HUBUNGAN ANTARA KECUKUPAN GERAK FISIK HARIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN SISWA (Studi pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (Studi pada siswa kelas XI MIA 6 SMAN 1 Driyorejo Gresik)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VI, V dan VI SD Negeri 7 Sidokumpul Gresik)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA (Studi Pada Siswa Kelas 5 SDN Lidah Wetan II/462, Kota Surabaya)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS UNGGULAN DAN SISWA KELAS NON UNGGULAN (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KERTOSONO)

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

Rino Hariyono S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 2 BOJONEGORO (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Bojonegoro)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA JURUSAN IPA DAN JURUSAN IPS (Studi pada Siswa Kelas X SMAN 12 Surabaya)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA DENGAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TARIK TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS PADA SISWA KELAS V SDN MANCAR 3 PETERONGAN JOMBANG

SURVEI TINGKAT DAYA TAHAN JANTUNG PARU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

KONTRIBUSI KEBIASAAN BEROLAHRAGA DENGAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Pada SD Negeri Pucang I Sidoarjo)

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016, 48-55

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

Perbandingan Tingkat Kohesivitas Antara Siswa RSBI dan SSN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014,

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA

Penerapan Modifikasi Permainan Bolavoli Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MEROKOK DENGAN SISWA YANG TIDAK MEROKOK DI SMAN 11 SURABAYA TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK ( SISWA KELAS XI PERAWAT 2 SMK 10 NOVEMBER SIDOARJO)

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal

Penerapan Modifikasi Permainan Softball Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

PERBANDINGAN KECERDASAN EMOSI DAN PERCAYA DIRI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DAN PENCAK SILAT DI SMA NEGERI 1 BLUTO

PENGARUH PERMAINAN LARI ESTAFET TERHADAP KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMA NEGERI 2 BALIKPAPAN DAN SISWA SMA NEGERI 3 BALIKPAPAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS XI IPA DAN KELAS XI IPS (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMA NEHERI 3 SIDOARJO)

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER HOKI RUANGAN DI SMA/SMK SE KABUPATEN SIDOARJO

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TRIWARNO KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

Ahmad Toimul Khafid. Sapto Wibowo

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Perbedaan Bersepeda Dan Berjalan Kaki Ke Sekolah Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Permainan Tradisional untuk Meningkatkan Kerja Sama Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani,

Pengaruh Pemberian Permainan Tradisional Terhadap Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH

PROFIL KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN PROGRAM IPS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 GRESIK

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

Perbandingan Pelaksanaan PPL Tahun 2013 Dengan PPP Tahun 2014 Mahasiswa FIK Unesa

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016, 56-61

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN POLA TRANSPORTASI KE SEKOLAH YANG BERBEDA (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang)

Survei Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Sekolah Sman, MAN Dengan SMKN

PENGUKURAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMA DR.SOETOMO SURABAYA

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA MENENGAH PERTAMA NEGERI DAERAH PESISIR (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Tuban dan SMPN 6 Tuban)

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

Perbandingan Kondisi Daya Tahan Kardiorespirasi Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Olahraga

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWI SMK WIDYA KARYA TAHUN AJARAN (studi pada siswi SMK Widya Karya, Kabupaten Sidoarjo)

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DI RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN 1 DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK

PENGARUH SENAM SEMANGAT PAGI (SSP) TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SISWA KELAS XI SMAN 4 SIDOARJO

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

THE DIFFERENCES OF SOCIAL VALUES OF THE STUDENTS WHO PARTICIPATE SPORTS AND NON SPORTS EXTRACURRICULAR AT STATE HIGH SCHOOL 1 IMOGIRI BANTUL

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

PERBANDINGAN TINGKAT VO2 MAX SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DENGAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKETDI SMA NEGERI 1 DRIYOREJO

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KECUKUPAN GERAK FISIK HARIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN SISWA (Studi pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik) M. Saidud Daaroin S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya, sayyid1994@gmai.com Suroto S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya Abstrak Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dimana siswa diarahkan untuk belajar sehingga terjadi perubahan tingkat perilaku, tidak hanya menyangkut aspek fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral dengan maksud kelak anak muda itu akan menjadi percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga (PJOK) harus mampu memberikan aktifitas fisik yang cukup untuk siswanya agar memiliki kebugaran jasmani yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecukupan gerak fisik harian dengan tingkat kebugaran siswa. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen melalui pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Gresik kelas XI. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kecukupan gerak fisik harian dengan analisis data korelasi product moment. Berdasarkan hasil angket diketahui nilai terendah KGFH adalah 16,7 sedangkan nilai tertingginya 125,4. Nilai rata-rata sebesar 53,93 dengan standart deviasi sebesar 27,92. Nilai terendah untuk MFT yaitu 20,1 sedangkan nilai tertingginya 34,30 dengan nilai rata-rata 24,19 dan standard deviasi 4,25. Hasil analisis korelasi product moment pada taraf signifikansi 0,05 dengan n=30 menunjukkan bahwa R hitung lebih kecil dari pada R tabel (R hitung 0,155 R tabel 0,364). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan kecukupan gerak fisik harian dengan tingkat kebugaran siswa studi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gresik. Kata Kunci : KGFH, Kebugaran Jasmani, MFT. Abstract Physical education is a process of education through physical activities in which students are directed to learn to change the behavioral level, not only concerning aspects of the physical, but also intellectual, emotional, social and moral with the intention of later the young man will be a confident, disciplined, healthy, fit and a happy life. Learning of Physical Education, Health, and Sports (PJOK) should be able to provide enough physical activity for students to have a good physical fitness. The purpose of this study was to determine the relationship of the adequacy of physical movement daily fitness level of students. This study was non-experimental research with a quantitative approach. The population of this study were students of XI MIA 3 in SMAN 1 Gresik. The instrument of this research was a questionnaire adequacy of daily physical activity with analyze data product moment correlation. Based on the analysis, it showed that the lowest value of KGFH was 16.7, while the highest value was 125.4. The average value was 53.93 with a standard deviation of 27.92. The lowest value of MFT was 20.1 while the highest value was 34.30 with the average value of 24.19 and a standard deviation of 4.25. The results of the analysis product moment correlation at significance level of 0.05 with n = 30 indicates that r calculation smaller than the r table (r calculation 0,155 r table 0.364). Thus, it can be concluded that there was no significant relationship between adequacy of daily physical activity with fitness level students of XI MIA 3 class student in SMAN 1 Gresik. Keywords: KGFH, Physical Fitness, MFT. PENDAHULUAN Berdasarkan isi Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan mempunyai peranan penting dalam pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan pelajaran wajib di sekolah termasuk di Sekolah Dasar, karena Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan masuk dalam kurikulum pendidikan dan http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 329

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 329-333 merupakan integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai, yaitu sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, sosial dan lainlain. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup psikomotor, kognitif dan afektif. Dengan kata lain, melalui aktivitas jasmani itu siswa diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan tingkat perilaku, tidak hanya menyangkut aspek fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral dengan maksud kelak anak muda itu akan menjadi percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia (Mahardika, 2010). Di dalam dunia pendidikan, pembelajaran PJOK harus mampu memberikan aktifitas fisik yang cukup untuk siswanya agar memiliki kebugaran jasmani yang baik. Akan tetapi kenyataannya hal tersebut masih belum bisa tercapai. Dari survei yang dilakukan pusat kesegaran jasmani Depdiknas (2007) terdahulu, diperoleh informasi bahwa hasil pembelajaran Penjas di sekolah secara umum hanya mampu memberikan efek kebugaran jasmani kurang lebih 15 persen dari keseluruhan populasi peserta didik. Sedangkan dalam penelusuran sederhana lewat Test Sport Search (instrumen pemanduan bakat olahraga) dalam aspek yang erat kaitannya dengan kebugaran jasmani peserta didik SMU, peserta didik Indonesia ratarata hanya mencapai kategori Rendah. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa penjasorkes masih dirasa kurang dalam peranannya meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh Maksum (dalam Mutohir dan Maksum, 2007: 128) memberikan bukti bahwa aktivitas olahraga yang dilakukan secara teratur frekuensi tiga kali atau lebih dalam seminggu dengan setiap kali latihan 30 menit, maka akan dapat meningkatkan kualitas hidup pelakunya. Dari hasil studi yang telah disebutkan di atas maka untuk meningkatkan kwalitas hidup dan kebugaran siswa, diharapkan siswa melakukan kegiatan olahraga di luar PJOK secara rutin setiap harinya atau minimal tiga kali seminggu. Menurut WHO (2010: 10) fisik yang kurang aktif merupakan 4 faktor utama penyebab kematian di dunia, 5% kematian di dunia diakibatkan oleh kegemukan dan obesitas. Kematian di Indonesia 71% diakibatkan oleh pola hidup kurang aktif yang mengakibatkan terjangkitnya penyakit degeneratif. Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa aktivitas fisik merupakan kunci untuk mendapatkan derajat sehat yang tinggi. Macam-macam penyakit degeneratif terdiri dari diabetes, obesitas, jantung, stroke, osteoporosis, alzheimer, kanker dan parkinson. Untuk menghindari kegemukan dan obesitas, seseorang harus menerapkan pola hidup aktif (republika.com, 2015). Menurut Mahardika (2010) Kebugaran jasmani mengandung pengertian bagaimana kemampuan jasmani seseorang dalam melakukan tugas kejasmanian sehari-hari secara optimal bahkan masih dapat melakukan kegiatan jasmani tambahan lainnya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Gerak sebagai aktivitas jasmani yang merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dirinya sendiri, lingkungan sekitar, bahkan dunia. Kalau berbicara gerak yang dihubungkan dengan pendidikan di sekolah, pastilah pikiran tertuju pada mata pelajaran PJOK. Guru PJOK juga harus mengetahui kecukupan gerak fisik dan juga harus mengetahui tingkat kebugaran siswanya dalam melakukan pelajaran PJOK. Kebugaran jasmani dapat diukur melalui beberapa macam tes, salah satunya MFT (Multistage Fitnes Test). Untuk mengukur kemampuan maksimal kerja jantung dan paru-paru dengan prediksi VO2Max (Volume Oxygen Maximum). Nilai daya tahan kardiorespirasi yang mencerminkan oleh nilai prediksi kapasitas VO 2Max merupakan indikator tingkat kebugaran jasmani (Mahardika, 2010: 88). Dalam wawancara dengan salah satu guru PJOK di SMA Negeri 1 Gresik terkait dengan upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa, di Sekolah SMA Negeri 1 Gresik belum ada informasi yang memadai tentang kebugaran jasmani siswa dan belum ada upaya yang nyata untuk mengetahuinya. Secara khusus yang ingin dicari pemecahanya melalui penelitian ini adalah cara praktis yang memungkinkan guru PJOK dapat mengetahui tingkat kebugarannya dan meningkatkan kebugaran jasmani maupun kesehatan siswanya tanpa merubah atau menambah jam dan frekuensi pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka akan diteliti dengan judul Hubungan antara kecukupan gerak fisik harian dengan tingkat kebugaran siswa (studi pada siswa kelas XI MIA 3 di SMA Negeri 1 Gresik). METODE Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel dimana dibutuhkan adanya perhitungan-perhitungan terhadap data yang diperoleh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes kebugaran jasmani. Angket adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan informasi, baik menyangkut fakta atau pendapat (Maksum, 2012). Dalam 330 ISSN : 2338-798X

penelitian ini menggunakan angket kecukupan gerak fisik harian (Suciati, 2010). Tes kebugaran jasmani dalam penelitian ini menggunakan Multistage Fitness Test (MFT) untuk mengukur kemampuan maksimal kerja jantung dan paruparu dengan prediksi Volume Oksigen Maksimum (VO 2Max). Penulis memilih MFT karena dianggap sangat mudah dilakukan dibandingkan tes kebugaran jasmani lainnya. Tes ini mengukur koordinasi jantung, paru, dan pembuluh darah atau dengan kata lain Cardiovascular. Teknik analisa data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Sosial Sciences) versi 20 untuk menentukan kategori dan untuk menarik kesimpulan penelitian ini akan menentukan kategori, maka dalam mendiskripsikan hasil penelitian digunakan perhitungan statistik deskriptif sebagai berikut : 1. Perhitungan P = x 100% Persentase 2. Uji Deskriptif a. Mean 3. Pra Syarat Uji Normalitas 4. Korelasi Product Moment M = b. Standar Deviasi SD = c. Varian S = X 2 = ( ) HASIL PENELITIAN Deskriptif Data Deskripsi data dalam hasil penelitian diperoleh dari angket kecukupan gerak fisik harian (KGFH), dimana angket tersebut digunakan untuk mengetahui kecukupan gerak fisik harian siswa serta data yang diperoleh melalui MFT (Multistage Fitnes Test) yaitu untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa. Berikut penjelasan dari kedua data tersebut: 1. Kecukupan Gerak Fisik Harian (KGFH) Adapun hasil angket aktifitas olahraga dari penelitian tersebut diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1 Data KGFH Kelas KGFH Tertinggi KGFH Terendah Rata- Rata XI MIA 3 125,4 16,7 53,93 SD 27,92 Berdasarkan Tabel 1 maka dapat diketahui bahwa KGFH tertinggi 125,4 dan terendah 16,7. Sedangkan ratarata data KGFH 53,93 dengan standar deviasi data KGFH yaitu 27,92. 2. Multistage Fitnes Test (MFT) Dari penelitain tersebut diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2 Data MFT Kelas Skor Tertinggi Skor Terendah Rata- Rata XI MIA 3 34,30 20,1 24,19 SD 4,25 Berdarkan table 2 maka dapat diketahui bahwa skor tertinggi MFT 34,3 dan terendah 20,1. Sedangkan rata-rata dari data MFT yaitu 24,19, dengan standar deviasi sebesar 4,25. 3. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal, maka dapat menggunakan uji normalitas yaitu uji Kolmogorov-smirnov (K-S). Berikut adalah tabel hasil uji normalitas Kolmogorovsmirnov : Tabel 3 Uji Normalitas Variabel Z Sig Kecukupan Gerak Fisik Harian (KGFH) 0,500 0,964 Kebugaran Jasmani 0,969 0,305 Arti Normal Normal (Sumber : Lampiran 3) Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa data KGFH memiliki nilai Z sebesar 0,500 dengan signifikansi 0,964. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa variabel Kecukupan Gerak Fisik Harian (KGFH) berdistribusi normal karena nilai signifikansinya > 0,05. Sedangkan data pada variabel kebugaran jasmani memiliki nilai Z 0,969 dengan signifikansi 0,305. Sehingga data yang diperoleh juga berdistribusi normal karena nilai signifikansinya > 0,05. 4. Uji Korelasi Penghitungan untuk mengetahui hubungan antara KGFH dengan kebugaran jasmani siswa menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 20. Hasil analisis statistik korelasi Product Moment dapat dilihat pada tabel berikut: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 331

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 329-333 Tabel 4 Data Hasil Analisis Statistik Korelasi Product Moment Variabel P Value ɑ Hubungan KGFH dengan Tingkat Kebugaran Jasmani 0,155 0,364 0,414 0,05 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai lebih kecil dari (0,155 < 0,364) dan nilai P value sebesar 0,414 yang berarti lebih dari 0,05 (0,495 > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan gerak fisik harian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa (studi pada kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik). PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecukupan gerak fisik harian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa (studi pada kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik), namun penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau tidak terdapat hubungan. Hasil perhitungan statistik dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment dari Karl Person melalui program SPSS versi 20 diperoleh nilai dari lebih kecil (0,155 < 0,364) dan nilai P value sebesar 0,414, yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,414 > 0,05). Dengan demikian penelitian ini menolak hipotesis. Pada saat pengisian angket KGFH masih banyak siswa yang kurang melakukan aktivitas fisik harian seperti yang sudah di rekomendasikan. Anak usia 5 17 tahun minimal bergerak secara aktif dengan intensitas moderat ke atas selama 60 menit dengan frekuensi minimal 3 kali dalam seminggu. Dalam komponen tes MFT hanya melakukan pengukuran daya tahan tubuh seseorang sehingga banyak komponen lain yang tidak ada dalam tes tersebut diantaranya kekuatan, kelentukan, komposisi tubuh, daya tahan, kelincahan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan reaksi, dan daya ledak (Nurahasan, dkk, 2005). Hasil penelitian juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang secara detail peneliti tidak mengkaji, sehingga penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan seperti faktor genetik, umur, jenis kelamin, status gizi, kadar hemoglobin, kebiasaan merokok, status kesehatan dan kecukupan istirahat (Nurhasan, dkk, 2010). Siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik sebanyak 34 siswa, namun pada penelitian ini hanya mengambil 30 data siswa dikarenakan 4 siswa berhalangan hadir karena dispensasi untuk menyambut tim penilaian adiwiyata dari pusat. Berdasarkan data dari 30 siswa yang telah terkumpul dapat dilihat bahwa lamanya siswa melakukan aktivitas fisik harian dalam kategori moderat ke atas berbeda-beda. Siswa yang kurang melakukan aktivitas fisik harian dalam kategori moderat menunjukkan nilai aktivitas fisik hariannya hanya 16,7 menit/hari, hal ini berbeda jauh dengan siswa yang aktif melakukan aktivitas fisik harian dalam kategori moderat yaitu selama 125,4 menit/hari. Siswa yang mendapatkan nilai VO 2Max yang terendah adalah 20,1 dengan tingkatan 2 dari balikan ke 1. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tertinggi VO 2Max adalah 34,3 dengan tingkatan ke 6 balikan ke 4. Dalam norma kebugaran berdasarkan VO2Max pada tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani dalam kategori kurang sekali. Artinya keseluruhan atau 100% siswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah. Maka dengan diketahuinya hubungan kecukupan gerak fisik harian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Gresik dimaksudkan agar siswa yang memiliki KGFH yang kurang dan tingkat kebugaran yang rendah atau sangat kurang sekali diharapkan lebih membiasakan diri untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin melalui kegiatan olahraga yang berada di sekolah yaitu ekstrakurikuler futsal, bola voli, basket, dan beladiri serta kegiatan olahraga yang dilakukan di luar sekolah salah satunya yaitu dengan mengikuti salah satu cabang olahraga di sebuah klub olahraga atau dengan bermain permainan tradisional bersama teman sebaya seperti gobak sodor, petak umpet, boi-boian, dan lain sebagainya. Karena aktivitas olahraga yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan memberikan berbagai macam manfaat bagi kesehatan tubuh dan perkembangan motorik siswa. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru PJOK di sekolah tersebut lebih terampil dan mempunyai ide-ide baru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar serta mengoptimalkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani para siswanya melalui aktivitas olahraga di lapangan seperti memberikan permainan atau game untuk mencairkan suasana yang riang dan gembira. sehingga dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran PJOK di SMA Negeri 1 Gresik. SIMPULAN Berdasarkan pengolahan data pada bab IV, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara kecukupan gerak fisik harian (KGFH) dengan tingkat 332 ISSN : 2338-798X

kebugaran jasamani siswa studi pada kelas XI SMA N 1 Gresik karena jumlah rhitung 0,155 < rtabel 0,364. SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disarankan: 1. Bagi siswa baiknya menambah aktivitas fisik harian yang termasuk dalam kategori moderat ke atas di luar sekolah karena aktivitas fisik yang dilakukan di dalam lingkup sekolah khususnya dalam pembelajaran PJOK tidak cukup bisa membuat siswa menjadi bugar. 2. Bagi Guru PJOK, data hasil aktivitas fisik harian, dan tingkat kebugaran jasmani siswa dapat digunakan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi peserta didik dan mencari cara untuk meningkatkan kebugarannya. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian diluar objek penelitian ini seperti tes TKJI ( Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) atau lari cooper 2,4 km untuk mengukur kebugaran jasmani. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembang Pusat Kurikulum. Mahardika, I Made Sriundy. 2010. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Surabaya: Unesa Universty Press. Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa Universty Press. Maksum, Ali. 2009. Statistik Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa Universty Press. Mutohir, T dan Maksum, A. 2007. Sport Development Index: PT. Indeks. Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya: Unesa University Press. Suciati. 2010. Dampak Kegiatan fisik harian (Daily Physical Activity) Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani, Pertumbuhan Badan, dan Status Gizi Siswa. (Studi pada siswa kelas V-c SDN kedung turi dan kelas V SDN sepanjang I taman sidoarjo). Tesis Program Studi S2 Pendidikan Olahraga. Program Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya. WHO. 2010. GLOBAL RECOMENDATIONS ON PHYSICAL ACTIVITY FOR HEALTH. ONLINE TERSEDIA DI HTTP://WWW.WHO.INT/DIETPHYSICALACTIVITY/PHYSICAL- ACTIVITY-RECOMMENDATIONS-5-17YEARS.PDF TANGGAL 27 MARET 2016. DIAKSES http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 333