BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

BAB VIII PENGELOLAAN KELAS. A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami definisi

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAGAIMANAKAH PENGELOLAAN KELAS UNTUK MEMBENTUK LINGKUNGAN BAHASA ARAB (BI AH AROBIYAH)?

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERANAN PENDEKATAN SISTEM PROSES KELOMPOK DALAM MENGOPTIMALISASIKAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN. Dra. Ni Wayan Ariawati, M.Si.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usman (2010 : 97) menyatakan Pengelolaan kelas adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA SE-KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

PERANAN PENGELOLAAN KELAS DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DIKLAT

BAB IV HASIL PENELITIAN. berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Sedangkan hakekat belajar adalah perubahan melalui aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PE NGEL OLAAN KE LAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Pengelolaan Kelas. menjadi penghalang bagi proses pembelajaran. 1. Qur an surat Al-Maidah ayat 2:

2014 Vol. 7 No. 2 Juli-Desember Jurnal Al-Ta dib KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan maupun kegagalan. Kondisi ini sangat ditentukan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

ASPEK DAN FUNGSI MANAJEMEN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

Oleh: Guru Besar Universita Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

ANALISIS KETERAMPILAN MAHASISWA PPLK PGSD STKIP NASIONAL DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SDN 11 VII KOTO SUNGAI SARIAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. UMM Press, Malang, 2005, hlm. 200.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaaan yang menyenangkan demi

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengelolaan Kelas 2.1.1 Pengertian Pengelolaan Kelas Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. adalah : adalah : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan Berasal dari kata kelola yamg berarti menyelenggarakan maksudnya adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar kata nya dalah Kelola ditambah awalan pe dan akhiran an Istilah lain dari pengelolaan kelas adalah Manajemen. Manajemen adalah kata yang asalnya dari bahasa inggris, yaitu management yang bererti ketetelaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan, (Djamarah 2013:175) Menurut Sudirman N, dkk. (dalam Djamarah 2013:177) Pengelolaan kelas upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (dalam Zain 2013:177) dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada 6

7 setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas mengarah kepada peran guru untuk menata pembelajaran. Secara kolektif atau klasikal dengan cara mengelola perbedaanperbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama. Menurut Arikunto (dalam Djamarah, 2013:177) pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengertian diatas menunjukkan adanya beberapa variable yang perlu dikelola secara sinergik, terpadu dan sistematik oleh guru, yakni: 1) Ruang kelas, menunjukkan batasan lingkungan belajar 2) Usaha guru, tuntutan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar 3) Kondisi belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus diwujudkan, dan 4) Belajar yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah produk belajar. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Zain, 2013:173).

8 Menurut Djamarah (2013:176) dalam pengertian lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah Suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan alatalat belajar yang tepat terhadap masalah yang ada dan situasi kelas yang dihadapi. Jadi, pengelolaan kelas sebenarnya upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya. Menurut Sudirman (dalam Djamarah 2013:178) Penelolaan kelas adalah : Penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual anak dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan. Fasilitas disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, tercapainya suasana kelas yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, nyaman dan penuh semangat sehingga terjadi perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan diatas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau

9 kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengeloaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dimana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas. 2.1.2 Tujuan Pengelolaan Kelas Menurut Fathurrohman, dkk (2007:104) karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurangkurangnya tiga ciri, yakni : 1) Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relative singkat 2) Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif 3) Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi. Sementara menurut Ahmad (2004:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut : 1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebgai lingkungan belajar maupun sebgai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin 2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar 3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas 4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. Jadi secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.

10 2.1.3 Fungsi Pengelolaan Kelas Menurut Danim (2002:173) pengelolaan kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengelolaan kelas berfungsi : 1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas. 2. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar. Selain itu fungsi dari pengelolaan kelas sendiri sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi pengelolaan yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan belajar yang hendak dicapainya. Sesuai dengan fungsi pengelolaan untuk pengelolaan kelas yang efektif disyaratkan adanya kepemimpinan aktif yang mampu menciptakan iklim yang memberi atau menekankan adanya harapan untuk keberhasilan dan suasana tertib (melalui) suatu proses perencanaan, pengorganisasian (pengaturan), aktuasi (pelaksanaan), dan pengawasan yang dilakukan oleh guru, baik individu maupun dengan melalui orang lain (semisal sejawat atau siswa sendiri) untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara optimal. 2.1.4 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas di sini adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di dalam mengelola, agar menjadi terarah dan efisien. Menurut Djamarah, dkk. (2005:180) dalam rangka memeperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan yaitu:

1. Hangat dan antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan atusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. 2. Tantangan Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahanbahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka. 3. Bervariasi Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. 4. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. 5. Penekanan pada hal-hal yang positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. 6. Penanaman disiplin diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. 11

12 Sejalan dengan uraian disiplin di atas maka suasana tertib dan teratur penuh dinamika dalam melaksanakan penanaman disiplin pada diri sendiri akan terwujud apabila setiap personal mengetahui posisi dan fungsinya di kelas dalam rangka melaksanakan berbagai kegiatan. 2.1.5 Aspek-aspek Pengelolaan Kelas Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Dalam pengelolaan kelas ini juga terkandung maksud bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien karena tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya. Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas yaitu: 1. Pengaturan (orang) siswa Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Jadi pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya disini fungsi guru memiliki

13 proporsi yang besar dalam rangka membimbing, mengarahkan dan memandu segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu pengaturan siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberi kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya. 2. Pengaturan fasilitas Aktifitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. Menurut Ahmad Rohani, (2004:128) pengaturan fasilitas dalam pengelolaan kelas meliputi: 1) Pengaturan Tempat Duduk Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, di mana dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku siswa. Melalui pengaturan tempat duduk yang baik dan jumlah siswa yang ideal antara 20-30 orang siswa satu kelas dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Namun demikian guru harus mempertimbangkan perasaan siswa bahwa mereka sudah sesuai dengan susunan kelas karena rasa kesesuaian adalah kebutuhan dasar. Susunan fisik yang sesuai dapat meningkatkan perasaan-perasaan menjadi lebih baik dan membantu mencegah masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.

2) Pengaturan Alat-alat Pengajaran Diantara alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan Kelas, sekolah yang maju memiliki perpustakaan di setiap kelas yang mana pengaturannya dilakukan bersama-sama dengan peserta didik. 2. Alat peraga atau media pengajaran, alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di kelas agar memudahkan penggunaannya, pengaturan dilakukan bersama-sama anak didik. Misalkan kapur tulis, penghapus, jam dinding dan lainlain. 3. Papan tulis, hendaknya ukurannya disesuaikan, warnanya harus kontras, penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik. 4. Papan presensi anak didik, ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua anak didik, difungsikan sebagaimana mestinya. 3) Penataan keindahan dan kebersihan ruangan kelas 1. Gambar-gambar yang bersifat mendidik (seperti: gambar pahlawan, tempat ibadat, bunga, pemandangan dan sebagainya) 2. Lemari tempat menyimpan hasil pekerjaan siswa, perlengkapan belajar mengajar, harus ditempatkan/disimpan secara tertib dan benar. Sehingga peralatan tersebut terlihat rapi, mudah dijangkau bila diperlukan dan tidak mengganggu ruang gerak siswa pada saat siswa melakukan kegiatan belajar. 3. Pemeliharaan kebersihan, memelihara kebersihan dan kenyamanan suatu kelas/ruang belajar, sama artinya dengan mempermudah anak didik menerima pelajaran. Ruang kelas yang bersih dan segar akan menjadikan anak didik bergairah belajar. Untuk itu perlu adanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru untuk menciptakan kebersihan tersebut, diantaranya Anak didik bergiliran membersihkan kelas, dan guru selalu mengawasi kebersihan dan ketertiban kelas. 4) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga masuk ke kelas. Dengan ventilasi yang baikdan udara yang sehat, semua siswa dan guru di dalam kelas dapat, menghirup udara yang segar. Penulis menyimpulkan bahwa dalam pemeliharaan dan perawatan serta penggunaan alat kelengkapan belajar meskipun pekerjaannya kelihatan bersifat teknis, tetapi menjadi bagian dari otonom profesional dibawah pengawasan guru dikelas dalam memberikan pelayanan belajar. 14

15 Untuk itu perlu adanya kerjasama antara guru dan siswa bersama-sama memelihara peralatan yang ada didalam kelas, mengatur suhu, ventilasi dan penerangan (kendati guru sulit mengatur karena sudah ada), adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar mengajar. Sebaiknya tidak merokok dalam kelas karena akan mengganggu yang lain. 2.1.6 Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai factor. Permasalahan anak didik adalah factor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Mengelola kelas dapat memberikan pesan belajar. Untuk menciptaakan adalah tugas guru. Sebab, guru merupakan aktor dan desainer pembelajaran siswa dengan salah satunya menciptakan kelas untuk belajar adan membimbing siswa untuk saling belajar membelajarkan serta membawa dampak lahirnya masukan bagi guru. Oleh karena itu, pengelolaan kelas memiliki pengertian mewujudkan sistem perencanaan pengajaran dan setting pembelajaran nyata, dengan evaluasi yang terkontrol secara sistematik dan memberi timbale balik secara langsung. Kelas sebagai produk pengelolaan sekurang-kurangnya bercirikan terjadinya intensitas interaksi guru-murid, murid-guru, murid-murid, murid dengan dirinya sendiri, guru dengan jati diri profesinya dan murid-guru dengan komponen-komponen belajar lainnya. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.

16 Menurut Fathurrohman, dkk (2007:105) berbagai pendekatan tersebut bisa ditelaah seperti uraian berikut: 1. Pendekatan Kekuasaan Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswadengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku. 2. Pendekatan Kebebasan Pengelolaan kelas bukan membiarkan anak belajar dengan laissez-faire, Tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar. 3. Pendekatan Keseimbangan Peran Pendekatan ini dilakukan dengan memberikan seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang tidak boleh dilakukan murid selama belajar. 4. Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan proses pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik. 5. Pendekatan Suasana Emosi dan sosial Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana hati yang saling mencintai antaraguru-murid dan murid-murid penting dalam menciptakan hubungan sosial pembelajaran. 6. Pendekatan Kombinasi Pada pendekatan ini bisa menggunakan beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru memiliki peranan penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi bertindak pada waktu yang tepat, dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang bermanfaat, adalah tidak mudah, dan guru harus dapat mencermati hal tersebut.

17 2.1.7 Keterampilan Pengelolaan kelas Menurut Roestiyah (dalam Fathurrohman, 2007:107) keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan dengan usaha mempertahankan kondisi kelas dan mengembangkan iklim kelas. 1. Usaha Mempertahankan Kondisi Kelas Usaha menciptakan kondisi kelas merupakan perbuatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dengan memberi ramalan atau prediksi iklim kelas yang akan terjadi atau mungkin terjadi. Sedangkan mempertahankan kondisi kelas merupakan reaksi atau respons langsung atas peristiwa yang terrjadi dalam suasana nyata dikelas. Teknik mempertahankan kondisi kelas dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap tanggap. Sikap tanggap dapat dilakukan dengan cara membagi pandanagn guru secara merata dan adil. Mendekati siswa agar memberi kehangatan dan persahabatan, memberi pernyataan atau pengakuan serta menunjukkan sikap tegas pada gangguan yang terjadi di kelas. Sisi lain dari upaya mempertahankan kondisi kelas ini juga daapat berupa pemusatan perhatian pada semua siswa dengan cara memberi petunjuk yang jelas, dan meminta pertanggungjawaban siswa atas tugas yang diberikan. Menurut Gordon (dalam Fathurrohman, 2007:108) ada beberapa resep yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi kelas yang baik yakni: 1) Keterbukaan dan transparan, sehingga memungkinkan terjalinnya keterusterangan dan kejujuran siswa dalam pembelajaran 2) Penuh perhatian, sehingga setiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai pihak lain. 3) Saling ketergantungan

18 4) Keterpisahan untuk membuka kemungkinan rumbuhnya keunikan, kretivitas dan individualitas masing-masing. 5) Pemenuhan kebutuhan bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dikorbankan untuk memenuhi kepentingan pihak lain. 2. Usaha Mengembangkan Iklim Kelas Mengembangkan iklim kelas memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang kurang akseptabel. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah melalui modifikasi perilaku siswa. Modifikasi perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya mengekspresikan perasaan dan cara mewujudkan perilaku siswa.terutama berkenaan dengaan cara merespons masalah dan teknik pemecahan masalah yang lebih permanen. 2.2 Kerangka Berpikir Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas yaitu; 1) pengaturan siswa, 2) dan pengaturan fasilitas. Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas pada siswa kelas IV SDN 77/I Penerokan Kecamatan Bajubang.

19 GURU PENGELOLAAN KELAS PENGATURAN SISWA PENGATURAN FASILITAS 1. Pembentukan Organisasi Siswa 2. Penugasan Siswa 3. Pembimbingan Siswa 1. Pengaturan Tempat Duduk 2. Pengaturan Alat-alat Pembelajaran 3. Penataan keindahan dan kebersihan ruangan kelas 4. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Kelas Kondusif Gambar 2.1 Kerangka Berpikir