Sogi Hermanto Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Palangka Raya Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H.

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

BAB III METODE PENELITIAN

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

ANALISIS KEDISIPLINAN KINERJA GURU IPA TERPADU SE-KECAMATAN TAMBUSAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Sogi Hermanto

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Transkripsi:

Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2014:49-62 THE ROLE OF TEACHER OF SOCIOLOGY SUBJECT IN NURTURING STUDENT S STUDY GROUPS AT SMAN-1 PALANGKA RAYA PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA Sogi Hermanto Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Palangka Raya Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H. Timang, 73111A e-mail: 1953sogi@gmail.com ABSTRACT The objectives of this research is to know: the role of teacher of Sociology subject in nurturing student s study groups at SMAN-1 Palangka Raya. Population data source, and sample is student s study groups at SMAN-1 Palangka Raya where the number of population is 298 students and the sample taken is 25% from the population which is 77 students. The method of the research is by using Descriptive Quantitative Research with a consideration that the problem being observed is still on going and to disclose real and actual problems nowadays. The results descriptively: the role of teacher of Sociology subject in nurturing student s study groups at SMAN-1 Palangka Raya, can be concluded that the sample of 77 students shows that from 29 questions in a form of questionnaire who response excellence (84,01%), good (1,16%), fair (14,29%), and poor (0,09%). From the resu lt analysis above it is found that the highest percentage excellence (84,01%) shows that the role of teacher of Sociology subject in nurturing student s study group at SMAN-1 Palangka Raya is performed excellence. Keywords: role of teacher, study group ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri -1 Palangka Raya. Sumber data populasi dan sampel adalah kelompok belajar Siswa SMA Negeri-1 Palangka Raya, populasi sebanyak 298 orang siswa, sampel diambil 25% dari populasi sebanyak 77 orang siswa. Metode pelaksanaan penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan pertimbangan masalah yang diteliti masih berlangsung sampai sekarang dan bertujuan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang nyata dan aktual pada masa sekarang. Hasil penelitian secara diskriptif tentang Peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri- 1 Palangka Raya dapat disimpulkan bahwa dari 77 responden sampel dan 29 pertanyaan dalam bentuk angket, responden yang menjawab sangat baik sebanyak 84,01%, responden yang menjawab baik sebanyak 1,16%, responden yang menjawab cukup baik sebanyak 14,29%, dan responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0,09%. Dari hasil analisis diperoleh prosentase dengan criteria sangat baik sebanyak 84,01%, hal ini menunjukkan bahwa peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri -1 Palangka Raya sudah dilaksanakan dengan Kata kunci: peranan guru, kelompok belajar PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa Indonesia tidaklah hanya ditujukan kepada sebagian orang, akan tetapi ditujukan kepada seluruh warga Negara. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Amandemen ke empat tahun 2002, dimana pasal 31 ayat (1) mengatakan: Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan ( UUD RI, 2002:23, Pasal 31 ayat 1). Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka pemerintah mengusahakan sekaligus menyelenggarakan suatu sistem pendidikan secara nasional, sebagaimana dikatakan dalam Pasal 31 ayat (3) yang menyatakan: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang (UU, 2002:23, Pasal 31 ayat 3). Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 39 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa tenaga kependidikan 49

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidikan merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai pendidikan nasional (UU RI, 2003:6). Sedang tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 11, menegaskan: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI, 2003:11). Jadi tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang berilmu, cerdas, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pemerintah telah mendirikan berbagai lembaga pendidikan formal dari tingkat terendah sampai pada tingkat tertinggi. Pendidikan formal dimaksud menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 adalah: Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Dedi Hamid, 2003:8). Salah satunya dari pendidikan formal dimaksud adalah SMA Negeri-1 Palangka Raya. Wrightman dalam buku Menjadi Guru Profesional mengemukakan bahwa peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Moh. Uzer Usman, 1992:1). Dalam mengembangkan potensi anak didik diperlukan suatu kondisi atau suasana yang mendukung tercapainya keberhasilan belajar baik berupa sarana maupun prasarana sehingga tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai. Salah satu komponen pendidikan adalah guru yang secara langsung membimbing anak didik dalam kegiatan belajar mengajar termasuk kemampuan dalam menerima pelajaran, dengan kata lain gurulah yang menunjang potensi anak didik agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan yakni dalam membina kelompok belajar pada anak didik. SMA Negeri-1 Palangka Raya adalah salah satu sekolah yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran dengan mengedepankan unsur membimbing dan membina anak didik untuk mencapai hasil belajar secara maksimal dalam rangka membina kelompok belajar siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa peranan guru sosiologi dalam membina kelompok belajar siswanya sangat kurang baik, hal ini dilihat dari aktivitas belajar relatif kecil, cara mengajar guru dan sikap guru dalam mengajar tidak tepat, pencarian sumber-sumber materi pengayaan belajar sangat terbatas, keberadaan kelompok belajar siswa tidak optimal, penyelesaian tugas-tugas belum tuntas, partisipasi siswa dalam belajar relatif kurang, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru sangat kurang, malas dalam mengerjakan tugas, dan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah bagaimana peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya? Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Untuk kepentingan pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan pertimbangan masalah yang diteliti masih berlangsung sampai sekarang dan bertujuan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang nyata dan aktual pada masa sekarang. Adapun ciri-ciri jenis deskriptif menurut Winarno Surachmad (1988:140) adalah (1) memusatkan diri pada pemecahan masalah sekarang, (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa, (3) dari hasil penelitian disimpulkan serta memberikan saran-saran terhadap pemecahan masalah yang diteliti, pendapat tersebut dipertegas oleh Suharsimi Arikunto (2004:8) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif secara khusus bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual dihadapi sekarang dan untuk mengumpulkan data-data atau informasi untuk dijelaskan dan dianalisis. Suharsimi Arikunto (1993:25) mengatakan : Apabila peneliti bermaksud ingin mengetahui apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitian dilakukan adalah penelitian deskriptif. Mengingat penelitian ini dilakukan pada guru SMA Negeri-1 Palangka Raya, sekaligus subjek penelitian ini dilakukan di lapangan atau sekolah, oleh sebab itu jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk 50

menguraikan atau menjelaskan bagaimana peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri-1 Palangka Raya. Pemilihan lokasi ini dengan mempertimbangkan adanya suatu permasalahan mengenai pembinaan kelompok belajar siswa di SMA Negeri-1 Palangka Raya. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu dari bulan Juni 2013 sampai September 2013. Populasi dan Sampel Populasi adalah sejumlah orang, barang atau benda yang dijadikan objek penelitian. Sehubungan dengan pengertian populasi, Soenarto (1987:2) mengatakan: Secara definitif populasi diartikan sebagai suatu kelompok manusia, rumah, buahbuahan, binatang dan sebagainya yang paling sedikit memberi ciri atau karakter tertentu. Dari ciri itulah akan diketahui perbedaan antara populasi yang satu dengan yang lainnya. Mengingat penelitian ini menyangkut peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak 298 orang siswa, yang terdiri dari: 35 siswa kelas X-1, 35 siswa kelas X-2, 34 siswa kelas X-3, 36 siswa kelas X-4, 32 siswa kelas X-5, 32 siswa kelas X-6, 30 siswa Kelas X-7, 33 siswa kelas X-8, dan 31 siswa kelas X-9 di SMA Negeri-1 Palangka Raya. Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai sifat populasi. Muhammad Ali (1982:54) mengatakan tentang sampel adalah: sebagian dari seluruh subjek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel berarti sebagian dari populasi sehingga dalam penarikan sampel penelitian penulis mempergunakan sampel sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad yang menyatakan: Bila populasi cukup homogen terhadap populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dibawah 1000 dapat dipergunakan sampel sebesar 25% dan diatas 1000 dapat dipergunakan sampel sebesar 15% (Winarno Surachmad, 1994:100). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka peneliti menggunakan sampel sebesar 25% dari jumlah populasi sebesar 298 orang siswa, dengan demikian jumlah sampelnya yang mewakili populasi di atas adalah 77 orang siswa. Instrumen Penelitian Instrumen adalah faktor penting sebagai sarana untuk mendapatkan data penelitiaan deskriptif ini. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan. Setiap penelitian tentu disertai dengan kelengkapan instrumen yang memadai. Tanpa kelengkapan instrument, maka kegiatan penelitian menjadi kurang valid dan kurang mencapai sasaran yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2003) yang menyatakan bahwa : Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator itu kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2003:120). Sependapat dengan pendapat di atas dalam buku Metode Penelitiaan dipaparkan bahwa: Instrumen penelitiaan adalah segala peralatan yang dipergunakan untuk memperoleh, pengolah, dan menginterpretasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Ibnu Subiyanto, 2000:16). Dari kedua pendapat para ahli, maka instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan menggunakan variabel yaitu peranan guru dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya, dengan kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek sebagai teknik dalam pengumpulan data. Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2003:203). Dalam penelitian tentang peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya, peneliti melakukan observasi terhadap objek yang diteliti. 2. Wawancara Wawancara merupakan alat pengumpulan data keterangan yang kongkrit tentang tindakan pendapat nara sumber. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang memusatkan perhatian pada sebuah bentuk teknik komunikasi langsung (Winarno Surachmad, 1994:175). Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran sosiologi. Dengan melakukan tanya jawab untuk mendapatkan alternatif jawaban pokokpokok data yang diperlukan untuk melengkapi data yang sesuai dengan penelitian. 3. Angket Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2003:199). Angket disebut juga questioner (questionnaire). Dengan teknik ini, peneliti menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan yang tersedia pilihan jawabannya dan bagian yang dapat 51

diisi sendiri (Winarno Surachmad, 1994:180). Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan angket yang berisi serangkaian pertanyaan menyangkut peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri- 1 Palangka Raya. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran angket, kemudian disusun, disajikan dan dianalisa dalam bentuk distribusi sederhana. Analisa data dilakukan untuk setiap item dengan cara menghitung prosentase distribusi frekuensi alternatif jawaban responden. Untuk menghitung penulis menggunakan jumlah frekuensi yang dibagi dengan responden (N) dan dikali dengan 100% menggunakan rumus sebagai berikut: P x 100% (1) Keterangan : P = Angka Prosentase F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah Responden 100% = Penggali Tetap (Anas Sudijono,2008:43) Hasil perhitungan jawaban responden dengan menggunakan rumus prosentase tersebut diinterprestasikan secara logis. Maka sebagai pedoman didasarkan pada kriteria menurut Suharsimi Arikunto (1998:349) sebagai berikut: 76% - 100% = Sangat baik 51% - 75% = Baik 26% - 50% = Cukup baik 0 % - 25% = Kurang baik (Suharsimi Arikunto, 1998:349). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tahap Pengumpulan Data Sebelum angket disebarkan terlebih dulu angket diujicobakan. Uji coba angket perlu dilakukan mengingat pendapat Suharsimi Arikunto dalam bukunya Manajemen Penelitian mengungkapkan bahwa: Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data harus dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut sebagai uji coba. Sebagai ajang uji coba adalah subjek yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik (Suharsimi Arikunto, 1995:210). Uji coba angket dilaksanakan kepada 10 orang responden, yang berasal dari kelas X di SMA Negeri-1 Palangka Raya. Setelah uji coba, barulah kemudian angket disebarkan kepada siswa-siswa kelas X sesuai dengan jumlah sampel yang diperlukan yaitu 77 orang responden. Angket terdiri dari 29 pertanyaan dengan 4 pola jawaban yang berbentuk sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Sebelum melakukan penyebaran angket, peneliti telah melakukan observasi ke SMA Negeri-1 Palangka Raya untuk memperoleh data tentang peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya. Tabel 1. Kisi-kisi variabel peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya Variabel Sub Variabel Indikator No. Item Peranan Guru mata Pelajaran Sosiologi dalam membina kelompok belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri-1 Palangka Raya Peranan guru Kelompok belajar siswa 1. Guru Sebagai informatory 2. Guru Sebagai Organisator 3. Guru Sebagai motivator 4. Guru Sebagai Pengarah/ Direktur 5. Guru Sebagai inisiator 6. Guru Sebagai Transmitter 7. Guru Sebagai fasilitator 8. Guru Sebagai mediator 9. Guru Sebagai Evaluator 1. Meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa. 2. Mengembangkan kemampuan siswa bersosialisasi. 3. Mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif. 4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. 5. Meningkatkan prestasi belajar siswa. 1,2 3,4,5,6,7,8 9 10 11,12 13 14,15 16,17 18 19,20 21,22 23,24 25,26,27 28,29 52

Tahap Pengolahan Data dan Analisis Hasil Penelitian Analisis data dilakukan sesuai dengan pola alternatif jawaban yang diberikan, data tersebut diolah ke dalam suatu daftar dan dipindahkan ke dalam tabel yang memuat tentang prosedur analisis prosentase. Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian. Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 68 orang (88,32%). sebanyak 9 orang (11,68%). Responden yang menjawab responden menjawab sangat baik, yakni sebanyak 68 orang (88,32%), artinya bahwa sebagian besar keterlibatan guru dalam menjelaskan tugas-tugas yang dikerjakan dalam belajar kelompok dengan kriteria Tabel 3 menunjukkan bahwa dari responden, yang menjawab sangat baik sebanyak 73 orang (94,81%). 4 orang (5,19%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 orang (0% ). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menjawab sangat baik, yakni sebanyak 73 orang (94,81%), artinya bahwa sebagian besar keterlibatan guru dalam menyajikan materi ajar kepada siswa dikelas dengan kriteria Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 65 orang (84,42%). sebanyak 12 orang (15,58%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 65 orang (84,42%), artinya bahwa sebagian besar keterlibatan guru dalam mengatur komposisi belajar kelompok dengan kriteria Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 59 orang (76,62%). sebanyak 18 orang (23,38%). Responden yang responden menjawab sangat baik, yakni sebanyak 59 orang (76,62%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mencapai efektivitas dan efisiensi siswa disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 69 orang (89,61%). sebanyak 8 orang (10,39%). Responden yang menjawab responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 69 orang (89,61%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mengelola kegiatan akademik siswa disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 2. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menjelaskan tugas-tugas yang dikerjakan dalam belajar kelompok 1. Sangat baik 68 88,32% 3. Cukup Baik 9 11,68% Sumber data: Item Angket No.1 Tabel 3. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menyajikan materi ajar kepada siswa di kelas 1. Sangat baik 73 94,81% 3. Cukup Baik 4 5,19% Sumber data: Item Angket No.2 53

Tabel 4. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mengatur komposisi belajar kelompok 1. Sangat baik 65 84,42% 3. Cukup Baik 12 15,58% Sumber data: Item Angket No.3 Tabel 5. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mencapai efektivitas dan efisiensi siswa disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 59 76,62% 3. Cukup Baik 18 23,38% Sumber data: Item Angket No.4 Tabel 6. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang Bagaimana keterlibatan guru dalam mengelola kegiatan akademik siswa disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 69 89,61% 3. Cukup Baik 8 10,39% Sumber data : Item Angket No.5 Tabel 7. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menyusun silabus di sekolah 1. Sangat baik 57 74,02% 3. Cukup Baik 20 25,98% Sumber data: Item Angket No.6 Tabel 8. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang Bagaimana keterlibatan guru dalam mengelola workshop di sekolah 1. Sangat baik 62 80,52% 2. Baik 1 1,30% 3. Cukup Baik 14 18,18% Sumber data: Item Angket No.7 54

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 57 orang (74,02%). sebanyak 20 orang (25,98%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 orang (0%). Dari responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 57 orang (74,02%), artinya bahwa sebagian besar termasuk dalam kriteria keterlibatan guru dalam menyusun silabus disekolah sebagian besar termasuk dalam kriteria baik. Tabel 8 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 62 orang (80,52%). Responden yang menjawab baik sebanyak 1 orang (1,30%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 14 orang (18,18%). Responden yang responden jawaban sangat besar, yakni sebanyak 62 orang (80,52%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mengelola workshop disekolah sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 9 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 61 orang (79,22%). Responden yang menjawab baik sebanyak 4 orang (5,19%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 12 orang (15,59%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 61 orang (79,22%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mengelola jadwal pelajaran disekolah sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 10 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 71 orang (92,21%). sebanyak 6 orang (7,79%). Responden yang menjawab responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 71 orang (92,21%), artinya bahwa dorongan moral dari guru untuk menamabah semangat belajar siswa disekolah sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 9. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mengelola jadwal pelajaran disekolah 1. Sangat baik 61 79,22% 2. Baik 4 5,19% 3. Cukup Baik 12 15,59% Sumber data: Item Angket No.8 Tabel 10. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana dorongan moral dari guru untuk menambahkan semangat belajar siswa di sekolah 1. Sangat baik 71 92,21% 3. Cukup Baik 6 7,79% Sumber data: Item Angket No.9 Tabel 11. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mengarahkan dan membimbing kegiatan belajar kelompok siswa di kelas 1. Sangat baik 63 81,82% 3. Cukup Baik 14 18,18% Sumber data: Item Angket No.10 55

Tabel 12. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam memudahkan cara belajar kelompok siswa yang dinamis di kelas 1. Sangat baik 76 98,70% 3. Cukup Baik 1 1,30% Sumber data: Item Angket No.11 Tabel 11 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 63 orang (81,82%). sebanyak 14 orang (18,18%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 63 orang (81,82%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mengarahkan dan membimbing kegiatan belajar belajar kelompok siswa disekolah sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 12 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 76 orang (98,70%). sebanyak 1 orang (1,30%). Responden yang menjawab responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 76 orang (98,70%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam memudahkan cara belajar kelompok siswa yang dinamis di kelas sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 13 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 68 orang (88,32%). sebanyak 9 orang (11,68%). Responden yang menjawab responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 68 orang (88,32%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam menciptakan ide-ide baru guna pengembangan belajar kelompok siswa sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 14 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 74 orang (96,11%). sebanyak 3 orang (3,89%). Responden yang menjawab responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 74 orang (96,11%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam menunjang pelaksanaan pendidikan dan pengetahuan belajar disekolah sebagian besar kriteria termasuk dalam Tabel 13. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menciptakan ide-ide baru guna pengembangan belajar kelompok siswa 1. Sangat baik 68 88,32% 3. Cukup Baik 9 11,68% Sumber data: Item Angket No.12 Tabel 14. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menunjang pelaksanaan pendidikan dan pengetahuan belajar disekolah 1. Sangat baik 74 96,11% 3. Cukup Baik 3 3,89% Sumber data: Item Angket No.13 56

Tabel 15. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam memecahkan masalah belajar siswa di sekolah 1. Sangat baik 61 79,22% 3. Cukup Baik 16 20,78% Sumber data: Item Angket No.14 Tabel 16. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mengatur belajar kelompok siswa di kelas 1. Sangat baik 67 87,01% 3. Cukup Baik 10 12,99% Sumber data: Item Angket No.15 Tabel 15 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 61 orang (79,22%). sebanyak 16 orang (20,78%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 61 orang (79,22%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam memecahkan masalah belajar siswa disekolah sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 67 orang (87,01%). sebanyak 10 orang (12,99%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 67 orang (87,01%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mengatur belajar kelompok siswa dikelas sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 17 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 58 orang (75,32%). sebanyak 19 orang (24,68%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 58 orang (75,32%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam menyedia media disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 18 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 70 orang (90,90%). sebanyak 7 orang (9,10%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 orang (0 %). Dari data responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 70 orang (90,90%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam menengahi dan mengatur penggunaan media disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 19 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 69 orang (89,61%) menjawab baik sebanyak 0 orang (7,80%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 2 orang (2,59%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 orang (0%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 69 orang (89,61%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam memberi penilaian terhadap proses pengajaran disaat belajar kelompok di kelas sebagian besar termasuk dalam kriteria sangat baik. Tabel 20 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 72 orang (93,50%). sebanyak 5 orang (6,50%). Responden yang menjawab responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 72 orang (93,50%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam meninggikan rasa percaya diri siswa disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria 57

Tabel 17. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menyedia media disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 58 75,32% 3. Cukup Baik 19 24,68% Sumber data: Item Angket No.16 Tabel 18. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam menengahi dan mengatur penggunaan media disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 70 90,90% 3. Cukup Baik 7 9,10% Sumber data: Item Angket No.17 Tabel 19. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam memberi penilaian terhadap proses pengajaran disaat belajar kelompok di kelas 1. Sangat baik 69 89,61% 2. Baik 6 7,80% 3. Cukup Baik 2 2,59% Sumber data: Item Angket No.18 Tabel 20. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam meninggikan rasa percaya diri siswa disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 72 93,50% 3. Cukup Baik 5 6,50% Sumber data: Item Angket No.19 Tabel 21. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam memberi sanjungan dan memuji siswa disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 66 85,71% 3. Cukup Baik 11 14,29% Sumber data: Item Angket No.20 58

Tabel 21 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 66 orang (85,71%). sebanyak 11 orang (14,29%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 66 orang (85,71%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam memberi sanjungan dan memuji siswa disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 22 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 64 orang (83,11%). sebanyak 13 orang (16,89%). Responden yang responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 64 orang (83,11%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi siswa di dalam belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 23 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 62 orang (80,52%). sebanyak 15 orang (19,48%). Responden yang data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian baik responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 62 orang (80,52%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mengajarkan cara menyampaikan pendapat dan inspirasi sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 24 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 53 orang (68,83%). Responden yang menjawab baik sebanyak 6 orang (7,80%). Responden yang menjawab cukup baik" sebanyak 18 orang (23,37%). Responden yang data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian baik responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 53 orang (68,83%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria baik. Tabel 22. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi siswa di dlm belajar kelompok 1. Sangat baik 64 83,11% 3. Cukup Baik 13 16,89% Sumber data: Item Angket No.21 Tabel 23. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mengajarkan cara menyampaikan pendapat dan inspirasi 1. Sangat baik 62 80,52% 3. Cukup Baik 15 19,48% Sumber data: Item Angket No.22 Tabel 24. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 53 68,83% 2. Baik 6 7,80% 3. Cukup Baik 18 23,37% Sumber data: Item Angket No.23 59

Tabel 25. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam membimbing siswa supaya berprilaku yang baik disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 55 71,43% 2. Baik 8 10,39% 3. Cukup Baik 14 18,18% Sumber data: Item Angket No.24 Tabel 26. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 60 77,92% 2. Baik 2 2,60% 3. Cukup Baik 15 19,48% Sumber data: Item Angket No.25 Tabel 27. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan atau langsung disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 58 75,32% 3. Cukup Baik 19 24,68% Sumber data: Item Angket No.26 Tabel 25 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 55 orang (71,43%). Responden yang menjawab baik sebanyak 8 orang (10,39%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 14 orang (18,18%). Responden yang data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian baik responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 55 orang (71,43%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam membimbing siswa supaya berprilaku yang baik disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria baik. Tabel 26 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 60 orang (77,92%). Responden yang menjawab baik sebanyak 2 orang (2,60%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 15 orang (19,48%). Responden yang data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian baik responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 60 orang (77,92%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 27 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 58 orang (75,32%). Responden yang menjawab baik sebanyak 0 orang sebanyak 19 orang (24,68%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 orang (0%). Dari responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 58 orang (75,32%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan atau langsung disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 28 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 75 orang (97,40%) menjawab baik sebanyak 0 orang (0%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 2 orang (2,60%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 orang (0%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 75 orang (97,40%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam memberikan contoh kepada siswa tentang cara berkomunikasi dengan menggunakan isyarat sebagian besar termasuk dalam kriteria 60

Tabel 28. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam memberikan contoh kepada siswa tentang cara berkomunikasi dengan menggunakan isyarat 1. Sangat baik 75 97,40% 3. Cukup Baik 2 2,60% Sumber data: Item Angket No.27 Tabel 29. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam mendorong motivasi siswa disaat belajar kelompok 1. Sangat baik 67 87,01% 2. Baik 4 5,20% 3. Cukup Baik 6 7,79% Sumber data: Item Angket No.28 Tabel 30. Distribusi frekuensi jawaban responden yaitu tentang bagaimana keterlibatan guru dalam memberikan hadiah dan pujian agar siswa lebih bersemangat lagi (berprestasi) disaat mengikuti belajar kelompok 1. Sangat baik 53 68,83% 2. Baik 5 6,50% 3. Cukup Baik 17 22,07% 4. Kurang Baik 2 2,60% Sumber data: Item Angket No.29 Tabel 29 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 67 orang (87,01%). Responden yang menjawab baik sebanyak 4 orang (5,20%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 6 orang (7,79%). Responden yang menjawab tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian baik responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 67 orang (87,01%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam mendorong motivasi siswa disaat belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria Tabel 30 menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik sebanyak 53 orang (68,83%). Responden yang menjawab baik sebanyak 5 orang (6,50%). Responden yang menjawab cukup baik sebanyak 17 orang (22,07%). Responden yang menjawab kurang baik sebanyak 2 orang (2,60%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden jawaban sangat baik, yakni sebanyak 53 orang (68,83%), artinya bahwa keterlibatan guru dalam memberikan hadiah dan pujian agar siswa lebih bersemangat lagi (berprestasi) disaat mengikuti belajar kelompok sebagian besar termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis data mengenai Peranan Guru Mata Pelajaran Sosiologi Dalam Membina Kelompok Belajar Siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya, menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan 29 pertanyaan dalam bentuk angket responden yang menjawab sangat baik sebanyak 84,01%, responden yang menjawab baik sebanyak 1,16%, responden yang menjawab cukup baik sebanyak 14,29%, dan responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0,09%. Dari hasil analisis diperoleh prosentase paling tinggi dengan criteria sangat baik sebanyak 84,01%. Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada SMA Negeri-1 Palangka Raya sudah dilaksanakan dengan KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah peranan guru mata pelajaran sosiologi dalam membina kelompok belajar siswa pada 61

SMA Negeri-1 Palangaka Raya secara umum peranan guru dalam membina kelompok belajar siswa sudah dilaksanakan dengan sangat baik, yaitu sebesar 84,01%. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Penerbit Remaja Rosdakarya. Ali, M. 1982. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung. Penerbit Angkasa. Hamid, D. 2003. Pembelajaran dalam Penyelenggaraan IPS. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soenarto. 1987. Metode Penelitian Sosial. Bandung. PT. Refika Aditama. Sugiono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit Alfbeta. Surachmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik. Bandung. Tarsito. Sumber. Uzer Usman, M. 1992. Menjadi Guru Profesional, Bandung. Penerbit Remaja Rosdakarya. UU RI. 2002. Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga negaranya. UU RI, 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 62