BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA TAPAK

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk

BAB V ANALISIS SINTESIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

International Fash on Institute di Jakarta

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

RINGKASAN. mendukung keberadaan Taman Laut Banda dengan mempertimbangkan aspek

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB lll METODE PERANCANGAN. pengembangan dari sebuah ide. Metode yang dipakai dalam perancangan ini yaitu

BAB III METODE PERANCANGAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

Tabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 )

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Pelesir. Menemukan Sisi Lain. Hutan. Travel 3Sixtyo Indonesia/Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

Pengembangan RS Harum

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi

METODOLOGI Waktu dan Tempat

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN RUMAH RETRET di KALIURANG, SLEMAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

Gambar 1. Peta Prakiraan Cuaca Hujan Mei 2018 (Sumber : Stasiun Klimatologi Karangploso Malang)

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. beberapa permasalahan lingkungan yang muncul akibat eksploitasi sumber daya alam

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. BANTEN b. Bila ditinjau dari faktor tingkat pendidikan masyarakat yang berpendidikan dan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

Transkripsi:

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah lebih baiknya jika sebelum memulai merancang seorang Arsitek datang langsung ke lokasi yang bakal dirancang, hal ini menjalin suatu hubungan dan ikatan antara Arsitek dan sesuatu yang akan dirancangnya. Kami sangat tertarik untuk datang ke Pulau Nias karena tidak ada satu pun dari kelompok kami yang pernah mendatangi Nias. Ini merupakan pengalaman pertama kali untuk bisa datang ke salah satu pulau yang menakjubkan di negeri tercinta ini. Kami tidak sabar untuk melihat keindahan dan kekayaan alam yang ada di Pulau Nias Permata Yang Belum Diasah. Semua persiapan sebelum berangkat sudah disiapkan semaksimal mungkin karena saat berada di lokasi kami dapat mengambil segala sesuatu yang bisa dijadikan bahan desain yang dibutuhkan untuk mengolah segala rancangan tugas akhir ini. Momen yang tidak terlupakan ini akan menjadi sesuatu yang tidak terlupakan seumur hidup saya dan teman teman sekelompok lainnya. Semua usaha dan upaya akan kami kerahkan untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk tugas akhir ini dan membawa kebanggaan untuk Pulau Nias yang sungguh sangat indah ini. Semangat yang menggebu gebu tidak bisa kami tutupi dalam rangka memulai petualangan baru di Pulau Nias sebagai bahan desain untuk perancangan tugas akhir di semester 8 ini. 5

2.1 Analisa Tapak Gambar 2.1 Peta Lokasi Lahan Sumber: Google Earth Kami menempuh perjalanan udara dari Bandara Internasional Kualanamu waktu tempuh selama ± 45 menit. Pulau Nias hanya memiliki sebuah Bandara yang terbilang kecil dan berada di Gunung Sitoli perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat dengan waktu tempuh selama ± 90 menit. Kami berhasil menuju lokasi lahan tugas kali ini dengan selamat dan ditambah lagi pada saat itu cuaca sangat bersahabat untuk menjalakan survey. Berdasarkan penuturan pemandu jalan kami bahwa lahan yang menjadi lokasi tugas ini awalnya merupakan area rawa-rawa yang saat ini sedang mengalami proses penimbunan dan pengolahan. 6

Gambar 2.2 Kodisi Site Perancangan Sumber: Peneliti, 2015 2.2 Analisa Sirkulasi Untuk saat ini sirkulasi di sekitar lahan tidak dapat dilalui kendaraan umum maupun pribadi dikarenakan kondisi eksisting lahan merupakan lahan kosong dan medannya pun sangat tidak bagus. Hal tersebut secara otomatis menyebabkan tidak adanya kegiatan lalu lintas di kawasan tersebut, dan jikalau bisa dikarenakan untuk melakukan suatu tugas khusus seperti menimbun lahan sebagai permulaan pembangunan. Kondisi jalan yang masih dalam proses penimbunan dan dilalui kendaraan-kendaraan besar menyebabkan kondisi jalan yang buruk karena belum diaspal dan jika hujan turun maka jalanan akan sangat mudah tergenang air dan menyebabkan jalanan menjadi lembek. 7

Dikarenakan merupakan lahan kosong dengan infrastruktur yang belum memadai kami memiliki keuntungan untuk melakukan apa saja yang diperlukan untuk proses survey seperti keleluasaan yang besar dalam merencanakan alur sirkulasi kawasan. Gambar 2.3 Jalur Sirkulasi Eksisting Site Perancangan Sumber: Google Earth 2.3 Analisa Kebisingan Sama seperti analisa sirkulasi, karena tidak adanya aktivitas masyarakat pada kawasan ini tidak memiliki kebisingan yang berarti. Bahkan karena tidak adanya kebisingan sehingga kita masih dapat mendengar suara ombak dan kicauan burung. Karena lahan yang akan kami rancang ditanami banyak pepohonan, beberapa diantaranya akan dipertahankan sebagai buffer untuk meredam kebisingan untuk menanggulanginya yang mungkin timbul seiring dengan pertumbuhan kawasan. 8

2.4 Analisa Iklim Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias Selatan dari Tahun 2010 memiliki curah hujan yang tinggi dengan intensitas 250 hari/tahun dan rata-rata curah hujan sebesar 298.60 mm. Daerah ini juga memiliki kelembaban yang tinggi dengan karakteristik lembab basah dengan intensitas sebesar 88%. Kawasan ini memiliki angin yang berhembus dari arah Barat Laut dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 6 knot. Dengan musim badai sepanjang September hingga November di setiap tahunnya. Gambar 2.4 Pergerakan Matahari Site Rancangan Sumber: Google Earth 9

Dapat dilihat pada gambar di atas saya mendapatkan lahan yang memanjang ke arah laut lepas. Lokasi ini sangat cocok dengan paparan sinar matahari yang cukup untuk menyinari plaza dan segala isinya saat sudah dirancang. Bagian pinggir site diuapayakan untuk semaksimal mungkin ditanami vegetasi untuk mengurangi suhu sekaligus menjadi resapan mengingat curah hujan Kabupaten Nias Selatan yang cukup tinggi. Alternatif lainnya dengan menempatkan taman taman kecil untuk menjaga suhu dan meredam panas saat para pengunjung plaza tidak merasa sangat panas ketika musim kemarau sekalipun tiba. Pemilihan warna bangunan juga mampu menjadi salah satu jalan keluar untuk menurunkan suhu, oleh karenanya warna hijau muda dipilih karena warna tersebut termasuk mampu mereflektifkan panas yang datang ke badan bangunan yang menjadi elemen pelengkap plaza yang akan saya rancang. 2.5 Analisa View Ke Luar Tapak Untuk analisa view eksisting sendiri, lahan yang ada sudah memiliki view yang cukup baik di bagian depang karena berhadapan langsung dengan pantai lepas sedangkan untuk bagian kiri dan kanan dari site memiliki view yang kurang menarik. Hutan bakau dan tanaman lain yang liar menjadikan pemandangan yang tidak sedap untuk dipandang karena pada umumnya saat Plaza ini telah berdiri sangat dibutuhkan pemandangan yang sedap dipandang, enak dilihat dan dinikmati saat seseorang sedang berjalan jalan di sekitar Plaza menikmati keindahan alam di Pulau Nias dan itu menjadikan pengalaman yang sangat berharga. 10

Plaza yang pada dasarnya merupakan ruang terbuka sangat membutuhkan pemandangan ke arah luar yang baik agar para pengunjung tidak merasa bosan saat berada atau berjalan jalan di sekitar plaza. Pada gambar dibawah dapat dilihat bagaimana mentahnya lokasi perancangan tugas akhir kami yang belum ada satu pun bangunan yang didirikan di sekitar lokasi. Gambar 2.5 Analisa View Ke Luar Tapak Sumber: Peneliti, 2015 11

2.6 Analisa View Ke Dalam Tapak Pemandangan ke arah site perancangan adalah salah satu faktor penting dalam menarik minat pengunjung yang akan mendatangi kawasan pariwisata ini dan untuk bagian perancangan saya yaitu plaza akan dapat memanjakan mata para pengunjung saat melihat secara langsung ke arah plaza yang saya rancang, dengan memberikan kesan Eropa yang dicampur dengan kearifan lokal nias didalam rancangannya akan menjadi daya tarik baru bagi para pengunjung. Suasana bersahabat dan hangat dihadirkan dalam plaza ini. Ciri khas gaya Arsitektur Postmodern yang dihadirkan pada bangunan bangunan pendukung di dalam plaza ini akan membuat setiap mata termanjakan dan tertarik untuk datang atau pun sekedar mengambil foto di sekitar plaza ini, inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari pemandangan ke arah Plaza Kalabubu dan Plaza Baluse ini. Gambar 2.6 Perspektif Mata Burung Plaza Kalabubu Sumber: Peneliti, 2015 12

2.7 Analisa Vegetasi Vegetasi yang ada disekeliling tapak saat ini dinilai belum mampu berfungsi sebagai peneduh ataupun penunjuk arah.vegetasi yang ada didominasi oleh tanaman bakau yang berfungsi sebagai pemecah ombak karena pada dasarnya lokasi perancangan ini berada di kawasan pantai. Seperti yang diketahui bahwa tanaman bakau bisa merugikan kita karena sering menjadi sarang nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia oleh karena itu saat memulai rancangan plaza saya akan menghilangkan beberapanya agar tidak menyebabkan kesan negatif bagi plaza ini, bayangkan saja saat seseorang berjalan jalan di plaza diganggu dengan banyaknya nyamuk yang ada di dalamnya sehingga menguragi minat pada plaza ini. Solusi selanjutnya dengan memberikan pohon pohon yang cukup rindang untuk menjadi tempat teduh saat berada di sekitar plaza. Gambar 2.7 Contoh Penataan Vegetasi Pada Plaza Sumber: Peneliti, 2015 13