BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) PEMERINTAH KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Uraian Tugas dan Fungsi BAPPEDA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016

B U P A T I S R A G E N

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 333 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 77 TAHUN 2016

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

RENCANA STRATEGIS BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG TAHUN BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

MEMBANTU BUPATI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH.

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

Transkripsi:

9 BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) PEMERINTAH KOTA SEMARANG 2.1 Sejarah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang Dengan posisinya yang strategis sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, dan berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, serta merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara, koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Kota Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan, dan Barat menuju Kabupaten Kendal menjadikan Kota Semarang sebagai kota yang layak dan menarik untuk berinvestasi. Kondisi yang demikian terlihat dari munculnya berbagai kawasan industri di Kota Semarang, sebut saja: Kawasan Industri Tugu Wijaya Kusuma (KITW), Kawasan Industri Terboyo, LIK Bugangan Baru, Taman Industri BSB, Tanjung Emas Export Processing Zone, dan sederet nama lain, yang hampir semuanya sudah terisi. Sebagai hasil pertemuan yang dihadiri oleh 250 pengusaha dan investor dari lokal, regional, nasional bahkan internasional dalam Semarang Business Forum 2010 barubaru ini yang diselenggarakan di Hotel Grand Candi Semarang, telah ditandatangani Letter of Interest (LoI) oleh 17 investor yang akan menanamkan modalnya di Kota Semarang dengan total nilai Rp 2,53 triliun. Potensi lain dari Kota Semarang yang tak kalah pentingnya adalah tersedianya sarana prasarana fisik meliputi : jalan, jembatan, pelabuhan laut, terminal peti kemas, bandar udara internasional, hotel, perbankan, terminal, disamping tentunya sarana penunjang lain yang sifatnya non fisik seperti : kondisi kota yang aman, jumlah penduduknya yang besar, regulasi/kebijakan yang mengatur pelayanan

10 publik dan kepastian hukum. Salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan penanaman modal adalah birokrasi perijinan. Sebagaimana diketahui, bahwa penanaman modal (investasi) sangat diperlukan guna memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan memperluas lapangan kerja baru, yang pada akhirnya akan bermuara pada terserapnya tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Kondisi pelayanan perijinan masih dihadapkan pada sistem yang belum efektif dan efisien serta belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, hal ini terlihat dari banyaknya keluhan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai kinerja aparatur. Instabilitas kebijakan serta peraturan perundangundangan di bidang pelayanan publik, prosedur yang berbelit-belit, infrastruktur yang kurang memadai, keterbatasan cakupan layanan, banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, serta sikap petugas yang kurang responsif menimbulkan citra kurang baik terhadap kinerja Pemerintah Daerah. One Stop Service (OSS) atau pelayanan perijinan terpadu merupakan salah satu langkah yang diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan di daerah. Penerapan OSS diharapkan menjadi salah satu daya tarik investasi, karena dalam OSS terjadi pemangkasan birokrasi, sehingga proses yang semula berbelit-belit menjadi lebih pendek. Untuk Kota Semarang pengembangan dan penyelenggaraan One Stop Service (OSS) atau pelayanan perijinan terpadu diimplementasikan dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, mempunyai tugas pokok dan fungsi seperti yang tertuang dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 53 Tahun 2008. Sasaran yang ingin dicapai dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang adalah:

11 1. Terwujudnya pelayanan perijinan yang mudah, cepat, efisien, transparan dan akurat dalam desain One Stop Service (OSS) kepada masyarakat sesuai dengan SPM; 2. Terlaksananya mutu pelayanan perijinan melalui deregulasi dan debirokratisasi pelayanan serta sertifikasi ISO (International Standard Operation); 3. Meningkatnya kualitas pelaksanaan pelayanan perijinan yang ditandai dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berjiwa pelayanan prima. 4. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan perijinan yang berbasis teknologi informasi. 4. Terwujudnya peningkatan kompetensi dan daya saing daerah, melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan pengembangan potensi daerah yang berbasis pada sektor-sektor unggulan daerah secara berkelanjutan. Dalam rangka peningkatan kapasitas, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang telah memasukkan program-program peningkatan kapasitas dalam suatu Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang. Rencana Strategis (RENSTRA) tersebut adalah rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan program dan indikasi kegiatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang selama tahun 2010 s/d 2015, dan diharapkan dapat mendukung peningkatan kapasitas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang dari berbagai aspek yang meliputi: aspek peningkatan sarana dan prasarana, aspek pengembangan kelembagaan, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek pengembangan sumber daya manusia, serta aspek keuangan dan penganggaran. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap satuan kerja perangkat daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

12 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu berdiri pada awal tahun 2009, yang sebelumnya bernama Kantor Perijinan Terpadu (KPT) yang kemudian pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 menjadi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD). Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) diberikan kewenangan oleh Walikota dalam melakukan pelayanan pelayanan yang terkait dengan masalah perijinan dalam bentuk pelayanan satu pintu. Lembaga ini merupakan ujung tombak Pelayanan Perijinan, dimana Pemohon tidak perlu mendatangi berbagai instansi untuk mendapatkan ijin. Pemohon cukup datang ke kantor BPPT untuk mengajukan permohonan berbagai ijin usaha atau investasi yang dibutuhkan dan di OSS pula ijin Perijinan Terpadu Kota Semarang tahun 2010 2015 selaras dan konsisten yang dikeluarkan Pemerintah Daerah akan diterima oleh pemohon. Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang ini berlokasi di Jalan Pemuda No. 148 tepatnya di Gedung Balaikota yang merupakan unsur pendukung tugas Walikota. Berdasarkan PERDA No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. 2.2 Visi Terwujudnya kecepatan, ketepatan dalam pelayanan perijinan dan iklim yang kondusif bagi investasi di Kota Semarang. 2.3 Misi 1. Meningkatkan pelayanan perijinan yang mudah, cepat, efisien, transparan dan akurat berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur); 2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, professional dan berjiwa pelayanan prima;

13 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta perangkat hokum pendukung pelayanan perijinan berbasis teknologi informasi; 4. Meningkatkan minat investor dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi yang terkait, masyarakat dan dunia usaha; dan 5. Meningkatkan pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan pengembangan potensi daerah yang berdaya saing tinggi. 2.4 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, maka dapat disampaikan Susunan dan Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang terdiri dari : a. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang b. Sekretariat, terdiri dari : 1) Sub Bagian Perencanan dan Evaluasi 2) Sub Bagian Keuangan dan 3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah. 2) Sub Bidang Pengembangan Potensi Daerah. d. Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, terdiri dari : 1) Sub Bidang Promosi Investasi. 2) Sub Bidang Kerjasama Investasi. e. Bidang Perijinan Pembangunan. f. Bidang Perijinan Perekonomian. g. Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan. h. Bidang Teknologi Informasi, terdiri dari : 1) Sub Bidang Teknik Informatika.

14 2) Sub Bidang Pengolahan Data. i. Bidang Pengawasan, terdiri dari : 1) Sub Bidang Pengawasan Kerjasama. 3) Sub Bidang Pengawasan Perijinan Gambar 1.1. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (Sumber: Buku Profil BPPT, halaman 5) 2.5. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang 2.5.1 Tugas Pokok Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanaman modal dan melaksanakan koordinasi serta menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian

15 2.5.2. Fungsi a. Perumusan kebijakan teknis b. Pemberian dukungan atas c. penyelenggaraan pemerintahan daerah d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya 2.5.3. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor:53/2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi BPPT, Susunan Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, terdiri dari: Bagian Kedua Kepala Badan Pasal 5 Kepala Badan mempunyai tugas merencanakan, memimpin, mengkoordinasi, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi perencanaan tugas dan fungsi. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 6 Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasi dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas Kesekretariatan, bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, bidang Perijinan Pembangunan,

16 bidang Perijinan Perekonomian, bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan, bidang Teknologi Informasi serta bidang Pengawasan. Pasal 7 a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan evaluasi, bidang keuangan serta bidang umum dan kepegawaian; b. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang perencanaan dan evaluasi, bidang keuangan serta bidang umum kepegawaian c. Pengkoordinasian dan sinkronisasi penyusunan rencana program di bidang Kesekretariatan, bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, bidang Promosi dan dan Kerjasama Investasi, bidang Perijinan Pembangunan, bidang Perijinan Perekonomian, bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan, bidang Teknologi Informasi serta bidang Pengawasan; d. Penyusunan rencana kerja anggaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; e. Penyusunan laporan kinerja program Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; f. Pengkoordinasian dan sinkronisasi penyusunan laporan kinerja program di bidang Kesekretariatan, bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, bidang Perijinan Pembangunan, bidang Perijinan Perekonomian, bidang Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan, bidang Teknologi Informasi serta bidang Pengawasan;

17 g. Pengkoordinasian dan sinkronisasi penyusunan laporan kinerja program di bidang Kesekretariatan, bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, bidang Perijinan Pembangunan, bidang Perijinan Perekonomian, bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan, bidang Teknologi Informasi serta bidang Pengawasan; h. Pengkoordinasian pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, kehumasan, keprotokolan, dan administrasi perjalanan dinas; i. Penghimpunan data dan informasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; j. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang Kesekretariatan, bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, bidang Perijinan Pembangunan, bidang Perijinan Perekonomian, bidang Perijinan Kesejatheraan Rakyat dan Lingkungan, bidang Teknologi Informasi serta bidang Pengawasan; k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Kesekretariatan, bidang Pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah dan Potensi Daerah, bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, bidang Perijinan Pembangunan, bidang Perijinan Perekonomian, bidang Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan, bidang Teknologi dan Informasi serta bidang Pengawasan; l. Penyusunan laporan realisasi anggaran Sekretariat; m. Penyusunan laporan kinerja program Sekretariat;

18 n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 8 (1) Sekretariat, terdiri dari: a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi b. Sub Bagian Keuangan; dan c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (2) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekertaris. Pasal 9 Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan evaluasi; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang perencanaan dan evaluasi; c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan evaluasi; d. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; e. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu;

19 f. Menyiapkan bahan penyusunan produk hokum Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; g. Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; h. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; i. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang perencanaan dan evaluasi; j. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan dan evaluasi; k. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; l. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 10 Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang keuangan; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang keuangan; c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang keuangan; d. Menyiapkan bahan usulan perencanaan Anggaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu;

20 e. Menyiapkan bahan verifikasi pelaksanaan Anggaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; f. Menyiapkan pengajuan Surat Permintaan Pembayaran; g. Menyiapkan bahan laporan pertanggung jawaban laporan; h. Menyiapkan bahan laporan realisasi anggaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; i. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang Keuangan; j. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang keuangan; k. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang keuangan; l. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bagian Keuangan; m. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bagian Keuangan; n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekertaris sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 11 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang umum dan kepegawaian;

21 c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian; d. Menyiapkan bahan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, perjalanan dinas, dokumentasi, keprotokolan dan kehumasan; e. menyiapkan bahan pelaksanaan pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan sarana prasarana kantor; f. menyiapkan bahan dan menghimpun Peraturan Perundangan bidang pelayanan perijinan terpadu; g. menyiapkan bahan pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; h. menyiapkan bahan penghimpunan dan pengolahan data dan informasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; i. menyiapkan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian; j. menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang umum dan kepegawaian; k. menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang umum dan kepegawaian; l. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang umum dan kepegawaian; m. menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; n. menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

22 Bagian Keempat Bidang Pemberdayaan BUMD dan Potensi Daerah Pasal 12 Bidang Pemberdayaan BUMD dan Potensi Daerah mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Pemberdayaan BUMD dan bidang Pengembangan Potensi Daerah. Pasal 13 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bidang Pemberdayaan BUMD dan Potensi Daerah mempunyai fungsi: a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan BUMD dan bidang pengembangan potensi daerah; b. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pemberdayaan BUMD dan bidang pengembangan potensi daerah; c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan BUMD dan bidang pengembangan potensi daerah; d. pelaksanaan pemantauan, penelitian, pengkajian, analisis dan evaluasi BUMD; e. pelaksanaan pembinaan peningkatan kinerja dan pemberdayaan BUMD;

23 f. pelaksanaan pembinaan manajemen dan Sumber Daya Manusia BUMD; g. pelaksanaan pendataan, identifikasi dan kajian pengembangan potensi daerah; h. pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang pemberdayaan BUMD dan bidang pengembangan potensi daerah; i. pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang pemberdayaan BUMD dan bidang pengembangan potensi daerah; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan BUMD dan bidang pengembangan potensi daerah; k. pengkoordinasian penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Pemberdayaan BUMD dan Pengembangan Potensi Daerah; l. pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja program Bidang Pemberdayaan BUMD dan Pengembangan Potensi Daerah; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuan dengan bidang tugasnya. Pasal 14 (1) Bidang Pemberdayaan BUMD dan Potensi Daerah, terdiri dari: a. Sub Bidang Pemberdayaan BUMD; b. Sub Bidang Pengembangan Potensi Daerah.

24 (2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan BUMD dan Potensi Daerah. Pasal 15 Sub Bidang Pemberdayaan BUMD mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan BUMD; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pemberdayaan BUMD; c. Menyiapkan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan BUMD; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, penelitian. Pengkajian, analisis dan evaluasi BUMD; e. Menyiapkan bahan pembinaan peningkatan kinerja dan pemberdayaan BUMD; f. Menyiapkan bahan pembinaan manajemen operasional dan Sumber Daya Manusia BUMD; g. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang pemberdayaan BUMD; h. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang pemberdayaan BUMD; i. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan BUMD; j. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Pemberdayaan BUMD;

25 k. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Pemberdayaan BUMD; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan BUMD dan Pengembangan Potensi Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 16 Sub Bidang Pengembangan Potensi Daerah mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan potensi daerah; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pengembangan potensi daerah; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan potensi daerah; d. Menyiapkan bahan pendataan, identifikasi dan kajian pengembangan potensi daerah; e. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang pengembangan potensi daerah; f. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang pengembangan potensi daerah; g. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan potensi daerah; h. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Pengembangan Potensi Daerah;

26 i. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Pengembangan Potensi Daerah; j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan BUMD dan Potensi Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kelima Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi Pasal 17 Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi mempunyai tugas merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Promosi Investasi dan bidang Kerjasama Investasi. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi mempunyai fungsi: a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang promosi investasi dan bidang kerjasama investasi; b. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang promosi investasi dan bidang kerjasama investasi; c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang promosi investasi dan bidang kerjasama investasi;

27 d. Pelaksanaan dan pengkoordinasian promosi investasi baik dalam maupun luar negeri; e. Pelaksanaan kajian dan jalinan kerjasama investasi; f. Pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang promosi investasi dan bidang kerjasama investasi; g. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian kegiatan di bidang promosi investasi dan bidang kerjasama investasi; h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang promosi investasi dan bidang kerjasama investasi; i. Pengkoordinasian penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi; j. Pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja program Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 19 (1) Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi, terdiri dari: a. Sub Bidang Promo Investasi; b. Sub Bidang Kerjasama Investasi. (2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi.

28 Pasal 20 Sub Bidang Promosi Investasi mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang promosi investasi; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana anggaran kerja di bidang promosi investasi; c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang promosi investasi; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan kajian, perumusan dan penyusunan materi promosi; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan promosi investasi, baik di dalam maupun luar negeri; f. Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang promosi investasi; g. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang promosi investasi; h. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang promosi investasi; i. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Promosi Investasi; j. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Promosi Investasi; k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi sesuai dengan bidang tugasnya.

29 Pasal 21 Sub Bidang Kerjasama Investasi mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang kerjasama investasi; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana anggaran kerja di bidang kerjasama investasi; c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang kerjasama investasi; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan kerjasama dengan dinas/instansi terkait dan pihak swasta dalam rangka pemanfaatan potensi daerah dan pengembangan kerjasama investasi; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan kajian kerjasama investasi; f. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang kerjasama investasi; g. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang kerjasama investasi; h. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Kerjasama Investasi; i. Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Kerjasama Investasi; j. Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Kerjasama Investasi; k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Investasi sesuai dengan bidang tugasnya.

30 Bagian Keenam Bidang Perijinan Pembangunan Pasal 22 Bidang Perijinan Pembangunan mempunyai tugas merencanakan mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Perijinan Pembangunan Pasal 23 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bidang Perijinan Pembangunan mempunyai fungsi : a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perijinan pembangunan b. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang perijinan pembangunan c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang perijinan pembangunan d. pelaksanaan koordinasi penyusunan persyaratan dan kebijakan pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan bidang pembangunan e. Pelaksanaan penerimaan permohonan perijinan dan non perijinan pembangunan f. Pelaksanaan pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan bidang pembangunan sesuai dengan ketentuan Standar Pelayanan Publik (SP2) g. Pelaksanaan koordinasi hasil kajian perijinan dan non perijinan Tim Teknis dibidang pembangunan

31 h. Pelaksanaan rekapitulasi laporan retribusi perijinan dan non perijinan di bidang pembangunan yang dibayar oleh pemohon ke Kas Daerah i. Pelaksanaan pengagendaan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan bidang pembangunan melalui sistem informasi teknologi; dan j. Pelaksanaan penyerahan produk perijinan dan non perijinan bidang pembangunan kepada pemohon k. Pelaksanaan sosialisasi pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan bidang pembangunan l. Pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang perijinan pembangunan m. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang perijinan pembangunan n. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang perijinan pembangunan o. Penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Perijinan Pembangunan Bagian Ketujuh Bidang Perijinan Perekonomian Pasal 24 Bidang Perijinan Perekonomian mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Perijinan Perekonomian.

32 Pasal 25 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bidang Perijinan Perekonomian mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perijinan perekonomian; b. penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang perijinan perekonomian; c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang perijinan perekonomian; d. pelaksanaan koordinasi penyusunan persyaratan dan kebijakan pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian; e. pelaksanaan penerimaan permohonan perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian; f. pelaksanaan pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian sesuai dengan ketentuan Standar Pelayanan Publik (SP2); g. pelaksanaan koordinasi hasil kajian perijinan dan non perijinan Tim Teknis dibidang perekonomian; h. pelaksanaan rekapitulasi laporan retribusi perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian yang dibayar oleh pemohon ke Kas daerah; i. pelaksanaan pengagendaan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian melalui sistem informasi teknologi; j. pelaksanaan penyerahan produk perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian kepada pemohon;

33 k. pelaksanaan sosialisasi pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang perekonomian; l. pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang perijinan perekonomian; m. pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang perijinan perekonomian; n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang perijinan perekonomian; o. penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Perijinan Perekonomian; p. penyusunan laporan kinerja program Bidang Perijinan Perekonomian; dan q. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kedelapan Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan Pasal 26 Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan.

34 Pasal 27 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 26, Bidang Perijinan Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan; b. penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang perijinankesejahteraan rakyat dan lingkungan; c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan; d. pelaksanaan koordinasi penyusunan persyaratan dan kebijakan pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan; e. pelaksanaan penerimaan permohonan perijinan dan non perijinan di bidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan; f. pelaksanaan pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan sesuai dengan ketentuan Standar Pelayanan Publik (SP2); g. pelaksanaan koordinasi hasil kajian perijinan dan non perijinan Tim Teknis dibidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan; h. pelaksanaan rekapitulasi laporan retribusi perijinan dan non perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan yang dibayar oleh pemohon ke Kas daerah;

35 i. pelaksanaan pengagendaan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan melalui sistem informasi teknologi; j. pelaksanaan penyerahan produk perijinan dan non perijinan di bidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan kepada pemohon; k. pelaksanaan sosialisasi pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan dan non perijinan di bidang kesejahteraan rakyat dan lingkungan; l. pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan; m. pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan; n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang perijinan kesejahteraan rakyat dan lingkungan; o. penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan; p. penyusunan laporan kinerja program Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan; dan q. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kesembilan Bidang Teknologi Informasi Pasal 28 Bidang Teknologi Informasi mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi

36 dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Teknik Informatika dan bidang Pengolahan Data. Pasal 29 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Bidang Teknologi Informasi mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang teknik informatika dan bidang pengolahan data; b. penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang teknik informatika dan bidang pengolahan data; c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang teknik informatika dan bidang pengolahan data; d. pelaksanaan pengolahan data dan pengembangan sistem informasi pelayanan proses administrasi penerbitan perijinan; e. pelaksanaan pengolahan pengembangan modul proses administrasi penerbitan periijinan ; f. pelaksanaan pengembangan data base proses administrasi penerbitan perijinan dan investasi; g. pelaksanaan sistem informasi pelaporan kinerja Badan; h. pelaksanaan pemeliharaan dan pengawasan kinerja jaringan sistem informasi pelayanan administrasi penerbitan perijinan; i. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan website pelayanan administrasi penerbitan perijinan dan investasi; j. pelaksanaan penyajian data dan informasi di bidang teknik informatika dan bidang pengolahan data;

37 k. pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang teknik informatika dan bidang pengolahan data; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang teknik informatika dan bidang pengolahan data; m. penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Teknologi Informasi; n. penyusunan laporan kinerja program Bidang Teknologi Informasi; dan o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 30 (1) Bidang Teknologi Informasi, terdiri dari : a. Sub Bidang Teknik Informatika; dan b. Sub Bidang Pengolahan Data. (2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknologi Informasi. Pasal 31 Sub Bidang Teknik Informatika mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang teknik informatika; b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang teknik informatika; c. menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang teknik informatika;

38 d. menyiapkan bahan pengembangan sistem informasi pelayanan administrasi penerbitan perijinan; e. menyiapkan bahan pelaksanaan sistem informasi pelaporan kinerja Badan; f. menyiapkan bahan pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan website pelayanan administrasi penerbitan perijinan dan investasi; g. menyiapkan bahan pelaksanaan pemeliharaan dan pengawasan kinerja jaringan sistem informasi pelayanan administrasi penerbitan perijinan; h. menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang teknik informatika; i. menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang teknik informatika; j. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang teknik informatika; k. menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Teknik Informatika; l. menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Teknik Informatika; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Teknologi Informasi sesuai dengan bidang tugasnya

39 Pasal 32 Sub Bidang Pengolahan Data mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengolahan data; b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggarann di bidang pengolahan data; c. menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengolahanndata; d. menyiapkan bahan pelaksanaan pengolahan pengembangan modul proses administrasi penerbitan periijinan; e. menyiapkan bahan pelaksanaan pengembangan data base administrasi penerbitan perijinan dan investasi; f. menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang pengolahan data; g. menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang pengolahan data; h. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pengolahan data; i. menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Pengolahan Data; j. menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Pengolahan Data; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Teknologi Informasi sesuai dengan bidang tugasnya

40 Bagian Kesepuluh Bidang Pengawasan Pasal 33 Bidang Pengawasan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang pengawasan kerjasama dan bidang pengawasan perijinan. Pasal 34 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Bidang Pengawasan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan kerjasama dan bidang pengawasan perijinan; b. penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pengawasan kerjasama dan bidang pengawasan perijinan; c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengawasan kerjasama dan bidang pengawasan perijinan; d. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pengendalian kegiatan investasi pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri; e. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan administrasi penerbitan; f. pelaksanaan pelaporan hasil pengawasan kegiatan kerjasama investasi pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri, pemberdayaan BUMD dan pengembangan potensi daerah;

41 g. pelaksanaan pengkajian dan penilaian atas laporan yang disampaikan oleh investor, BUMD dan pengelola potensi daerah; h. pelaksanaan penyajian data dan informasi dibidang pengawasan kerjasama dan pengawasan perijinan; i. pelaksanaan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang pengawasan kerjasama dan bidang pengawasan perijinan; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan kerjasama dan bidang pengawasan perijinan; k. penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Pengawasan; l. penyusunan laporan kinerja program Bidang Pengawasan; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 35 (1) Bidang Pengawasan, terdiri dari : a. Sub Bidang Pengawasan Kerjasama; dan b. Sub Bidang Pengawasan Perijinan. (2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengawasan

42 Pasal 36 Sub Bidang Pengawasan Kerjasama mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan kerjasama; b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pengawasan kerjasama; c. menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengawasan kerjasama; d. menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, pengawasan kegiatan kerjasama investasi pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri; e. menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, pengawasan kegiatan kerjasama pengembangan potensi daerah; f. menyiapkan bahan pelaporan hasil pengawasan kegiatan kerjasama investasi pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri, pemberdayaan BUMD dan pengembangan potensi daerah; g. menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian dan penilaian atas laporan kegiatan yang disampaikan oleh investor, BUMD dan pengelola potensi daerah; h. menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang pengawasan kerjasama; i. menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian di bidang pengawasan kerjasama; j. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan kerjasama; k. menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Pengawasan Kerjasama;

43 l. menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Pengawasan Kerjasama; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 37 Sub Bidang Pengawasan Perijinan mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan perijinan; b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggarancdi bidang pengawasan perijinan; c. menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengawasan perijinan; d. menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pelayanan administrasi penerbitan perijinan; e. menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian atas laporan yang disampaikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait dalam pelayanan perijinan terpadu; f. menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan unit kerja terkait dalam penerbitan ijin berdasarkan hasil pengawasan dan pemantauan di lapangan; g. menyiapkan bahan penyajian data dan informasi dibidang pengawasan perijinan; h. menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian dibidang pengawasan perijinan;

44 i. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan perijinan; j. menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Sub Bidang Pengawasan Perijinan; k. menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Sub Bidang Pengawasan Perijinan; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kesebelas Tim Teknis Pasal 38 (1) Tim Teknis terdiri dari Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait yang mempunyai kompetensi dan kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kewenangan untuk memberikan saran pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perijinan dan non perijinan kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang secara teknis terkait dan kepada Kepala Badan. (3) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang yang bersangkutan terhadap diterbitkannya rekomendasi teknis Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait.

45 (4) Pembentukan Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. JABATAN FUNGSIONAL Pasal 39 Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu sesuai dengan keahlian dan kebutuhan sesuai peraturan perundang-undangan. Pasal 40 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan (3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang undangan.

46 2.6 Lokasi dan Wilayah Kerja Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) berlokasi di Jalan Pemuda Nomor 148, Semarang. Terletak di dalam Kantor Pemerintah Kota/Walikota Semarang lantai 1 (satu) dan lantai 3 (tiga). Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait terdiri dari : 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu. 3. Badan Linfkungan Hidup 4. Dinas Tata Kota dan Perumahan. 6. Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame. 7. Dinas Kesehatan. 8. Dinas Bina Marga. 9. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral. 10. Dinas Pertanian. 11. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 12. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. 13. Dinas Pendidikan. 14. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 16. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 17. Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga. 18. Dinas Kebakaran. (Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 2/2009, tanggal 20 Maret 2009)

47 2.7 Peta Lokasi Gambar 1.2. Peta Lokasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemkot Semarang (Sumber: Google Map)