BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hilman Nuha Ramadhan, 2013

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan disiplin ilmu yang diaplikasikan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

09. Mata Pelajaran Matematika

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013

09. Mata Pelajaran Matematika

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Trianto (2009:16) belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

Pernyataan ini juga di ungkapkan oleh Bambang R (dalam Rbaryans, 2007) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika adalah salah satu mata pelajaran pokok yang di ajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Amam, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai dari jenjang sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Menurut BSNP (2006) mata pelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar peserta didik mampu: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dalam pernyataan matematika (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah. 1

Tujuan pelajaran matematika di atas pada kenyataannya belum semuanya tercapai, hal ini dapat dilihat dari hasil ujian nasional tingkat SMP. Hasil ujian nasional mata pelajaran matematika tingkat SMP dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Hasil Ujian Nasioanal Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Tahun Pelajaran Rerata Nilai UN Matematika Provinsi DIY Nasional 2014/ 2015 58,66 56,28 2015/ 2016 55,71 50,24 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil ujian nasional tingkat SMP tahun 2015 dan 2016 pada mata pelajaran matematika masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan, sehingga tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika di jenjang SMP belum semuanya tercapai. Ketercapaian tujuan tersebut sangat bergantung pada proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru sebagai agen pembelajaran. Menurut Permendiknas No.41 tahun 2007 proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peseta didik. Akan tetapi yang terjadi saat ini proses pembelajaran cenderung menggunakan metode ceramah, peserta didik hanya menerima materi yang guru sampaikan tanpa mengontruksi pengetahuannya sendiri. Akibatnya proses pembelajaran kurang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang sehingga peserta didik 2

cenderung pasif, kreativitas peserta didik terbatasi, serta kemandirian peserta didik kurang dalam hal mengontruksi pengetahuannya sendiri. Berdasarkan hal tersebut, untuk mewujudkan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif diperlukan peran guru untuk dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Salah satunya dengan menggunakan bahan ajar berupa LKS, karena menurut Darmojo dan Kaligirs (1991:40) mengajar dengan menggunakan LKS dalam proses belajar mengajar memberikan manfaat, di antara lain memudahkan guru dalam mengolah proses belajar mengajar, misalnya dalam mengubah kondisi belajar yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik. Menurut Depdiknas (2008:13) LKS adalah lembaran-lembaran berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas sesuai KD yang akan dicapainya. LKS yang berisikan langkah-langkah kegiatan dapat membantu peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, sehingga peserta didik mampu menganalisa sendiri, menyusun prakiraan sendiri, dan menyusun sendiri hasil dari kegiatannya. Kebanyakan LKS saat ini lebih berorientasi pada ringkasan materi dan kumpulan soal, sehingga kurang dapat merangsang siswa untuk dapat berperan aktif dalam pembelajaran karena tidak memuat langkah-langkah kegiatan, padahal peserta didik akan lebih mudah memahami suatu konsep ketika mereka mengkonstruksi pengetahuan atau mengalami sendiri pembelajaran di kelas. Lembar kegiatan siswa (LKS) hendaknya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, sehingga diperlukan metode yang tepat dalam mengembangkan 3

perangkat pembelajaran. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, peserta didik SMP termasuk dalam tahap operasional formal. Pada tahap ini peserta didik memiliki kemampuan kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Namun pada kenyataannya peserta didik belum mampu sepenuhnya mencapai tahap operasional formal ini. Beberapa peserta didik masih sulit memahami hal yang abstrak secara mandiri. Oleh karena itu, peserta masih memerlukan bimbingan dari guru dalam pembelajaran. Metode penemuan terbimbing dianggap tepat untuk mengembangkan bahan ajar karena dapat membuat peserta didik lebih aktif dan terbimbing mandiri dalam pembelajaran, karena langkah-langkah dalam metode ini dapat mengakomodir kemampuan berpikir peserta didik dengan cara guru memberikan masalah dan data yang secukupnya. Menurut Dahar (2011:79) pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuannya sendiri. Hal itu didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Tyas Aditya Ningrum Hs pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing dianggap tepat untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP maupun LKS ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran yang berjalan sangat baik, serta respon siswa terhadap LKS dan tes hasil belajar siswa yang tergolong baik setelah penggunaan LKS dengan metode penemuan terbimbing. Metode pembelajaran penemuan terbimbing sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif untuk membangun konsep dan prinsip. Dalam proses pembelajaran penemuan terbimbing, peserta didik mendapat 4

bimbingan dari guru sejak awal pembelajaran agar mereka lebih terarah sehingga proses pelaksanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai dapat terlaksana dengan optimal. Bimbingan atau petunjuk guru ini dimaksudkan untuk memberikan arahan prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan. Guru bertindak sebagai pembimbing yang membantu peserta didik agar menggunakan ide dan konsep yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Salah satu materi yang ada di jenjang SMP adalah bangun ruang. Tabel 2 merupakan persentase penguasaan materi soal-matematika ujian nasional (BNSP:2015). 5

Tabel 2. Persentase Penguasaan Materi Soal-Matematika Ujian Nasional Kemampuan Yang Diuji Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, bilangan berpangkat, bilangan akar,aritmetika sosial, barisan bilangan, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Memahami operasi bentuk aljabar, konsep persamaan dan pertidaksamaan linier, persamaan garis, himpunan, relasi, fungsi, 44,46sistem persamaan linier, serta pengg54unaannya dalam pemecahan masalah. Memahami konsep kesebangunan, sifat dan unsur bangun datar, serta konsep hubungan antarsudut dan/atau garis, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Memahami sifat dan unsur bangun ruang, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Memahami konsep dalam statistika, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. Memahami konsep peluang suatu kejadian serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. Provinsi Yogyakarta (%) Nasional (%) 63,30 60,64 58,00 57,28 55,46 52,44 54,73 51,37 67,69 62,28 52,41 56,25 Berdasarkan data persentase penguasaan materi soal-matematika ujian nasional, pada kemampuan bangun ruang masih tergolong rendah dibanding dengan kemampuan yang diuji lainnya dengan persentase 54,73 % di tingkat provinsi dan 51,37 % di tingkat nasional, sehingga masih perlu ditingkatkan. Materi bangun ruang terkadang sulit dipahami jika tidak memiliki daya imajinasi yang mencukupi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat atau media pembelajaran pendukung lembar kegiatan siswa (LKS) yang mampu mempermudah dan memperjelas imajinasi akan materi bangun ruang, salah satunya adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Karakteristik siswa SMP berdasarkan teori perkembangan intelektual 6

termasuk tahap operasional formal yang memungkinkan siswa untuk berpikir menggunakan logika secara sistematis dan dapat mempelajari sesuatu tanpa bantuan benda konkrit lagi mengindikasikan bahwa siswa SMP dapat menggunakan bantuan software-software matematika sebagai alat bantu dalam proses perolehan informasi dalam kegiatan belajar mengajar. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, guru diharapkan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology). Seiring dengan itu saat ini sudah banyak software yang dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan, termasuk pendidikan matematika sekolah. Salah satu software yang dapat dikembangkan untuk proses pembelajaran adalah software GeoGebra. Menurut Hohenwarter (2008) GeoGebra adalah program komputer untuk pembelajaran matematika khususnya geometri dan aljabar. Sebagai sistem geometri dinamik, software GeoGebra memiliki banyak fitur untuk mempermudah mempelajari geometri, seperti fitur untuk mengambar garis, bangun ruang tiga dimensi serta jaring-jaring bangun ruang, dan lain sebagainya. Software GeoGebra yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter dapat digunakan secara gratis oleh semua orang terutama sebagai siswa dan guru melalui www www.geogebra.org. Telah banyak penelitian yang dilaksanakan dengan memanfaatkan software GeoGebra dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi geometri. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ari Akhirni dari Program Pasca Sarjana UNY pada Tahun 2015 dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Program Cabri 3D dan GeoGebra pada Pembelajaran Geometri Ruang SMP Kelas VIII ditinjau 7

dari Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa. Penelitian tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan program GeoGebra berpengaruh baik ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbantuan GeoGebra Untuk Pembelajaran Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Bangun Ruang Untuk Siswa Kelas VIII. Lembar kegiatan siswa (LKS) yang dikembangkan khusus pada materi bangun ruang sisi datar yang di dalam kegiatannya memuat langkah-langkah penemuan terbimbing. Selain itu LKS yang dikembangkan juga didampingi File-file GeoGebra yang nantinya digunakan peserta didik untuk membantu dalam memberikan imajinasi bangun ruang sisi datar dan sebagai media siswa untuk mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Belum tercapainya tujuan pembelajaran matematika yang ditinjau dari hasil ujian nasional pada tahun 2015 dan 2016 yang tergolong masih rendah. 2. Pembelajaran cenderung menggunakan metode ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. 8

3. Materi bangun ruang masih sulit dipahami peserta didik karena daya imajinasi peserta didik kurang maksimal. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pengembangan lembar kegiatan siswa untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII yang memuat langkahlangkah penemuan terbimbing yang dilengkapi dengan file-file GeoGebra. Di samping itu, materi pengembangan LKS dibatasi hanya pada materi bangun ruang sisi datar. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana mengembangkan lembar kegiatan siswa berbantuan GeoGebra untuk pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada materi bangun ruang sisi datar untuk kelas VIII? 2. Bagaimana kualitas lembar kegiatan siswa berbantuan GeoGebra untuk pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada materi bangun ruang sisi datar untuk kelas VIII yang ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan? 9

E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini merujuk pada rumusan masalah, yaitu: 1. Mengembangkan lembar kegiatan siswa berbantuan GeoGebra untuk pembelajaran metode dengan penemuan terbimbing pada materi bangun ruang sisi datar untuk kelas VIII dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. 2. Mendeskripsikan kualitas lembar kegiatan siswa berbantuan GeoGebra untuk pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada materi bangun ruang sisi datar untuk kelas VIII yang ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. F. Manfaat Penelitian Pengembangan lembar kegiatan siswa berbantuan GeoGebra untuk pembelajaran metode penemuan terbimbing pada materi bangun ruang untuk siswa kelas VIII diharapkan dapat membawa manfaat dari berbagai pihak, di antaranya: 1. Bagi Guru LKS yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam penyampaian materi bangun ruang sisi datar, serta menambah pengetahuan tentang cara menggunakan software-software matematika yang mendukung kegiatan pembelajaran, khususnya software GeoGebra. 10

2. Bagi Peserta Didik LKS yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar penunjang bagi peserta didik dalam pembelajaran, dan malatih peserta didik untuk mengontruksi pengetahuannya sehingga menemukan konsep matematika secara mandri, serta mengenalkan software GeoGebra yang dapat digunakan untuk mempermudah memahami materi bangun ruang sisi datar. 3. Bagi Penulis Lain Penelitian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan atau tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan LKS dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan software Geogebra yang berbeda materi bahasan. 4. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat lembar kegiatan siswa serta mendapatkan lembar kegiatan siswa (LKS) yang layak digunakan. 11