Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT KASAR DENGAN SERAT AMPAS TEBU TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON K-350

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN VOLUME FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, DAYA SERAP AIR, DAN BERAT JENIS BETON RINGAN FOAM DENGAN PERBANDINGAN 1PC : 1PS

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

PEMANFAATAN CARBON CURING AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM CAMPURAN BATA BETON (PAVING BLOCK) DITINJAU DARI DAYA SERAP AIR DAN KUAT TEKAN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

STUDI AWAL PEMBUATAN HIGH VOLUME LIGHT WEIGHT SIDOARJO MUD CONCRETE BRICK

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT BATANG SAGU UNTUK PEMBUATAN BATAKO ABSTRAK

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB IV METODE PENELITIAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Lampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO PADA PEMBUATAN BATA RINGAN NON STRUKTURAL DENGAN METODE CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE (CLC)

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa batu kerikil dan agregat halus yang berupa pasir yang kemudian

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR BATA RINGAN CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB III LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Abstrak OPTIMUM OF PALM FIBERS ADDITION ON MECHANICAL PROPERTIES FOR CEMENT-GYPSUM BOARD. Abstract

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Teknik Sipil, Vol. V, No. 2, September 2016

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

Transkripsi:

Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Firda Yulia Citra*, Alimin Mahyudin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 *Firdayc95@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh persentase serat sabut pinang dan foam agent terhadap sifat fisik dan mekanik papan beton ringan. Penelitian ini menggunakan metode hand lay-up dengan memvariasikan persentase serat sabut pinang yaitu 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6% dan 0,8%. Sifat fisik dan mekanik yang diujikan meliputi daya serap air, densitas, kuat tekan dan kuat lentur. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur menggunakan universal testing machine (UTM). Hasil menunjukkan nilai daya serap air terendah diperoleh pada papan dengan persentase serat 0,8% yaitu 14,69%, sedangkan densitas terendah diperoleh pada persentase serat 0,6% sebesar 1,42 g/cm 3. Nilai kuat lentur tertinggi diperoleh pada 0,4% serat yaitu 37,5 kgf/cm 2. Kuat tekan tertinggi diperoleh pada pesentase serat 0,2% yaitu 54,87 kgf/cm 2. Papan beton ringan serat sabut pinang dan foam agent memiliki sifat fisik lebih tinggi dibandingkan papan GRC. Kata kunci: foam agent, hand lay-up, papan GRC serat sabut pinang. ABSTRACT The influence of Areca catechu L. fiber percentage and foam agent on the physical and mechanical properties of lightweight concrete boar has been conducted. The research using the hand lay-up method with variation of fiber 0%; 0.2%; 0.4%; 0.6% and 0.8%. The physical and mechanical properties such as water absorption, the density, compressive strength and flexural strength were determined. Flexural and compressive test are performed using Universal Testing Machine (UTM). The result show that board with 0.8% fiber have the lowest water absorption that is 14.69%. The board with 0.6 % fiber have the lowest density that is 1.42 g/cm 3.The highest flexural strength of 0.4% fiber that is 37.5 kgf/cm 2, the highest compressive strength of 0.2% fiber that is 54.87 kgf/cm 2. The physical properties of light concrete board with Areca catechu L. fiber and foam agent higher than GRC board. Keywords: foam agent, hand lay-up, GRC board, Areca catechu L. fiber I. PENDAHULUAN Beton adalah material konstruksi yang saat ini sudah sangat umum digunakan. Berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton, pentingnya peranan beton menuntut suatu kualitas beton yang memadai. Keunggulan beton sebagai bahan konstruksi antara lain mempunyai kuat tekan yang tinggi, dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas, tahan terhadap api dan biaya perawatan yang relatif murah. Tetapi beton juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu lemah terhadap kuat tarik, mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sulit kedap air secara sempurna, dan bersifat getas (Tjokrodimuljo, 1996). Penambahan serat pada beton dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan sifat yang dimiliki oleh beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah. Dalam penelitian ini serat yang akan digunakan adalah serat pinang. Pada serat pinang terdapat kadar selulosa dan hemiselulosa yang apabila ditambahkan pada campuran semen dan pasir pembentuk beton, senyawa ini akan terserap pada permukaan partikel dan memberikan tambahan kekuatan ikat antar partikel akibat sifat adhesi dan dispersinya, serta menghambat difusi air dalam material akibat sifat hidrofobnya. Dengan demikian dapat dihasilkan beton yang lebih kuat dan relatif tidak tembus air, yang dapat dipakai sebagai bahan konstruksi (Gargulak, 2001). Penelitian menggunakan serat pinang telah dilakukan oleh Olanda dan Alimin (2013) dengan variasi persentase serat yang digunakan adalah 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8% dan 1,2% terhadap massa adonan serat, semen, gipsum dan air. Dari hasil pengujian didapatkan nilai kuat tekan optimum pada papan dengan persentase serat 0,6% yaitu sebesar 108,08 kgf/cm 2, sedangkan nilai kuat lentur optimum diperoleh pada papan dengan persentase serat 0,6% yaitu sebesar 30,33 kgf/cm 2. Daya serap air optimum diperoleh pada persentase serat 1,2% yakni sebesar 16,52%, sedangkan densitas optimum diperoleh pada persentase serat 0,8% yaitu sebesar 1,139 g/cm 3. 375

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 Beton ringan pada dasarnya sama dengan beton biasa, hal yang membedakan yaitu beton ringan tidak menggunakan agregat kasar. Sebagai bahan pengisinya biasanya pasir halus (lolos ayakan 50 mesh). Untuk membuat beton menjadi ringan dapat dilakukan dengan cara foaming mixture yaitu memberi busa dalam pasta beton (Nurrakhman dkk, 2014). Penelitian dengan menggunakan foam agent telah dilakukan oleh Murtono (2015), dalam penelitiannya variasi foam agent yang ditambahkan pada komposisi campuran pasta beton adalah 0 L/m 3 ; 0,6 L/m 3 ; 0,8 L/m 3 ; dan 1,0 L/m 3 dari volume beton sebelum pencampuran. Dari hasil penelitiannya Dari kuat tekan tertinggi dicapai beton dengan kandungan foam agent 0,6 L/m 3 sebesar 4,02 MPa, kuat lentur balok beton dengan kandungan foam agent 0,6 L/m 3 sebesar 0,738 MPa. Murtono menyimpulkan bahwa semakin banyak penambahan busa foam agent membuat kuat lentur semakin rendah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian tentang pengaruh persentase serat sabut pinang dan foam agent terhadap sifat fisik dan mekanik papan beton ringan, sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan bisa mendapatkan material yang ringan dengan kekuatan tinggi. II. METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat pinang (Areca catechu L fiber) berfungsi sebagai penguat ikatan matriks yang panjangnya 1 cm dengan variasi serat 0%; 0,2%; 0,4% dan 0,8% terhadap volume cetakan, sedangkan bahan matriksnya adalah semen, pasir, foam agent dan air. Komposisi adonan terdiri dari penguat (serat) dan matriks yang dibuat dengan komposisi semen : pasir yaitu 1 : 2 dan semen : air berdasarkan FAS 0,4. Papan beton ringan yang dibuat berukuran 5 cm 5 cm 1 cm untuk pengujian daya serap air, densitas, kuat tekan, sedangkan pengujian kuat lentur dibuat berukuran 20 cm 5 cm 1 cm. Pembuatan papan beton ringan menggunakan metode hand lay up dengan komposit serat yaitu pembentukan lapisan laminat dan satu lapisan penguat (serat) yang diletakkan ditengah lapisan laminat. Jumlah lapisan ada tiga, yaitu lapisan atas dan bawah untuk campuran pasta beton dengan foam agent dan lapisan tengah untuk serat pinang. Sebelum membuat adonan pasta beton dan foam agent, semua bahan ditimbang dulu dengan perbandingan bahan yang telah ditentukan menggunakan timbangan digital. Pembuatan adonan dengan cara dicampur dan diaduk secara merata menggunakan sendok semen, setelah merata dicetak sesuai cetakan yang terbuat dari seng berukuran 5 cm 5 cm 1 cm dan 20 cm 5 cm 1 cm. Papan beton ringan yang telah terbentuk dikeringkan pada suhu ruangan selama 28 hari sebelum digunakan untuk pengujian sesuai standar. 2.1 Pengujian Daya Serap Air Papan beton ringan ditimbang untuk menentukan massa kering (m k ), kemudian papan direndam dalam air selama 24 jam dan diukur massa nya sebagai massa basah (m b ). Nilai daya serap air papan beton ringan dapat dihitung berdasarkan Persamaan 1. mb mk DSA 100% (1) m dengan m k adalah massa sampel uji kondisi kering (g) dan m b adalah massa sampel uji kondisi basah setelah direndam air (g). 2.2 Pengujian Densitas Papan beton ringan yang bermassa kering (m k ) ditimbang dengan menggunakan timbangan digital, kemudian diukur besar volume pada papan beton. Nilai densitas papan beton ringan dapat diketahui dengan cara membagi massa per volume yang berdasarkan Persamaan 2. k m m k (2) V plt 376

Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 dengan ρ adalah densitas (g/cm 3 ), m k adalah massa sampel uji kondisi kering (g), v adalah volume sampel uji (cm 3 ), p adalah panjang sampel uji (cm), l adalah lebar sampel uji (cm), t adalah tebal sampel uji (cm). 2.3 Pengujian Kuat Lentur Papan beton ringan yang telah dicetak diletakkan pada bagian UTM (Universal Testing Machine) untuk diuji kelenturan papan beton ringan. Kegunaan pengujian kuat lentur adalah untuk mengetahui kemampuan papan beton menahan gaya lentur yang diberikan dengan arah tegak lurus terhadap penampang. Saat papan beton ringan mengalami patah maka skala yang tertera akan terlihat untuk nilai kuat lentur pada UTM (Universal Testing Machine), kemudian dicatat sebagai nilai beban maksimum (m p ). Selanjutnya nilai kuat lentur (f r ) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 3. 3m ps f r (3) 2 2lt dengan f r adalah kuat lentur (kgf/cm 2 ), m p adalah beban patah maksimum (kgf), s adalah jarak tumpuan (cm), l adalah lebar sampel uji (cm) dan t adalah tebal sampel uji (cm). 2.4 Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan UTM (Universal Testing Machine) uji kuat tekan untuk mengetahui kuat tekan hancur sampel uji. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan sampel uji pada bagian mesin tempat meletakkan sampel uji. Kemudian diberikan pembebanan diatas sampel uji tersebut. Skala yang tertera pada mesin uji saat benda uji mengalami retakkan dicatat sebagai hasil beban maksimum (P). Selanjutnya nilai kuat tekan (f c ) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 4. Ρ f c (4) Α dengan f c adalah kuat tekan (kgf/cm 2 ), P adalah beban maksimum sampel uji (kgf), dan A luas permukaan sampel uji (cm 2 ). III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Daya Serap Air Daya serap air memperlihatkan bagaimana kemampuan dari papan beton untuk menyerap air, dimana papan beton ringan yang diharapkan memiliki daya serap air kecil. Papan beton ringan berserat pinang dan foam agent memiliki nilai daya serap air rata-rata yang cukup tinggi. Nilai daya serap air terendah terdapat pada papan beton normal sebesar 13,86% seperti ditunjukkan Gambar 1. Jika dilihat dari papan beton yang memiliki serat dan foam agent, nilai daya serap air terendah dimiliki oleh papan beton dengan 0,8% serat, yaitu 14,69%. Penambahan serat pinang yang semakin banyak menyebabkan nilai daya serap air papan beton setelah perendaman selama 24 jam semakin kecil. Semakin tinggi densitas papan beton maka ikatan antar partikel semakin kompak sehingga rongga udara dalam lembaran papan mengecil. Keadaan ini menyebabkan air atau uap air menjadi sulit untuk mengisi rongga tersebut. Jika dibandingkan dengan nilai daya serap air papan GRC, yaitu 19,27%, maka nilai daya serap air papan beton ringan serat pinang dan foam agent lebih kecil. Apabila dibandingkan dengan SNI 03-2105-2006 yang menetapkan nilai daya serap air maksimal 14%, maka nilai daya serap air papan beton ringan serat pinang dan foam agent belum sesuai. 377

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 25 Daya serap air (%) 20 15 10 5 19,07 13,86 15,51 14,95 14,93 14,99 14,69 DSA Maks 14% 0 GRC Papan beton 0% 0,2% 0,4% 0,6% 0,8% Persentase Serat Gambar 1 Grafik pengaruh persentase serat sabut pinang dan foam agent terhadap daya serap air. 3.2 Densitas Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai densitas tertinggi dimiliki oleh papan beton normal yaitu sebesar 1,62 g/cm 3. Kemudian nilai densitas terendah pada 0,6% serat, yaitu 1,42 g/cm 3. Nilai densitas yang rendah disebabkan oleh serat yang terdapat pada pasta beton sehingga terbentuk rongga udara pada papan beton. Selain itu, foam agent juga menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung udara pada proses pengadukan yang mengakibatkan munculnya rongga di dalam beton pada saat mengering sehingga membuat berat jenis beton menjadi kecil (Simbolon, 2015). Nilai densitas berbanding terbalik dengan nilai daya serap air, semakin kecil densitas maka daya serap air akan semakin besar. Pernyataan tersebut memperkuat hasil pengujian, dimana semakin tinggi persentase serat, densitas papan semakin kecil, sedangkan daya serap air papan semakin besar (Sylvia, 2017). Pada penelitian ini nilai densitas yang diinginkan adalah nilai densitas terendah karena papan yang diharapkan adalah papan yang ringan namun kuat. Gambar 2 Grafik pengaruh persentase serat sabut pinang dan foam agent nilai densitas. Nilai densitas terendah terdapat pada 0,6% serat, yaitu sebesar 1,42 g/cm 3. Jika dibandingkan dengan nilai densitas papan GRC sebesar 1,87 g/cm 3, maka papan beton ringan berserat pinang dan foam agent jauh lebih rendah. Apabila dibandingkan dengan nilai densitas pada SNI 03-2105-2006 yang menetapkan sebesar 0,40 g/cm 3-0,90 g/cm 3, maka nilai densitas beton berserat pinang dan foam agent belum sesuai karena nilai densitas SNI 03-2105-2006. 378

Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 3.3 Kuat Lentur Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan di dapatkan data seperti yang terlihat pada Gambar 3. Nilai kuat lentur tertinggi dimiliki oleh papan beton dengan 0,4% serat, yaitu 37,5 kgf/cm 2, sedangkan nilai terendah pada 0% serat sebesar 25,5 kgf/cm 2. Hal ini terjadi karena tidak adanya serat yang terkandung di dalam matriks yang berfungsi untuk menahan beban yang diberikan sehingga papan beton menjadi mudah patah dan nilai kuat lentur yang dihasilkan menjadi kecil. Jika di bandingkan dengan papan GRC yang memiliki nilai kuat lentur 112,5 kgf/cm 2, maka nilai kuat lentur papan beton berserat pinang dan foam agent lebih rendah. Nilai kuat lentur tertinggi papan beton berserat pinang dan foam agent diperoleh pada 0,4% serat sebesar 37,5 kgf/cm 2. Gambar 3 Grafik pengaruh persentase serat sabut pinang dan foam agent terhadap kuat lentur. 3.4 Kuat Tekan Hasil yang didapat berupa data seperti yang tertera pada Gambar 4. Nilai kuat tekan terendah papan beton serat pinang dan foam agent terdapat pada 0,4% serat sebesar 36,87 kgf/cm 2. Rendahnya nilai kuat tekan dipengaruhi oleh banyaknya rongga udara yang terdapat pada papan beton yang membuat papan beton tidak padat dan rapuh. Selanjutnya kuat tekan tertinggi diperoleh pada 0,2% serat sebesar 54,87 kgf/cm 2. Penambahan serat pinang yang lebih banyak menyebabkan kuat tekan papan beton menurun (Olanda dan Alimin, 2013) Ini menunjukkan jumlah maksimum yang dapat diisikan sebagai penguat pada matriks. Jumlah serat yang melebihi batas maksimum akan membuat papan semakin rapuh, karena semakin memperlemah ikatan antar matriks. Jika dibandingkan dengan nilai kuat tekan papan GRC, yaitu 94,27 kgf/cm 2, maka papan beton ringan berserat pinang dan foam agent memiliki nilai kuat tekan yang lebih rendah. Nilai kuat lentur tertinggi papan beton serat pinang dan foam agent didapatkan pada 0,2% serat, yaitu 54,87 kgf/cm 2. Berdasarkan SNI 03-3449-2002, papan beton serat pinang dan foam agent merupakan konstruksi bangunan struktural sangat ringan sebagai isolasi. 379

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 Kuat Tekan (kgf/cm 3 ) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 94,27 GRC 80,67 Papan beton 51,87 54,87 36,87 51,67 47,07 0% 0,2% 0,4% 0,6% 0,8% Persentase Serat Gambar 4 Grafik pengaruh persentase serat sabut pinang dan foam agent terhadap kuat tekan. IV. KESIMPULAN Penambahan serat pinang dan foam agent berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik papan beton. Kuat lentur optimum diperoleh pada persentase 0,4% serat sebesar 37,5 kgf/cm 2. Selanjutnya papan beton serat pinang dan foam agent yang memiliki nilai daya serap air terendah diperoleh pada 0,8% serat sebesar 14,69%, sedangkan nilai densitas terendah terdapat pada 0,6%, yaitu 1,42 g/cm 3 dan nilai ini lebih baik dibandingkan nilai papan GRC. DAFTAR PUSTAKA Gargulak, J. D., Bushar, L. L., Sengupta, A. K., 2001, Ammoxidized Lignosulfonate Cement Dispersant, US-Paten : US 6,238,475 BI. Murtono, A., 2015, Pemanfaatan Foam Agent dan Material Lokal dalam Pembuatan Bata Ringan, Naskah Publikasi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nurrahkman, A., Triwulan., Januarti, J, E., 2014, Serat dan Foaming Agent pada Campuran Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo dan Abu Sekam, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 1, No. 1, Jurusan Teknik Sipil, ITS. Olanda dan Alimin, 2013, Pengaruh Penambahan Serat Pinang (Areca Catechu L. Fiber) terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Fisis Bahan Campuran Semen Gipsum, Jurnal Fisika Unand, Vol.2, No.2, Jurusan Fisika Unand. Sylvia, Y., 2017, Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) terhadap Sifat Mekanik dan Fisik Papan Gipsum-Beton, Skripsi, Jurusan Fisika, Universitas Andalas. Tjokrodimuljo, K.., 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta. 380