BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

TINGKAT PENGHUNIAN HOTEL BINTANG DI JAWA TENGAH BULAN JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI ,10 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,79 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL DESEMBER 2010

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 47,66 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2014

Denpasar, Juli 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2015 SEBESAR 48,21 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2014 SEBESAR 65,26 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2013

BERITA RESMI STATISTIK

PARIWISATA DKI JAKARTA

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT NOVEMBER 2013

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA BARAT DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2013

PARIWISATA DKI JAKARTA

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

PARIWISATA DKI JAKARTA JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN JUNI 2009 MENCAPAI KUNJUNGAN

BERITA RESMI STATISTIK

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I LATAR BELAKANG

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA DESEMBER 2011

BERITA RESMI STATISTIK

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA FEBRUARI 2012

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,30 PERSEN

PARIWISATA DKI JAKARTA

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Objek pariwisata dapat berupa

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER ,94 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PARIWISATA DKI JAKARTA JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN MARET 2009 MENCAPAI KUNJUNGAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

PARIWISATA DKI JAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung untuk berwisata ke Indonesia, semakin banyak pula devisa yang didapatkan oleh negara. Tidak hanya menguntungkan bagi negara, akan tetapi sektor pariwisata juga menguntungkan bagi daerah maupun masyarakat. Di tingkat daerah sektor pariwisata menyumbang ke pendapatan asli daerah, dan untuk masyarakat sektor pariwisata membuka banyak lapangan pekerjaan yang mana menambah kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi jumlah pengangguran (Rizkhi, 2015). Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini adalah masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Permasalahan inilah yang menjadi acuan pemerintah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan agar dapat menekan angka pengangguran. Pengangguran merupakan permasalah yang amat serius bagi suatu negara, sebab kemajuan suatu negara bukan hanya dilihat dari segi perindustrian yang sudah maju, melainkan dilihat pula dari segi kesejahteraan masyarakatnya. 1

2 TABEL 1. 1 Perbandingan Jumlah Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja di Indonesia Tahun 2016 dan 2017 Bulan/Tahun Angkatan Kerja (juta orang) Feb 2009 113,74 Feb 2010 116,00 Feb 2011 119,40 Feb 2012 120,41 Feb 2013 121,19 Feb 2014 125,3 Feb 2015 128,3 Sumber: Badan Pusat Statistika Penduduk Bekerja (Juta Orang) 104,49 107,41 111,28 112,80 114,02 118,2 120,8 Pengangguran (Juta Orang) 9,25 8,59 8,12 7,61 7,17 7,1 8,5 Menurut data dari tabel 1.1 yang didapatkan dari BPS, angkatan kerja pada Februari 2009 sebanyak 113,74 juta orang dan jumlah angkatan kerja pada tahuntahun selanjutnya terus bertambah sampai dengan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Indonesia sebanyak 128,3 juta orang. Kenaikan jumlah angkatan kerja di Indonesia ini diiringi dengan kenaikan jumlah penduduk bekerja setiap tahunnya yaitu dari Februari 2009 jumlah penduduk bekerja sebanyak 104,49 juta orang hingga Februari 2015 mencapai 120,8 juta orang. Dengan demikian dampak positif kenaikan jumlah angkatan kerja setiap tahunnya terlihat dari kenaikan jumlah penduduk bekerja setiap tahun, namun jumlah pengangguran pada Februari 2015 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yang mengalami penurunan, peningkatan jumlah pengangguran pada Februari 2015 dari Februari 2014 sebesar 1,4 juta orang.

3 Dari data diatas pula dapat diketahui bahwasannya pada februari 2016 penduduk Indonesia yang tidak bekerja mencapai angka 7,02 juta dan pada februari 2017 berjumlah 7,01 juta orang. Hal ini menggambarkan masih banyak masyarakat yang tidak memiliki penghasilan guna mencukupi kehidupan seharihari. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia saat ini juga masih terbilang cukup tinggi, meskipun usaha pemerintah untuk menekan laju tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2017 berhasil. Data perubahan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: TPT Indonesia 8,14 7,41 6,96 6,37 5,88 5,7 5,81 FEB-09 FEB-10 FEB-11 FEB-12 FEB-13 FEB-14 FEB-15 Sumber: Badan Pusat Statistika 2017 GRAFIK 1. 1 Perubahan Tingkat Pengangguran Terbuka Di Indonesia Tahun 2016 dan 2017 (Persen) Terlihat dari Grafik 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bulan Februari 2009 sebesar 8,14 persen dan terus mengalami penurunan hingga Februari 2014 menjadi 5,7 persen. Namun lain halnya pada Februari 2015 tingkat pengangguran terbuka Indonesia meningkat menjadi 5,81 persen. Kenaikan

4 tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2015 dari tahun sebelunya mencapai 0,11 persen. Meskipun jumlah pengangguran terbuka (TPT) pada tahun ini menurun, diharapkan bagi pemerintah untuk dapat mempertahankan kemajuannya dalam mengambil kebijakan agar dapat terus menekan angka pengangguran di Indonesia demi menjadikan rakyatnya makmur dan hidup dengan layak. Selain memiliki sumber daya manusia yang banyak, Indonesia juga merupakan salah satu negara kepulauan dengan perairan sebagai penghubung antar pulau yang menjadikan Indonesia berpotensi memiliki kekayaan alam. Potensi kekayaan alam Indonesia telah diakui di mata dunia baik dari segi sumber daya alam (SDA) yang melimpah maupun dari pesona pariwisatanya yang indah. Dari keindahan pariwisatanya, Indonesia mampu menarik perhatian para wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan berlibur agar dapat menikmati berbagai tempat wisata yang ditawarkan. Di Indonesia sendiri pertama kali pariwisata dikenal dengan sebutan tourisme, diperkenalkannya tourisme yaitu ketika diadakannya Musyawarah Nasional Yayasan Tourisme Indonesia yang kedua atas usulan dari presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Dan pada tahun 1961 istilah tourisme resmi diganti dengan istilah pariwisata. Meski pada awalnya istilah pariwisata belum dikenal banyak oleh masyarakat namun para ahli bahasa dan pariwisata

5 Indonesia mengemukakan bahwa istilah pariwisata berasal dari dua suku kata dari bahasa sansekerta (Muljadi dan Warman, 2016). Dengan banyaknya destinasi wisata di Indonesia yang ditawarkan, kunjungan wisatawan dari mancanegara juga semakin bertambah setiap tahunnya. Salah satu tempat wisata yang semakin maju dan berkembang yaitu kawasan wisata di Nusa Tenggara Barat (NTB). Nusa Tenggara Barat terdiri dari tiga pulau besar yaitu Lombok, Sumbawa dan Bima, dimana masing-masing pulau tersebut memiliki keindahan alam yang beragam. Perkembangan wisata di NTB dapat dilihat dari tingkat jumlah wisatawan yang berkunjung terutama wisatawan dari mancanegara yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini: TABEL 1. 2 Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnus) ke NTB dari tahun 2012-2015 (Juta orang) No Tahun Jumlah Wisnus 1 2012 2,25 2 2013 2,49 3 2014 2,51 4 2015 3,01 Sumber: Kemenpar 2015 Dapat dilihat pada tabel 1.2 yang menjelaskan tentang pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan nusantara tahun 2012-2015, jumlah kunjungan wisata ke NTB terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2012 lalu jumlah wisatawan domestik yang berwisata ke NTB mencapai 2,25 juta orang wisatawan, selanjutnya

6 pada tahun 2013 meningkat menjadi 2,49 juta orang wisatawan dan terus melonjak naik hingga pada tahun 2015 jumlah kenaikan wisatawan tertinggi yaitu telah mencapai 3,01 juta orang wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 terus bertambah secara signifikan. Lombok merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terkenal dengan keindahan wisata alamnya dan kini menjadi salah satu destinasi tujuan utama bagi para wisatawan. Lombok merupakan pulau disebelah pulau Bali yang juga memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan seperti halnya Bali. Lombok dibagi menjadi empat kabupaten dan satu kota, yaitu Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Kota Mataram. Dimasing-masing kabupaten/kota memiliki tempat wisata andalan yang indah. Daya tarik wisata yang dimiliki Lombok berupa wisata alam dan budaya akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang cukup besar namun masih perlu dikembangkan lebih baik lagi agar dapat menyaingi beberapa pariwisata di kota-kota besar di Indonesia khususnya Bali yang memiliki daerah tujuan wisata yang sangat terkenal yang menjadi tetangga pula Lombok. Salah satu peyebab meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Lombok ialah ditetapkannya Lombok sebagai daerah wisata halal (islamic tourisme) pada tahun 2015.

7 Bukan hanya jumlah wisatawan yang bertambah ke Lombok melainkan dapat dilihat pula kenaikan terjadi pada sektor pendapatan daerah yaitu meningkatnya pendapatan asli daerah Lombok. TABEL 1. 3 Data Peningkatan Jumlah Wisatawan ke Lombok Perkabupaten/Kota Tahun 2014-2016 Kabupaten/Kota 2014 2015 Lombok Timur Lombok Tengah Lombok Barat Lombok Utara Kota Mataram 20.857 104.720 389.628 503341 429325 21.973 100.728 428.143 535525 427725 Jumlah 1.144.871 1.514.094 Sumber: Lombok dalam angka 2015-2016 Dari tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok pada tahun 2014 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 jumlah total wisatawan yang berkunjung mencapai angka 1.144.871 orang pengunjung, sedangkan pada tahun 2015 kunjungan meningkat yaitu sejumlah 1.514.094 orang wisatawan. Dilihat dari setiap kabupaten/kota ada yang mengalami peningkatan kunjungan wisatawan dan ada pula yang mengalami penurunan, kabupaten/kota yang mengalami kenaikan jumlah wisatawan pada tahun 2014-2015 yaitu kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat dan kabupaten Lombok Utara. Sedangkan sisanya yaitu kabupaten Lombok Tengah dan kota Mataram mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan.

8 Pada grafik selanjutnya disajikan data perubahan kunjungan wisatawan mancanegara ke Lombok melalui pintu masuk udara yaitu melalui Bandara Internasional Lombok dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. 80.000 60.000 40.000 20.000 0 wisman 69.881 70.350 40.380 17.288 17.938 17.032 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Kemenpar, 2016 GRAFIK 1. 2 Perubahan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Lombok Tahun 2015 dan 2016 Pada Gambar 1.2 memperlihatkan kemajuan wisata di Lombok terbukti dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok, terutama wisatawan mancanegara (Wisman). Data yang dipublikasi oleh Kemenpar, pada tahun 2010 jumlah wisatwan yang masuk ke Lombok sebanyak 17.288 orang dan menjadi 17.938 orang pada tahun 2011. Tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menurun menjadi 17.032 orang wisatawan, namun pada tahun berikutnya kunjungan wisatawan mancanegara ke lombok meningkat drastis hingga mencapai 40.380 orang dan sampai pada tahun 2015 tercatat sebanyak 70.350 orang wisatawan mancanegara masuk ke Lombok.

9 Walaupun letak antara Pulau Lombok dan Pulau Bali berdekatan, namun wisatawan yang berkunjung ke Lombok jauh di bawah jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hal ini terbukti dengan adanya data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dan Lombok. TABEL 1. 4 Perkembangan Kunjungan Wisman ke Lombok dan Bali Tahun Melalui Jalur Udara 2015-2016 No Periode Bali Lombok 2016 2016 1 September 445.716 8.778 2 Oktober 432.215 9.543 3 November 413.232 7.852 4 Desember 442.800 9.712 5 Jan-Des 4.927.937 91.102 Sumber: Kemenpar, Desember 2016 Dari data tabel 1.4 yang tertera diatas menjelaskan bahwa jumlah wisman yang berkunjung ke Lombok dan Bali melalui jalur udara pada tahun 2016 terus mengalami perubahan. Wisatawan yang datang baik ke Lombok maupun Bali terus mengalami penurunan atau peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Pada bulan September 2016 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Lombok sebesar 8.778 orang, sedangkan jumlah kunjungan ke Bali mencapai 445.716 orang. Pada bulan Oktober sampai bulan November kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mengalami penurunan dan pada bulan Desember mengalami kenaikan. Sedangkan untuk Lombok hanya mengalami penurunan jumlah wisatawan mancanegara pada bulan November, selain itu pada bulan September sampai dengan bulan Desember mengalami kenaikan jumlah

10 kunjungan. Walaupun Kunjungan wisatawan ke Bali mengalami banyak penurunan, namun jumlah kunjungan wisatawan ke Bali jauh diatas jumlah kunjungan wisatawan ke Lombok. Pada tahun 2016 total jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 4.927.937 orang wisatawan, sedangkan ke Lombok hanya 91.102 orang wisatawan. Demi mempertahankan kemajuan sektor wisata di Lombok, peningkatanpeningkatan terhadap berbagai macam fasilitas umum, fasilitas wisata sampai akses menuju daerah destinasi wisata perlu dilakukan. Fasilitas-fasilitas tersebut meliputi peningkatan jumlah dan pelayanan hotel, rumah makan atau restoran, pemandu wisata, agen travel sampai akses jalan dan berbagai macam fasilitas yang diperlukan demi kemudahan dan kenyamanan wisatawan. Tujuan peningkatan sarana dan prasarana di Lombok bukan hanya sebagai penambah kenyamanan bagi para wisatawan sehingga wisatawan yang datang untuk berwisata bertamabah, melainkan juga dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Masyarakat yang berumur 15-64 tahun atau masyarakat usia produktif yang belum bekerja atau yang tidak mempunyai pekerjaan dapat terserap tanpa perlu adanya keahlian yang khusus dan pendidikan yang tinggi untuk bekerja di sektor pariwisata.

11 TABEL 1. 5 Jumlah Pengangguran Terbuka Tiap Kabupaten/Kota di Lombok Tahun 2015 No Kabupaten Jumlah Pengangguran Terbuka 1 Lombok Timur 33.528 2 Lombok Tengah 32.300 3 Lombok Barat 6.006 4 5 Lombok Utara Kota Mataram 2.313 24.839 Jumlah 98.986 Sumber: Lombok dalam angka 2017 Terlihat dalam tabel 1.5 diatas menunjukkan masih banyaknya jumlah pengangguran terbuka yang berada di seluruh kabupaten di Lombok. Jumlah pengangguran yang paling banyak berada di kabupaten Lombok Timur yaitu sebanyak 33.528 orang, disusul dengan Lombok Tengah yang berselisih 1.228 orang dari kabupaten Lombok Timur yang berjumlah 32.300 orang, diposisi ketiga penyumbang pengangguran terbanyak yaitu di Kota Mataram dengan jumlah pengangguran mencapai 24.839 orang, sedangkan Lombok Barat berselisih jauh dari Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan kota Mataram namun tetap dalam jumlah tingkat pengangguran yang tinggi yaitu sebanyak 6.006 orang dan yang terakhir dengan jumlah pengangguan terbuka yang paling sedikit yaitu 2.313 orang terdapat di kabupaten Lombok Utara. Setelah penguraian latar belakang diatas, penulis mengira bahwa adanya pengaruh sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja dan Pendapatan Asli Daerah di Lombok.

12 B. Batasan Masalah Pembatasan permasalahan penelitian bertujuan untuk membuat penelitian yang akan dilakukan lebih terkonsep dan terarah. Dalam penelitian ini pembatasan sektor pariwisata yang menjadi variabel independen antara lain banyaknya jumlah tempat wisata yang ada dan jumlah perhotelan yang tersedia di Lombok. Sedangkan Variabel dependen yang digunakan adalah tingkat tenaga kerja atau jumlah masyarakat bekerja dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok. C. Rumusan Masalah Adapun beberapa rumusan masalah yang didapatkan setelah meninjau latar belakang penelitian diatas adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh jumlah objek wisata dan jumlah hotel terhadap tenaga kerja atau penduduk bekerja dan PAD di Lombok secara langsung dan tidak langsung periode 2009-2015? 2. Seberapa besar pengaruh jumlah objek wisata, jumlah hotel dan tenaga kerja terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Lombok secara langsung dan tidak langsung periode 2009-2015? D. Tujuan Penelitian Dari beberapa rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

13 1. Mengetahui Seberapa besar pengaruh jumlah objek wisata dan jumlah hotel terhadap tenaga kerja atau penduduk bekerja di Lombok secara langsung dan tidak langsung periode 2009-2015. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah objek wisata, jumlah hotel dan tenaga kerja atau penduduk bekerja terhadap pendapatan asli daerah secara langsung dan tidak langsung di Lombok periode 2009-2015. E. Manfaat Penelitian antara lain: Beberapa manfaat yang bisa diambil dengan diadakannya penelitian ini 1. Sebagai salah satu media latihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari. 2. Sebagai data dasar dan tolak ukur penelitian-penelitian selanjutnya serta berguna bagi pengembangan ilmu pegetahuan dan pengembangan kepariwisataan khususnya di Pulau Lombok. 3. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi setiap pembaca khususnya mengenai pengaruh sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja dan PAD daerah Lombok.