BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016: 78) penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (korelasi), ataupun hubungan kausalitas (sebab akibat). B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu penelitian yang dilaksanakan. Kriteria yang digunakan perusahaan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2013 sampai 2015. 2. Menerbitkan laporan keuangan tahunan dalam mata uang Rupiah secara berturut-turut pada tahun 2013 sampai 2015. 3. Laporan keuangan telah diaudit oleh auditor independen per 31 Desember. 4. Perusahaan tidak pernah delisting dari BEI selama periode pengamatan. 30
31 5. Laporan keuangan menyajikan informasi lengkap terkait dengan semua variabel yang diteliti. C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba, sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, leverage, beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak. Manajemen Laba (Y) Sulistyanto (2008: 6) mendefinisikan manajemen laba sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervasi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Manajemen laba dapat diukur melalui discretionary accrual yang dihitung dengan cara menselisihkan total accrual dengan non discretionary accrual. Dalam menghitung discretionary accrual digunakan Modified Jones Model. Langkah-langkah untuk menghitung discretionary accrual (DA) adalah sebagai berikut: a. Menghitung nilai total accrual pada masing-masing perusahaan dengan persamaan: b. Menghitung nilai accrual yang diestimasi dengan persamaan regresi Ordianry Least Squares (OLS) adalah sebagai berikut: ( ) ( ( ) ) ( )
32 c. Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, estimasi diperoleh dari regresi OLS tersebut dan digunakan untuk perhitungan nilai non discretionary accrual (NDA) dengan persamaan: ( ) ( ( ) ) ( ) d. Menghitung nila discretionary accrual (DA) dengan persamaan Keterangan: TAit DAit NDAit NIit CFOit : Total akrual perusahaan i pada tahun t : Discretionary Accruals perusahaan i pada tahun t : Non Discretionary Accruals perusahaan i pada tahun t : Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t : Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i tahun t Ait-1 : Total aset perusahaan i pada tahun t-1 ΔREVit : Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1 ΔRECit : Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1 PPEit α1, α2, α3 : Aset tetap perusahaan i pada tahun t : Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan (XI) Ukuran perusahaan merupakan suatu nilai yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Menurut Jao dan Pagalung (2011) ukuran perusahaan dapat diproksikan dengan logaritma total aset perusahaan. Hal ini dikarenakan
33 besarnya total aset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim, untuk menghindari data yang tidak berdistribusi normal tersebut maka total aset perlu di logaritmakan. Total aset diperoleh dari laporan posisi keuangan. SIZE = (Ln total aset) Leverage (X2) Rasio leverage menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yan digambarkan oleh modal (equity). Rasio leverage menurut Subramanyam dan Wild (2014: 46) dapat diukur dengan menggunakan DER (Debt to Equity Ratio): Beban Pajak Tangguhan (X3) Beban pajak tangguhan merupakan beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perwita dkk. (2015) menyatakan bahawa perbedaan temporer timbul karena adnya kebijakan akrual sehingga terdapat perbedaan pengakuan antara pendapatan dan biaya antara akuntansi dan perpajakan. Karena kebijakan akrual yang merupakan salah satu yang mendorong manajer melakukan manajemen laba dan beban pajak tangguhan yang merefleksikan kebijakan akrual tersebut dengan besaran beda temporer yang dihasilkan, maka beban pajak tangguhan ini dijadikan sebagia pengukur untuk mendeteksi manajemen laba. Phillips et al. (2003) menyatakan bahwa rumus besaran defferend tax expense (dalam penelitian ini dinyatakan dengan besaran beban pajak tangguhan). Beban
34 pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan indikator membobot beban pajak tangguhan dengan total aset. Pembobotan beban pajak tangguhan dengan total aset pada periode t-1 untuk memperoleh nilai yang terhitung dengan proporsional. Keterangan: DTE it = Rata-rata beban pajak tangguhan Perencanaan Pajak (X4) Perencanaan pajak adalah suatu strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan beban pajak ditahun berjalan maupun ditahun yang akan datang guna menekan beban pajak yang harus dibayarkan, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Menurut Wijaya dan Martani (2011) terdapat indikator untuk mengukur perencanaan pajak dalam hal ini diproksikan dengan tax plan dari penelitian: ( ) Keterangan : TAX PLAN PTI CTE TA TI STR = Perencanaan pajak = Pre-tax income (Pendapatan Sebelum Pajak) = Current portion of total tax expense (Beban Pajak Kini) = Total aset = Taxable income (Pendapatan Kena Pajak) = Tax rate (Tingkat Pengenaan Pajak)
35 Digunakan tarif 25% karena tarif PPh Badan berdasarkan pasal 17 dan pasal 31E UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan adalah sebesar 25% dari Penghasilan Kena Pajak. D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015 yang telah dipublikasikan. Sumber data diperoleh dari www.idx.co.id. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik perolehan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik dokumentasi yang berupa soft file dalam bentuk annual report. Menurut Ulum dan Juanda (2016: 96) teknik dokementasi digunakan untuk memeroleh data-data yang sudah jadi atau yang sudah diolah oleh orang lain. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2013: 19) statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Uji deskriptif suatu data menunjukkan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari hasil penelitian yang dilakukan. Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami.
36 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2013:154) terdapat dua cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan grafik normal probability plot. b. Uji Multikolineritas Uji multikolenearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, maka uji jenis ini hanya digunakan untuk penelitian yang memiliki variabel independen lebih dari satu. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali (2013: 103) multikolinearitas dapat diketahui dengan beberapa cara salah satunya melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance <0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari residual suatu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastistas.
37 Untuk mengetahuinya digunakan grafik scatterplot, yaitu dengan melihat polapola tertentu pada grafik. Menurut Ghozali (2013: 134) salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila nilai probabilitas signifikansinya di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu yang teratur, seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka menunjukan telah terjadi heteroskedasitas. d. Uji Autokolerasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka terdapat problem autokolerasi. Menurut Ghozali (2013: 107) autokolerasi timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Pengujian autokolerasi dapat diketahui melalui uji Durbin- Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi, sebagai berikut: 1) Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokolerasi positif, hipotesis ditolak. 2) Jika dl d du, maka tidak ada autokorelasi positif, tidak ada keputusan / tidak dapat disimpulkan. 3) Jika 3-dL < d < 3, maka tidak ada autokolerasi negatif, hipotesis ditolak.
38 4) Jika 3-dU < d < 3-dL, maka tidak ada autokolerasi negatif, tidak dapat disimpulkan. 5) Jika du < d < 3-dU, maka tidak ada autokolerasi positif atau negatif. 3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS Ver. 21. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model yang digunakan adalah normal dan tidak mengandung gejala multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini model analisis yang dapat diilustrasikan: DA = α0 + α1size + α2der + α3dte+ α4taxplan + e Keterangan: DA SIZE DER DTE TAX PLAN α0 e = Discretionary accruals = Ukuran Perusahaan = Leverage = Beban Pajak Tangguhan = Perencanaan Pajak = Konstanta = error
39 b. Uji Koefisien Determinasi ( ) Menurut Ghozali (2013: 111) koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi atau perubahan pada variabel dependen. Nilai berkisar antara 0-1% dan jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Kelemahan pada uji adalah bias terhadap jumlah independen yang dimasukan kedalam model. Setiap tambahan atau variabel, maka nilai akan meningkat tanpa mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga disarankan untuk menggunakan nilai adjusted pada saat mengevaluasi. c. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Menurut Ghozali (2013: 68) uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan cara sebagai berikut: 1) Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel indpenden mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2) Bila F hitung < F tabel atau probabilitas> nilai signifikan (Sig 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel
40 independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhdap variabel independen. d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Menurut Ghozali (2013: 64) uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pada uji t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Bila t hitung > dari t tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. 2) Bila t hitung < dari t tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig > 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.