03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB II. LATAR BELAKANG DAN STUDI PUSTAKA RUMAH SAKIT JIWA Potensi pemeliharaan kesehatan mental g

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

Teknik sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan contoh atau sampel kasus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dapat diselenggarakan dengan melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

b e r n u a n s a h i jau

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

PUSAT PENITIPAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III TINJAUAN TEMA


BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

AKSESIBILITAS 31 Pada bab pembahasan ini akan memaparkan kritik desain yang dikaji bedasarkan hasil dari pendekatan masalah yang dikaji dengan teori mengenai aspek psikologi bedasarkan ahli dan kajian peraturan pemerintah. Adapun aspek yang di bahas yaitu terkait: 1). Aksesibilitas 2). Keselamatan 3). Keamanan 4). Kenyamanan. 3.1 AKSESIBILITAS Membahas mengenai pendekatan psikologi pada desain arsitektur, adapun aspek yang di perhatikan yaitu aspek aksesbilitas. Aksesibilitas ini terkait mengenai kemudahan dicapai oleh penghuni bangunan terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Kemudahan akses menjadi bagian penting dalam pertimbangan desain, khususnya pada desain bangunan rawat inap pasien gangguan jiwa. Teori mengenai psikologi ini juga membahas mengenai aksesbilitas, khususnya terkait dengan prilaku yaitu pasien jiwa, staf, perawat dan dokter. Implementasi desain dengan pendekatan- pendekatan teori psikologi ini dibahas dengan beberapa aspek, yaitu: 1). tata massa dan 2).. Pada aspek tata massa, - aksesibiltas yang diperhatikan berdasar pada Ching, F. D. K. (2007) sebagai berikut: Pencapaian, membahas mengenai akses untuk mencapai bangunan. Pintu masuk, membahas mengenai akses menuju pintu masuk unit jiwa yang memperhatikan lingkungan/ bangunan sekitar. Konfigurasi jalur, membahas mengenai akses menuju suatu bangunan bedasarkan jalurjalur yang dipengaruhi oleh fungsi bangunan. Pada aspek, - aksesibilitas yang diperhatikan sebagai berikut: Hubungan jalur ruang, membahas mengenai jalur-jalur pada ruang yang tehubung, juga pembagian jalur antar ruang-ruang yang memiliki perhatian khusus. Bentuk ruang sirkulasi, membahas mengenai sirkulasi antar ruang-ruang yang berkaitan Dari bentuk ruang tersebut dapat tinjau bentuk sirkulasi yang digunakan.

AKSESIBILITAS 32 Berikut merupakan hubungan yang harus dipenuhi pada aspek aksesbilitas dengan penerapan psikologi, dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut: aspek aksesibilitas teori pendekatan prinsip psikologi kriteria desain Pencapaian Pandangan dari jauh, jarak 1. Pasien jiwa yang baru datang cenderung memiliki beberapa gejala yang dapat menganggu akfifitas orang lain 2. Pasien dengan depresi berat perlu penanganan khusus 1. Penempatan unit jiwa yang mudah diakses oleh pasien, pengantar pasien, barang, staf, perawat dan dokter 2. Mudah dicapai dari pintu masuk (entrance) TATA MASSA Pintu Masuk Dari luar ke dalam 3. Rumah sakit jiwa berada ditengah-tengah masyarakat. 4. Pasien yang dirawat berasal dari rumah, pasien rawat jalan, rawat inap, pasien kabur. 3. Akses masyarakat luar ke rawat inap jiwa 4. Akses masuk ke bangunan Konfigurasi Jalur Skuen Ruang 5. Tahapan jalur pergerakan untuk pasien, staf maupun benda mati yang sesuai jalur dan tidak menganggu aktifitas lainya 5. Setiap ruang memiliki fungsi yang khusus (rawat inap, rawat jalan, ugd, r.operasi) Hubungan Jalur ruang Ujung,Titik, dan pengakhiran Jalur Bentuk Ruang Sirkulasi Jalur sirkulasi Tabel 3.1 6. Terapi kegiatan dalam penyembuhan pasien 7. Pasien dengan depresi berat perlu penanganan khusus dengan pembagian pasien kategori ringan-sedang 8. Pasien diharuskan untuk bersosialisi sesama pasien, dokter dan perawat 6. Kemudahan pasien beraktifitas diluar kamar 7. Akses ruang isolasi aman terhadap pasien penderita, pasien lainnya dan perawat/dokter 8. Kemudahan pencapaian pasien putra dan putri ke tempat berkumpul Kemudahan pencapaian perawat dan dokter ke tempat berkumpul 9. Kesempatan bunuh dir 9. Akses keluar masuk pasien ke dalam maupun luar bangunan harus terjaga 10. Keluarga bagian dari penyembuhan pasien 10. Kemudahan pengunjung mengunjungi pasien Hubungan yang harus dipenuhi pada aspek aksesbilitas

KESELAMATAN DAN KEAMANAN 33 3.2 KESELAMATAN Membahas mengenai pendekatan psikologi pada desain arsitektur, adapun aspek yang di perhatikan berikutnya yaitu aspek keselamatan. Keselamatan ini terkait dengan faktorfaktor keselamatan dalam sebuah ruang dan bangunan. Menurut Wojowasito, S, keselamatan merupakan bentuk dari kata safety dimana memiliki arti kondisi bebas dari bahaya, resiko atau luka. Jika dikaitkan dengan bangunan, keselamatan bangunan menurut Retnasih Supraba. A (2008) adalah kondisi bebas dari resiko dimana resiko yang dialami adalah resiko yang berkaitan dengan nyawa manusia didalam bangunan oleh akibat kondisi dari bangunan itu sendiri. Teori mengenai psikologi juga membahas mengenai keselamatan ini, khususnya terkait dengan pasien jiwa, staf, perawat dan dokter. Implementasi desain dengan pendekatanpendekatan teori psikologi ini dibahas dengan beberapa aspek, yaitu: 1). tata massa 2). tata ruang 3). bentuk/ fasad. Pada aspek tata massa, - keselamatan yang diperhatikan sebagai berikut: Pintu masuk, membahas mengenai keselamatan menuju pintu masuk untuk pasien depresi berat-ringan, staf, perawat dan dokter. Pada aspek, - keselamatan yang diperhatikan sebagai berikut: Hubungan jalur ruang, membahas mengenai jalur dan fungsi ruang yang berdekatan tidak membahayakan penghuni. Bentuk ruang sirkulasi, membahas mengenai sirkulasi antar ruang-ruang terkait jenis sirkulasi, elevasi yang tidak membahayakan, khususnya pada pasien. Kualitas ruang, membahas mengenai keselamatan bangunan ditinjau dari kualitas suatu ruang dari segi proporsi, skala, bentuk dan penataan interior. Pada aspek bentuk, - keselamatan yang diperhatikan sebagai berikut:

KESELAMATAN DAN KEAMANAN 34 Kualitas ruang, membahas mengenai keselamatan terkait bentuk-bentuk, ukuran, proporsi, skala, irma dan tekstur yang aman terhadap keselamatan khusunya pada pasien. Bahan, membahas mengenai elemen-elemen ruang, bidang, bahan, material yang aman terhadap pasien. Berikut merupakan hubungan yang harus dipenuhi pada aspek keselamatan dengan penerapan psikologi, adapun kriteria yang mempengaruhi dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut: aspek keselamatan teori pendekatan prinsip psikologi kriteria desain TATA MASSA Pintu Masuk Dari luar ke dalam 1. Pasien dengan depresi berat perlu penanganan khusus 2. Pasien yang baru datang ke ruang perawatan cenderung melakukan kekerasan dan melarikan diri. Penolakan pasien juga berbahaya untuk pasien itu sendir 1. Jalur untuk pasien depresi berat mudah dijangkau dari awal pintu masuk, tidak berbahaya bagi pasien lainya, perawat dan dokter 2. Resiko bahaya pada bangunan sekitar. Perlu dipertimbangan jarak pintu masuk dari pasien datang-ruang perawatan tidak terlalu jauh. 3. Klasifikasi pasien terbagi menjadi 4 golongan yaitu: krisis, akut, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan 3. masing-masing ruang tidak membahayakan sesama pasien TATA RUANG Hubungan Jalur Ruang jenis, ruang yang berdekatan, 4. Ruang rawat inap putra dan putri harus terpisah 5. Pasien dengan depresi berat perlu penanganan khusus 6. Resiko bunuh diri, adapun faktornya: tempat yang sepi 4. Tidak boleh berdekatan, ada pintu atau dindingpembatas 5. Ruang ini perlu pengawasan lebih dari perawat Ruang ini tidak membahayakan sekitarnya 6. Ruang tidak terasing dari ruangan lainnya, dapat di pantau oleh dokter maupun perawat Tabel 3.2 Hubungan yang harus dipenuhi pada aspek keselamatan

KESELAMATAN DAN KEAMANAN 35 aspek keselamatan teori pendekatan prinsip psikologi kriteria desain TATA RUANG Bentuk Ruang Sirkulasi Jalur sirkulasi Kualitas ruang Proporsi, skala, bentuk ruang, pentaan benda ruang 7. Resiko luka, terjatuh, adapun faktornya: pasien yang histeris, mengamuk, melompat, berlari-larian 8. Pasien cenderung, mengasingkan diri 9. Resiko bertengkar sesama pasien, melukai diri sendiri 7. Tidak banyak perbedaan ketinggian lantai 8. Ruang tidak tertutup, bisa diawasi 9. Tidak terdapat banyak prabot, prabot permanen dan tidak dapat dipindahkan 10 Resiko bunuh diri, adapun faktornya: bidang horizontal untuk menggantung tali 10 Mengurangi bidang horizontal BENTUK/ FASAD Kualitas ruang bentuk, ukuran, proporsi, skala, Irama, tekstur Bahan material,sifat, kesan penampilan 11 Resiko kabur: melalui atap/plafon 12 Pasien tidak tahan terlalu diisolasi dan situasi seperti dipenjara. 13 Pasien mudah mengmuk, membenturkan kepala ke dinding 11 Langit-langit dibuat tinggi sehingga tidak dapat diraih oleh pasien untuk menghindari dari kecelakaan 12 Skala ruang yang manusiawi 13 Dinding kamar yang dilapisi oleh bahan pelindung yang dapat menghindar cedera benturan, Menghindari sudut-sudut tajam Tabel 3.3 Hubungan yang harus dipenuhi pada aspek keselamatan (sambungan tabel 3.3)

KEAMANAN 36 3.3 KEAMANAN Membahas mengenai pendekatan psikologi pada desain arsitektur, adapun aspek yang di perhatikan yaitu aspek keamanan. Keamanan ini terkait mengenai faktor-faktor keamanan dalam sebuah ruang. Menurut Wojowasito, S, keamanan merupakan bentuk kata benda dari kata sifat aman yang berasal dari kata security dimana memiliki arti bebas dari bahaya. Jika dikaitkan dengan bangunan, keamanan bangunan menurut Retnasih Supraba. A (2008) adalah kondisi bebas dari resiko dimana resiko yang dialami adalah resiko yang berkaitan dengan nyawa manusia didalamnya dan aset bangunan yang di dalam bangunan oleh akibat adanya pihak ketiga yang ikut campur seperti tindakan kriminal. Teori mengenai psikologi juga membahas mengenai keamanan ini, khususnya terkait dengan pasien jiwa, staf, perawat dan dokter. Implementasi desain dengan pendekatanpendekatan teori psikologi ini dibahas dengan beberapa aspek, yaitu: 1). tata massa 2). tata ruang dan 3). bentuk. Pada aspek tata massa, - keamanan yang diperhatikan sebagai berikut: Pencapaian dan jalur, membahas mengenai keamanan dalam bangunan. Pencapaian ini terkait jalur pasien yang beresiko kabur dari bangunan. Pada aspek, - keamanan yang diperhatikan sebagai berikut: Hubungan jalur ruang, membahas mengenai jalur dan fungsi ruang yang aman dan tidak mudah diakses oleh pasien maupun orang luar. Kualitas ruang, membahas mengenai keamanan ruang dalam merespon keamanan bangunan Pada aspek bentuk, - keamanan yang diperhatikan sebagai berikut: Bahan, membahas material yang digunakan untuk menjaga keamanan bangunan, tidak mebahayakan ataupun melukai pasien dari sgei fisik.

KEAMANAN 37 Berikut merupakan hubungan yang harus dipenuhi pada aspek keamanan, adapun kriteria yang mempengaruhi dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut: aspek keamanan teori pendekatan prinsip psikologi kriteria desain tata massa Pencapaian dan Jalur Jarak, jalur 1. Pasien mencoba kabur 1. Keamanan dari dalam keluar, pagar bangunan tidak menyakiti pasien Jalur pasien keluar dari bangunan dapat diawasi TATA RUANG Hubungan jalur ruang jenis, ruang yang berdekatan, Kualitas ruang Bukaan (tingkat penutupan, view, cahaya), proporsi, skala, bentuk ruang 2. Pasien dengan depresi berat yang berada diruang isolasi rawan kabur, serta membahayakan pasien lain maupun staf 3. Resiko pasien, melukai diri sendiri, menyerang orang lain 2. Tidak mudah diakses oleh orang luar, kecuali staf perawat/ dokter 3. Ruang perawat aman dan tidak bisa di akses oleh pasien 4. Resiko kabur 4. Pasien dapat kabur melalui jendela, ventilasi, pintu keluar bangunan. FASAD Bahan material,sifat, kesan penampilan 5. Tidak menyakiti atau melukai pasien 5. Material yang digunakan untuk keamanan sebisa mungin menghindari resiko kecelakakan dan luka. Tabel 3.4 Hubungan yang harus dipenuhi pada aspek keamanan

KENYAMANAN 38 3.4 KENYAMANAN Kenyamanan terkait rawat inap gangguan jiwa ini terkait mengenai faktor-faktor kenyamanan dalam sebuah ruang. Faktor kenyamanan merupakan suatu hal yang penting karena kenyamanan dalam ruang tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan penghuni bangunan. Apabila kegiatan dalam bangunan tidak optimal dari segi kenyamanannya maka, proses perancangan yang telah dilakukan tidak berhasil.nyaman Menurut Fitriani dalam Baskoro laksitoadi (2008), faktor kenyamanan dibagi menjadi 4, yaitu: 1. Kenyamanan ruang (spatial comfort), berkaitan dengan luas dan bentuk ruang. 2. Kenyamanan visual (visual comfort), berkaitan dengan ketentuan standar pencahayaan dan standar silau yang diijinkan 3. Kenyamanan yang berhubungan dengan suara (audiobility comfort) 4. Kenyamanan panas/termis (thermal comfort), berkaitan dengan aliran udara (ventilasi), suhu, dan kelembaban udara. Teori mengenai psikologi juga membahas mengenai kenyamanan ini, khususnya terkait dengan pasien jiwa, staf, perawat dan dokter. Implementasi desain dengan pendekatanpendekatan teori psikologi ini dibahas dengan beberapa aspek, yaitu: 1). 2). tata massa 3). bentuk. Pada aspek tata massa, - keselamatan yang diperhatikan sebagai berikut: Kenyamanan suara, membahas mengenai kenyamanan suara bebas dari kebisingan, terkait letak massa bangunan pada site, lingkungan sekitar, bangunan lain didalam site. Pada aspek, - keselamatan yang diperhatikan sebagai berikut: Kenyamanan ruang, membahas mengenai kenyamanan ruang dari segi luas, bentuk, suasana, dan fasilitas yang ada. Kenyamanan visual, membahas mengenai kenyamanan visual dari segi pandangan ke

KENYAMANAN 39 luar(view) dan pencahayaan dalam ruang. Kenyamanan suara, membahas mengenai kenyamanan suara terkait kebisingan antar ruang yang berdekatan. Kenyamanan panas, membahas mengenai kenyamanan panas terkait aliran udara, suhu, kelembababan. Kenyamanan visual, membahas mengenai kenyamanan visual terkait bidang bangunan, warna, skala dan proporsi. Berikut merupakan hubungan yang harus dipenuhi pada aspek kenyamanan dengan penerapan psikologi, adapun kriteria yang mempengaruhi dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut: aspek kenyamanan teori pendekatan prinsip psikologi kriteria desain TATA MASSA Kenyamanan Suara kebisingan dari luar 1. Resiko kecemasan, depresi, stress 1. Ruang tidak berisik, ruangan harus tenang 2. Pasien dengan depresi berat perlu penanganan khusus 2. Tidak gelap, tidak seperti dipenjara Kenyamanan Ruang luas, bentuk, suasana, dan fasilitas 3. Resiko bertengkar sesama pasien, melukai diri sendiri, mengasingkan diri 4. Pasien tidak tahan terlalu diisolasi. 5. Pasien membutuhkan terapi-terapi (kerja, senam, kelompok, motorik, agama, fisik/olahrga) 3. Ruang tidak sempit karena beberapa pasien yang digabung dalam satu ruangan Dinding dengan permukaan rata 4. Kamar tidak gelap, ruang tidak sepi (tidak ada pengawasan) ruang yang tenang, bukaan yang cukup 5. Penyediaan ruang dalam membantu penyembuhan pasien Tabel 3.5 Hubungan yang harus dipenuhi pada aspek kenyamanan

KENYAMANAN 40 aspek kenyamanan teori pendekatan prinsip psikologi kriteria desain Kenyamanan Visual pencahayaan, view, lansekap Kenyamanan Suara kebisingan antar ruang Kenyamanan Panas Aliran udara, suhu, kelembaban 6. Taman sebagai media penyembuhan 6. View keluar bangunan 7. pasien stres, cemas 7. Kamar harus terang dengan bukaan yang cukup, khususnya ruang isolasi harus ada bukaan (tidak boleh tertutup) 8. Pasien cenderung mengamuk, teriak dan histeris 9. Perubahan mood diakibatkan suasana yang panas, gerah 8. Antar ruang tidak menganggu 9. Ventilasi alami bentuk/fasad Kenyamanan Visual warna, skala, proporsi 10 Kecemasan 10 Warna yang akan digunakan emberikan kesan damai, tenang dan meredakan. 11 Kecemasan 11 Garis horisontal ini memberi kesan tenang, istirahat, Tabel 3.6 Hubungan yang harus dipenuhi pada aspek kenyamanan (sambungan tabel 3.7)

intisari 41 Dari keempat pembahasan diatas mengenai pendekatan psikologi pada desain arsitektur yang terdiri dari aspek aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Aksesibilitas Aksesibilitas mengenai kemudahan dicapai oleh penghuni bangunan terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Adapun aspek dan yang dibahas terkait: tata massa 1. pencapaian 2. pintu masuk 3. konfigurasi jalur 1. hubungan jalur ruang 2. bentuk sirkulasi ruang Gambar 3.1 Kesimpulan Pembahasan Aksesibilitas 2. Keselamatan Keselamatan dari kondisi bebas dari resiko dimana resiko yang dialami adalah resiko yang berkaitan dengan nyawa manusia didalam bangunan oleh akibat kondisi dari bangunan itu sendiri. Adapun aspek dan yang dibahas terkait: tata massa bentuk/ fasad 1. pintu masuk 1. hubungan jalur ruang 2. bentuk sirkulasi ruang 3. Kualitas ruang 1. kualitas ruang 2. bahan Gambar 3.2 Kesimpulan Pembahasan Keselamatan

intisari 42 3. Keamanan Keamanan dari kondisi bebas dari resiko dimana resiko yang dialami adalah kondisi bebas dari resiko dimana resiko yang dialami adalah resiko yang berkaitan dengan nyawa manusia didalamnya dan aset bangunan yang di dalam bangunan oleh akibat adanya pihak ketiga yang ikut campur seperti tindakan kriminal. Adapun aspek dan yang dibahas terkait: tata massa bentuk/ fasad 1. pencapaian dan jalur 1. hubungan jalur ruang 2. Kualitas ruang 1. bahan/ material Gambar 3.3 Kesimpulan Pembahasan Keamanan 4. Kenyamanan Keamanan dari kondisi nyaman yang terdiri dari kenyamanan ruang, visual, suara dan panas. Adapun aspek dan yang dibahas terkait: tata massa bentuk/ fasad 1. kenyamanan suara 1. kenyamanan ruang 2. kenyamanan visual 3. kenyamanan suara 4. kenyamanan panas 1. kenyamanan visual Gambar 3.4 Kesimpulan Pembahasan Kenyamanan