BAB I PENDAHULUAN. piatu dan dhuafa. Salah satu lembaga non-formal dalam mewujudkan generasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk menuntut ilmu. Seseorang yang pernah sekolah akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah isu sepanjang zaman. Pendidikan adalah sebuah proses

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN NURUS SYAMSI BUNGKAL PONOROGO TAHUN 2015/2016 SKRIPSI. Oleh: Ponidi NIM

Lampiran 1 JADWAL OBSERVASI KEGIATAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH PUTRI NYAI AHMAD DAHLAN PONOROGO Tanggal Tema Kode 21 juli 2016 Kegiatan piket harian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sangat. manusia terutama umat Islam karena Al Qur'an dan Hadits

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Uraian Singkat Tentang Profil Panti Asuhan Yayasan Ar-Risalah Putra

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN. Peran tersebut menjadi hal yang biasa mengingat pendidikan merupakan. untuk memajukan mutu dan kualitas pendidikan di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam.

TPQ DARUL FALAH PEKUNCEN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. Qur an dan hadis memiliki komitmen yang besar dan sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah Panti Asuhan sudah terbayang di benak kita, bahwa

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pendidikan Agama dan pendidikan Keagamaan pasal 24, menyatakan sebagai berikut : 1. Pendidikan Al-Qur an bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI CHARACTER BUILDING DI SEKOLAH (Peran Guru Agama Islam Dalam Membudayakan Akhlak Mahmudah Siswa Di SMP Negeri 1 Jenangan)

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, ada banyak bentuk kepribadian manusia. Dengan

PERAN PANTI ASUHAN YATIM CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK ASUH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

PONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pasalnya keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa selalu diukur

perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. menerima pelajaran agama di sekolah umum (Dirjen Kelembagaan Agama

Pedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP

STRATEGI PEMBINAAN AKHLAK DI SEKOLAH. (Studi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 2 Yanggong Ponorogo)

Lampiran 01 PEDOMAN WAWANCARA

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PROGRAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkelahian antar pelajar, munculnya geng-geng siswa di sekolah, adanya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Gambaran Umum Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Konteks implementasi pembinaan akhlak anak di Panti Asuhan Al-

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaqnya. Apabila. akhlaqnya buruk, rusaklah lahir dan batinnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Al-Qur an Center Ummu Habibah

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN (STUDI KASUS: MASJID DARUL FALAH KOTA LANGSA) S K R I P S I. Diajukan Oleh : MUDARISSIN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pergaulan. bebas dan kasus penyimpangan lainnya.

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember. Alokasi Waktu. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. ini sering diterjemahkan sebagai character (Amin, 1:2016). dan mendo akan kedua orangtuanya. Dengan demikian orangtua tidak

Pedoman Wawancara. 4. Apa saja faktor Pendukung SMK berbasis pondok pesantren?

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN. kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati, bahwa hal yang mendasari didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencuri, tawuran antara remaja, pembegalan, pemerkosaan bahkan sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam pendidikan, maka sejak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panti asuhan merupakan lembaga sosial yang dipercaya masyarakat sebagai tempat untuk menuntut ilmu, menampung anak yatim, piatu, yatim piatu dan dhuafa. Salah satu lembaga non-formal dalam mewujudkan generasi ber-akhlak mulia adalah Panti Asuhan. Panti merupakan lembaga pendidikan yang sangat memperhatikan pembinaan akhlak anak asuhnya. Semua yang diajarkan tetap berpegang tegung terhadap nilai-nilai agama Islam. Didalam membangunan akhlak di panti asuhan ini merupakan investasi masa depan, seseorang yang pernah di panti akan memiliki pengetahuan agama maupun umum, kepribadian yang lebih baik dari yang lainnya serta wawasan yang luas. Diharapkan mereka memiliki kemampuan mengembangkan kualitas hidupnya serta berakhlak mulia, santun dalam perkataan maupun perbuatan dan mengikuti apa yang sudah di contohkan oleh Rasulullah. Hal ini terbukti dari berbagai alumni yang memberikan sumbangsihnya dalam kehidupan bermasyarakat, Bangsa dan Negara. Lembaga sosial panti asuhan muhammadiyah ponorogo, didirikan oleh Bapak Karsodiwirjo bulan februari 1922 beralamat di jl. sriwijaya nomor 12 (sekarang jl. urip sumoharjo) ponorogo bertujuan untuk mengumpulkan anakanak setiap sepekan sekali untuk diajarkan ilmu-ilmu agam Islam yang

2 bertempat di Masjid Darul Hikmah Jl. Pemuda Nomor 41 (sekarang Jl. Soekarno-Hatta) Ponorogo. Panti Asuhan muhammadiyah ponorogo didirikan pada tahun 1988 yang berada di Jl. KBP Duriyat Nomor 29 Ponorogo, bangunan di atas adalah tanah wakaf Ibu Robingah (sertifikat wakaf nomor 1905) dengan luas tanah wakaf seluas 360 m2. pengurus pemeliharaan panti asuhan ini Kemudian diserahkan oleh Pimpinan PKU Bagian Asuhan Yatim Muhammadiyah kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo pada tanggal 1 Agustus 1998. Surat Keputusan Nomor: 085/SK.PCM-Po/I.a/2002 Pengelolaan Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo Pada tanggal 1 Nopember 2002 Pengelolaannya diamanatkan kepada Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Ponorogo. 1 Orang tua asuh adalah orang yang mengasuh serta mendidik anak selama di asrama. Orang tua asuh secara bahasa berarti orang yang membiayai (sekolah dan sebagainya) anak yang bukan anaknya sendiri atas dasar kemanusiaan. 2 Didalam asrama banyak anak-anak usia 12 tahun hingga 19 tahun yang mana mereka berbeda-beda tempat tinggal hanya untuk belajar, ilmu agama, ilmu umum dan bermasyarakat. Adapun jenjang pendidikan yang mereka tempuh dari tingkat SLTP hingga SLTA. 1 http://pantiasuhanmuhammadiyahponorogopamp.blogspot.co.id/2009/04/sekilas-panti.html?m=1 diakses pada 23 Oktober 2017. 2 Department Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet X, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 706.

3 Akhlak sangat diperlukan manusia merupakan hal yang sangat penting, akhlak yang baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Kualitas akhlak yang buruk penyebab kerusakan suatu masyarakat serta bangsa. jika akhlaknya buruk maka rusaklah batin serta lahirnya begitu juga sebaliknya jika akhlaknya baik maka sejahtera lahir dan batinnya. 3 Para santri panti asuhan muhammadiyah sudah memiliki keagamaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Para asatidz selalu mengajarkan keagamaan kepada para santrinya agar dapat mengaplikasikan dalam kesehariannya. Ada beberapa upaya asatidz untuk meningkatkan kualitas keagamaan santri dipanti asuhan muhammadiyah ponorogo di asrama antara lain; sholat berjamaah, murajaah hafalan al-qur an dan Hadist, materi pelajaran keagamaan, jadwal harian, serta ada salah satu program keagamaan di luar asrama yang di ikuti santri panti asuhan muhamadiyah Ponorogo yaitu belajar metode UMMI di masjid Darul Hikmah Ponorogo. Penulis sangat tertarik sekali untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai persoalan tersebut yaitu tentang Peningkatkan Kualitas Religiusitas Santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. 3 Rahmad Djatmiko, Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1996), hal.11.

4 B. Fokus Penelitian Penelitian usaha yang telah dilakukan asatidz dalam meningkatkan kualitas keagamaan santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. Dengan berbagai cara yang dilakukan asatidz diantaranya yaitu:: 1. Menertibkan shalat wajib 2. Shalat tahajud 3. Tilawah Qur an 4. Puasa senin kamis 5. Pelajaran religiusitas Penelitian ini, ditekankan pada usaha asatidz dan faktor pendukung dan penghambat dalam usaha peningkatan kualitas religiusitas pada anak didik. C. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana usaha Panti Asuhan Muhammadiyah dalam meningkatkan kualitas religiusitas santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo? 2. Apa saja hasil yang dicapai Panti Asuhan Muhammadiyah dalam meningkatkan kualitas religiusitas santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo? 3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam usaha Panti Asuhan Muhammadiyah untuk meningkatkan kualitas religiusitas santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo?

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan asatidz dalam meningkatkan kualitas religiusitas santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. 2. Untuk mengetahui hasil yang dicapai asatidz dalam meningkatkan kualitas religiusitas santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam usaha asatidz Meningkatkan kualitas religiusitas santri di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat sebagai sumbangan dan masukan bagi dunia pendidikan terkait masalah peningkatan kualitas religiusitas santri. 2. Untuk memberikan informasi kepada yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan seperti asatidz dan penyelenggara pendidikan. F. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada beberapa tulisan skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi sebagai bahan acuan. Adapun tulisan yang menjadi acuan penulis antara lain: Pertama, skripsi yang di tulis oleh Mahfud mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun 2014, yang berjudul Upaya

6 Peningkatan Religiositas Santri Asuh di Panti Asuhan Darul Yanggong Jimbe Jenangan Ponorogo. Penelitian ini menghasilkan temuan tentang latar belakang religiusitasnya rendah, upaya peningkatan religiusitas di Panti Darul Yanggong meliputi pembinaan membaca al-qur an, Bimbingan mengkaji al- Qur an, bimbingan bahasa arab, bimbingan tarjimul ayat, kajian hadist, kajian fiqh serta aqidah. Dan hasil peningkatan Religiusitas santri antara lain: para santri yang belum mengenal agama Islam menjadi paham, kemudian terbiasa mengamalkannya, santri alumni yang sudah kembali ke masyarakat ada yang menjadi takmir masjid, menjadi pengurus TPA, menjadi khotib, menjadi pengurus koperasi, dan ada yang menjadi BPD. Dalam pembahasan skripsi ini lebih membahas tentang latar belakang berdirinya panti, upaya peningkatan religiusitas santri serta hasil peningkatan religiusitas panti. Kedua, skripsi yang ditulis oleh Ponidi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun 2015, yang berjudul Model Karakter Di Panti Asuhan Nurus Syamsi Bungkal. Hasil penelitian adalah memberikan tanggung jawab kepada anak asuh dalam melaksanakan segala bentuk kegiatan yang ada dalam panti dari hal terkecil sampai hal yang besar bahkan sampai memasak dan belajar. Ketiga penelitian oleh Pipin Nurhidayati mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2016 dengan judul Character Building Panti Asuhan Putri Ponorogo (Study Panti Asuhan Muhammadiyah Putri Nyai Ahmad Dahlan Ponorogo).

7 Hasil penelitian menujukkan bahwa usaha guru PAI untuk meningkatkan proses belajar mengajar berhasil dengan cara memperbaiki Sikap dan Metode Mengajar Guru dalam mengajar PAI. Penelitian ini memiliki titik temu yakni sama-sama meneliti dalam ruang lingkup sebagian Panti Asuhan di Ponorogo, Adapun perbedaannya penelitian ini adalah penulis lebih memfokuskan tentang bagaimana pendidikan yang ada di Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo dan tentang peningkatan kualitas keagamaan pada santri Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. Jadi penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang di atas. G. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan dengan sistematika/out lane sebagai berikut: Bab Pertama, pendahuluan berisi hal-hal yang terkait dengan landasan filosofis dan rasionalisasi pelaksanaan penelitian yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan. Bab kedua merupakan landasan teoritik masalah dan atau hasil telaah terdahulu yang sangat terkait dengan masalah dalam penelitian. Bab ketiga merupakan metode penelitian yang terdiri dari metode dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, tahap-tahap penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis, pengecekan keabsahan data.

8 Bab keempat merupakan penampilan data-data yang diperoleh beserta gambaran lokasi penelitian dan bagian pembahasan yang merupakan tahapan penting dalam penelitian, karena pengkajian dan pembahasan data-data hasil pengumpulan di lapangan menggunakan landasan teori tertentu untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Bab kelima yaitu penutup yang merupakan tahapan akhir dari pembahasan masalah. Pada bab kelima ini terdapat kesimpulan dan saran sebagai kontribusi bagi dunia pendidikan.