BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Rumput dapat dikatakan sebagai salah satu tumbuh-tumbuhan darat yang paling berhasil dan terdapat dalam semua tipe tempat tumbuh dan pada bermacam-macam keadaan. Bentuk kehidupannya bervariasi dari tumbuh-tumbuhan berumur pendek sampai tumbuh-tumbuhan berumur panjang yang akan mati tergantung pada keadaan tempat tumbuhnya (Mcilroy, 1976). Rerumputan sering tumbuh cepat dan dapat mencapai ketinggian sedemikian rupa sehingga sangat menonjol dengan tumbuh menembus percabangan yang rendah-rendah pada pepohonan. Rumput seperti Pennisetum purpureum (rumput gajah) dapat mencapai ketinggian lebih dari lima meter (Ewusie, 1990). Rumput menunjukkan kisaran toleransi yang luas, terutama dalam hubungannya dengan tipe-tipe dan kondisi-kondisi tanah. Reaksi terhadap berbagai macam kondisi dinyatakan dalam perkembangan akar, unsur-nsur hara dan keadaan air. Rumput tidak mengikat nitrogen, tetapi tergantung dalam dan luasnya sistem perakaran, dan jangka panjang menampung membantu menghasilkan bahan organik dalam jumlah yang banyak. Rumput-rumput tidak memperbaiki tanah yang hilang oleh erosi, tetapi sifat fisiknya, terutama bila terjadi penutupan yang lebat, membantu mengurangi pencucian, menahan butir debu yang dibawa dari tempat lain dan mengurangi hempasan air hujan pada permukaan tanah. Rumput-rumput berperan penting untuk pengawetan tanah (Mcilroy, 1976). Rumput merupakan tumbuhan monokotil yang terdiri dari tiga famili yaitu Poaceae, Cyperacea, dan Juncaceae, namun di daerah tropik hanya ditemukan famili Poaceae dan Cyperaceae. Kedua famili ini memiliki perbedaan struktur, morfologi, dan penyebaran (Hipp, 2008).
5 2.1.1 Poaceae Poaceae adalah tumbuhan perennial dan herba, bentuk seperti pohon tetapi tanpa penebalan sekunder, dinding sel, dan memiliki epidermis kuat. Batang biasanya slinder dan dengan ruas kosong (internodus). Akar sering dengan rambut-rambut akar tetapi juga sering dengan endomikorhiza, memiliki pelepah daun. Penyerbukan bunga biasanya dengan bantuan angin, dan biasanya biseksual (Gibson, 2009). Famili rumput (Poaceae) adalah famili terbesar keempat tanaman berbunga di dunia dan berjumlah sekitar 11.000 spesies dengan 800 marga. Ciri-ciri yang paling penting dari rumput adalah biji yaitu kulit biji menyatu dengan dinding buah yang dikenal sebagai kariopsis. Endosperm kaya akan pati, walaupun juga terdiri dari protein dan lipid. Embrio terletak pada bagian basal dari caryopsis dan mengandung lebih banyak protein, lemak, dan vitamin (Peterson dan Soreng, 2007). Anggota dari famili ini bersifat kosmopolit dalam penyebarannya. Tumbuhan ini biasanya tersebar di kawasan beriklim sedang, tetapi juga terdapat di kawasan tropik dan sub tropik. Contoh dari famili ini yaitu Poa, Festuca, Andropogon, Cynodon, Cymbopogon, dan bambu. Kemampuan adaptasi yang besar dari pada spesises lainnya memungkinkan famili ini untuk tetap bertahan pada berbagai kondisi (Pandey, 2003). 2.1.2 Cyperaceae Cyperaceae berbatang kokoh, berbentuk segitiga, dan tidak memiliki pelepah daun. Ruang udara ditemukan di batang dan di daun dan memiliki bunga majemuk yaitu spikelet. Satu bagian dari bunga majemuk dikenal sebagai spikelet yang ditemukan juga pada famili Poaceae. Bunga bersifat hermaprodit atau uniseksual. Androecium biasanya terdiri atas tiga benang sari dan jarang terdiri dari enam benang sari. Gynoecium terdiri dari tiga karpel atau dua karpel. Anggota dari famili ini bersifat kosmopolit dalam penyebarannya. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik di tanah humus, dan famili ini populer dengan sebutan sedges (Pandey, 2003). Sedges tumbuh di pegunungan dan hutan, padang rumput kering, padang rumput sedges, lahan gambut dari segala jenis, dataran tinggi, selokan dan pinggir jalan, dan habitat lainnya. Sedges membentuk komponen penting sebagai tumbuhan bawah hutan, menyediakan makanan untuk unggas air dan habitat untuk invertebrata (Hipp, 2008).
6 2.2 Manfaat Rumput Kartasapoetra (1990), menyatakan beberapa manfaat dalam mengembangkan tanaman rerumputan pada tanah-tanah yang mempunyai kemiringin, mengalami pengikisan dan penghanyutan bagian-bagian tanahnya adalah : a. Mengendalikan pengikisan dan penghanyutan tanah serta konservasinya dengan laju pesatnya aliran air permukaan b. Kegunaan tanah menjadi lebih baik dan menguntungkan 2.3 Analisis Vegetasi Analisis vegetasi tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Suatu vegetasi yang dipelajari atau diselidiki merupakan komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yang menempati suatu habitat. Tujuan dari analisis vegetasi adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dianalisis. Hasil analisis vegetasi tumbuhan disajikan dengan mendeskripsi komposisi spesies dan struktur komunitasnya (Indriyanto, 2006). Struktur vegetasi tumbuhan merupakan hasil penataan ruang oleh komponen penyusun tegakan dan bentuk hidup, stratifikasi dan penutupan vegetasi yang digambarkan melalui keadaan diameter, tinggi, penyebaran dalam ruang, keanekaragaman tajuk serta kesinambungan jenis. Struktur suatu ekosistem dengan komposisinya akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan atau habitatnya. Komposisi vegetasi tumbuhan merupakan variasi jenis flora yang menyusun suatu komunitas, atau merupakan daftar floristik dari jenis tumbuhan yang ada dalam suatu komunitas. Jenis tumbuhan yang ada dapat diketahui dari pengumpulan atau koleksi secara periodik dan diidentifikasi di lapangan. Daftar floristik sangat berguna karena dapat dipakai sebagai salah satu parameter vegetasi untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan dalam komunitas (Fachrul, 2007).
7 2.4 Biomassa Proses metabolisme merupakan proses fisiologi yang terdapat pada tubuh organisme hidup dan proses ini menjadi ciri yang membedakan antara organisme hidup dengan benda mati. Metabolisme meliputi proses anabolisme dan katabolisme. Anabolisme yaitu proses penyusunan (asimilasi) kimiawi yang dilakukan dalam proses fotosintesis dan menghasilkan zat-zat kimia seperti karbohidrat, protein, lemak dan sebagainya. Katabolisme yaitu proses pembongkaran (disimilasi) energi yang tersimpan dalam zatzat kimia hasil anabolisme untuk menyelenggarakan proses kehidupan, katabolisme ini dikenal juga sebagai proses respirasi. Hasil dari kegiatan metabolisme adalah pertumbuhan dan penambahan biomassa dan penimbunan biomassa disebut produksi (Indriyanto, 2006). Energi matahari yang diubah menjadi energi kimia oleh tumbuh-tumbuhan hijau digunakan untuk memebentuk bahan-bahan organik tumbuhan dan hewan, yang makin tinggi kadar energinya. Bahan-bahan tersebut lazim disebut dengan nama biomas dan dinyatakan dengan unit produksi fotosintesa kotor per luas tertentu. Kesatuan atau derajat produksi (produktivitas) dalam ekosistem dinyatakan dalam berat (berat kering oven) atau kalori per satuan luas (meter persegi) dan persatuan waktu (hari, bulan dan tahun) (Thohir, 1991). Lebih lanjut Brown (1997), menyatakan bahwa biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area atau volume tertentu. Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas. Biomassa tersusun secara unik yang membedakan antara satu spesies dengan spesies yang lain. Secara umum ada tiga kelompok besar penyusun biomassa pada tanaman yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Ketiga kelompok senyawa ini biasanya ditemukan secara bersama-sama dengan perbandingan tertentu yang unik yang didasarkan atas spesies, umur tanaman atau bagian tanaman dan keadaan lingkungan tempat tanaman itu hidup (Glazer and Nikaido, 2007 dalam Ambriyanto, 2010). Biomassa untuk rerumputan dapat ditaksir dengan memanen, mengeringkan, dan menimbang tumbuhan utuh di suatu daerah tertentu (Ewusia, 1990).
8 2.5 Bahan Organik Tanah Tanah sebagai tubuh alam, sangat berperan dalam menopang kelangsungan hidup makhluk hidup. Dibidang budidaya pertanian, tanah berperan dalam hal penyediaan unsur hara dan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, karena tanah mempunyai struktur lemah atau kondisi gembur sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik (Pramuhadi dan Sembiring, 2001). Keberadaan bahan organik dalam tanah seringkali dijadikan sebagai indikator umum kesuburan tanah. Mcilroy (1976), menyatakan bahwa terdapat empat unsur hara utama yang diperlukan untuk pertumbuhan rerumputan yaitu nitrogen, fosfor, kalium dan kalsium.