BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar. ketika pertanyaan dibalik dengan rumus yang sama, siswa tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan permasalahan sendiri ataupun kelompok.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. efektif, sebab gurulah pengelola pembelajaran (learning manager) yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh sebab itu maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Terwujudnya tujuan pendidikan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas kurang berlangsung dengan baik. Kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas menunjukkan bahwa siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan interaksi yang kurang baik antara guru dengan siswa maupun antar sesama siswa. Rendahnya aktivitas siswa menyebabkan hasil belajar yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari pendidikan tidak tercapai karena proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas tidak berjalan dengan baik. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran akuntansi adalah 75, hasil belajar akuntansi di kelas tersebut tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata ulangan harian siswanya, yaitu dari 40 siswa dalam kelas tersebut siswa yang mencapai nilai KKM hanya sebanyak 12 orang atau 1

2 sekitar 29, 2 %, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu sebanyak 28 orang atau sekitar 70,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 NO Test KKM Siswa yang mencapai KKM Siswa yang belum mencapai KKM Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 75 8 20% 32 80% 2 UH 2 75 12 30% 28 70 % 3 UH 3 75 15 37,5% 25 62,5% Jumlah 35 87,5% 85 212,5% Rata- rata 12 29,2% 28 70,8% Sumber : Daftar nilai mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan 35 30 25 20 15 10 5 0 UH 1 UH 2 UH 3 Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM Jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM Gambar 1.1 Grafik Hasil Belajar Akuntansi Siswa Rendahnya hasil belajar ini disebabkan karena proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan masih menggunakan metode konvensional, guru kurang memperhatikan respon/umpan balik dari siswa. Guru kurang memahami perkembangan psikologi anak didik atau hal hal yang berasal dari dalam diri

3 siswa, perubahan tingkah laku peserta didik, kurangnya kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan metode serta sumber belajar, dan kemampuan mendesain strategi pembelajaran yang kurang tepat. Melihat permasalahan yang terjadi, penulis memberikan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dengan Pendekatan Scaffolding. Sebagaimana dikatakan oleh Ginanjar (20 Januari 2013) dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan model pembelajaran menyatakan Model CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan berbagai gagasan mengenai topik pembelajaran. Pengimplementasian model CLIS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science penulis juga menggunakan pendekatan scaffolding untuk lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Cahyo (2012:129) Scaffolding membimbing peserta didik dalam memahami materi baru, dan pelaksanaan rencana, memberikan bantuan kepada peserta didik di setiap langkah pembelajaran. Peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi ketika mendapat bimbingan dari seorang yang ahli atau teman sejawat yang memiliki kemampuan lebih tinggi.

4 Dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science dengan pendekatan scaffolding akan menciptakan suasana belajar yang menarik, karena setiap siswa dapat mengemukakan ide ataupun gagasannya tanpa merasa takut ide yang diutarakannya salah. Selain bebas mengutarakan ide, siswa juga dituntut untuk aktif menjawab pertanyaan dari guru, dimana dalam menjawab pertanyaan tersebut guru akan memberikan bantuan sehingga siswa merasa tertarik untuk menjawab pertanyaan dari guru. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ini meningkatkan aktivitas siswa didalam kelas, meningkatnya aktivitas siswa ini tentunya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dengan Pendekatan Scaffolding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa sehingga mencapai hasil belajar yang optimal dan sesuai dengan standar penilaian. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA SWASTA ERIA MEDAN Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

5 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014? 4. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah aktivitas belajar akuntansi meningkat jika diterapkan Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding pada siswa kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah hasil belajar akutansi meningkat jika diterapkan Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding pada siswa kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus?

6 1.4 Pemecahan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kenyataannya hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar perlu ditingkatkan. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai alternatif pemecahan masalah adalah salah satunya melalui implementasi model pembelajaran Children Learning In Science dengan pendekatan Scaffolding. Melalui model pembelajaran Children Learning In Science adalah salah satu model pembelajaran yang mewajibkan siswa untuk mencari dan memecahkan suatu permasalahan, melalui pengamatan atau melalui pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa. Sehingga siswa tersebut lebih aktif dalam mengembangkan idea atau gagasan untuk membangun pengetahuannya. Scaffolding merupakan suatu pendekatan yang memberikan bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah anak dapat melakukannya. Model pembelajaran CLIS dengan pendekatan Scaffolding menyiapkan siswa untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasannya sebebas mungkin dan siswa tersebut dituntut untuk dapat memecahkan masalah dengan pengalamannya sendiri, pemecahan masalah tersebut akan dilakukan di dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 orang, dalam memecahkan masalah tersebut guru akan memberikan bantuan berupa dorongan atau petunjuk, agar siswa tidak stres ketika menghadapai soal yang sulit. Dorongan atau bantuan dari guru akan dikurangi

7 sedikit demi sedikit dan akhirnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab yang semakan besar.. Jadi, penerapan model pembelajaran CLIS ( Children Learning In Science) dengan pendekatan scaffolding dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa serta untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan pembelajaran atau menggunakan strategi dan metode pengajaran yang bervariasi sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran CLIS ( Children Learning In Science) dengan pendekatan scaffolding maka aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding di kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding di kelas XI IPS SMA Swasta Eria Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

8 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus. 1.6 Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian yang diharapkan yaitu : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi akuntansi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Children Learning In Science dengan Pendekatan Scaffolding. 3. Sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian sejenis.