BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PROFIL SEJARAH KOTA BINJAI DAN TUPOKSI BAPPEDA BINJAI. Bab dua berisi penjelasan secara umum mengenai profil sejarah Kota Binjai

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIGUDEG

PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geografis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 77 TAHUN 2016

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Gambaran Umum Daerah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN BOGOR

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

1 ( atau

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal seluas 4.789,62 Km 2 terletak

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB II DESKRIPSI LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIBUNGBULANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 05 TAHUN 2001 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA BANDUNG. utara dengan kontur yang berbukit-bukit. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PENATAAN PERANGKAT DAERAH (Surat Edaran Menteri Dalam Negeri R.I No.061/729/TJ tgl.21 Maret 2000) Kepada;

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Transkripsi:

33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah Selatan dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak, disebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan.wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan atau perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22,71%), Danau/Kolam 1.486 Ha (0,35%), Hutan 135.004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %). Kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagaian besar merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim tropik dengan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20-30 derjat C dengan kelembaban udara 85-89 persen. Curah

34 hujan antara 3.000-4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan ant4ra 2.000-3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten Sukabumi. Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak sampai bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15-40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %. Ketinggian dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0-2.958 m. Daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300-1.000 m dari permukaan laut. Jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosal dan Podsolik yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah. Sedangkan jenis tanah Andosol dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan terutama daerah Gunung Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan daerah sungai. Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 2.391.736 jiwa yang teridiri dari 1.192.038 orang laki-laki dan 1.199.698 orang perempuan. dengan laju pertumbuhan penduduk 2,37 % dan kepadatan penduduk 579,39 orang per km persegi. Kepadatan penduduk menurut

35 kecamatan cukup berpariasi. Kepadatana penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di pusat-pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya. Suatu kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian telah menuru. Etos kerja dan budaya kemandirian tampak sedang terus berkembang. Masyarakat Kabupaten Sukabumi juga kaya dengan budaya seni. Hal lain yang penting adalah tumbuh berkembangnya kelembagaan modern baik dalam arti lembaga maupun "norma-norma" semakin memungkinkan penduduk Kabupaten Sukabumi berintegrasi dengan masyarakat nasional. Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dinamika yang dimilikinya, kekayaan budaya dan budaya kemandirian yang berkembang serta kemajuan sosial kelembagaan yang telah dicapai merupakan potensi besar untuk pelaksanaan pembangunan selanjutnya. Dilihat dari administrasi pemerintahan, Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, meliputi 364 desa dan 3 kelurahan. Sebelum adanya BAPPEDA dan BAPPEMKA (Badan Perancang Pembangunan Daerah) dibentuk BAKIPDA (Badan Koordinasi Pembangunan Daerah) pada tahun 1968 yang berfungsi sebagai wadah

36 koordinasi, BAKIPDA tumbuh hampir bersamaan dengan BAPPEDA (19968), dan BAKIPDA merupakan perintis pembangunan unit perencanaan di Daerah Tingkat II. Tahun 1972 di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibentuk unit-unit perancang di daerah dengan nama BAPPEDA berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Tanggal 8 Mei 1972, dimana tidak sedikitpun BAKIPDA memberikan andil terhadap pembentukannya. Setelah BAKIPDA lahirlah BAPPEMKA disusun dengan pembentukan Struktur Orientasi Sekretaris Wilayah Daerah, tidak ada hubungan organisatoris antara BAPPEMKA dengan BAPPEDA, hubungan dengan BAPPENAS pun semata-mata hanya secara konsumtif saja. Melalui Surat Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 42 Tahun 2000 memutuskan bahwa BAPPEDA merupakan Lembaga Teknis Daerah dibidang Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kedudukan BAPPEDA merupakan lembaga Teknis daerah dibidang Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 3.1.2 Visi dan Misi Visi Kabupaten Sukabumi Periode 2005 2010 adalah Terwujudya Perubahan Kabupaten Sukabumi Menuju Masyarakat Yang Berakhlaq Mulia, Produktif dan Sejahtera, dengan misi sebagi berikut :

37 1. Membangun sdm yang berakhlaq mulia 2. Menumbuhkembangkan perekonomian daerah yang bertumpu pada sektor unggulan (basis) dan perekonomian rakyat 3. Memantapkan kinerja pemerintahan daerah 3.1.3 Struktur Organisasi Badan perencanaan pemabngunan daerah merupakan unsure penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan perencanaan pembangunan daerah dipimpin oleh kepala badan. Kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah, Susunan organisasi badan perencanaan pembangunan daerah terdiri dari a. Kepala Badan b. Kesekretariatan (membawahi): 1. Sub Bagian Program dan Laporan 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Fisik (membawahi): 1. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 2. Sub Bidang Prasarana Kota d. Bidang Ekonomi (membawahi) 1. Sub Bidang Industri, Perdagangan dan Pariwisata

38 2. Sub Bidang Koperasi, UNKM dan Pertanian e. Bidang Sosial dan Budaya (membawahi) 1. Sub Bidang Sosila Budaya 2. Sub Bidang Pemerintahan f. Kelompok Fungsional Jabatan

39 Bagan 3.1 Struktu organisasi Bappeda Kabupaten Sukabumi KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUB BAGINA UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGANA BIDANG FISIK BIDANG EKONOMI BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA SUB BIDANG TATA RUANG DAN LAHAN SUB BIDANG INDUTRI, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA SUB BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA SUB BIDANG PRASARANA KOTA SUB BIDANG KOPERASI, UNKN DAN PERTANIAN SUB BIDANG PEMERINTAHAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

40 3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi BAPPEDA mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. Fungsi Kerja BAPEDA adalah: 1) BAPPEDA mempunyai fungsi Penyelenggaraan Penelitian dibidang Pemerintahan Pembangunan dan Kemasyarakatan, dalam rangka pengembangan pembangunan secara umum di Kabupaten Sukabumi. 2) Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah. 3) Penyusunan REPELITA daerah. 4) Penyusunan Program Tahunan Daerah 5) Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta. 6) Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah. 7) Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. 8) Penyelenggaraan tuga Pembantuan. 9) Pengelolaan kesekretariatan dan urusan rumah tangga BAPPEDA. 10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

41 3.1.5 Rencana Strategis Strategi pembangunan daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program Kepala Daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi. Namun demikian sebagai daerah yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perencanaan strategis yang disusun dalam dokumen RPJM Daerah Kabupaten Sukabumi tetap berpedoman pada perencanaan strategis Nasional dan Propinsi Jawa Barat. Strategi Pembangunan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009 menetapkan 2 (dua) strategi pokok, yaitu: 1. Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tetap berkembangnya pluralisme dan keragaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

42 2. Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh. Sedangkan Strategi Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat yang tertuang dalam dokumen Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2003-2007, menetapkan 15 strategi pokok sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas demokrasi untuk mempercepat proses reformasi di segala bidang. 2. Meningkatkan efektifitas birokrasi melalui peningkatan kualitas aparatur dan kualitas pelayanan. 3. Memelihara ketertiban umum, ketentraman dan stabilitas keamanan. 4. Meningkatkan penegakan hukum dalam segala bidang. 5. Mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya luhur masyarakat Jawa Barat (religius, silih asih, silih asah dan silih asuh) untuk mengantisipasi masuknya budaya dari luar yang dapat mempengaruhi budaya daerah. 6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan.

43 7. Meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. 8. Mengembangkan kegiatan utama ekonomi (agribisnis, pariwisata, SDM kelautan, industri manufaktur dan jasa) yang berbasis sumber daya lokal dengan sistem ekonomi kerakyatan. 9. Memperkuat keterkaitan usaha untuk memantapkan struktur ekonomi. 10. Mengurangi ketimpangan sumber daya ekonomi (SDM, teknolodi, dana, pasar dan prasarana) antar wilayah. 11. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan untuk keseimbangan perkembangan antar wilayah. 12. Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung terwujudnya struktur ruang yang mantap. 13. Mewujudkan komposisi kawasan lindung 45 persen dan kawasan budidaya 55 persen pada tahun 2010 sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat. 14. Meningkatkan kualitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup melalui optimalisasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai. 15. Mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara di kawasan perkotaan dan perdesaan. Sejalan dengan Strategi Pembangunan Nasional dan Strategi Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat, Strategi Pembangunan

44 Daerah Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut: Untuk melaksanakan Misi 1 yaitu Meningkatkan Kualitas SDM yang Berakhlaq Mulia ditempuh strategi sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas pendidikan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan dan pendidikan keagamaan 4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Untuk melaksanakan Misi 2 yaitu Memantapkan Kinerja Pemerintahan Daerah ditempuh strategi sebagai berikut : 1. Meningkatkan Kualitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah 2. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan Daerah Untuk melaksanakan Misi 3 yaitu Menumbuhkembangkan Perekonomian Daerah yang Bertumpu pada Sektor Unggulan (Basis) dan Perekonomian Rakyat ditempuh strategi sebagai berikut: 1. Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif pada Sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, Perdagangan dan Pariwisata 2. Memperkuat Kelembagaan Perekonomian Rakyat melalui penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha masyarakat dan koperasi

45 3. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur dalam rangka Menunjang Akselerasi Pembangunan Daerah 4. Mendorong pertumbuhan industri rumah tangga, kecil dan menengah terutama yang mengolah hasil-hasil pertanian.