BAB I. 2015, h Irham Fahmi, Manjemen Perbankan: Konvensional dan Syariah, Jakarta: Mitra Wacaa Media,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

PENDAHULUAN. di dalamnya mengintrodusir sistem pengelolaan bank berdasarkan konsep

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian suatu Negara. Posisi lembaga keuangan sangat

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional juga turut melema. Kondisi yang justru berkebalikan dengan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam adalah rahmatanlilalamin atau rahmad bagi seluruh alam semesta. Maka siapa saja boleh mempelajari dan melakukan kajian penelitian tentang Islam. Memahami Islam kiranya tidak bisa dengan hanya memahami secara sederhana saja, namun harus memahami secara komplek. Dengan tujuan agar tidak diperoleh pemahaman yang bersifat simpang siur atau timbulnya ambigu tentang Islam, dan menghindari keluarnya pendapat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam Islam ditegaskan bahwa setiap ucapan, perbuatan, dan tindak tanduk dimuka bumi ini semuanya harus dipertanggung jawabkan nantinya di hari kemudian. Sehingga diwajibkan bagi setiap Muslim untuk menjaga dan menghindari diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak pantas dilakukan menurut ajaran Islam. Maka dalam kontek perbankan syariah ini kiranya setiap produk perbankan yang diciptakan ini bertujuan untuk memberi kenyamanan kepada uamat Islam dalam berurusan dengan dunia perbankan. Kenyamanan yang dimaksud disini artinya kenyamanan dunia dan akhirat. 1 Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank Islam adalah bank syariah. Secara akademik, istilah Islam dan syariah memang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan bank Islam dan syariah mempunyai pengertian yang sama. Bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermu amalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-qur an dan Hadist. Sedangkan pengertian muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan masyarakat. Mu amalah ini meliputi 1 Irham Fahmi, Manjemen Perbankan: Konvensional dan Syariah, Jakarta: Mitra Wacaa Media, 2015, h. 143 1

2 bidang kegiatan jual beli (ba e), bunga (riba), piutang (qoroah), gadai (rahn), memindahkan utang (hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qiro ah), jaminan (dhomanah), persekutuan (syirqoh), persewaan dan perburuhan (ijaroh). 2 Islam, dalam menentukan suatu larangan terhadap aktivitas duniawi tentunya mempunyai hikmah tersendiri didalamnya, di mana hikmah itu akan memberikan kemaslahatan, ketenangan dan keselamatan hidup didunia dan akhirat. Namun demikian, Islam tidak melarang begitu saja kecuali di sisi lain ada alternative konsepsional maupun operasional yang diberikannya, misalnya saja larangan terhadap riba. Alternative yang diberikan Islam dalam rangka menghapuskan riba dalam praktik mu amalah yang dilakukan manusia melalui dua jalan. Jalan pertama berbentuk shadaqah maupun al-qardhul hasan (pinjaman tanpa adanya kesepakatan kelebihan berupa apapun pada saat pelunasan) yang merupakan solusi bagi siapa saja yang melakukan aktifitas riba untuk keperluan biaya hidup (konsumtif) ataupun usaha dalam skala mikro. Sedangkan jalan yang kedua adalah melaluisistem perbankan Islam yang didalamnya menyangkut penghimpunan dana melalui tabungan mudlarabah, deposito (musyarakah), dan giro (wadiah) yang kemudian disalurkan melalui pinjaman dengan prinsip bagi hasil (seperti mudharabah, musyarakah), prinsip jual beli (ba I bitsaman ajil, murabahah dan lain sebagainya) serta prinsip sewa/fee seperti ijarah, ba i ta jiri dan lain-lain. Dari kedua jalan diatas, secara sistematik diatur dan dikelola melalui kelembagaan yang dalam istilah islam disebut baitul maal wat tamwil. 3 2 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (Bamui & Tafakul) di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, h. 5 3 Jamal Lulail Yunus, Manajemen Bank Syariah Mikro, Uin-Malang Press, 2009, h. 3

3 Fungsi baitul maal wat tamwil yang sebenarnya dalam konsep Islam merupakan alternative kelembagaan keuangan syariah yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global.dalam perkembangan selanjutnya di Indonesia, didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam terhadap banyaknya masyarakat miskin (nota bennya umat Islam) yang terjerat oleh rentenir dan juga dalam rangka usaha memberikan alternative bagi mereka yang ingin mengembangkan usahanya, namun tidak dapat berhubungan secara langsung dengan perbankan Islam (baik BMI maupun BPRS) dikarenakan usahanya tergolong kecil dan mikro.sehingga pada tahun 1992 lahirlah sebuah lembaga keuangan kecil yang beroprasi dengan menggunakan gabungan antara konsep baitul maal dan baitul tamwil, target, sasaran serta skalanya pada sektor usaha mikro. Lembaga tersebut memberanikan diri bernama baitul maal wat tamwil. 4 Dan salah satu BMT yang membatu masyarakat usaha mikro adalah BMT Marhamah, BMT Marhamah merupakan lembaga keuangan mikro yang berbasis syari ah. BMT Marhamah menawarkan berbagai macam produk untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan masyarakat, antara lain menghimpun dana dan menyalurkan dana. BMT Marhamah dalam meningkatkan pengerahan sumber dana dari masyarakat salah satunya dengan menghimpun sumber dana tabungan. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank atau BMT yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Jika pemanfaatan terhadap lembaga keuangan dilakukan secara optimal, amanah dan profesional, maka roda perekonomian akan berputar pada hasil akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat akan meningkat, karena dana dari pihak yang kelebihan akan dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan dengan tujuan produksi, investasi, ataupun konsumsi. Produk penghimpunan dana di 4 Jamal Lulail Yunus, Manajemen Bank Syariah Mikro, h. 7

4 BMT Marhamah sensidi terdiri dari berbagai macam jenisnya, yang salah satunya adalah Simpanan Masa Depan (SIMAPAN). Simpanan Masa Depan merupakan simpanan jangka panjang yang berguna untuk menyiapkan masa depan dengan baik, dapat digunakan sebagai persiapan biaya pendidikan anak, ibadah haji, membangun rumah dan dapat juga digunakan sebagai dana pensiun, dengan jangka waktu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun. Simpanan Masa Depan sendiri diperuntukkan bagi perorangan maupun lembaga yang jangka waktunya ditentukan sesuai dengan kesepakatan diatas dan karena Simpanan Masa Depan menggunakan akad wadi ah yad dhamanah maka bonus ditentukan oleh pihak BMT dimana apabila BMT memiliki keuntungan yang tinggi maka bonus yang diberikan juga akan tinggi, namun apabila keuntungan BMT sedang rendah maka bonus yang diberikan juga akan rendah jadi tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Simpanan Masa Depan diperuntukan untuk perorangan maupun untuk lembaga / perusahaan yang berguna untuk menyiapkan masa depan dengan baik, cukup dengan setoran perbulan minimal Rp. 20.000,-. 5 Dari latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana analisis terhadap produk Simpanan Masa Depan yang dilakukan, sehingga penulis akan mengambil judul tugas akhir PENERAPAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN MASA DEPAN (SIMAPAN) DI BMT MARHAMAH CABANG KERTEK WONOSOBO. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan akad wadi ah yad dhamanah pada produk Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo? 5 Browsur KSPPS Marhamah Wonosobo

5 2. Analisis ketentuan pemberian bonus pada akad wadi ah yad dhamanah pada produk Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo? C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akad akad wadi ah yad dhamanah pada produk Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo. b. Untuk mengetahui bagaimana pemberian bonus pada Produk Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo. 2. Manfaat penelitian Penelitian yang dilakukan tentunya memiliki manfaat yang sangat besar khususnya memperkaya khazanah keilmuan. Akan tetapi secara garis besar, ada tiga manfaat dilakukannya penelitian, 6 yaitu: a. Membantu manusia meningkatkan kemampuannya dalam menginterpretasikan fenomena-fenomena sosial/ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan. Tanpa penelitian, maka kemampuan pemahaman manusia terhadap fenomena disekelilingnya akan terhenti. b. Dapat mengatasi persoalan-persoalan sosial ekonomi yang dihadapi. Manfaat penelitian yang sangat dirasakan oleh para pelaku (praktisi) baik di bidang ekonomi maupun manajemen, seperti pengambilan kebijakan di pemerintahan ataupun praktisi-praktisi bisnis. 6 Hendri Tanjung, et al. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2013, h. 14

6 c. Mengembangkan ilmu itu sendiri, ilmu tidak akan berkembang tanpa penelitian. Orang akan terus meneliti untuk mengembangkan ilmunya. D. Tinjauan Pustaka Secara linguistik, 7 wadi'ah bisa diartikan dengan meninggalkan atau titipan. Secara istilah, wadi ah adalah sesuatu yang dititipkan oleh satu pihak (pemilik) kepada pihak lain dengan tujuan untuk dijaga. Sedangkan wadiah ada yang wadiah yad amanah dan wadiah yad dahamanah, disini penulis akan membahas wadiah yad dhamanah. Yang dimaksud wadiah yah dhmanah adalah penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang dan harus bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. 8 Jadi apabila kita mengguanakan akad wadiah yad dhamanah maka kita bisa memanfaatkan barang/uang yang telah dititipkan kepada kita, itulah sekilah tentang wadiah yad dhamanah, yang dimana lebih jelasnya akan dibahas dibab dua. E. Metodologi Penelitian Dalam rangka mencari jawaban atas suatu masalah secara ilmiah, maka diperlukan pula metode-metode yang tepat agar jawaban yang dihasilkan dari penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Untuk itulah dipelajari metodologi penelitian, yaitu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian. Secara bahasa metodologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata metodos dan logos, metodos berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos berarti ilmu/pengetahuan. Sehingga metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara 7 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah,Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2008, cet ke-1, h. 173 8 A. Djazuli, et al. Lembaga Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002, h.65

7 tertentu dalam menemukan kebenaran tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Setiap masalah tidak selalu membutuhkan metode yang sama, artinya satu jenis penelitian hanya dapat menggunakan beberapa metode tertentu tergantung seperti apa data yang ingin peneliti peroleh. 9 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif atau lapangan (field research) yang dilakukan di bank syari ah untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. 2. Sumber Data Sumber data didalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data akan menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Oleh karenanya, sumber data menjadi bahan pertimbaangan dalam penentuan metode pengumbilan data. Berdasarkan sumbernya, sumber data umumnya berasal dari (Hanke & Reich). Data sendiri terdiri dari : 10 Data Primer atau Data Sekunder. a) Data primer adalah data-data yang belum tersedia dan untuk memperoleh data tersebuh peneliti harus menggunakan beberapa instrument penelitian seperti kuesioner, wawancara, observasi, dan sebagainya. 11 Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, data primer adalah informasi tentang penggunaan akad wadiah yad dhamanah pada produk simpanan masa depan yang diperoleh dari hasil magang selama satu bulan di BMT Marhamah cabang kertek. 9 Hendri Tanjung, et al. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2013, h. 4 10 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2009, Ed. 3 h.148 11 Hendri Tanjung, et al. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2013, h. 77

8 b) Data skunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat mencari data skunder ini melalui sumber data skunder. 12 Data sekunder yang di dapat dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah buku-buku dan studi pustaka yang berkaitan dengan akad wadiah. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis mengunakan beberapa metode yaitu: a. Metode wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab langsung kepada responden. Wawancara merupakan alat yang baik untuk meneliti pendapat, keyakinan, motivasi, perasaan, dan proyeksi seseorang terhadap masa depannya. 13 Hasil wawancara tersebut diperoleh data dalam bentuk jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan adalah seputar sejarah berdirinya BMT Marhamah, tantangan ke depan, produk-produk BMT Marhamah, serta akad yang digunakan dalam produk simpanan masa depan. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Manajer, Account Officer (FO), Customer Service (CS), dan Teller. b. Metode Observasi Pengamatan atau observasi merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh peneliti terhadap suatu proses atau objek dengan tujuan untuk memahami pengetahuan dari sebuah fenomena/perilaku berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Observasi diartikan sebagai suatu pengamatan terhadap objek penelitian. 14 Teknik pengumpulan data 12 Mudrajad Kuncoro, Metode riset, h. 148 13 Hendri Tanjung, et al. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2013,h. 82 14 Hendri Tanjung, et al. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2013, h. 93.

9 dengan cara mengamati secara langsung kegiatan kerja di BMT Marhamah. c. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbetuk dokumentasi. 15 Metode ini digunakan untuk melihat secara langsung bukti-bukti data yang ada tentang sejarah, visi dan misi, stuktur organisasi, serta perkembangan BMT Marhamah. d. Pengertian Analisis Data Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. 16 Data-data yang sudah terkumpul, kemudian penulis analisa dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis ini berusaha menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta dan atau serta kejadian berusaha menghubungkan kejadiankejadian atau objek penelitian sekaligus menganalisanya berdasarkan konsep-konsep yang telah dikembangkan sebelumnya sehingga memudahkan peneliti dalam memecahkan masalah. F. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dari penyusunan tugas akhir ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan yang terbagi dalam rangkaian dari beberapa bab yang pada setiap bab terdiri dari sub-sub bab yaitu : 15 V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Baru, 2014, h. 74 16 V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, h.31.

10 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tijauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : BAB III : WADIAH YAD DHAMANAH Pengertian Wadiah, Pengertian Wadiah Yad Dhamanah, Dasar Hukum Wadiah, Karakteristik Wadiah, Rukun dan Syarat Wadiah, dan Sifat Akad Wadiah. GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN AKAD WADIAH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN MASA DEPAN (SIMAPAN) DI BMT MARHAMAH CABANG KERTEK WONOSOBO Bab ini penulis akan menjelaskan tentang sejarah singkat BMT Marhamah,Visi dan Misi BMT Marhamah Wonosobo, struktur organisasi BMT Marhamah Wonosobo dan Cabang Kertek Wonosobo, Ruang Lingkup Kegiatan, Produk BMT Marhamah Wonosobo, Pelaksanaan Akad Wadiah Yad Dhamanah Di Bmt Marhamah Cabang Kertek Wonosobo BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis akan mejelaskan tentang analisis penerapan akad wadiah yad dhamanah pada produk Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo apakah sudah sesuai akad wadiah yad dhamanah apa belum dan juga analisis penerapan pemberian bonus akad wadiah yad dhamanah pada produk Simpanan Masa Depan (SIMAPAN) apakah sudah sesuai syariah di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo.

11 BAB V : PENUTUP Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di BMT Marhamah cabang Kertek Wonosobo dan memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut.