1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan cara manusia untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi. Selain itu bahasa juga berfungsi sebagai sarana untuk bekerja sama dan mengidentifikasikan diri. Penjelasan di atas sejalan dengan definisi bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:67) yakni sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dengan menggunakan bahasa yang baik, tingkah laku yang baik akan mencerminkan sifat dan tabiat seseorang. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi karena melalui komunikasi manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial. Di dalam berkomunikasi manusia membutuhkan ragam bahasa, antara lain ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan. Ragam bahasa tulis digunakan manusia melalui alat tulis. Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa lisan ini banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat, antara lain televisi. Kesatuan bahasa yang lengkap sebenarnya bukanlah kata atau kalimat, sebagaimana dianggap beberapa kalangan dewasa ini, melainkan wacana (discourse). Oleh karena itu penyelidikan dan deskripsi sintaksis tidak boleh dibatasi pada satuan kalimat saja, tetapi harus dilanjutkan kesatuan yang lebih besar yaitu wacana. 1
2 Kesatuan bahasa yang diucapkan atau tertulis panjang atau pendek, itulah yang dinamakan teks atau discourse. Teks adalah satu kesatuan semantik dan bukan kesatuan gramatikal. Kesatuan yang bukan lantaran bentuknya (morfem, klausa, kalimat) tetapi kesatuan artinya (Lubis, 1993:20). Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu yang menjadi bagian wacana, namun tidak tampak secara eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal ini terdiri atas implikatur, presuposisi, referensi, inferensi, dan konteks. Analisis dan pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut dapat membantu pemahaman tentang suatu wacana (Mulyana, 2005:11). Iklan televisi adalah iklan yang ditayangkan melalui media televisi. Melalui media ini, pesan dapat disampaikan dalam bentuk audio, visual, dan gerak. Iklan merupakan sebuah berita tentang suatu produk yang pada dasarnya berupa ajakan untuk menggunakan produk tersebut. Pembuat iklan dituntut untuk membuat iklan dengan baik agar hasilnya memuaskan. Oleh karena itu, iklan harus dibuat semenarik mungkin untuk menikmati hati pemirsa. Sebagai sebuah bentuk komunikasi atau pesan suatu produk, iklan dapat menjadi alat untuk menarik perhatian. Oleh karena itu bahasa dalam iklan harus dibuat padat, singkat dan menarik, agar kata-kata yang disampaikan mudah dicerna, diingat dan melekat dalam ingatan pendengar. Selain itu, bahasa dalam iklan juga bersifat persuasif karena berisi bujukan kepada calon konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Munculnya iklan kopi di televisi dan daya konsumsi yang besar pada masyarakat sekarang menjadi dorongan kuat bagi peneliti untuk mengkaji iklan yang
3 berlatar belakang sebuah kopi. Penggunaan bahasa pada iklan kopi di televisi pada umumnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu berupa ajakan untuk menggunakan kopi tersebut. Iklan kopi yang ada di televisi memiliki unsur penekan dalam berbahasa, hal ini digunakan sebagai unsur pembeda. Misalnya, iklan kopi menggunakan variasi bahasa yang menjadi ciri khas dari produk tersebut. Materi tentang iklan menjadi salah satu sub pembahasan atau pembelajaran di kurikulum 2013. Pada kurikulum ini yang dimaksud adalah dalam Kompetensi Dasar 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel. Materi iklan tersebut ada di dalam kurikulum 2013, sedangkan pada Kompetensi Dasar 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyampaikan iklan yang bersifat deskriptif, persuasif, maupun eksposisi. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013. Khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia. Ketika peneliti melihat iklan kopi di televisi, peneliti menemukan adanya fenomena, fenomena tersebut adalah: (1) Luwak White Koffie, pada iklan ini Donita sedang duduk bersama teman-temannya sambil menikmati secangkir kopi Luwak White Koffie seraya bersenda gurau bersama, Donita mengatakan bahwa: Minum luwak white koffie sehari tiga kali no problem. Iklan ini termasuk pada implikatur percakapan karena di dalamnya ada proses percakapan langsung antara Donita dan Rianti. Pada percakapannya mereka memberitahu kepada pemirsa televisi bahwa kopi Luwak White Koffie adalah kopi nikmat yang tidak bikin kembung. Iklan ini termasuk pada referensi endofora, karena kata Luwak White Koffie menunjuk pada suatu yaitu kopi, dan kata kopi yang dimaksud tercantum dalam teks. Selain itu, peneliti juga menemukan fenomena pada iklan kopi lain yaitu:
4 (2) Kapal Api Grande Versi Glen Fredly, pada iklan ini Glen Fredly menyanyi: Harum wanginya kapal api grande white.... Iklan ini termasuk pada implikatur konvensional karena di iklan tersebut Glen Fredly tidak bercakap-cakap dengan wanita yang ada di dalam iklan melainkan bernyanyi dan ditemani wanita tersebut seraya meminum kopi kapal api grande. Pada umumnya semua orang sudah mengetahui tentang maksud dari iklan tersebut, walaupun Glen Fredly hanya bernyanyi, tetapi kalimat yang dilantunkannya sudah memperjelas bahwa iklan kopi kapal api grande ini memiliki aroma yang harum. Peneliti juga menemukan fenomena lain pada iklan kopi: (3) Nescafe Versi Raisa, pada iklan ini Cowo 2 bertanya kepada Cowo 3: Udah PDKT belum? Cowo 3 langsung menjawabnya: Belum, lalu Cowo 2 langsung meresponnya kembali dengan mengatakan: Yah...ngopi dulu lah. Iklan ini termasuk pada implikatur percakapan dimana dalam iklan tersebut terdapat percakapan antara Cowo 1, Cowo 2, Cowo 3, dan Raisa. Di iklan tersebut menceritakan seorang laki-laki yang suka kepada Raisa, tetapi laki-laki tersebut belum PDKT terhadap Raisa, temannya kecewa ketika mengetahui dia belum PDKT, temannya langsung mengajak minum kopi, karena dalam situasi apapun lebih baik minum kopi agar pikiran santai dan dapat menemukan solusi terbaik. Pada iklan ini termasuk referensi eksofora, karena kata Nescafe menunjuk pada suatu yaitu kopi, dan kata kopi yang dimaksud tidak tercantum dalam teks, melainkan di luar teks. Darifenomena-fenomena di atas peneliti bermaksud mengkaji unsur eksternal wacana pada iklan kopi di televisi. Wacana eksternal penting untuk diteliti karena unsur eksternal wacana merupakan bagian wacana, namun tidak nampaksecara eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Oleh karena itu penelitian ini berjudul Analisis Eksternal Wacana Pada Iklan Kopi di Televisi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana unsur eksternal wacana yaitu: implikatur, presuposisi, referensi, inferensi, dan konteks wacana pada iklan kopi di televisi? 2. Bagaimana keterkaitan antara unsur eksternal wacana iklan dengan pembelajaran bahasa Indonesia menurut kurikulum 2013?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan unsur eksternal wacana yaitu: implikatur, presuposisi, referensi, inferensi, dan konteks wacana pada iklan kopi di televisi. 2. Untuk menjelaskan keterkaitan antara unsur eksternal wacana iklan dengan pembelajaran bahasa Indonesia menurut kurikulum2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi bidang linguistik, khususnya bidang eksternal wacana. Bidang eksternal wacana menganalisis tentang hal-hal di luar wacana itu sendiri. Dalam bidang eksternal wacana terdapat lima sub yang pertama yaitu implikatur. Kedua presuposisi. Ketiga referensi. Keempat inferensi. Kelima konteks wacana. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan tambahan dalam menganalisis eksternal wacana. b. Bagi para pembaca, hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi pengetahuan tentang kopi bahwa iklan kopi juga dapat dianalisis. c. Bagi guru SMA kelas XII, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan tambahan dalam bahan pelajaran khususnya dalam kurikulum 2013 yang di dalamnya ada materi yang sesuai dengan analisis yang peneliti susun.
6 E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab.hal ini untuk mempermudah pembahasan dan membantu pembaca memahami maksud dari penelitian ini. Dengan adanya sistematika penulisan ini diharapkan pembaca akan lebih mudah dan faham. Di bawah ini peneliti sajikan sistematika penulisannya yaitu sebagai berikut: Pada bab I berisi pendahuluan. Dalam bab ini peneliti menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan tentang hal-hal yang melatarbelakangi penelitian. Masalah-masalah dalam penelitian ini akan dibahas dalam rumusan masalah.selanjutnya diuraikan tujuan penelitian yaitu dengan mendeskripsikan untuk apa penelitian dilakukan sedangkan dalam manfaat penelitian menjelaskan manfaat penelitian secara teoritis dan praktis. Bab II berisi landasan teori. Landasan teori ini menyajikan penelitian sejenis yang relevan dan kajian pustaka. Dalam penelitian sejenis yang relevan terdapat empat penelitian namun memiliki perbedaan. Pada bab ini peneliti menguraikan teori yang dianggap penting dan menunjang dalam penelitian. Landasan teori ini terdiri dari: pengertian wacana, jenis wacana, unsur wacana, pengertian iklan, jenis iklan, unsur iklan, fungsi iklan, lambang iklan, iklan sebagai jenis wacana persuasif, kopi, dan kurikulum 2013. Bab III berisi metodologi penelitian. Peneliti menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Pada metodologi ini keterangan dibuat secara rinci, lengkap, dan jelas agar penulis dan pembaca dapat memahami proses penelitian yang dilakukan. Metodologi penelitian tersebut mencakup beberapa hal yaitu sebagai
7 berikut: jenis penelitian, data, sumber data, dan metode penelitian yang meliputi tahap penyediaan data, tahap analisis, dan tahap penyajian hasil analisis data. Dengan demikian penelitian akan mudah untuk dilaksanakan. Bab IV berisi tentang hasil analisis dan pembahasan. Bab ini berisi inti penelitian dari data yang telah diperoleh. Data yang telah diperoleh dideskripsikan sehingga menjadi lebih jelas dan rinci. Dalam pembahasan semua dipaparkan sesuai dengan data yang sudah diperoleh. Dengan demikian hasil analisis akan terjawab dalam bab ini. Bab V merupakan penutup. Peneliti menyajikan simpulan dari keseluruhan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini.dengan adanya kesimpulan dari analisis yang telah dikerjakan dapat mempermudah pembaca untuk mengetahui gambaran dari isi penelitian tersebut. Selanjutnya saran sebagai penutup skripsi ini. Saran dapat dijadikan acuan agar peneliti lain dapat meneliti menggunakan teori yang lebih rinci dan lengkap.