No. Kode:04/ Pemetaaan Geologi 1/Profesional/001/2018 PEMETAAN GEOLOGI MODUL 1 : PETA GEOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

12.1. Pendahuluan Peta Geologi Definisi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Peta Geologi dan Pengertian peta Geologi

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EVALUASI PEMBELAJARAN GEOLOGI DITINJAU DARI KEBERHASILAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH METODE GEOLOGI LAPANGAN DI JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FT UGM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada aspek geologi serta proses sedimentasi yang terjadi pada daerah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 1

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

GEOLOGI DAERAH KLABANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI REGIONAL. Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949)

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Longsoran Desa Sirnajaya dan Sekitarnya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI DAN STUDI BATIMETRI FORMASI KEBOBUTAK DAERAH GEDANGSARI DAN SEKITARNYA KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROPINSI DIY

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

III. ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

7. Peta Geologi Pengertian dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN. Posisi C ekungan Sumatera Selatan yang merupakan lokasi penelitian

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. geologi secara detail di lapangan dan pengolahan data di studio dan laboratorium.

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI DAERAH LAWELE DAN SEKITARNYA, KECAMATAN LASALIMU, KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA

8. Pengertian dalam Hubunngan Geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Ubahan Hidrotermal Daerah Sumberboto dan Sekitarnya, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

GEOLOGI DAERAH PASAWAHAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Batasan Masalah

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Transkripsi:

No. Kode:04/ Pemetaaan Geologi 1/Profesional/001/2018 PEMETAAN GEOLOGI MODUL 1 : PETA GEOLOGI Tim Penyusun: Herwan Dermawan, ST., MT Drs. Rakhmat Yusuf, MT KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia dan rahmat-nya, penyusunan Bahan Ajar Program Keahlian Geologi Pertambangan dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan Bahan Ajar ini dilakukan untuk memberikan pembenaran secara akademis dan sebagai landasan pemikiran dari materi pokok Pemetaan Geologi yang terdiri dari empat Kegiatan Pembelajaran (1) Peta Geologi, (2) Peta Pola Jurus kemiringan batuan, (3) Penampang Geologi, dan (4) Analisis Peta Geologi. Penyusunan bahan ajar ini didasarkan pada hasil kajian dan diskusi terhadap substansi materi muatan yang terdapat di berbagai pelaksanaan perkembangan di bidang Geologi Pertambangan. Adapun penyusunannya dilakukan berdasarkan pengolahan dari hasil eksplorasi studi kepustakaan, pendalaman materi secara komprehensif dengan para praktisi dan pakar di bidangnya, serta diskusi internal tim yang dilakukan secara intensif. Kelancaran proses penyusunan Bahan Ajar ini tentunya tidak terlepas dari keterlibatan dan peran seluruh Tim Penyusun, yang telah dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan tanggung jawab menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya. Untuk itu, terima kasih atas ketekunan dan kerjasamanya. Semoga Bahan Ajar ini bermanfaat bagi pembacanya. Bandung, April 2018 Tim Penyusunan i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv KEGIATAN BELAJAR 1 : PETA GEOLOGI... 1 A. PENDAHULUAN... 1 B. CAPAIAN PEMBELAJARAN... 3 C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN... 3 D. URAIAN MATERI... 3 E. RANGKUMAN... 24 F. DAFTAR PUSTAKA... 26 ii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Warna dan corak dasar yang digunakan dalam peta geologi... 9 Gambar 2. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 9 Gambar 3. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 10 Gambar 4. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 11 Gambar 5. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 12 Gambar 6. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 13 Gambar 7. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 14 Gambar 8. Simbol yang digunakan pada peta geologi... 15 Gambar 9. Tata letak keterangan pinggir pada peta geologi... 17 iii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Rekomendasi jumlah panjang lintasan, pengambilan contoh dan jumlah contoh yang dianalisis pada pembuatan peta geologi 16 iv

KEGIATAN BELAJAR 1 : PETA GEOLOGI A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi Mata Kegiatan Dengan adanya teknologi dan perkembangan zaman dari dulu sampai sekarang, banyak orang melakukan penelitian tentang bagaimana bentuk atau sebaran batuan di permukaan bumi ini. Permukaan bumi ini memeiliki berbagai jenis rupa dan bentuk yang sangat beragam dan didalamnya mengandung banyak sekali berbagai jenis batuan yang terbentuk. Untuk dapat mengatahui berbagai jenis bentuk dan sebaran batuan di permukaan bumi ini, dibuatlah sebuah jenis peta yang memperlihatkan bentuk tersebut secara dua dimensi yang digambar dalam sebuah bidang datar. Dalam gambar tersebut di gambarkan sebran-sebaran batuan yang berada dalam suatu lokasi atau daerah. Yang disimbolkan atau di lambangkan dengan gambar berwana yang nantinya akan membedakan antara satu sama lainnya. Dalam sebuah peta geologi akan didapatkan hasil gambar rupa bumi yang nantinya akan dipakai sebagai acuan untuk mengetahui jenis batuan apa yang berada pada lokasi atau daerah tersebut sehingga dalam pencarian suatu bahan galian atau mineralmineral tersebut akan lebih mudah ditemukan. Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan mineral di dalamnya. 1

2. Relevansi Mata Kegiatan Peta Geologi merupakan peta yang berisi data litologi, struktur dan stratigrafi suatu daerah. Informasi peta geologi ini sangat berguna untuk berbagai bidang yang berhubaungan dengan ilmu kebumian missal kebencanaan yang berhubungan dengan fajktor geologi. Disamping itu Peta Geologi menjadi satu bahan yang sangat penting didalam suatu kegitan eksplorasi geologi petambangan. Karena Peta Geologi merupakan data sekunder yang sangat menunjang kegiatan berikunya di lapangan dan dari data sekunder ini kita dapat memperkirakan hal- hal apa yang ada di lokasi yang berhubungan dengan unsur geologi di lokasi survey yang selanjutnya dapat diperinci informasinya dengan pemetaan eksplorasi lanjutan. Sehingga Informasi yang dikumpul dilapangan selajutnya dapat dibuat peta geologi dengan skala yang lebih besar atau detail dan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan eksplorasi selanjutnya. 3. Petunjuk Belajar Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti : a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan ajar ini sampai anda memahami secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya. b. Tangkaplah makna dari setiap konsep yang dibahas dalam bahan ajar ini melalui pemahamam sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda. c. Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam bahan ajar ini masih dianggap kurang. d. Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam bahan ajar dan melalui kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen. 2

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN Mampu Membuat Peta Geologi C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN Definisi peta geologi Simbol peta geologi Penyajian Peta Geologi D. URAIAN MATERI 1. Peta Geologi Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala yang menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. (SNI 13-4691-1998) Peta geologi ini adalah peta berdasarkan hasil peninjauan dan pengukuran di lapangan, selanjutnya hasil tersebut diterapkan pada peta dasar yang berbentuk peta topografi. Peta geologi memuat penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi. Peta geologi disajikan dalam bentuk gambar dan warna serta simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Dalam hal menggambarkan keadaan geologi tersebut, maka harus menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas dari satuan batuan atau struktur berupa garis dan penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku, perbedaan jenis pada batuan yang diberikan tanda ataupun warna, sedangkan pada batuan sedimen tergantung pada hasil jurus (strike) dan kemiringan (dip). Peta geologi dihasilkan dari hasil penyelidikan serta pengukuran di lapangan yang kemudian disajikan ke dalam peta dasar, umumnya dibuat pada peta topografi. Guna menggambarkan keadaan geologi pada suatu peta dasar digunakannya beberapa aturan teknis pada pembuatan peta geologi antara lain perbedaan jenis batuan yang digambarkan dengan adanya tanda serta warnawarna yang telah ditentukan. Peta geologi ada kalanya dibuat berdasarkan kepentingan, misalnya untuk kepentingan ilmiah (science), untuk kepentingan 3

pertambangan, teknik sipil (engineering), pertanian, lingkungan dsb. Hal ini akan menghasilkan bermacam - macam peta geologi, misalnya peta geologi teknik. Berikut ini adalah beberapa definisi yang berkaitan dengan peta geologi : 1. Skala peta merupakan skala perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya. 2. Peta geologi berskala 1:250.000 dan yang lebih besar (1:100.000 ; 1:50.000 dan seterusnya) disebut peta geologi skala besar, bertujuan menyediakan informasi geologi. Peta geologi berskala 1:50.000 menyajikan informasi yang lebih rinci dari peta geologi berskala 1:100.000 dan seterusnya. 3. Peta geologi berskala 1:500.000 dan yang lebih kecil (1:1.000.000; 1:2.000.000 dan 1:5.000.000) disebut peta geologi berskala kecil, bertujuan menyajikan tataan geologi regional dan sintesisnya 4. Kualitas peta geologi dapat dibedakan atas peta geologi standar dan peta geologi tinjau/ permulaan. 5. Peta geologi standar adalah peta geologi yang dalam penyajiannya memenuhi seperti persyaratan teknis yang tercantum dalam uraian 2 dengan proses pembuatan mengikuti seperti dalam unsur tambahan utama uraian 3. 6. Peta geologi tinjau/permulaan adalah peta geologi yang dalam penyajian dan pembuatannya belum seluruhnya mengikuti kaidah-kaidah peta geologi standar. 7. Peta geologi dibedakan atas peta geologi sistematik dan peta geologi tematik. 8. Peta geologi sistematik adalah peta geologi yang menyajikan data dasar geologi dengan nama dan nomor lembarnya mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No.019.2.2/1/1975 atau SK Penggantinya. 9. Peta geologi tematik adalah peta geologi yang menyajikan data geologi untuk tujuan tertentu, misalnya peta geologi teknik, peta geologi kuarter. 4

10. Seluruh wilayah daratan Indonesia tercakup dalam peta geologi sistematik dari berbagai skala sebagai berikut : 1007 lembar peta geologi skala 1:100.000. 198 lembar peta geologi skala1:250.000. 76 lembar peta geologi skala 1:500.000. 16 lembar peta geologi skal 1:1.000.000. 2 lembar peta geologi skala 1:2.000.000. 1 lembar peta geologi skala 1:5.000.000. Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan mineral di dalamnya. Peta geologi memberikan petunjuk tentang susunan lapisan batuan dan pada umumnya memberikan informasi tentang formasi apa saja yang ada di daerah yang dipetakan. Dasar untuk peta geologi biasanya adalah peta topografi. Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Sedangkan Pengertian Pemetaan Geologi Adalah suatu pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik darat maupun laut, dengan berbagai metoda 2. Simbol Pada Peta Geologi Merupakan tanda yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu pada peta geologi, berupa singkatan hurup, warna, simbol dan corak, atau gabungannya Singkatan Huruf Satuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukkan dengan singkatan huruf (tilik Gambar 1). Sebagai dokumen/acuan satuan kronostratigrafi adalah tabel (chart) yang dibuat oleh Elsevier (1989) atau revisinya. Berikut 5

adalah dokumen/acuan satuan kronostratigrafi yang dibuat oleh Elsevier (1989) atau revisinya : 1. Hurup pertama (hurup besar) menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias, T untuk Tersier. 2. Hurup kedua (hurup kecil) menyatakan seri, misalnya Tm berarti kala Miosen dalam jaman Tersier 3. Hurup ketiga (hurup kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi, misalnya Tmc berarti Formasi Cipluk berumur Miosen. 4. Hurup Keempat (hurup kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih rendah (anggota), misalnya Tmcl berarti anggota batu gamping Formasi Cipluk yang berumur Miosen. 5. Hurup kelima digunakan hanya untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, misalnya Tpokc berarti Anggota Cawang Formasi Kikim berumur Paleosen-Oligosen. 6. Hurup pt (p kecil sebelum T besar ) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya. 7. Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan singkatan umur berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; JK untuk batuan berumur Jura hingga Kapur yang didominasi batuan berumur Jura. 8. Batuan beku dan malihan yang tak terperinci susunan dan umurnya cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah hurup, misalnya a untuk andesit, b untuk basal, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis. 9. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang hurup jaman, misalnya Kg berarti granit berumur Kapur. 10. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan hurup di belakang lambang era, jaman atau sub-jaman; misalnya Pzm berarti batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti sedimen berumur Kapur, Tmsv berarti klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv berarti batuan gunungapi berumur 6

Paleogen, Tni berarti batuan terobosan berumur Neogen. Satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m. Tata Warna Warna dipakai untuk membedakan satuan peta geologi, dipilih berasaskan jenis batuan, umur satuan dan satuan geokronologi. 1. Warna dasar yang digunakan adalah kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta gabungannya. Setiap warna dinyatakan dengan sandi 0, 1, 3, 5, 7 dan x, yaitu sandi derajat kekuatan warna atau prosentase penyaringan pada proses kartografi. 2. Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur. Untuk membedakan beberapa satuan seumur dapat digunakan corak. 3. Batuan malihan dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2) umur nisbi batuan pra-malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama dengan batuan sedimen atau mengunakan bakuan warna khusus. Corak untuk membedakan litologi. 4. Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya : asam, menengah, basa, dan ultrabasa. Untuk membedakannya dipilih warna yang berdekatan, dan singkapan hurup seperti tercantum dalam uraian 2.1.1 atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Bila diperlukan, dapat digunakan corak dengan bakuan khusus. 5. Batuan gunungapi yang berlapis dan dan diketahui umurnya, mengikuti tata warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunung api dan tuf dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunungapi pada suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan kimianya, dengan bakuan warna khusus 6. Satuan tektonit dinyatakan dengan corak khusus. 7

7. Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, beberapa hal yang menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan khusus lainnya, pada peta geologi dapat disajikan secara khusus, di luar yang diuraikan pada 2.1.2. Corak dan Simbol Geologi Simbol dan notasi (corak) yang tertera pada peta geologi harus tertera pada legenda dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya harus sama, berikut adalah Simbol dan Corak pada peta geologi : 8

Gambar 1. Skema Warna dan corak dasar yang digunakan dalam peta geologi Gambar 2. Simbol yang digunakan pada peta geologi 9

Gambar 3. Simbol yang digunakan pada peta geologi 10

Gambar 4. Simbol yang digunakan pada peta geologi 11

Gambar 5. Simbol yang digunakan pada peta geologi 12

Gambar 6. Simbol yang digunakan pada peta geologi 13

Gambar 7. Simbol yang digunakan pada peta geologi 14

Gambar 8. Simbol yang digunakan pada peta geologi 15

Tabel 1. Rekomendasi jumlah panjang lintasan, pengambilan contoh dan jumlah contoh yang dianalisis pada pembuatan peta geologi Jenis Peta Geologi Skala 1: 100.000 Peta Geologi Skala 1: 250.000 Luas daerah yang dipetakan Panjang lintasan yang dikerjakan Panjang lintasan terukur Jumlah contoh batuan Jumlah contoh yang dianalisa (petrografi, kimia batuan, paleontologi, umur mutlak) 3.000 km 2 1.300 km 200 km 1.500 buah 375 buah 18000 km 2 3.250 km - 2.000 buah 675 buah 3. Penyajian Peta Geologi Berikut adalah penyajian peta geologi yang tercantum pada (SNI 13-4691- 1998) tentang penyusunan peta geologi : 1. Bagan bakuan tata letak peta geologi mengikuti seperti pada Gambar 9. Penyimpangan tata letak dapat dilakukan selama proses kartografi, yaitu berdasarkan atas pertimbangan teknik kekartografiannya. 2. Korelasi satuan peta diwujudkan dalam gambar, dimana formasi atau satuan batuan yang terdapat pada lembar peta dikelompokkan ke dalam endapan permukaan, batuan sedimen, batuan gunungapi, batuan malihan, batuan beku atau terobosan dan tektonit. Setiap satuan dinyatakan dengan kotak berlambang hurup dan disusun sesuai dengan kedudukan stratigrafinya. 3. Uraian singkat setiap satuan Kotak satuan atau formasi berisi simbol hurup dan warna dibelakang kotak dituliskan nama satuan atau formasi dengan hurup besar 16

dibelakang nama diikuti titik dua (:) dan diuraikan macam batuannya yang dimulai dari yang paling banyak menguasai. Keterangan berikutnya menerangkan : informasi tebal lapisan dan atau runtunan satuan/formasi fosil petunjuk, umur dan lingkungan pengendapan hubungan antar satuan sumberdaya mineral dan energy unsur penting yang akan menunjang kelengkapan data Gambar 9. Tata letak keterangan pinggir pada peta geologi 17

4. Pemetaan Geologi Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tandatanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500. Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-kompas. Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan menggunakan metodemetode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit. 5. Hakekat Pemetaan Geologi Hakekat pernetaan geologi adalah menampilkan segala macarn kondisi geologi yang ada di lapangan (yang bersifat tiga dimensionil) ke dalam peta (yang bersifat dua dimensionil). Gejala geologi yang nampak di lapangan terutama adalah batuan, urutan batuan, struktur batuan serta bangun bentang alam yang dibangun oleh batuan tersebut. 18

a. Pengelompokan Atau Penyatuan Pengelompokan dan penyatuan aneka ragam batuan yang ada di lapangan (pengelompokan stratigrafis) didasarkan atas : ciri khas batuan litostratigrafi ciri khas kandungan fosilnya biostratigrafi umur dari batuan kronostratigrafi b. Pengurutan Posisi Kelompok/satuan Penentuan posisi dan hubungan stratigrafis antara satuan yang satu terhadap yang lain, sehingga dapat diperoleh sejarah pembentukan batuan yang ada di daerah pemetaan. Posisi : apakah suatu satuan itu lebih muda, lebih tua, berumur sama dengan satuan yang lain. Hubungan selaras, tidak selaras, menyilang jari, intrusi. c. Rekonstruksi struktur geologi Rekonstruksi ini akan memberikan gambaran tentang struktur geologi yang ada di daerah tersebut, hubungan antar struktur yang ada, sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sejarah tektonik yang pernah terjadi di daerah pemetaan. Suatu Peta Geologi dibuat dengan berbagai variasi, sesuai dengan kondisi medan, tujuan utama pemetaan serta ketentuan umum pemetaan yang berlaku di instansi dimana pemeta bekerja. Walaupun variasi itu besar, namun dalam suatu peta geologi ada komponen-komponen utama yang bersifat universil. Komponen tersebut adalah : a. Judul Peta Judul Peta Mencakup Nama daerah. Skala peta, sebaiknya skala angka maupun skala grafis. Nama penyusun Instansi penerbit. 19

Tahun penerbitan peta tersebut. Untuk peta yang tidak diterbitkan, dicantumkan tahun dimana laporan pernetaan tersebut dianggap selesai. b. Penyebaran Satuan-Satuan Peta Umumnya adalah Satuan Batuan, baik resmi (Formasi, Anggauta) maupun tak resmi (Satuan A, Satuan B). Setiap Satuan diberi tanda atau warna atau kombinasi tanda dan warna khusus, biasanya berkait dengan batuan penyusun utamanya. Dua satuan yang berdekatan berbatasan yang dinyatakan dengan garis batas, baik berupa batas tegas (garis menerus) maupun batas diperkirakan (garis putus-putus). c. Penyebaran unsur geologi yang berupa bidang Umumnya adalah Satuan Batuan, baik resmi (Formasi, Anggauta) maupun tak resmi (Satuan A, Satuan B). Setiap Satuan diberi tanda atau warna atau kombinasi tanda dan warna khusus, biasanya berkait dengan batuan penyusun utamanya. Dua satuan yang berdekatan berbatasan yang dinyatakan dengan garis batas, baik berupa batas tegas (garis menerus) maupun batas diperkirakan (garis putus-putus). d. Penyebaran tanda-tanda struktur Umumnya adalah Satuan Batuan, baik resmi (Formasi, Anggauta) maupun tak resmi (Satuan A, Satuan B). Setiap Satuan diberi tanda atau warna atau kombinasi tanda dan warna khusus, biasanya berkait dengan batuan penyusun utamanya. Dua satuan yang berdekatan berbatasan yang dinyatakan dengan garis batas, baik berupa batas tegas (garis menerus) maupun batas diperkirakan (garis putus-putus). 20

e. Legenda atau Keterangan Legenda atau keterangan biasanya ditaruh disamping atau di bawah peta geologi. Pada Legenda diberikan : Penjelasan tentang warna atau tanda yang dipakai pada Peta Geologi. Urutan stratigrafi dari satuan yang ada di peta disusun secara superposisi. Hubungan antar satuan, ditunjukkan terutama mana yang merupakan hubungan tidak selaras. f. Indeks lokasi daerah pemetaan Indeks geografis/administratif. Indeks terhadap lembar peta yang berdampingan (adjoining sheets). g. Beberapa profil Dibuat memotong Satuan Peta dan struktur terbanyak. Arahnya sedapat mungkin tegak lurus jurus perlapisan atau sumbu lipatan. Sebaiknya lurus, kalau harus berbelok, sudut pembelokannya tidak lebih dari 30 6. Interpretasi dan informasi data Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain : a. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara). b. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara. c. Penyebaran dan pola alterasi yang ada. d. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi). e. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah. 21

f. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan hidrologi. g. Bangunan-bangunan, dll. Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain : Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zonazona intrusi, dan proses sedimentasi. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll. Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain : Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan). Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi). Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti. 7. Penggunaan peta tografi untuk pemetaan geologi suatu daerah Peta kontur menjadi peta dasar untuk mengeplotkan data geologi yang dijumpai dilapangan. Konfigurasi pola kontur menunjukkan gejala morfologi tempat tersebut. Pengelompokan morfologi atas dasar pola kontur menghasilkan peta relief, yang dalam banyak hal mencerminkan penyebaran batuan dan struktur yang ada di daerah tersebut 22

Aliran sungai menggambarkan arah umum kelerengan daerah, daerah yang lemah akibat batuan yang lunak dan atau terpotong oleh struktur kekar atau sesar. Pada proses pernetaan geologi, peta topografi digunakan untuk peta dasar dalam menggambarkan kondisi geologi daerah tersebut. Kondisi tersebut terutama terdiri dari penyebaran macam batuan yang ada, kedudukan setiap macam batuan serta struktur yang ada di daerah tersebut. Disamping sebagai peta dasar, peta topografi juga digunakan untuk penentuan lokasi dari titiktitik pengamatan di lapangan. Pada pekerjaan geologi lapangan diperlukan sedikimya 3 lembar peta topografi, yaitu satu lembar dipakai sebagi peta lapangan (field map atau working map), satu lembar dipakai sebagai peta pangkalan (base sheet), dan satu lembar lagi sebagai peta petunjuk lokasi pengamatan. Peta topografi yang paling baik untuk dipakai dalam penyelidikan geologi adalah peta kontur. Peta jenis ini dilengkapi dengan garis kontur, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang sama tingginya. Garis kontur ini digambar dengan interval ketinggian tertentu yang biasanya dinyatakan pada lembar peta yang bersangkutan. Dengan demikian, dengan melihat lokasi suatu titik pada atau di antara garis kontur dengan nilai ketinggian tertentu, ketinggian titik tersebut sangat mudah ditentukan. Peta kontur ini menunjukkan sifat kuantitatif, artinya disamping dapat untuk mengetahui ketinggian dapat pula digunakan untuk mengetahui jarak sebenarnya antara ua titik, besarnya sudut lereng, menghitung volume dsb. 23

E. RANGKUMAN Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala yang menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. (SNI 13-4691- 1998) Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tandatanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain : a. Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara). b. Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara. c. Penyebaran dan pola alterasi yang ada. d. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi). e. Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah. f. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan hidrologi. g. Bangunan-bangunan, dll. Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain : Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi. 24

Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zonazona intrusi, dan proses sedimentasi. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar, kelurusan-kelurusan, dll. Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain : Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan). Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi). Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti. 25

F. DAFTAR PUSTAKA 1. Asikin, Sukendar, 1997, Diktat Geologi Struktur Indonesia, Jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung 2. Koesoemadinata, R. P., 1985, Prinsip-prinsip Sedimentasi, Catatan Kuliah, Jurusan Teknik Geologi ITB. 3. Harsolumakso, A. H., 2008, Buku Pedoman Geologi Lapangan, Program Studi Teknik Geologi, FITB-ITB 4. DC, Erwyne, 2011, Pemetaan Geologi, http://erwynedc.blogspot.com/2011/12/pemetaan-geologi.html 5. Rizal, Indra, 2013, Dasar-Dasar Pemetaan, http://geologiterapan. blogspot.com/p/dasar-dasar-pemetaan.html 6. Noor,Djauhari. 2012, Penafsiran Peta Geologi, https://www.academia.edu/12160909/penafsiran_peta_topografi 26