Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

dokumen-dokumen yang mirip
Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

PENGARUH HARMONIK TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

9/10/2015. Motor Induksi

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II MOTOR INDUKSI

MOTOR LISTRIK 1 FASA

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

PERENCANAAN KONTROL PID PADA MOTOR INDUKSI BERBASIS MATLAB SIMULINK

Motor Induksi 3 Phasa. Awan Asmara Frima Nugroho Nandar Dyto Ellan S Siregar

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II GENERATOR SINKRON

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

PEMANFAATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA SEBAGAI GENERATOR

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

PEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Transformator (trafo)

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

Mesin Arus Bolak Balik

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Fitrizawati 1, Utis Sutisna 2 Miliono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Jln. Semingkir No. 1 Purwokerto 53132 INDONESIA email: fitrizawati@gmail.com 1 Abstrak Prinsip dasar melihat karakteristik motor induksi tiga fasa digunakan besaranbesaran arus, torsi, daya, tegangan dan kecepatan. Motor induksi mempunyai karakteristik yang sangat baik jika bekerja pada tegangan konstan dan putaran konstan. Berdasarkan hal tersebut maka munculah ide atau gagasan permasalahan apakah yang akan terjadi jika unsur tegangan divariasikan. Analisis terhadap pengaruh perubahan tegangan dan torsi mesin dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akibat yang ditimbulkan. Dalam penelitian ini dibahas analisis torsi motor induksi tiga fasa dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak MATLAB versi 7.8.0 (R2009a). Dari simulai diperoleh hasil pada tegangan jala-jala PLN turun hingga 10%, arus rotor dan arus stator turun hingga 16,34%; putaran rotor naik 38,73%; torsi mesin sekitar 70,72%. Pada tegangan masukan standar rata-rata jalajala PLN di dapat arus rotor dan arus stator turun hingga 12,95%; putaran rotor naik 34,94%; torsi mesin sekitar 70,42%. Sedangkan pada tegangan jala-jala PLN naik hingga 10%, simulasi menghasilkan arus rotor dan arus stator turun 21,43%; putaran rotor naik 30,47%; torsi mesin sekitar 77,74%. Kata Kunci : Motor Induksi, Karakteristik Motor, MATLAB SIMULINK. 1. Pendahuluan Motor induksi adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik [1]. Listrik yang diubah adalah listrik 3 fasa. Rotor ditempatkan pada rongga stator, sehingga garis medan magnet putar stator akan memotong belitan rotor [2]. Rotor motor induksi adalah beberapa batang penghantar yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan menyerupai sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar tupai. Kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor berputar [2]. Karakteristik Beban Nol Motor Induksi Rotor Sangkar Saat Pengasutan Menggunakan Toolbox Power System Blockset Program Simulasi Matlab Simulink. Metode yang digunakan adalah dengan rangkaian ekuivalen pada sumbu dq yang diperoleh dari teori kerangka acuan (reference frame theory). Penyelesaiannya menggunakan program simulasi Matlab Simulink yang didalamnya terdapat toolbox power system blockset. Dengan menggunakan metode ini diperoleh hasil yang menggambarkan karakteristik motor induksi pada saat pengasutan secara grafis, dimana arus start mencapai kira-kira sepuluh kali arus nominalnya [4]. Aji Hari Riyadi dalam penelitiannya tahun 2004 yang berjudul Analisa Torsi dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa dengan Simulasi Matlab menggunakan metode perhitungan dengan persamaan dasar dan persamaan yang ditranformasikan pada sumbu d q 0 menyimpulkan bahwa Kinerja (performance) motor induksi ditentukan oleh karakteristik torsi terhadap putaran. Dari karakteristik torsi dan putaran yang dihasilkan dengan analisis menggunakan persamaan dasar dibanding dengan analisis yang menggunakan persamaan yang ditransformasi terjadi perbedaan dimana perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan pada penurunan matematis yang digunakan untuk menganalisis motor induksi tiga fasa. Hasil menggunakan persamaan dasar putaran motor cenderung mengalami penurunan putaran yang signifikan. 93

Hasil perhitungan dari program komputer yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh parameter masukan dari motor sehingga pada hasil torsi terlihat ada persamaan antara hasil analisis menggunakan persamaan dasar dibanding menggunakan persamaan yang ditransformasi. Fungsi torsi dan putaran merupakan dasar untuk menentukan penggunaan motor, sehingga didapatkan parameter dan efisiensi yang diharapkan [5]. Penelitian yang dilakukan oleh Heysha Feronika Siregar tahun 2014 tentang Analisis Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa pada Kondisi Tegangan Masuk Tidak Seimbang Lebih dengan menggunakan simulasi perangkat lunak Matlab, analisis dilakukan untuk melihat dampak tegangan tidak seimbang pada motor 3 HP 50 Hz. Dari hasil simulasi, dapat dilihat bahwa ketidak seimbangan tegangan masukan menyebabkan pertambahan rugi-rugi dan pengurangan efisiensi, terutama pada VUF = 5%. Pada harga VUF ini, ada pertambahan rugi-rugi sebesar 7,16% dan penurunan efisiensi sebesar 0,63% [6][7]. Motor induksi tiga fasa mempunyai beberapa parameter dan karakteristik yang harus diketahui. Beberapa analisa menunjukan bahwa karakteristik yang perlu diketahui dan dominan, adalah torsi keluaran dan kecepatan putarannya [8][9]. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa keluaran torsi dan kecepatan putaran dari motor induksi tiga fasa dengan batasan dan asumsi tertentu. Karakteristik motor induksi tiga fasa ditentukan oleh kemampuan motor untuk memikul beban [10] atau kemampuan motor untuk membangkitkan torsi yang digunakan untuk memutar beban. Pengamatan torsi ada hubungan yang erat dengan putaran motor. Perubahan nilai arus rotor, arus stator, torsi dan kecepatan putaran pada motor induksi, dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak MATLAB dan SIMULINK. Dengan simulasi pemodelan SIMULINK penulis berusaha mengetahui apa yang akan terjadi jika variabel tegangan masukan yang mencatu motor induksi dan torsi motor nilainya bervariasi. Dari model simulasi dan hasil analisis, diharapkan diperoleh data-data percobaan dan pengamatan yang dapat menggambarkan kinerja motor induksi tiga fasa. 2. Metodologi Penelitian Langkah-langkah yang di laksanakan untuk menyelesaikan penelitian ini sebagai berikut: a. Menentukan judul penelitian; b. Mengumpulkan bahan-bahan penelitian; c. Memasang perangkat lunak MATLAB versi 7.8.0 (R2009a) di komputer pribadi/ laptop; d. Membuat model baru pada aplikasi MATLAB Simulink dengan nama file Motor3ph.mdl; e. Menentukan pengaturan-pengaturan parameter model serta waktu simulasi agar data-data simulasi mudah diamati; f. Menjalankan simulasi untuk Tm = 2 dengan melakukan perubahan tegangan sumber antara 340 Volt hingga 420 Volt dan mencatat hasil untuk arus rotor, arus stator, putaran dan torsi motor; g. Menjalankan simulasi untuk Tm = 4 dengan melakukan perubahan tegangan sumber antara 340 Volt hingga 420 Volt dan mencatat hasil untuk arus rotor, arus stator, putaran dan torsi motor; h. Menjalankan simulasi untuk Tm = 10 dengan melakukan perubahan tegangan sumber antara 340 Volt hingga 420 Volt dan mencatat hasil untuk arus rotor, arus stator, putaran dan torsi motor; i. Menganalisis hasil simulasi dengan cara membandingkan semua data keluaran untuk tiap-tiap perubahan variabel Tm dan perubahan tegangan; j. Membuat kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan. 94

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak-balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator [1]. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fasa dan motor induksi 1-fasa. Motor induksi 3-fasa dioperasikan pada sistem 3-fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1- fasa dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasa dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fasa mempunyai daya keluaran yang rendah. Bentuk gambaran motor induksi 3-fasa diperlihatkan pada Gambar 2.1, dan contoh penerapan motor induksi ini di industri diperlihatkan pada Gambar 2.1. (a) motor 3 Fasa (b) Bagian dalam motor induksi (c) Penerapan motor induksi di dunia industri Gambar 2.1 Motor induksi 3-fasa Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi [1] Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator [1]. Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang olehkarenannya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun [5]. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan 95

berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya kecepatan sinkron adalah sebagai berikut: sink = 2πf (listrik, rad/dt) (2.1) = 2πf / P (mekanik, rad/dt) Atau N s = 60.f / P (putaran/menit, rpm) (2.2) dengan: f = frekuensi sumber AC (Hz) P = jumlah pasang kutub N s dan sink = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator. Apabila rotor dari motor induksi berputar dengan kecepatan N r, dan medan magnet stator berputar dengan kecepatan N s, maka bila ditinjau perbedaan kecepatan relatif antara kecepatan medan magnet putar stator terhadap kecepatan rotor, ini disebut kecepatan slip yang besarnya sebagai berikut: Kecepatan Slip = N s N r (2.3) Kemudian slip (s) adalah : (2.4) Frekuensi yang dibangkitkan pada belitan rotor adalah f 2 sebesar: (2.5) Dengan p = jumlah kutub magnet stator. Sedangkan frekuensi medan putar stator adalah f 1 sebesar : Dari persamaan-persamaan di atas akan diperoleh : (2.6) (2.7) Apabila slip = 0 (karena N s = N r) maka f 2 = 0. Apabila rotor ditahan slip = 1 (karena N r = 0) maka f 2 = f 1. Dari persamaan f 2 = s.f 1, diketahui bahwa frekuensi rotor dipengaruhi oleh slip. Oleh karena GGL induksi dan reaktansi pada rotor merupakan fungsi frekuensi maka besarnya juga turut dipengaruhi oleh slip. Besarnya GGL induksi efektif pada kumparan stator adalah : E 1 = 4,44 f 1 N 1 Φ m (2.8) Selanjutnya, besarnya GGL induksi efektif pada kumparan rotor adalah : E 2S = 4,44 f 2 N 2 Φ m (2.9) = 4,44 s. F 1. N 2 Φ m = s. E 2 Dengan : E 2 = GGL pada saat rotor diam (N r = N s) E 2S= GGL pada saat rotor berputar N 1 = Jumlah lilitan primer (lilitan stator) N 2 = Jumlah lilitan sekunder (lilitan rotor) Karena kumparan rotor mempunyai reaktansi induktif yang dipengaruhi oleh frekuensi, maka dapat dibuatkan : X 2S = 2 π f 2 L 2 (2.10) = 2 π s.f 1 L 2 = s.x 2 Dengan : X 2S= reaktansi pada saat rotor berputar. X 2 = reaktansi pada saat rotor diam. 96

Diagram alir penelitian yang secara lengkap sebagai berikut: Mulai Perumusan masalah Pemodelan Motor Induksi Masukan variabel Tegangan Melakukan simulasi untuk Tm = 2, Tm = 4, Tm = 10 Analisis Selesai Gambar 2.2 Diagram alir penelitian 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1. Pembuatan Model Simulasi Dengan Simulink Salah satu alat bantu simulasi yang banyak dipakai adalah dengan menggunakan perangkat lunak (software). Perangkat lunak MATLAB versi 7.8.0 (R2009a) menyediakan alat bantu simulasi yakni MATLAB SIMULINK. SIMULINK merupakan sebuah Toolbox yang disediakan oleh MATLAB untuk berbagai macam simulasi. Untuk dapat melakukan simulasi terlebih dahulu membuat model yang dibutuhkan sesuai dengan apa yang akan disimulasikan [11][12]. Gambar 3.1 berikut ini menunjukan model-model yang digunakan pada analisa karakteristik motor induksi tiga fasa dengan simulasi Matlab. 97

Gambar 3.1 Model rangkaian pengujian 3.2. Analisa Dan Pembahasan Simulasi dilakukan untuk membandingkan tiga variasi masukan konstanta torsi mesin yakni saat Tm = 2, Tm = 4 dan Tm = 10 dengan merubah nilai variabel tegangan masukan fasa ke fasa mulai dari 340 Volt (susut tegangan 10% dari tegangan terminal) hingga 420 Volt (tegangan lebih 10% dari tegangan terminal). No Tegangan F-F (Volt) Tabel. 3.1 Data hasil simulasi Putaran (rpm) Torsi (N.m) Tm = 10 Tm = 4 Tm = 2 Tm = 10 Tm = 4 Tm = 2 1 340 856 312 128 0,00735 0,0326 0,0905 2 345 854 312 127 0,00762 0,0316 0,0936 3 350 852 312 122 0,00766 0,0333 0,095 4 355 851 310 121 0,00784 0,0318 0,0971 5 360 851 310 120 0,0084 0,0345 0,1025 6 365 850 310 122 0,00823 0,0388 0,1102 7 370 847 308 120 0,00736 0,0366 0,113 8 375 848 308 115 0,00907 0,036 0,112 9 380 845 308 115 0,0099 0,042 0,118 10 385 845 306 115 0,00976 0,039 0,129 11 390 844 305 110 0,00982 0,045 0,125 12 395 842 305 109 0,00908 0,04 0,139 13 400 842 304 102 0,01 0,047 0,136 14 405 840 304 102 0,0094 0,047 0,152 15 410 839 302 95 0,0088 0,045 0,1578 16 415 841 302 92 0,0125 0,051 0,176 17 420 837 303 75 0,00834 0,053 0,184 98

3.3. Pengujian Dengan Simulink Pengujian rangkaian untuk motor tiga fasa rotor lilit dalam hubungan bintang (Y) dilakukan untuk tiga jenis konstanta Torque Machine Input (Tm) yang berbeda yakni Tm = 2, Tm = 4 dan Tm = 10. Variasi tegangan masukan motor berkisar antara 340 Volt hingga 420 Volt dan menghasilkan data dalam bentuk tabel dan gambar grafik-grafik seperti penjelasan berikut ini. Gambar 3.2 Grafik putaran fungsi waktu Gambar3.3 Grafik torsi fungsi waktu Dari data jelaslah bahwa setiap perubahan veriabel tegangan masukan sangat mempengaruhi variabel-variabel yang lain baik arus rotor, arus stator, putaran maupun torsi mesin. Dengan merubah masukan konstanta Torsi mesin (Tm) juga akan mempengaruhi variabel lainnya walaupun pada variabel tegangan masukan yang sama. Pada tegangan 340 Volt (tegangan jala-jala PLN drop hingga 10%) simulasi menghasilkan arus rotor dan arus stator turun 16,34%; putaran rotor naik 38,73%; torsi mesin sekitar 70,72%. Pada tegangan masukan 380 Volt (tegangan standar rata-rata jala-jala PLN) di dapat arus rotor dan arus stator turun 12,95%; putaran rotor naik 34,94%; torsi mesin sekitar 70,42%. Sedangkan pada 99

tegangan 420 Volt (tegangan jala-jala PLN naik hingga 10%) simulasi menghasilkan data arus rotor dan arus stator turun 21,43%; putaran rotor naik 30,47%; torsi mesin sekitar 77,74%. Analisa di atas didasarkan pada hasil perhitungan perangkat lunak MATLAB SIMULINK sehingga masih perlu dibuktikan dengan pengujian secara nyata dengan peralatan yang sebenarnya. 4. Kesimpulan Dan Saran 4.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan simulasi perangkat lunak MATLAB Simulink diatas dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut: a. Pada tegangan 340 Volt (tegangan jala-jala PLN drop hingga 10%) simulasi menghasilkan arus rotor dan arus stator turun 16,34%; putaran rotor naik 38,73%; torsi mesin sekitar 70,72%. b. Pada tegangan masukan 380 Volt (tegangan standar rata-rata jala-jala PLN) di dapat arus rotor dan arus stator turun 12,95%; putaran rotor naik 34,94%; torsi mesin sekitar 70,42%. c. Saat tegangan 420 Volt (tegangan jala-jala PLN naik hingga 10%) simulasi menghasilkan data arus rotor dan arus stator turun 21,43%; putaran rotor naik 30,47%; torsi mesin sekitar 77,74%. 4.2. Saran a. Pemilihan jenis motor harus memperhatikan karakteristik beban yang digunakan agar penggunaannya menjadi lebih efisien. b. Data hasil simulasi dengan perangkat lunak dirasa masih sangat kurang untuk membuktikan karakteristik kinerja dari motor induksi tiga phasa dan masih harus dilakukan pengujian dengan peralatan secara langsung. 5. Referensi [1] Anthony Zuriman, 2014, Mesin Listrik AC, ITP, Situs : http://sisfo.itp.ac.id/ bahanajar/bahanajar/zurimananthony/mesin Listrik AC/Bab III.pdf, Diakses : Sabtu, 30 Mei 2015 Pukul 12.00 WIB. [2] Zuhal, 1989, Dasar Tenaga Listrik, Cetakan ke 6, ITB, Bandung. [3] Theraja B. L, 1979, A Text Book of Electrical Technology, 17 h Edition, Ram Nagar, New Delhi. [4] Sucitra, Tasma dan Leli Ahapip, 2002, Analisis Karakteristik Beban Nol Motor Induksi Rotor Sangkar Saat Pengasutan Menggunakan Toolbox Power System Blockset Program Simulasi Matlab Simulink, UPI, Situs : http://file.upi.edu/direktori/fptk/jur._pend._teknik_elektro/19641007 1991011-TASMA_SUCITA/Artikel_Tasma_dan_Leli.pdf, Diakses : Rabu, 15 Juli 2015 Pukul 07.48 WIB. [5] Riyadi, Aji Hari, 2004 Analisa Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Simulasi Matlab, Universitas Diponegoro, Semarang. [6] Siregar, Heysha Feronika, 2014, Analisis Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Tegangan Masuk Tidak Seimbang Lebih, Politeknik Negeri Medan, Medan. [7] Fitzgerald, Kingsley, Kusko, 1971, Electric Machinery, Third Edition, Me Graw Hill Kogakhusa Ltd, Tokyo. [8] De Sarkar, A. K., 1970, Digital Simulation of Three Phase Induction Motors, IEEE Trans. Power Apparature and System, pp 1031-1036. [9] Langsdorf, Alexander S, 1978, Theory of Alternating Current and Machinery, Second Edition, Tata Me Graw Hill Ltd, New Delhi. 100

[10] Soelaiman, Magarisawa Mabuchi, 1984, Mesin Tak Serempak Dalam Praktek, Pradnya Paramita, Jakarta. [11], 2009, MATLAB, The Mathworks Inc. USA. [12], 2014, Dasar-dasar Matlab, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Situs : http://directory.umm.ac.id/labkom_ict/labkom/ matlab/dasar2.pdf, Diakses : Senin, 1 Juni 2015 Pukul 12.37 WIB. 101