BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dimulai tanggal 22 Februari 2016 sampai dengan bulan Juli 2016. Lahan yang digunakan berada di dataran tinggi di Dusun. Plalar, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penanaman sengaja dilakukan saat musim penghujan, karena disesuaikan dengan topik penelitian yang dilaksanakan. Penelitian laboratorium dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah: sabit, koret, cangkul, timbangan analitik, termometer suhu udara, alat tulis, ajir dan kertas nama (label). 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk dievaluasi dalam penelitian ini adalah genotip gandum yang berjumlah 16 genotip, seperti yang ditampilkan dalam Tabel 3.1. 3.3. Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Menurut Sugiarto dan Sugandi (1994) model Matematis dari rancangan ini adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + βj + εij Yij: Hasil pengamatan perlakuan ke i dan ulangan ke j µ: Purata umum. τi: Penyimpangan hasil dari nilai purata umum yang disebabkan oleh pengaruh perlakuan ke-i. βj : Penyimpangan hasil dari nilai µ yang disebabkan oleh pengaruh khusus kelompok ke j εij: Pengaruh acak yang masuk dalam percobaan.
Data dan hasil pengamatan utama dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam. Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan digunakan Uji Beda Nyata Jujur atau BNJ dengan selang kepercayaan 95%. Karena hasil dari analisis sidik ragam dan BNJ masih belum mampu digunakan dalam menentukan genotip yang relatif layak dibudidayakan, maka dilakukan analisis skor untuk masing masing genotip. Korelasi dilakukan untuk mengetahui persentase pembobotan masing masing parameter secara objektif. Penghitungan skor masing masing genotip dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mencari nilai korelasi antara bobot bobot biji 4 baris tengah dengan masing masing parameter utama. Misal: A1, A2,..., A16. Dimana A1 adalah nilai korelasi antara bobot biji 4 baris tengah dengan bobot biji per M 2, A2 adalah nilai korelasi antara bobot biji 4 baris tengah dengan jumlah biji rontok per malai,.., A17 adalah nilai korelasi antara bobot biji 4 baris tengah dengan persentase benih yang tumbuh. 2. Nilai korelasi dijumlah seluruhnya = B = A1 + A2...,+ A16. 3. Persentase pembobotan = C = dihitung dengan cara A1 B A2 x 100%, x 100%,..., AB B B x 100% sehingga diperoleh C1, C2,..., C16. 4. Nilai skor masing masing genotip dihitung dengan cara C1 x rata rata bobot biji per M 2 ybs + C2 x rata rata jumlah biji yang rontok per malai genotip ybs +... + C16 x rata rata persentase benih yang tumbuh genotip yang bersangkutan (Purnamasidi, 2016). 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan Lahan Tanah diolah sempurna sehingga menjadi remah Jarak antar plot 50 cm dengan ukuran plot 150 cm x 500 cm Biji ditabur/dilarik dalam baris tiap plot terdapat 6 baris Jarak antar blok kurang lebih 50 cm untuk memudahkan pengairan, penyiangan serta pengamatan. 13
Tabel 3.1 Tata Letak Pengacakan NO GALUR GANDUM U I U II U III 1 KLENIN 3 27 33 2 FUNDACEP 6 19 44 3 FOW 16 25 42 4 KLCQ/ER 2000 4 31 35 5 PRL/VEE#6//CLMS/3 12 23 47 6 PFAU/BOW//VEE#9/3 14 20 41 7 PB343/BERKUT//PFAU 5 17 40 8 PBW343/BERKUT//PFAU 13 22 36 9 FILIN/2*PASTOR//BERKUT/3/PASTOR 9 29 48 10 PRINIA/BERKUT//PFAU/MILAN 8 21 45 11 CHEN/AGILLOPS SQUARROSA 7 30 34 12 FRET2//SKAUZ 11 26 38 13 GOMAN/GRU90-205266//PASTOR 10 24 39 14 CHRZ//BOW/CROW/3/WELL I 1 32 37 15 TX71A 1039-VI*3/AMI/OK 81306/3/FINSI/6//CHIBIA 2 18 43 16 TX8IV6614//TNMU/ATTILA/3/BABAX/PASTOR//AMAD 15 28 46 Pada pembahasan berikutnya nama galur gandum ditulis dengan kode perlakuan P01 untuk (KLENIN) berurutan sampai dengan P16 untuk (TX81V6614//TNMU/ATTILA/3/BABAX/PASTOR//AMAD). 14
Gambar 3.1 Tata Letak Penelitian Keterangan : a. Luas petak penelitian : 5 m x 1.5 c. Jumlah tiap petak pengamatan : 6 baris d. Jarak antara petak : 50 cm e. Jumlah petak pengamatan : 96 buah h. Luas petak penelitian : ± 720 m 2 3.4.2. Penanaman Dibuat alur sebanyak 6 alur tiap petak dengan jarak antar alur 25 centimeter, dan benih disebar/dilarik sepanjang alur kemudian ditutup dengan tanah. Benih disebar secara merata dengan jumlah benih tiap alurnya sebanyak 300 butir. 15
3.4.3. Pemupukan Pemupukan pertama diberikan 7 sampai 10 hari setelah tanam, takaran pupuk yang digunakan adalah 150 kg Urea, 200 kg SP36, dan 100 kg KCL/ha. Dibuat alur memanjang dengan jarak 10 cm dari baris tanam, pupuk dilarik dan ditutup dengan tanah. Pemupukan kedua pada saat 30 hari setelah tanam dengan takaran pupuk 150 kg Urea/ha. Dibuat alur memanjang dengan jarak 10 cm dari baris tanam, pupuk dilarik dan ditutup dengan tanah. 3.4.4. Panen Panen dilaksanakan ketika tanaman sudah masak fisiologis, dengan memotong hanya pada ¼ tinggi tanaman teratas. Panen petak sampel dengan memanen tanaman pada petakan ukuran 1m x 1m pada 4 baris tengah. Panen hanya dilakukan pada 4 petak tengah dengan meninggalkan tanaman pinggiran. 3.4.5. Pasca Panen Hasil panen dijemur dalam karung terpisah selama kurang lebih 2-3 hari Perontokan, dilakukan dengan menumbuk malai saat masih hangat dari lantai jemur untuk memudahkan biji terlepas dari malai. Ditampi/dikipas, untuk memisahkan biji dengan malai Dijemur hingga kadar air kurang dari 10% Dikemas dalam wadah kedap udara, untuk disimpan di ruang berpendingin (cool storage) 16
3.5. Data Yang Dikumpulkan Untuk Uji Adaptasi 3.5.1. Data Tanaman 1. Persentase benih yang tumbuh, panjangnya larikan yang tumbuh dibagi total panjang larikan (5 meter) dikalikan 100 % 2. Umur berbunga dihitung dari saat tanam sampai 50% muncul malai 3. Tinggi tanaman, pada saat tanaman sebelum masak susu, saat masak susu, dan setelah masak susu, diukur dari bekas kotiledon sampai titik tumbuh tertinggi tidak termasuk bulu malai 4. Jumlah anakan, dihitung saat panen dengan mencabut tanaman sampel kemudian mengamati jumlah anakannya 5. Persentase tanaman rebah, diukur sehari sebelum panen berdasarkan jumlah tanaman yang rebah dibagi dengan jumlah tanaman yang hidup dikalikan 100% 6. Umur panen dihitung dari saat tanam sampai 50% tanaman masak fisiologis, yang ditandai dengan biji keras jika dipatahkan/digigit biji keras, kadar air biji sekitar 25% 7. Panjang malai, diukur dari lingkaran cincin (buku terujung setiap batang) tanaman sampel sampai ujung malai, tidak termasuk bulu dan diambil 10 sampel setiap petak 8. Jumlah spikelet per malai, dihitung dari tanaman sampel (10 tanaman setiap petak) saat panen 9. Jumlah biji per malai, dihitung dari tanaman sampel (10 tanaman setiap petak) saat panen 10. Bobot biji per m 2, mengukur berat biji dari petak sampel ukuran 1meter x 1meter, pada 4 baris ditengah 11. Bobot biji 4 baris tengah, mengukur berat biji gandum dari 4 baris tanaman (6 baris tanaman setiap petak) dan 25 centimeter pada setiap ujung baris tidak diambil 12. Bobot 1000 biji, mengukur berat biji gandum yang sebelumnya telah ditakar dengan gelas ukur, sebanyak 1 liter setiap petak percobaan 13. Bobot 1 liter biji, mengukur berat dari 1000 biji gandum yang diambil secara acak dalam satu unit petak percobaan yang sama 17
3.5.2. Data Lingkungan Letak geografis lahan penelitian, diamati dengan penggunaan Software Google Earth. Tekstur tanah, sampel tanah lahan penelitian dianalisis di laboratorium Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Tanaman sebelum percobaan gandum, melakukan pengamatan langsung kondisi lahan sebelum penelitian dilaksanakan. Jenis tanaman sekitar percobaan, dengan mengamati secara langsung selama penelitian berlangsung. Temperatur minimum dan maksimum, diukur menggunakan termometer suhu udara. Jumlah curah hujan harian, diperoleh dari stasiun klimatologi BPPP, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Pengamatan hama tanaman, menghitung jumlah tanaman yang terserang hama dibagi dengan jumlah tanaman yang ada dalam setiap petak dikalikan 100%. 18