Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

Kelimpahan dan Distribusi Gastropoda Di Zona Intertidal Teluk Sikulo Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastropoda atau dikenal sebagai siput merupakan salah satu kelas dari filum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kupang Barat Kabupaten Kupang pada Bulan November- Desember 2014

KEANEKARAGAMAN DAN KEPADATAN GASTROPODA DI PERAIRAN DESA MORINDINO KECAMATAN KAMBOWA KABUPATEN BUTON UTARA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(1),Januari 2015 ISSN:

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

SIPUT GASTROPODA PADA ALGA MAKRO DI TANJUNG ARAKAN DAN PANTAI PULAU NAIN PROVINSI SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. maka lautan merupakan satu-satunya tempat kumpulan organisme yang sangat. besar di planet bumi (Resosoedarmo, dkk, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega-biodiversity dengan tingkat

Kelimpahan, Keanekaragaman dan Kemerataan Gastropoda di Ekosistem Mangrove Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

The Association of Gastropods and Seagrass in Coastal Waters of Beruk Island of North Rupat of Riau Province

KOMUNITAS DAN PREFERENSI HABITAT GASTROPODA PADA KEDALAMAN BERBEDA DI ZONA LITORAL DANAU SINGKARAK SUMATERA BARAT TESIS OLEH: YULI WENDRI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODA PENELITIAN. Kabupaten Indragiri Hilir terletak pada posisi 102*52,28-103*18,9' BT dan

KOMPARASI STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI BANTAYAN KOTA DUMAGUETE FILIPINA DAN DI TANJUNG MERAH KOTA BITUNG INDONESIA

STUDI KEPADATAN DAN PENYEBARAN ECHINODERMATA DI SEKITAR RATAAN TERUMBU KARANG DI DESA WAEURA KECAMATAN WAPLAU KABUPATEN BURU

Subagio 1 & Agus Muliadi 2 1&2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram. -

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI GASTROPODA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KECAMATAN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

YULIANA KARSIN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE DAN BEKANTAN (KKMB) KOTA TARAKAN. Fanny Septiani dan 2) Dhimas Wiharyanto

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan, keperluan rumah tangga dan industri. Ekosistem pesisir dan laut

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(2), MEY 2015 ISSN:

KEKAYAAN DAN KEPADATAN GASTROPODA BERDASARKAN TIPE PANTAI DI PERAIRAN PANTAI DESA SULI DAN WAAI KABUPATEN MALUKU TENGAH

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

KEPADATAN, KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI GASTROPODA DI DANAU DIATAS, KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT

DISTRIBUSI VERTIKAL KARANG BATU (SCLERACTINIA) DI PERAIRAN DESA KALASEY, KABUPATEN MINAHASA

Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, * korespondensi:

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI SEBARAN GASTROPODA DI ZONA LITORAL DAERAH PULAU PUCUNG. Alman Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI KELURAHAN TONGKAINA MANADO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan

Sriyanti. I. A. Salmanu. Progam Studi Pendidikan Biologi. Abstract

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perairan Indonesia. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN INTERTIDAL BUKIT PIATU KIJANG, KABUPATEN BINTAN

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Preferensi Substrat dan Kepadatan Populasi Faunus Ater Di Perairan Ekosistem Mangrove Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

3. METODE PENELITIAN

STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. *

Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Gastropods Community Structure in the Mangrove Ecosystem in the Teluk Buo, Bungus Sub-district,Teluk Kabung District, Padang, Sumatera Barat Province

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PANTAI KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN MOLLUSCA SEBAGAI BAHAN AJAR BAGI SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk segilima, mempunyai lima pasang garis

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

BAB I PENDAHULUAN. di danau dan lautan, air sungai yang bermuara di lautan akan mengalami

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

KEANEKARAGAMAN JENIS GASTROPODA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI SEPANJANG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

STRUKTUR KOMUNITAS MOLLUSCA PENEMPEL PADA VEGETASI MANGROVE DI PULAU KASU KECAMATAN BELAKANG PADANG KOTA BATAM

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Desa Lamu Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo

Community Structure Gastropod on Mangrove Ecosystems in the Kawal River Kabupaten Bintan

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2016 (p-issn: ; e-issn: ) (Halaman )

TINJAUAN PUSTAKA. satuan dengan kisaran 0 3.Tingkat keanekaragaman akan tinggi jika nilai H

PERSENTASE TUTUPAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI SEPANJANG PESISIR TAMAN NASIONAL BUNAKEN BAGIAN UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. indonesia adalah perairan dan lautan dengan 2,7 juta km 2 zona ekonomi eksklusif

3. METODOLOGI PENELITAN

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

ANALISIS MAKROZOOBENTOS PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN BARRU

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Korelasi Sebaran Gastropoda dan Bahan Organik Dasar pada Ekosistem Mangrove di Perairan Pantai Payum, Merauke

JurnalIlmiahPlatax Vol. 4:(1), Januari 2016 ISSN:

KELIMPAHAN GASTROPODA PADA HABITAT LAMUN DI PERAIRAN TELUK UN MALUKU TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI BIOEKOLOGI IKAN GELODOK (FAMILI : GOBIIDAE) DI PANTAI BALI DESA MESJID LAMA KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Transkripsi:

Keberadaan Gastropoda Intertidal Di Pantai Malalayang, Sulawesi Utara 1 The Existence of Intertidal Gastropods in Malalayang Beach, North Sulawesi Irawati RJC Roring 2, Fransine B Manginsela 3, Boyke H Toloh 3 ABSTRACT This study aims to determine the density, relative density and patterns of distribution of gastropods and diversity index gastropod community in the intertidal Malalayang Beach (behind Minanga Hotel), North Sulawesi. Gastropods sampling using quadratic size 0.5x0.5 m 2 placed systematically and proportionally on dead coral sandy substrate mix mud, rocks slightly sandy substrate and substrate-sized stones. The results found have been changes in the number of species of the 30 species of gastropods (Manginsela, 1998) now to only 15 species. While the density of intertidal Malalayang gastropods contained 0,13 and the current range of 0.06-0.13 individu/m 2 and relative density ranged from 2%-38.5%. Diversity index contained in the intertidal gastropod dead coral layered thin smear highest H' = 2.412 following the rocky region is H' = 2.232, and the lowest in the region b is H' = 2.059. Dispersal patterns in the intertidal gastropod are all randomized except Cypraea felina the distribution pattern of the group. Keywords : gastropod, distribution ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui kepadatan, kepadatan relatif dan pola penyebaran dari masing-masing jenis gastropoda serta indeks keanekaragam komunitas gastropoda di intertidal Pantai Malalayang (di belakang Minanga Hotel), Propinsi Sulawesi Utara. Pengambilan contoh gastropoda menggunakan kuadrat ukuran 0.5x0.5 m 2 yang ditempatkan secara sistimatis dan proporsional pada substrat karang mati berpasir campur lumpur, substrat bebatuan sedikit berpasir substrat batu-berukuran. Hasil penelitian menemukan telah terjadi perubahan jumlah spesies gastropoda dari 30 spesies (Manginsela, 1998) menjadi hanya 15 spesies. Sedangkan kepadatan gastropoda yang terdapat di intertidal pantai Malalayang dari berkisar 0,13 individu/m 2 saat ini 0,06-0,13 individu/m 2 dan kepadatan relatif berkisar 2% - 38,5%. Indeks keanekaragaman gastropoda yang terdapat di intertidal karang mati berlapis lumpur tipis tertinggi adalah H = 2,412 menyusul kawasan berbatu adalah H = 2,232 serta terendah kawasan pada kawasan b adalah H = 2,059. Pola penyebaran gastropoda di intertidal ini semuanya acak kecuali Cypraea felina yang pola penyebarannya kelompok. Kata kunci : gastropoda, distribusi 1 Bagian dari skripsi 132

2 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK-UNSRAT 3 Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi PENDAHULUAN Hotel dengan letak geografis sekitar Gastropoda yang dikenal dengan sebutan siput atau keong adalah hewan berkaki perut (gaster = perut dan podos = kaki). Gastropoda bercangkang tunggal dan berbentuk tabung yang melingkar/terpilin seperti spiral, namun ada juga yang tidak memiliki cangkang (Oemarjati, 1990 in Nontji, 2007). Keong laut dijumpai di berbagai jenis lingku-ngan dan bentuknya biasanya telah menyesuaikan diri untuk lingkungan tersebut. Cangkang gastropoda bervari-asi antara lain operculate, non oper-culate, sinistral, dekstral, dicoidal, peteli-form cangkang dengan lekukan yang dangkal, dalam menara yang kecil. Hewan ini memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi, karena gastropoda adalah kelompok organis-ma yang jenis-nya terbanyak dalam kelompok molus-ka. Sedangkan moluska memiliki keane-karagaman hayati kedua tertinggi sete-lah serangga. Penelitian ini dimaksud-kan untuk menambah ketersediaan informasi tentang komunitas gastropoda daerah intertidal. Lebih jauh dapat men-deskripsikan jenis yang ada, kepadatan jenis dan kepadatan relatif serta indeks keanekaragaman dan pola penyeba-rannya. Ketersediaan informasi tentang komunitas gastropoda daerah dapat dideskripsikan guna mendukung upaya pengelolaan sumberdaya hayati laut agar terpelihara keberadaannya, kelestariannya secara berkelanjutan. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam memberikan informasi bagi upaya pengelolaan sumberdaya hayati perairan pesisir pantai yang terpadu sehingga memberikan hasil guna yang optimal dan berkelanjutan. METODE Penelitian dilakukan di intertidal pantai Malalayang, Provinsi Sulawesi Utara. Tepatnya di belakang Minanga 01º27 33,3" LU dan 124º49 02,4" BT (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan dengan menempatkan kuadrat pada 6 garis transek yang tegak lurus garis pantai dengan jarak 10 m antar transek dan jarak 10 m antar kuadrat. Penempatan transek dilakukan pada tiga macam habitat yakni : Kawasan A yang didominasi oleh substrat karang mati berpasir campur lumpur (30 kuadrat); Kawasan B didominasi bebatuan sedikit berpasir (12 kuadrat) dan Kawasan C batu-berukuran sedang sampai besar (6 kuadrat). Semua siput yang ditemukan, diidentifikasi di Laboratorium Hidrobioekologi dan Biometrika Perikanan FPIK-Unsrat dengan menggunakan buku acuan Compendium of Seashells (Abbot dan Dance, 1988). Data dianalisis untuk mendapatkan nilai kepadatan jenis (jumlah perspesies/total spesies) dan kepadatan relatif (total individu spesies/ total individu seluruh spesies x 100 %), indeks keanekaragaman H = - pi ln pi, pola penyebaran (ᵪ2 = 1 : seragam; ᵪ2 > 1 : mengelompok dan ᵪ2 < 1 : acak), HASIL DAN PEMBAHASAN Gastropoda Gastropoda yang ditemukan di intertidal (kawasan pasang surut) Pantai Malalayang Sulawesi Utara disajikan pada Gambar 2. Pada substrat karang mati berpasir dan berlumpur tipis (kawasan A) ada 15 jenis dengan kepadatan tertinggi pada jenis Batillaria sp. (0,2 ind/m 2 ) dan kepadatan yang terendah pada jenis Cypreae annulus (0,1 ind/m 2 ). Sedangkan pada kawasan B hanya ada10 jenis dengan kepadatan tertinggi pada jenis Festilyria ponsonby (0,25 ind/m 2 ) dan kepadatan yang 133

terendah pada 4 jenis yakni Priene scartum, Oliva oliva, Mitra imprialis dan Coralliopila parva (ind/m 2 ), Kawasan C juga ada 10 jenis dengan kepadatan tertinggi pada jenis Cypreae felina (0,2 individu/m 2 ) dan kepadatan yang terendah pada 6 jenis yakni Priene scartum, Nerita fulgurans, Nassarius crematus, Coralliophyla parva, Cypreae annulus, dan Conuser mineus (0,16 individu/m 2 ). Distribusi spesies seperti Batillaria sp dan Conus ebraeus serta Conus vicweei tidak ditemukan pada kawasan B dan C, karena dominan intertidal berlumpur dan karang mati. Cypraea felina dan Nerita fullgurans tidak ditemukan pada Kawasan B, karena Cypraea felina berada di balik batu, Oliva oliva tidak ditemukan pada kawasan C, karena hanya pada daerah berlumpur dan berpasir. Manginsela (1998) melapor-kan kawasan ini sebelumnya ada 30 jenis. Telah terjadi perubahan karena reklamasi di wilayah ini. relatif yakni persentase dari proporsi jumlah setiap spesies dibandingkan dengan jumlah semua spesies disajikan Tabel 1. Indeks Keanekaragaman Spesies Keanekaragaman merupakan indeks yang digunakan untuk menduga kondisi perairan dikatakan baik bila memiliki nilai keanekaragaman tinggi, jumlah organisme yang banyak dan tidak terjadi dominasi oleh salah satu atau beberapa jenis organisme (Manguran, 1988). Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman pada kawasan A tertinggi yakni H = 2,412, diikuti dengan nilai keanekaragaman kawasan B yakni H = 2,232 dan terendah nilai keanekaragaman kawasan C yakni H = 2,059 (Gambar 3). Keanekaragaman komunitas biasanya digunakan untuk menilai kesuburan perairan bahkan ada yang digunakan untuk menilai pencemaran perairan. Nilai indeks keanekaragaman sebelumnya (Manginsela, 1998) pada daerah yang sama adalah 2,809, berarti ada perubahan nilai keragaman pada kawasan tersebut. Secara umum nilai keanekaragaman hayati pada kawasan ini menunjukkan kondisi perairan ini cukup baik. Pola Penyebaran Pola penyebaran gastropoda di kawasan A, B dan C adalah pola penyebaran acak kecuali Cypraea feline yang berkelompok (Tabel 2). Umumnya organisma di alam mempunyai pola penyeberan acak. Benton dan Werner (1976) in Lalita (1985), menjelaskan bahwa pola sebaran mengelompok dari populasi mempunyai dua sifat, yakni temporer dan permanen. Pola penyebaran mengelompok akan terjadi pada saat memijah, makan dan juvenil terkumpul bersama induknya. KESIMPULAN Gastropoda yang terdapat di intertidal Pantai Malalayang ada 15 jenis yakni : Batillaria minima, Batillaria sp, Conus ebraeus, C. ermineus, C. vicweei, Coralliophila parva, Festilyria ponsonby, Cypraea annulus, C. felina, Morula uva, Mitra imperialis, Nassarius crematus, Nerita fulgurans, Oliva oliva dan Priene scarbum. Jenis gastropoda tertentu berada pada habitat tertentu pula. gastropoda yang terdapat di intertidal Pantai Malalayang berkisar 0,06-0,13 individu/m 2 dan kepadatan relatif berkisar 2%-38,5%. Indeks keanekaragaman gastropoda yang terdapat di intertidal Pantai Malalayang pada kawasan A tertinggi adalah H = 2,412 menyusul kawasan C adalah H = 2,232 serta terendah kawasan pada kawasan B adalah H =2,059. Pola penyebaran gastropoda di intertidal ini semuanya acak kecuali Cypraea felina yang pola penyebarannya kelompok. DAFTAR PUSTAKA 134

Abbot, R.T. dan S.P. Dance. 1988. Compendium of Seashells, E. P. Dutton. Inc. 411 hal Lalita, J.D. 1985. Telaah Bioekologi Populasi Gastropoda Littorina scabra L di Daerah Hutan Bakau, Sarani Matani Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa, TESIS Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Unsrat Manado. 84 hal. Manguran, S. 1988. Ecologycal Diversity and As Measurement. Princeston. New Jersey. 179 Hal. Manginsela, F.B. 1998. Ekostruktur dan sebaran spasial komunitas Gastropoda di Kawasan Pasang Surut Teluk Manado. Sulawesi Utara. Tesis IPB. 76 hal. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. 372 hal. Gambar 1. Lokasi Penelitian di Intertidal Pantai Malalayang Batillaria sp, Cypraea arabica, Oliva oliva, Cypraea annulus 135

Mitra imperialis, Nassarius crematus, Strombus bulla, Priene scarbum, Coralliophila parva Gambar 2. Jenis Gastropoda di Intertidal Pantai Malalayang Sulawesi Utara Gambar 3. Nilai Keragaman Komunitas Gastropoda Intertidal Pantai Malalayang Tabel 1. Jenis dan Relatif Gastropoda di Intertidal Pantai Malalayang Jenis Kawasan A Kawasan B Kawasan C (Ind/m 2 ) Relatif (%) (Ind/m 2 ) Relatif (%) (Ind/m 2 ) Relatif (%) Batillaria minima 0,133 9.04 0,16 16,6 Batillaria 0,2 13.59 Conus ebraeus 0,1 6.79 Conus ermineus 0,133 9.04 0,16 16,6 0,16 4,64 Conus vicweei 0,133 9.04 Coralliophila parva 0,066 4.48 0,08 8,33 0,16 4,64 Festilyria ponsonby 0,066 4.48 0,025 25 0,33 9,54 Cypraea annulus 0,033 2.24 0,16 16,6 0,16 4,64 Cypraea felina 0,1 6.79 1,33 38,55 Morula uva 0,2 13.59 0,16 16,6 0,33 9,54 Mitra imprialis 0,066 4.48 0,08 8,33 0,50 14,50 Nassarius crematus 0,066 4.48 0,16 16,6 0,16 4,64 Nerita fullgurans 0,01 0.68 0,16 4,64 Oliva oliva 0,066 4.48 0,08 8,33 136

Priene scartum 0,1 6.79 0,08 8,33 0,16 4,64 Jumlah 15 100 10 100 10 100 Tabel 2. Pola Penyebaran Gastropoda di Intertidal Pantai Malalayang J e n i s s 2 Kawasan A Kawasan B Kawasan C ᵪ2 Pola Penyebaran s 2 ᵪ2 Pola Penyebaran s 2 ᵪ2 Pola Penyebaran Batillaria minima 0,1231 26,78 Acak 0,1515 10 Acak Batillaria 0,1655 24 Acak Conus ebraeus 0,0931 27 Acak Conus ermineus 0,1231 26,78 Acak 0,1515 10 Acak 0,2 6 Acak Conus vicweei 0,1195 26 Acak Coralliophila parva 0,0643 28 Acak 0,0833 11 Acak 0,2 6 Acak Festilyria ponsonby 0,0643 28 Acak 0,2045 9 Acak Cypraea annulus 0,0333 29 Acak 0,1515 10 Acak 0,2 6 Acak Cypraea felina 0,0931 27 Acak 0,5 1,9 Kelompok Morula uva 0,1655 24 Acak 0,0833 10 Acak 0,3 4,5 Acak Mitra imprialis 0,0643 28 Acak 0,1515 11 Acak 0,7 7 Acak Nassarius crematus 0,0643 28 Acak 0,0833 10 Acak 0,167 5 Acak Nerita fulgurans 0,0931 27 Acak Oliva oliva 0,0643 28 Acak 0,0833 11 Acak 0,167 5 Acak Priene scartum 0,0931 27 Acak 0,1515 11 Acak 0,167 5 Acak 137

138