METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB VIII PEMERIKSAAN KEPADATAN STANDAR REFERENSI Braja M. Das. Principles of Geotechnical Engineering.Chapter 5 Soil Compaction.

Metode uji CBR laboratorium

METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

CBR LABORATORIUM (ASTM D )

BAB IV METODE PENELITIAN

Metode uji CBR laboratorium

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

Berat Tertahan (gram)

Cara uji berat isi beton ringan struktural

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB ) ( AASHTO T ) ( ASTM D )

METODE PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT KONUS PASIR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

UJI PEMADATAN TANAH SAMAYA SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN PADA BENDUNGAN URUGAN

BATAS CAIR TANAH (ASTM D )

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

BAB IV METODE ANALISIS

Metode uji basah dan uji kering campuran tanah-semen dipadatkan

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Laboraturium Uji Tanah CBR Laboraturium. No Test : 17 Topik : Percobaan CBR Laboraturium Tgl Uji : 1 Juni 2010 Hari : Rabu

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

percobaan, perhitungan rencana tiang cerucuk, hasil,

UJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 2,5 kg atau 5,5 lb dan tinggi jatuh 30 cm atau 12. 1.2 Metode Pengujian Pengujian pemadatan dapat dilakukan dengan salah satu dari 4 (empat) cara berikut : Metode A : Cetakan diameter 102 mm atau 4, bahan lolos saringan 4,75 mm atau No. 4. Metode B : Cetakan diameter 152 mm atau 6, bahan lolos saringan 4,75 mm atau No. 4. Metode C : Cetakan diameter 102 mm atau 4, bahan lolos saringan 19 mm atau ¾. Metode D : Cetakan diameter 152 mm atau 6, bahan lolos saringan 19 mm atau ¾. Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan maka ditetapkan metode A. Metode pengujian yang dilakukan seharusnya dinyatakan dalam spesifikasi benda uji. Bila tidak dinyatakan, berarti yang digunakan adalah metode A. BAB II CARA PELAKSANAAN 2.1 Peralatan 2.1.1 Cetakan diameter 102 mm (4 ), kapasitas 943 ± 8 cm 3 (0,0333 ± 0,0003 cu.ft.) dengan diameter dalam 101,6 ± 0,406 mm (4,000 ± 0,016 ), tinggi 116,43 ± 0,1270 mm (4,584 ± 0,005 ) lihat gambar 2. 2.1.2 Cetakan diameter 152 mm (6 ), kapasitas 2124 ± 21 cm 3 (0,07500 ± 0,00075 cu.ft.) dengan diameter dalam 152,4 ± 0,660 mm (6,000 ± 0,024 ), tinggi 116,43 ± 0,1270 mm (4,584 ± 0,005 ) lihat gambar 3. Cetakan harus dari logam yang mempunyai dinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran di atas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dari bahan yang sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm (2 3/8 ) yang dipasang kuat-kuat dan dapat dilepaskan. Cetakan-cetakan yang telah aus karena dipergunakan beberapa lama sehingga tidak memenuhi syarat toleransi pembuatan di atas, masih dapat dipergunakan bila toleransi tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%. 1

2.1.3 Alat Penumbuk 2.1.3.1 Alat penumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata, diameter 50,8 ± 0,127 mm (2,000 ± 0,005 ) berat 2,495 ± 0,009 kg (5,50 ± 0,02 lb) dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 304,8 ± 1,524 mm (12,00 ± 0,06 ). Selubung harus sedikitnya mempunyai 4 buah lubang udara pada masing-masing ujung yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5 mm (3/8 ) dengan poros tegak lurus satu sama lain berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu. 2.1.3.2 Dapat juga dipergunakan alat penumbuk mekanis, dari logam yang dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 ± 1,524 mm (12,00 ± 0,06 ) dan dapat membagi-bagi tumbukan secara merata di atas permukaan. Alat penumbuk harus mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50,8 ± 0,127 mm (2,000 ± 0,05 ) dan berat 2,495 ± 0,009 kg (5,50 ± 0,02 lb). Alat penumbuk mekanis harus dikalibrasi terhadap beberapa macam jenis tanah dan bila perlu berat penumbuk disesuaikan agar mendapat hubungan kadar air dengan kepadatan yang sama apabila dipadatkan dengan alat penumbuk tangan. Untuk mengatur tinggi jatuh alat penumbuk mekanis maka benda uji lepas di dalam cetakan yang akan di tumbuk pertama kali, ditekan dengan alat penumbuk, dan dari kedudukan ini ketinggian 304,8 mm (12 ) diukur. Tumbukan berikutnya semuanya akan setinggi 304,8 mm (12 ) dari permukaan tanah yang ditekan tadi, atau bila alat penumbuk sudah dilengkapi pengatur ketinggian jatuh, setiap tumbukan mempunyai tinggi jatuh bebas 304,8 mm (12 ), diukur dari permukaan tanah yang ditumbuk sebelumnya. 2.1.3.3 Alat penumbuk yang digunakan harus berpenampang bulat dengan diameter 50,8 mm (2 ). Penampang sektor dapat juga digunakan bila luasnya sama dengan alat penumbuk yang berpenampang bulat dan harus dinyatakan di dalam laporan. 2.1.4 Alat Pengeluar Benda Uji 2.1.5 Dua buah timbangan masing-masing berkapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram dan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram. 2.1.6 Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5) C. 2.1.7 Pisau perata dari baja yang kaku panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus tajam dan sisi lain datar. Batas toleransi pisau perata yang dihitung pada kelurusan sisi memanjang, tidak boleh melebihi 0,1% dari panjang. 2.1.8 Saringan 50 mm (2 ), 19 mm (3/4 ) dan 4,75 mm (No. 4). 2.1.9 Talam, alat pengaduk dan sendok. 2.2 Benda Uji 2.2.1 Bila contoh tang yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab, keirngkan contoh tersebut sehingga menjadi gembur. Pengeringan dapat dilakukan di 2

udara atau dengan alat pengering lain dengan suhu tidak lebih dari 60 C. Kemudian gumpalan-gumpalan tanah tersebut di tumbuk tetapi butir aslinya tidak pecah. 2.2.2 Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan 4,75 mm atau No. 4 untuk Metode A dan B, dan dengan saringan 19 mm atau ¾ untuk Metode C dan D. 2.2.3 Jumlah contoh yang sesuai untuk masing-masing metode pengujian adalah sebagai berikut : Metode A sebanyak 15 kg. Metode B sebanyak 45 kg. Metode C sebanyak 30 kg. Metode D sebanyak 65 kg. 2.2.4 Benda uji dibagi menjadi 6 bagian, dan tiap-tiap bagian di campur air dengan kadar air yang berbeda dan diaduk sampai merata. Penambahan air diatur sehingga di dapat benda uji sebagai berikut : 3 contoh dengan kadar air kira-kira dibawah optimum. 3 contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum. Perbedaan kadar air dari benda uji masing-masing antara 1-3%. 2.2.5 Masing-masing benda uji dimasukkan ke dalam kantong plastik dan sesuai dengan jenis tanahnya harus disimpan selama : 0 jam (kerikil, pasir): 3 jam (kerikil, pasir kelanauan/kelempungan); 12 jam (lanau) : 24 (lempung). 2.3 Prosedur 2.3.1 Metode A. 2.3.1.1 Timbang cetakan diameter 102 mm (4 ) dan keping alas dengan ketelitian 5 gram (B 1 gram). 2.3.1.2 Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada landasan yang kokoh (lihat 2.6.4). 2.3.1.3 Ambil salah satu dari keenam benda uji diaduk dan dipadatkan di dalam cetakan dengan ketentuan sebagai berikut : Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher sambung dilepas tidak lebih dari 0,5cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk dengan tinggi jatuh 304,8 mm (12 ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan tebal yang kira-kira sama dan masingmasing dipadatkan dengan 25 tumbukan. 2.3.1.4 Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan lepaskan leher sambung. 2.3.1.5 Ratakan kelebihan tanah dengan pisau perata sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan. 2.3.1.6 Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B 2 gram). 2.3.1.7 Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji sesuai dengan PB-0210-76 atau PB-0117-76 MPBJ. 3

2.3.2 Metode B 2.3.2.1 Ikuti prosedur yang sama sebagaimana diuraikan pada Metode A, kecuali : Benda uji dipadatkan di dalam cetakan diameter 152 mm (6 ) dengan jumlah tumbuk masing-masing lapisan sebanyak 56 tumbukan. 2.3.3 Metode C 2.3.3.1 Ikuti prosedur yang sama sebagaimana diuraikan pada Metode A, kecuali : Bila diinginkan supaya persentase bahan kasar lewat saringan 50 mm (2 ) dan tertahan 4,75 mm atau No. 4 dipertahankan sama seperti keadaan aslinya di lapangan, maka bahan yang lolos saringan 50 mm (2 ) dan tertahan saringan 19 mm (3/4 ) tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) dengan jumlah yang sama. Bahan pengganti diambil dari sisi contoh. 2.3.4 Metode D 2.3.3.1 Ikuti prosedur yang sama sebagaimana diuraikan pada Metode A, kecuali : a. Benda uji dipadatkan di dalam cetakan diameter 152 mm (6 ) dengan jumlah tumbukan masing-masing lapisan sebanyak 56 tumbukan. b. Bila diinginkan supaya prosentase bahan kasar lewat saringan 50 mm (2 ) dan tertahan 4,75 mm (no. 4) dipertahankan sama seperti keadaaan aslinya di lapangan, maka bahan yang lolos saringan 50 mm (2 ) dan tertahan saringan 19 mm (3/4 ) diganti dengan bahan yang lolos saringan 19 mm (3/4 ) tertahan saringan 4,75 mm (no. 4) dengan jumlah yang sama. Bahan pengganti diambil dari sisa contoh. 2.4 Perhitungan 2.4.1 a. Hitung berat isi basah dengan mempergunakan rumus berikut : B2 B1 = V = berat isi basah (gr/cm 3 ) B 1 = berat cetakan dan keping alas (gram) B 2 = berat cetakan, keping alas dan benda uji (gram) b. Hitung berat isi kering dengan rumus berikut : x 100 d = 100 + W d = berat isi kering (gr/cm 3 ) W = kadar air (%) 4

2.5 Pelaporan Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan. Kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva tersebut dengan ketelitian 0,01 gr/cm 3. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maksimum ini adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5%. Setelah diketahui W opt dan d maksimum gambarlah garis jenuh (zero air voids line) dengan rumus : G.Jw d = 100 + G.W x 100 d = berat isi kering (gram/cm 3 ) G = berat jenis tanah Jw = berat isi air (gram/cm 3 ) W = kadar air (%) Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis jenuh (zero air voids line) dan pada harga kadar air yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut. Laporan harus mencantumkan juga hal-hal di bawah ini : a. Metode yang dipergunakan (A, B, C atau D). b. Bila Metode C dan D yang dipergunakan laporkan apakah bahan tertahan saringan 19 mm (3/4 ) dibuang atau diganti. c. Jenis dari permukaan alat penumbuk mekanis. 2.6 Catatan 2.6.1 Tanah yang telah dipadatkan dapat dipergunakan lagi untuk percobaan bila butir tanah tidak pecah akibat penumbukan. 2.6.2 Untuk tanah yang berbutir halus (lanau atau lempung) petunjuk yang baik guna mendapatkan kadar air optimum adalah kira-kira 2% di bawah batas plastis. 2.6.3 Alat penumbuk mekanis harus dikalibrasi. 2.6.4 Landasan cetakan waktu dilakukan pemadatan dapat dibuat dari beton dengan berat tidak kurang dari 100 kg, dan diletakkan pada dasar yang stabil. 2.6.5 Volume cetakan ditentukan berdasarkan volume air yang diperlukan untuk mengisi cetakan sampai penuh atau berdasarkamn hasil pengukuran tinggi dan diameter sebanyak 6 kali. Volume air harus disesuaikan menurut suhu pada saat pengukuran (lihat Tabel I). 5

Tabel 1 Berat isi air berdasarkan suhu Suhu C ( F) Volume air (cm 3 /gram) 12 (53,6) 1,00048 14 (57,2) 1,00073 16 (60,8) 1,00103 18 (64,4) 1,00138 20 (68,0) 1,00177 22 (71,6) 1,00221 24 (75,2) 1,00268 26 (78,8) 1,00320 28 (82,4) 1,00375 30 (86,0) 1,00435 32 (89,6) 1,00497. 6

LAMPIRAN 1 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PU. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN Lampiran Surat/Laporan No. :.......... Dikerjakan oleh :........ /....... tgl..... Nomor Contoh :.......... Dihitung oleh :........ /....... tgl..... Pekerjaan :.......... Digambar oleh :........ /....... tgl..... Diperiksa oleh :........ /....... tgl..... Berat tanah basah Kadar air mula (%) Penambahan air (%) Penambahan air (cc) Berat isi : Berat tanah + cetakan Berat cetakan Berat tanah basah Isi cetakan Berat isi basah Berat isi kering 4 x 100 100 + w Kadar Air : Tanah basah + cawan Tanah kering + cawan Berat air Berat cawan Berat tanah kering Kadar air PERCOBAAN PEMADATAN SKBI 3.3.30.1987 (cc) Gambar 1 Contoh pengisian formulir Catatan : (diisi dan coret yang tidak perlu) Metode yang digunakan : A ; B ; C ; D Jenis permukaan alat penumbuk mekanis : Bulat / Sektor Kadar Air Optimum :............. % Kepadatan Kering Maksimum :........... gram/cc 7

LAMPIRAN 2 Gambar 2 Cara melakukan penumbukan pada cetakan berdiameter 102 mm (4 ) untuk satu lapisan, sebanyak 25 tumbukan 8

LAMPIRAN 3 9