BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB V PEMBAHASAN. hasil tersebut dikaitkan dengan teori yang ada diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan

BAB V PEMBAHASAN. guru fiqih dalam proses belajar mengajar. Materi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan guru aqidah akhlak dalam pembinaan akhlakul karimah. siswa kelas x di MAN Tulungagung 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang harus

aantara lain tape recorder dan radio. Alat peraga visual adalah alat peraga 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga

BAB V. dan pembahasan dari data yang telah ditemukan dilapangan. Tulungagung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI meliputi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan guru perlu merumuskan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya penguasaan IPTEK. Akan tetapi, masih banyak siswa yang

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB V PEMBAHASAN. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. akan menghasilkan pencapaian tujuan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

ii

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

ISSN: ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Pengembangan, Media Komputer Pembelajaran, Video

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING TIPE A MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG TIDAK MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN YANG MENGGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mecetak manusia yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Guru PAI dalam Perencanaan Pembelajaran untuk. Mewujudkan Pembelajaran I2M3 pada Kegiatan Belajar Mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran 3. bantu saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan mengintregasikan hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam teknik analisa data kualitatis deskriptif (pemaparan) dari data yang telah diperoleh baik melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dari hasil penelitian tersebut dikaitkan dengan teori yang ada dan dibahas sebagai berikut: a) metode yang digunakan guru kelas dalam meningkatkan hasil belajar Matematika, b) media yang digunakan guru kelas dalam meningkatkan hasil belajar Matematika, c) evaluasi yang digunakan guru kelas dalam meningkatkan hasil belajar Matematika. A. Metode yang digunakan Guru Kelas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Dengan demikian guru dituntut untuk merencanakan kegiatan belajar yang baik dengan cara memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, yaitu pada pemahaman siswa terhadap materi maupun hasil belajar siswa. Metode didefinisikan sebagai suatu cara 149

150 atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan. 1 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan di MIN Pandansari dan MI Al-Ifadah. Kedua madrasah ini menggunakan metode di dalam proses pembelajaran. Metode dilakukan sebagai cara yang dilakukan oleh guru sebagai fasilitator dalam menyampaikan sebuah bahan pelajaran guna mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya, di dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik peserta didik. Namun juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukunganya dan kondisi psikologis peserta didik. 2 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan di MIN Pandansari dan juga MI Al-Ifadah. Di kedua madrasah tersebut menggunakan metode yang bervariasi di dalam pembelajaran. Metode yang digunakan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan juga tujuan yang akan dicapai. 1 Sudiyono, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang :UIN Malang Press, 2006), 118. 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 46.

151 Dalam buku Syaiful Djamarah dan Aswan Zain menjelaskan ada banyak macam-macam metode pembelajaran yang dapat digunakan di dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pada metode belajar ini terdapat kekurangan dan juga kelebihan. Untuk itu didalam penggunaanya sebaiknya guru yaitu sebagai fasilitator mengkombinasikan antara metode yang satu dengan yang lain. Diantaranya adalah: 3 1. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti di pedesaan yang kekurangan fasilitas. 2. Metode Demonstrasi Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. 3. Metode Diskusi 3 Ibid., 82-97

152 Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, mejawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. 4. Metode Tugas dan Resitasi Metode penugasan atau resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. 5. Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. 6. Metode Problem Solving Metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab di dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. 7. Metode Inkuiri Metode Inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunya sendiri untuk

153 menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis. Dapat diketahi bahwa hasil temuan yang diperoleh peneliti disaat melakukan penelitian adalah di kedua madrasah tersebut menggunakan metode yang bermacam-macam sebagai pelengkap. Kembali lagi didalam memilih metode guru menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan juga. Pada saat penelitian MIN Pandansari menyampaikan materi bagun ruang kubus dan balok dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan inkury. Dalam pelaksanaanya juga sama dengan apa yang telah diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain didalam bukunya. Sedangkan di MI Al-Ifadah dalam menyampaikan materi simetri lipat dan simetri putar, guru menggunakan metode ceramh, demonstrasi, penugasan, dan juga metode problem solving. Dalam pelaksanaanyapun juga sama dengan yang telah disebutkan oleh Syaiful Bahri Djamarah di dalam bukunya. Menurut Pupuh Fathurrohmah dalam bukunya, faktor yang mempengaruhi adanya pemilihan metode adalah sebagai berikut: 4 1. Tujuan Tujuan adalah sarana yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran. 2. Materi pelajaran 4 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2007), 61.

154 Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. 3. Peserta didik Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan. Motivasi dan lingkungan keluarga. Semua perbedaan ini berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran 4. Situasi Situasi belajar mengajar merupakan setting lingkungan pembelajaran dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. 5. Fasilitas Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas akan sangat menggangu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek. 6. Guru Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Sedangkan guru yang latar belakangnya pendidikan kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode seringkali mengalami hambatan dalam penerapannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di MIN Pandansari dan juga MI Al-Ifadah. Dalam pemilihan metode kedua madrasah

155 ini tidak hanya asal-asalan, tetapi menimbang-nimbang terlebih dahulu metode mana yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dengan begitu tujuan akan tercapai secara optimal dan proses pembelajaran juga akan berjalan lancar. Jika metode yang digunakan tidak sesuai dengan faktor-faktor tersebut maka kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan secara optimal. B. Media yang digunakan Guru Kelas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menurut Schramm sebagaimana yang dikutip oleh Suwarna, media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran. 5 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang saya temukan di MIN Pandansari dan MI Al-Ifadah, media digunakan untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran. Dalam merancang sebuah media harus berpedoman pada tujuan dan standar kompetensi mata pelajaran matematika. Di dalam pemilihan media sudah ditetapkan di dalam RPP dan silabus. Namun dalam penyampaiannya guru diberi kebebasan di dalam mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran. 5 Suwarna dkk., Pengajaran Mikro, (Yogyakarta : Tiara Wacana,2002), 128.

156 Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai dalam bukunya dijelaskan mengenai prinsip pemilihan media pembelajaran: 6 1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajarann dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep atau generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. 3. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. 4. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. 5. Tersedia waktu untuk menggunkannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Sebagaimana hasil penelitian di kedua madrasah tersebut dalam pemilihan media pembelajaran guru mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran, materi pembelajaran, kemudahan dalam memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakannya, dan juga 6 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru, 1989),.4-5.

157 waktu dalam menggunakan. Melihat bahwa ada banyak macam jenis media yang dapat digunakan. Jenis media yang digunakan adalah bermacam-macam. Biasanya media yang diterapkan di dalam kelas bervariasi. Tergantung dengan materi yang diajarkan, dan juga media itu memenuhi kriteria untuk dipilih atau tidak. Dalam memilih jenis media yang digunakan juga harus memperhatiakn kondisi kelas dan juga waktu dalam pembelajaran. Karakteristik media yang cocok itulah yang patut untuk dipilih dalam pembelajaran. Jenis media yang digunakan pada penyampaian materi bangun ruang adalah media visual. Media ini mempunyai kelebihan yaitu disamping sederhana dan juga mudah dalam membuatnya, mudah diperoleh bahannya, dalam pengguanaannya pun juga tidak sulit. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Muhamad Zaini, dalam bukunya bahwa media pembelajaran dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu : 7 1. Media Audio Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain ; radio, Tape recorder, CD, dan Laboratorium Bahasa. 2. Media Visual Sedangkan media visual adalah alat yang berkaitan dengan indera penglihatan artinya pesan yang disampaikan itu dapat diterima melalui 7 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta : Teras, 2009), 92.

158 mata. Media visual dibagi dua yaitu media visual dua dimensi dan tiga dimensi. 3. Media Audio Visual Media audio visual adalah media / alat-alat yang audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Dalam arti lain media audio visual adalah alat yang dapat menghasilkan suara dan rupa dalam satu unit. Adapun yang termasuk golongan media audio visual adalah film bersuara, Televisi, Video Cassette atau VCD. Tujuan dalam penggunaan media ini adalah untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, selain itu media dibuat sedemikian menarik sehingga membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya pada bukunya bahwa peranaan media dalam pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film, televisi atau gambar untuk memberikan informasi yang lebih baik bagi siswa. Melalui media pembelajaran yang bersifat abstrak bisa lebih dikongkritkan. Sehingga dengan adanya media dapat menambah gairah dan motivasi di dalam belajar siswa. 8 8 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2008), 169.

159 C. Evaluasi yang digunakan Guru Kelas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menurut Wand dan Brown sebagaimana yang dikutip Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 9 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di MIN Pandansari dan MI Al-Ifadah, evaluasi digunakan guru untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami pembelajaran dan juga digunakan untuk cara mengukur tingkat pemahaman siswa dengan memberikan soal kepada siswa agar siswa dapat menguasai mata pelajaran matematika. Menurut Winkel sebagaimana yang dikutip oleh Indah Komsiyah bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Pada prinsipnya evaluasi formatif sebagai kegiatan untuk mengontrol sampai seberapa siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Sedangkan evaluasi diagnotik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa, sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnotik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan,baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnotik dilakukan untuk mengetahui 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., 50.

160 kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. 10 Sebagaimana observasi di lapangan, pernyataan Winkel sesuai dengan yang peneliti amati di MIN Pandansari dan MI Al-Ifadah. Kedua madrasah menggunakan evaluasi formatif dan evaluasi diagnotik selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Evaluasi formatif diberikan berupa tes lisan dan tes tulis, setiap akhir pembelajaran diberi PR, dan juga guru memberikan feedback pada saat pembelajaran. Evaluasi formatif ini dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa sehingga bagi siswa yang belum paham dan nilai tesnya masih kurang dari KKM maka siswa melakukan remidi pada pelajaran tersebut, agar siswa nilainya lebih baik dan juga memberikan perhatian agar mereka lebih semangat lagi dalam belajar matematika. Pembelajaran bisa berhasil manakala guru dan siswa saling proaktif dalam pembelajaran dan juga didukung oleh sarana prasarana sekolah yang memadai yang membuat pembelajaran menjadi berhasil dan berjalan dengan baik. Sedangkan pada evaluasi diagnotik dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran, dan evaluasi ini berguna untuk mengetahui tingkat kesulitan yang dialami siswa dalam pemebelajaran. Dan juga agar dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan oleh guru. 10 Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), 124-127.