BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

Fransiskus Hamonangan-L2B Co-Housing Di Kota Semarang 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan transportasi meningkat dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, saat ini

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMAN RIA DI SEMARANG

PENATAAN KORIDOR JALAN GANG PINGGIR SEBAGAI PEDESTRIAN MALL PECINAN SEMARANG

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN LETJEN S. PARMAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN DI PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

Waterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN

Institut Seni Indonesia di Semarang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WATERPARK DI PANTAI MARON SEMARANG

Bab 1 Pendahuluan Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan perekonomian akan turut meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Rusunawa Khusus Buruh di Kawasan Industri Air Raja Tanjungpinang 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada abad ke 14, bangsa Tionghoa mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan antara India dan Tiongkok melalui jalur laut. Kemudian pada abad ke 19, Pecinan di kota-kota pedalaman Pulau Jawa mulai berkembang pesat, yang merupakan abad penjajahan Belanda. Warga Tionghoa ini merantau dan membaur dengan penduduk lokal serta membawa keluarga mereka untuk kemudian membentuk perkampungan sendiri yang sering disebut dengan Kampung China atau Pecinan. Pecinan sendiri terbentuk karena dua faktor, yaitu: Faktor politik, berupa peraturan pemerintah lokal (Belanda) yang mengharuskan masyarakat Tionghoa dikonsentrasikan di wilayah-wilayah tertentu supaya lebih mudah diatur (Wijkenstelsel). Di waktu-waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk atau keluar dari pecinan (Passenstelsel) semisal di pecinan Batavia. Faktor sosial berupa keinginan sendiri untuk hidup berkelompok. Ini sering dikaitkan dengan sifat ekslusif orang Tionghoa. Pecinan sendiri tidak hanya berada di Indonesia saja, akan tetapi juga ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura bahkan ke berbagai belahan dunia lain, seperti Kanada, Amerika Serikat, Eropa dan negara lainnya dimana warga Tionghoa merantau. Saat ini, kawasan-kawasan ini telah menjadi tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kawasan Pecinan telah dikenal secara luas sebagai domain ekonomi kota, bahkan hampir setiap kota di Nusantara memiliki tipikal kawasan Pecinan yang berfungsi sebagai pusat ekonomi (perdagangan, jasa) dan pemukiman khas warga Tionghoa. Sebagai sebuah zona perkotaan yang memiliki keunikan khusus, baik dari segi etnis dan fungsi, selain perbedaan fisiknya, Pecinan menyimpan keunikan, potensi dan masalah, baik aspek-aspek perkotaan, arsitektur, dan sosial budaya. Pecinan mengandung nilai sejarah bagi perkembangan kota baik secara fisik maupun sosial budaya. Akan tetapi, perkembangan dan pertumbuhan kota seringkali mempengaruhi kawasan-kawasan di kota tersebut, terutama Pecinan, dimana kawasan-kawasan ini akan berusaha membenahi, menambah dan membangun fasilitas-fasilitas baru dalam upaya mewadahi aktifitas maupun tuntutan-tuntutan yang semakin bertambah. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus agar perkembangan kota yang pesat tidak mengurangi kekhasan dari kawasan Pecinan tersebut, termasuk dari segi arsitektur bangunannya. Sehingga, kawasan Pecinan, selain sebagai kawasan wisata belanja juga dapat menjadi pembentuk citra kota yang dapat menjadi aset bagi kemajuan pariwisata kota tersebut. Kota Magelang terkenal sebagai Kota Transit, dimana kota ini terletak strategis di jalur perekonomian Magelang-Yogyakarta-Purworejo dan jalur wisata Yogyakarta-Borobudur-Kopeng dan dataran tinggi Dieng. Ragam wisata yang ada bervariasi mulai dari taman rekreasi, wisata sejarah (museum), wisata sejarah arsitektur peninggalan Belanda hingga wisata belanja yang mulai dikembangkan oleh Pemerintah Kota Magelang sejak tahun 2011. Kawasan Pecinan Kota Magelang terletak di pusat kota, letaknya stategis karena berdekatan dengan ruang publik kota, yaitu alun-alun kota Magelang yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan modern. Pecinan Kota Magelang 1

merupakan salah satu destinasi belanja bagi masyarakat kota Magelang dari berbagai kalangan yang cukup ramai dan wisatawan/pelancong yang sedang plesir di objek-objek wisata di Kota Magelang. Terutama di penggal Jalan Pemuda, karena aktivitas perdagangannya terletak di sepanjang jalan tersebut yang dibuktikan dengan deretan pertokoan(arcade). Berbeda dengan Pecinan-pecinan di kota lain, Pecinan di kota Magelang tidak menampakkan ciri khas Arsitektur Cina dibuktikan dengan tidak adanya ruang penerima (gate) dan bentuk arsitekturnya yang cenderung lebih modern, akibat dari perkembangan ekonomi perdagangannya yang pesat sehingga fasade-fasade bangunan lebih mengarah ke bentuk retail-retail/deretan pertokoan. Hanya sedikit diantaranya masih mempertahankan arsitektur bangunan Cina. Mulai tahun 2010, perkembangan kota Magelang cenderung mengarah ke pinggir kota (Kabupaten Magelang), yaitu munculnya berbagai pusat-pusat perbelanjaan modern seperti supermarket, department store dan mall. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan ini menyebabkan kegiatan perdagangan di kawasan Pecinan mulai menurun, yang didukung dengan tingkat konsumtif masyarakat kota Magelang yang tinggi dan euphoria pusat perbelanjaan modern yang baru. Beberapa ruko-ruko yang ada di Pecinan mulai ditinggal dan dibiarkan kosong terutama bangunan-bangunan yang sudah tua. Pecinan sendiri memiliki potensi yang tidak kalah menarik terutama di saat festival-festival yang diadakan di Kota Magelang karena berlokasi di alun-alun dan sepanjang jalan Pemuda seperti festival tahun baru Cina (Imlek), Festival Hari Kemerdekaan RI, Festival Ulang Tahun Kota Magelang, dan Magelang Night Carnival yang juga merupakan rangkaian dari acara ulang tahun Kota Magelang. Terutama pada kawasan Klenteng Liong Hok Bio, yang merupakan penanda kawasan Pecinan dan datangnya kaum Tionghoa pada tahun 1925-1930an. Dimana kawasan ini merupakan kawasan yang memiliki identitas kuat pada Pecinan Jalan Pemuda tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan perencanaan dan perancangan baru untuk meningkatkan vitalitas kawasan Pecinan di Jalan Pemuda Kota Magelang agar dapat menjadi kawasan wisata belanja yang menarik di kota tersebut. 1.2. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dari penyusunan LP3A ini adalah menyusun landasan program perencanaan dan perancangan di Jalan Pemuda Pecinan Magelang dengan konsep Pedestrian Mall. Sedangkan sasaran penyusunan adalah tersusunnya suatu usulan langkah langkah pokok proses perencanaan dan perancangan Penataan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan Konsep Pedestrian Mall berdasarkan aspek aspek panduan perancangan (design guide lines aspects) dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3. MANFAAT Secara subyektif LP3A ini disusun sebagai salah satu persyaratan menempuh Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang untuk Proposal Tugas Akhir yang diajukan, sebagai langkah awal dalam proses Tugas Akhir sebelum tahap penyusunan LP3A dan Studio Grafis. Sedangkan secara obyektif, sebagai wawasan dan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa yang akan menempuh Tugas Akhir maupun mahasiswa lain serta masyarakat umum yang membutuhkan. Selain itu juga bermanfaat sebagai pedoman/acuan dalam perancangan penataan penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang. 2

1.4. RUANG LINGKUP Pembahasan dititikberatkan pada hal hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Penataan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan Konsep Pedestrian Mall ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur sepeeti aspek kontekstual, fungsional, teknis, kinerja dan arsitektural. Sedangkan data, informasi dan permasalahan diluar bidang ilmu aristektur sejauh masih berkaitan dengan faktor faktor perencanaan fisik sebagai informasi pendukung mengenai tinjauan Pedestrian Mall dan konteks Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Kota Magelang. 1.5. METODE PEMBAHASAN Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 1. Metode Deskriptif Yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: studi pustaka/ studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. 2. Metode Dokumentatif Yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari foto-foto yang dihasilkan. 3. Metode Komparatif Yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap suatu Pedestrian Mall di suatu kota yang sudah ada untuk mengetahui aktivitas, fasilitas, dan utilitas kawasan yang akaan digunakan sebgai acuan dalam pendekatan perencanaan Penggal Jalan Pemuda Magelang. Dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Penataan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan Konsep Pedestrian Mall. 1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Kerangka bahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul Penataan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan Konsep Pedestrian Mall adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, metode penulisan dan sistematika bahasan yang mengungkapkan permasalahan secara garis besar serta alur pikir dalam menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A). BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai literatur tentang tinjauan umum Pedetsrian Mall, tipe Pedestrian Mall, faktor penentu tipe mall, aspek yang mempengaruhi kualitas ruang pedestrian, kategori perjalanan pejalan kaki, tinjauan umum Chinatown, tinjauan 3

BAB III BAB IV BAB V kenudayaan Cina dan tinjauan arsitektur Cina, tinjauan integrasi ruang kota Roger Trancik, tinjauan elemen fisik perancangan kota Hamid Shirvani, teori citra Kevin Lynch,, serta tinjauan teoritis mengenai standar standar perancangan ruang, serta tinjauan studi banding Pedestrian Mall yang sudah ada. TINJAUAN KOTA MAGELANG Membahas tentang tinjauan kota Magelang berupa data data fisik dan nonfisik serta potensi dan masalah Penggal Jalan Pemuda Magelang dengan tinjauan khusus mikro Kawasan Segitiga Klenteng Liong Hok Bio. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PEDESTRIAN MALL DI JALAN PEMUDA PECINAN Berisi tentang kajian/ analisa perencanaan yang pada dasarnya berkaitan dengan pendekatan integrasi kota dan elemen perancangan kota serta pedekatan aspek perancangan meliputi aspek kontekstual, fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, dan aspek arsitektural. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PEDESTRIAN MALL DI JALAN PEMUDA PECINAN Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur untuk Pedestrian Mall di Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Kota Magelang yang akan digunakan sebagai acuan dalam tahap desain grafis. 4

1.7. ALUR PIKIR AKTUALITA Kota Magelang merupakan jalur perekonomian Magelang-Yogyakarta-Purworejo dan jalur wisata Yogyakarta- Borobudur-Kopeng dan dataran tinggi Dieng. Kawasan Pecinan merupakan kawasan destinasi belanja di Kota Magelang Jalan Pemuda Kawasan Pecinan terletak strategis di pusat kota berdekatan dengan Alun-alun Kota Magelang Terdapat embrio Festival Kebudayaan (Imlek, Hari Kemerdekaan, Ulang Tahun Kota, Magelang Night Carnival) di sepanjang jalan Pemuda Kawasan Pecinan Kota Magelang Kawasan Klenteng Liong Hok Bio memiliki karakter kuat Pecinan di jalan Pemuda. URGENSI Dibutuhkan adanya penataan di jalan Pemuda Kawasan Pecinan ini untuk dijadikan sebagai salah satu bentuk wisata belanja yang mampu menjadi magnet pembeli dan wisatawan. Penataan ini juga diharapkan mampu mengembalikan vitalitas, citra dan kekhasan kawasan sebagai pemukiman khas kaum Tionghoa dan salah satu landmark kota Magelang ORIGINALITAS Perencanaan dan perancangan kawasan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang berkonsep Pedestrian Mall yang mampu meningkatkan perekonomian dan pariwisata, mendorong pembangunan kawasan yang terarah, serta meningkatkan vitalitas kawasan agar menjadikannya sebuah kawasan wisata belanja yang menarik bagi penduduk dan wisatawan di Kota Magelang. Tujuan: Mendapatkan landasan konseptual perencanaan dan perancangan pada penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan konsep Pedestrian Mall Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah dasar perencanaan dan perancangan Penataan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan Konsep Pedestrian Mall, berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (Design Guidelines Aspect). Ruang Lingkup Merencanakan dan merancang penggal jalan Pemuda Kawsan Pecinan Magelang dengan konsep Pedestrian Mall dengan mikro kawasan segitiga Klenteng Liong Hok Bio termasuk dalam kategori kawasan koridor beserta perancangan tapak lingkungan sekitarnya. F E E D B A C Studi Pustaka : Teori Pedestrian Mall Teori Elemen Perancangan Kota Teori Integrasi Kota Tinjauan Pecinan Studi Lapangan Tinjauan Jalan Pemuda dalam lingkup kota Tinjauan Jalan Pemuda sebagai Perdagangan dan Jasa Tinjauan Kawasan Segitiga Klenteng Liong Hok Bio Studi Banding Jalan Braga Bandung Jalan Pasar Baru Jakarta Jalan Sabang Jakarta Jalan Malioboro Yogyakarta K Kompilasi data dengan studi pustaka sehingga didapat permasalahan serta masukan dari pihak studi banding dan masukan dari instansi Pemerintah sebagai pengelola Kota sehingga menghasilkan Perancangan Pedestrian Mall di Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang yang dapat menjadi solusi permasalahan Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Penataan Penggal Jalan Pemuda Kawasan Pecinan Magelang dengan Konsep Pedestrian Mall Gb.1. Diagram Alur Pikir Sumber: Penulis, 2013 5