 2. Untuk menguji pengaruh signifikan jumlah pembiayaan terhadap laba Bank Syariah Mandiri. 3. Untuk menguji dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Syariah Mandiri. E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat dalam bidang teoritis maupun dalam bidang praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai dengan fenomena yang diangkat adalah sebagai berikut:

14 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai ekonomi islam dan khususnya terkait dengan perbankan syariah. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan atau sumbangan pemikiran bagi lembaga keuangan syariah khususnya Bank Syariah Mandiri untuk menentukan langkahlangkah selanjutnya dalam menghadapi masalah mengenai laba yang diperoleh bank. b. Bagi akademik Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tekait dengan manajemen dana bank syariah khususnya mengenai laba. c. Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi bahan tambahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang lembaga keuangan syariah terutama yang akan mengkaji mengenai faktor yang mempengaruhi perubahan laba bank.

15 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi variabel-variabel yang diteliti yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel indepeden dalam penelitian ini adalah jumlah dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan, sedangkan variabel dependennya adalah besarnya laba bersih. Populasi dalam peneltian ini yaitu jumlah dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan yang diberikan sesuai dengan laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri dari tahun pertama di publikasikan yaitu tahun 2001 hingga sekarang. Sedangkan untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu periode bulan Juli 2013 sampai bulan September 2017. 2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini difokuskan pada seputar pengaruh variabel X1 (Dana Pihak Ketiga), X2 (Jumlah Pembiayaan) dan Y (Laba) pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri bulan Juli 2013 sampai bulan September 2017. G. Penegasan Istilah Dalam karya ilmiah ini peneliti perlu memberi penegasan istilah dari judul yang diangkat dengan tujuan agar tidak terjadi kerancuan atau ketidaksamaan pemahaman dalam membaca skripsi ini.

16 1. Konseptual a. Dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat, yaitu dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu maupun badan usaha. 10 Dana masyarakat yang dihimpun oleh bank meliputi giro, tabungan dan deposito. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan syarat tertentu yang sudah disepakati. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo atau pada waktu tertentu sesuai perjanjian nasabah dengan bank. b. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun lembaga. 11 Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah berupa pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah dan ijarah. Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang dilakukan dengan prinsip jual beli dimana pihak bank menentukan besar keuntungan yang dikehendaki pada awal akad. Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan oleh bank dengan nasabah dimana bank bertindak sebagai 10 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 43. 11 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hal. 146.

17 shahibul maal dan nasabah bertindak sebagai mudharib. Musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan oleh bank dengan nasabah untuk bekerjasama dalam membiayai suatu proyek. Ijarah adalah pembiayaan yang objeknya dapat berupa manfaat/jasa, dimana daam pembiayaan ini hanya terjadi pemindahan manfaat atas barang yang menjadi objek sewa. c. Laba adalah perbandingan antara pendapatan dengan beban. Menurut Kasmir laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan dalam satu periode tertentu, termasuk pajak. 12 Pada dasarnya kegiatan utama bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa perbankan lainnya. Dalam aktivitas tersebut bank akan memperoleh keuntungan atau laba bersih setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. 2. Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan kejelasan mengenai judul penelitian agar tidak muncul berbagai penafsiran terhadap penelitian. Dana pihak ketiga dalam penelitian ini yaitu seluruh dana yang terkumpul dari masyarakat baik individu maupun lembaga dengan produk penghimpunan dana yang ditawarkan Bank Syariah Mandiri dalam bentuk giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah. Adapun yang 303. 12 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hal.

18 dimaksud dengan jumlah pembiayaan dalam penelitian ini yaitu total keseluruhan pembiayaan yang telah disalurkan Bank Syariah Mandiri sesuai dengan produk pembiayaan yang ditawarkan seperti pembiayaan dengan akad murabahah, mudharabah, musyarakah dan ijarah. Sedangkan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri setiap bulannya. H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal berisi tentang halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak. Bagian utama terdiri dari enam bab, yaitu sebagai berikut: Bab I pendahuluan, pada bab ini memberikan gambaran secara singkat apa yang akan dibahas dalam penelitian serta permasalahan yang ditemukan peneliti, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, sistematika pembahasan. Bab II landasan teori, pada dasarnya bab ini menjelaskan berbagai teori yang digunakan untuk membahas variabel penelitian. Isi pada kajian memperkuat variabel yang diteliti dan indikator-indikator yang digunakan serta menjelaskan berbagai teori dan konsep yang berisikan pembahasan

19 mengenai manajemen dana bank syariah secara umum, sumber dana, penyaluran dana, kajian penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian. Bab III metode penelitian, bagian ini merupakan strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Bab ini menjelaskan tata cara yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi terhadap data yang telah didapatkan. Bab IV hasil penelitian, penyajian data hasil penelitian berupa data penelitian yang sudah diolah dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Penyajian data ini disertai dengan penjelasan secara deskriptif untuk memperjelas tabel atu grafik tersebut. Bab V pembahasan, pada bab ini membahas hasil analisis data yang telah diperoleh sebelumnya kemudian mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan jawaban masalah dalam penelitian dan menafsirkan temuan-temuan penelitian dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Bab VI penutup, pada bab ini kesimpulan dibuat berdasarkan jawaban dari rumusan masalah yang didasarkan pada hasil analisis data dan interpretasi data. Saran dibuat berdasarkan hasil temuan dan pertimbangan peneliti. Saran merupakan suatu implikasi dari hasil penelitian yang diselaraskan dengan manfaat penelitian. Bagian akhir berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan dan daftar riwayat hidup.