BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Sedangkan bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dipelopori oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Bandung

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Mengenai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Setelah berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) timbul peluang. untuk mendirikan bank-bank lain yang memiliki prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin meningkat. Untuk mencari lapangan pekerjaan juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dimana baitul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULAN. denganberkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak adanya undang. undang No 7 tahun 1992 yang kemudian direkomendasi oleh UU No.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pimpinan puncak suatu organisasi. Masing masing sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kelembagaan tentunya terdapat suatu organisasi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah badan yang lebih mengarah pada usaha-usaha

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB III PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT EL AMANAH KEC. KENDAL KAB. KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peranan pembiayaan qardhul hasan dan ZIS dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian suatu Negara. Posisi lembaga keuangan sangat

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul mal wa tamwil, lembaga ini berfungsi sebagai dua jenis lembaga. Yaitu baitul mal selaku lembaga sosial serta baitul tamwil selaku lembaga bisnis. Di mana baitul mal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan baitul tanwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba. Sebagai baitul tanwil atau lembaga bisnis. Maka BMT lebih mengembangkan usaha di sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan menghimpun dana anggota dan calon anggota serta menyalurkan kepada sektor ekonomi yang halal. Jenis jenis produk yang ada dalam fungsi ini misalkan pembiayaan bai as salam, bai al istishna, pembiayaan musyarakah dll. Untuk membiayai kegiatan pembiayaan tersebut pihak BMT menggunakan dana komersial atau dari dana modal. Kemudian sebagai baitul mal atau lembaga sosial, BMT memiliki kesamaan dengana Lembaga Amil Zakat (LAZ), oleh karenanya, baitul maal ini harus didorong agar mampu berperan secara profesional menjadi

2 hal. 8-12 LAZ yang mapan. Fungsi tersebut paling tidak meliputi upaya pengumpulan dana zakat, infak, sedekah, wakaf dan sumber dana-dana sosial lainnya. 2 Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh orang muslim atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umat. Sedangkan zakat adalah suatu harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. zakat di keluarkan ketika harta atau kekayaan seseorang itu telah mencapai nisab dan haul. Berbeda dengan zakat, infak di keluarkan tidak memiliki ketentuan nisab maupun haul sehingga tidak memiliki kepastian jumlahnya. 3 Pengumpulan zakat dan infak dalam BMT digunakan untuk untuk mendanai berbagai kegiatan sosial pihak BMT. Berbagai kegiatan sosial tersebut misalnya untuk santunan dhuafa, santunan pembangunan masjid, berbagai pengajian dan bantuan untuk orang sakit kurang mampu serta bantuan pembiayaan qardhul hasan. Berbagai bantuan tersebut dilakukan BMT sebagai representasi mereka sebagai organisasi bisnis yang mencari profit namun juga sebagai lembaga yang juga mencari rahmat agar mencapai maslahah mursalah. BMT Pahlawan merupakan salah satu dari berbagai BMT yang ada diseluruh Indonesia. BMT Pahlawan mulai beroperasi sejak 10 November 1996 sampai sekarang dengan tujuan memperdayakan ekonomi 2 Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, (Yogyakarta: UII Press, 2004), hal. 126 3 Amiruddin Inoed,et. all., Anatomi Fiqih Zakat, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005),

3 masyarakat kecil sesuai dengan prinsip syariah yaitu memberikan pembiayaan dengan sistem bagi hasil tanpa bunga dan juga kegiatan investasi berupa simpanan tanbungan dan deposito. BMT Pahlawan pun menjalankan berbagai jenis kegiatan sosial dengan bersumber pada pengelolaan ZIS. Tabel 1.1 Pemasukan Dana ZIS di BMT Pahlawan Periode 2014-2016 Uraian Th 2014 Th 2015 Th 2016 Saldo 132.078.084 115.969.525 106.428.469 Penerimaan Infak Nasabah 25.972.515 36.023.092 40.880.860 Zakat BMT 92.590.984 90.588.061 101.956.740 Angsuran Qordhul Hasan 101.015.000 137.035.000 181.422.003 Bagi Hasil Tabungan ZIS 6.409.892 7.508.991 9.091.711 Total Penerimaan 225.988.391 271.155.144 333.351.134 Sumber Data : Laporan RAT BMT Pahlawan Tulungagung 2014-2016 (di edit) Dana ZIS dalam BMT pahlawan di ambil dari infak, zakat BMT, bagi hasil tabungan ZIS, dan angsuran qardhul hasan. Di sini kita lihat penerimaan dan ZIS meningkat dari tahun 2014 berjumlah 225.988.391 menjadi 333.351.134 pada tahun 2016. Peningkatan penerimaan dana ZIS in

4 juga berbanding lurus dengan pengelolaan dan penggunaan dana ZIS. Seperti tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Pengelolaan dan Penggunaan Dana ZIS di BMT Pahlawan Uraian Th 2014 Th 2015 Th 2016 Saldo 132.078.084 115.969.525 106.428.469 Pengeluaran Santunan Duafa Dan Yatim 29.197.600 47.030.200 95.186.980 Santunan Beasiswa 14.700.000 10.620.000 8.240.000 Bantuan Masjid/Mushola Pengajian/Dakwah/ 6.350.000 4.690.000 52.936.000 29.017.500 29.930.000 18.412.600 Phbi Pembiayaan Qordhul Hasan 132.100.000 185.450.000 177.980.000 Bantuan Sakit 34.356.250 2.976.000 2.150.000 Total Pengeluaran 245.721.350 280.696.200 354.905.580 Saldo Akhir 115.969.525 106.428.469 84.874.203 Sumber Data : Laporan RAT BMT Pahlawan Tulungagung 2014-2016(di edit) Tabel 1.2 menujukkan peningkatan penggunaan dan peningakatan dana ZIS dari tahun 2014 sebesar 245.721.350 menjadi 354.905.580 pada tahun 2016. Penggunaan dana sosial pada BMT pahlawan digunakan untuk berbagai kegiatan sosial seperti Santunan dhuafa dan yatim, Santunan beasiswa, serta pembiayaan qardhul hasan untuk nasabah yang tidak mampu melakukan akad komersial.

5 Al qardh adalah pemberian pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjam tanpa mengharapkan imbalan. Dalam hasanah fiqih, transaksi al qard tergolong transaksi kebajikan atau tabarru atau taawun. Karena sifatnya yang tidak memberikan keuntungan finansial secara langsung. Maka sumber pendanaannya biasanya berasal dari dana sosial, meskipun BMT dapat mengalokasikan sebagian dana komersial nya untuk pembiayaan al qard. 4 Dalam prakteknya al qard dapat di terapkan oleh BMT dalam beberapa kondisi seperti produk pelengkap, fasilitas pembiayaan, serta pengembangan produk BMT dalam konteks pengembangan produk al qard dikembangkan oleh BMT seiring dengan upaya pengembangan baitul maal. Kondisi ini paling ideal. Hal ini sekaligus dalam rangka menyeimbangkan sisi bisnis dan sosial BMT. Dalam keadaan ini, al qard dapat dikembangkan lagi menjadi al qardhul hasan, yakni pinjaman kebajikan yang sumber dananya semata-mata dana zakat, infak atau sedekah 5 Dalam al qard terdapat misi sosial-kemasyarakatan hal ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap lembaga-lembaga syariah. 6 Dalam hal ini lembaga syariah yang akan mendapatkan citra baik dari masyarakat adalah BMT 4 Muhammad Ridwan, Manajemen BMT..., hal 174 5 Ibid., hal.175 6 Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 788

6 Tabel 1.3 Daftar Penyaluran dan Anggota Qardhul Hasan BMT Pahlawan Tulungagung No Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 Jumlah Anggota 60 Orang 52 Orang 53 Orang 2 3 Penyaluran Qardhul Hasan Angsuran Qardhul Hasan dari Tahun Sebelumnya 132.100.000 185.450.000 177.980.000 101.015.000 137.035.000 181.422.003 Sumber data : Laporan RAT BMT Pahlawan tulungagung 2014-2016(di edit) Dalam melakukan pembiayaan qardhul hasan BMT pahlawan menimbang kemampuan dari pihak nasabah dalam mengembalikan pembiayaan. Dalam hal ini pihak BMT Pahlawan memberikan jangka waktu 3 tahun maksimal untuk nasabah mengembalikan pembiayaan. Seperti terlihat di tabel 1.3 di atas tahun 2014 jumlah pembiayaan qardhul hasan sebesar 132.100.000 dengan angsuran dari tahun sebelumnya sebesar 101.015.000. Kemudian pada tahun 2016 pembiayaan qardhul hasa sebesar 177.980.000 dengan angsuran tahun sebelumnya sebesar 181.422.003. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian pembiayaaan qardhul hasan tahun 2014 memiliki jangka waktu 3 tahun dari saat pembiayaan.

7 Alasan penulis memilih BMT Pahlawan sebagai tempat penelitian karena BMT Pahlawan merupakan BMT terbesar di kabupaten Tulungagung dan memiliki banyak cabang sehingga bisa menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat di Kabupaten Tulungagung. Berbagai berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil judul Strategi Pengelolaan Infak dan Zakat dalam Meningkatan Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Pahlawan Tulungagung" B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana strategi penghimpunan dana Infak dan zakat di BMT Pahlawan? 2. Bagaimana strategi penyaluran dana infak dan zakat di BMT Pahlawan Tulungagung? 3. Bagaimana tata cara pelaksanaan pembiayaan qardhul hasan terkait dengan strategi pengelolaan dana infak dan zakat di BMT Pahlawan Tulungagung? C. Tujuan Penelitian 1. Mendiskripsikan strategi penghimpunan dana Infak dan zakat untuk pembiayaan qardhul hasan di BMT Pahlawan 2. Mendiskripsikan strategi penyaluran dana infak dan zakat di BMT Pahlawan Tulungagung

8 3. Mendiskripsikan tata cara pelaksanaan pembiayaan qardhul hasan terkait dengan strategi pengelolaan dana infak dan zakat di BMT Pahlawan Tulungagung D. Batasan Masalah Dapat diidentifikasikan bahwa dalam penelitian ini akan memberikan gambaran terkait praktek pengelolaan infak dan zakat dalam membiayai pembiayaan qardhul hasan, dari proses pengelolaan infak dan zakat sampai dengan pembiayaan qardhul hasan. Agar tidak melebar dari tujuan awal, maka ada pembatasan dari penelitian ini, yaitu dimana ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada pengelolaan dana infak dan zakat mulai dari penghimpunan dan penyaluran infak dan zakat serta praktek pembiayaan qardhul hasan yang didanai oleh infak dan zakat. Objek dari penelitian ini adalah BMT Pahlawan Tulungagung Tulungagung. E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat bagi Penulis Sebagai sumbangsih pemikiran bagi dunia akademik serta implementasi ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah. 2. Manfaat bagi Dunia Akademis Secara akademik, penulis mengharapkan penelitian inidapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait dengan manajemen dan pengelolaan infak dan zakat terhadap qardhul hasan.

9 3. Manfaat bagi Lembaga Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan atau sumbangsih pemikiran bagi lembaga keuangan khususnya BMT Pahlawan Tulungagung untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam menghadapi masalah tentang manajemen infaq dan zakat terhadap pembiayaan qardhul hasan di lembaga tersebut dan agar kendala dalam pelaksanaanya dapat di selesaikan dengan baik dan benar 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini juga merupakan bahan informasi tentang pengaruh infak dan zakat terhadap pembiayaan qardhul hasan. F. Penegasan Istilah 1. Definisi Konseptual a. Infaq: Kata infak ( infaq ) berasal dari nafaqa yang berarti sesuatu yang telah berlalu atau habis,baik karena dijual, rusak, atau mati. Kata infak berkaitan dengan harta serta memiliki hukum wajib dan sunnah. Sementara menurut istilah, infak yaitu sesuatu yang diberikan kepada orang lain, baik berupa makanan, minuman, maupun barang lainnya. Definsi lainnya yaitu

10 mendermakan, memberi rezeki, atau menfkahkan sesuatu kepada orang lain secara ikhlas karena Allah semata 6 b. Zaka: Menurut bahasa zakat adalah keberkahan, kesucian, kebaikan, sementara itu menurut istilah zakat ialah harta atau makanan pokok yang wajib dikeluarkan seseorang untuk orang orang yang membutuhkan. 7 c. Qard:meminjam tanpa mengharapkan imbalan. 8 d. Al-hasanah: menurut bahasa artinya baik, pantas, kebaikan. 9 Jadi qardul hasan adalah kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kebajikan tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. 2. Definisi Operasional Secara operasional yang di maksud pengaruh infak dan zakat terhadap pembiayaan qardhul hasan di BMT Pahlawan Tulungagung adalah pengaruh startegi pengelolaan dana infak dan zakat di BMT Pahlawan Tulungagung baik dari segi penghimpuna dan segi penyalurannya yang berpengaruh kepada pembiayaan qardhul hasan. Baik itu segi tata cara administrasi, target penyalurannya serta kuantitas dari pembiayaan qardhul hasan. hal.64 6 Ahsin W. Al- hafidz, Kamus Fiqih. (Jakarta: Amzah, 2013), hal. 130 7 M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih. ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), hal. 203 8 Ahsin W. Al- hafidz, Kamus Fiqih..., hal.181 9 Dwi Sasono, Kamus Lengkap Ekonomi Islam. (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2009),

11 G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah ( bila perlu), kegunaan penelitian, penegasan istilah, sistematika skripsi. Bab II LANDASAN TEORI Terdiri dari: kajian fokus pertama, kajian fokus kedua dan seterusnya, hasil penelitian terdahulu, kerangka berpikir teoritis/ paradigma (jika perlu) Bab III METODE PENELITIAN Berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap tahap penelitian Bab IV HASIL PENELITIAN Terdiri dari: paparan data, temuan penelitian, analisa data Bab V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Yang berisikan tentang kroscek antara teori dari temuan penelitian. Bab VI PENUTUP Berisi kesimpulan, implikasi penelitian ( bila perlu) dan saran/ rekomendasi