BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

BAB V PENUTUP. yang telah diuraikan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Siswa berkemampuan tinggi kelas IX C SMP Islam Sunan Gunung Jati

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

P. S. PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

Circle either yes or no for each design to indicate whether the garden bed can be made with 32 centimeters timber?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dewasa ini perkembangan IPTEK sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diana Utami, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi dengan cepat, melimpah dan mudah. Siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. telah melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Para ahli psikologi pendidikan. yang telah melalui bermacam penelitiannya. Para ahli pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan suatu landasan dan kerangka perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Fauziah Nurrochman, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI BANGUN DATAR

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika yaitu problem sloving (pemecahan masalah), reasoning and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. National Cauncil of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) menyebutkan. masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian, (B) fokus penelitian, (C) tujuan penelitian, (D) batasan masalah, (E) manfaat penelitian, (F) definisi istilah, (G) sistematika penulisan skripsi. A. Konteks Penelitian Semakin pesat kemajuan teknologi dan sains yang ada menuntut manusia untuk selalu mengimbanginya. Sehingga dalam proses pengimbangan ini, manusia perlu belajar untuk mengatasi ketertinggalan tersebut. Dalam era globalisasi ini, anak-anak dan remaja dituntut untuk memiliki pemikiran yang terbuka dan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah secara kreatif dan kritis. Untuk merealisasikan hal tersebut, tentu harus disertai dengan faktor penunjang untuk merealisasikannya. Satu-satunya yang dipandang paling efektif adalah pendidikan yang merupakan gerbang utama untuk mewujudkan hal tersebut. 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, Hal. 218 1 Zubaedi, Islam dan Benturan Antarperadaban, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2007) 1

2 masyarakat, bangsa dan negara. 2 Sehingga pendidikan mempunyai tujuan untuk mencetak calon generasi penerus bangsa yang memiliki kecakapan diberbagai bidang. Kualitas suatu bangsa dipengaruhi oleh keberhasilan pendidikan yang dijalankan oleh bangsa tersebut. Seperti makna demokrasi, dalam pendidikan makna tersebut juga dipakai. Sehingga seluruh masyarakat harus memperoleh pendidikan yang layak tanpa terkecuali dan tidak ada diskriminasi. Salah satu ilmu dasar yang selalu manusia gunakan dalam berbagai hal seperti jual beli, belajar, bermain, dan berbicara santai adalah matematika. Disadari atau tidak, manusia pasti secara otomatis menggunakan bahasa matematika maupun operasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 3 Matematika bukan hanya sekumpulan materi yang berisi rumusrumus untuk dihafal, melainkan memerlukan penalaran dan kemampuan untuk memrosesnya kedalam pemecahan masalah, penalaran, komunikasi dan koneksi matematika. Semuanya harus saling menunjang dalam proses pembelajaran matematika sehingga siswa dapat menguasai matematika secara utuh. 4 Menurut National Council of The Teachers Mathematics (NCTM), standar proses yang digunakan siswa dalam belajar matematika meliputi pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), keterkaitan 2 Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.(Jakarta: Asa Mandiri, 2009), Hal. 69 3 R. Soejadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Nasional, 2000), Hal. 11 4 Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Investigasi Matematika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, dalam http://file.upi.edu, di akses pada 17 Februari 2017, Hal. 1

3 (connection), komunikasi (communication), dan representasi (representation). 5 Standar proses tersebut secara bersama-sama merupakan keterampilan dan pemahaman dasar yang sangat dibutuhkan para siswa. Koneksi matematis merupakan salah satu dari lima pilar standar proses belajar matematika. Koneksi matematis diilhami oleh karena ilmu matematika tidaklah terpartisi dalam berbagai aspek yang saling terpisah, namun matematika merupakan satu kesatuan. Selain itu matematika juga tidak bisa terpisah dari ilmu selain matematika dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan. Tanpa koneksi matematis maka siswa harus belajar dan mengingat terlalu banyak konsep dan prosedur matematika yang saling terpisah. 6 Apabila siswa mampu mengaitkan ide-ide matematis maka pemahaman matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama karena mampu melihat keterkaitan antar ide-ide matematik, dengan disiplin ilmu lain, dan dengan pengalaman hidup sehari-hari. Koneksi matematis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa untuk mengaitkan materi matematika dengan materi matematika lain, dengan disiplin ilmu lain serta dengan pengalaman hidup sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan mengkoneksi ini maka pembelajaran matematika akan terasa lebih mudah. Tetapi sebagian besar siswa menganggap bahwa matematika itu merupakan kumpulan sejumlah pokok bahasan matematik, sehingga membuat siswa harus mengingat konsep yang terlalu banyak. Salah satu materi dalam matematika yang dianggap sederhana tetapi memerlukan pemahaman konsep yang lebih untuk mempelajarinya adalah materi segiempat. 5 NCTM, Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics, (Reston VA: NTCM, 2000), Hal. 29 6 Ibid., Hal. 274

4 Segiempat adalah suatu segi banyak (polygon) yang memiliki empat sisi dan empat sudut. Segiempat merupakan bangun sederhana dalam geometri. Dalam kurikulum, segiempat merupakan materi dasar atau prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Penanaman dan pemahaman konsep yang tepat akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi ini. Materi segiempat bukan hanya sekadar pembahasan mengenai bangunbangun saja. Tetapi segiempat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Benda-benda disekitar kita seperti ubin, kaca, kertas merupakan contoh dari benda yang berbentuk segiempat. Pengaplikasian materi segiempat tidak hanya pada matapelajaran matematika saja, tetapi dalam disiplin ilmu lain segiempat juga diterapkan. Sedangkan dalam matapelajaran matematika, materi segiempat merupakan materi prasyarat untuk mempelajari bangun ruang. Dimana bangun ruang merupakan kumpulan bangun-bangun segiempat. Sehingga penguasaan materi segiempat ini harus baik supaya siswa lebih mudah dalam mempelajari materi bangun ruang. SMP Negeri 1 Kalidawir merupakan tempat peneliti meneliti mengenai kemampuan koneksi matematis. Dalam sekolah tersebut, setiap kelasnya terdapat siswa yang heterogen. Kemampuan koneksi matematis setiap siswa pasti berbeda, dengan keheterogenan tersebut maka akan mewakili perbedaan kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa. Karena tidak dipungkiri bahwa siswa yang memiliki kemampuan tinggi pasti cara berpikirnya berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Dalam surat Nuh ayat 4 yang berbunyi:

5 Artinya: Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa proses penciptaan manusia melalui beberapa tahap. Yakni mulai dari tahap air mani, segumpal darah, segumpal daging, kemudian menjadi tulang belulang dan daging. Dari tahapan itu sama halnya seperti proses siswa dalam menerima materi pelajaran. Materi yang diterima oleh siswa selalu bertahap. Didalam penerimaan informasi, ada yang mudah dan ada yang sulit dalam menerima dan memroses informasi. Hal ini yang membuat siswa menjadi terklasifikasi menjadi beberapa tingakatan, yakni siswa yang berkemampuan tinggi, kemampuan sedang dan kemampuan rendah. Melalui penelitian ini, akan diketahui bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah dalam mengaitkan materi tersebut dengan materi lain, disiplin ilmu lain ataupun dengan pengalaman hidup seharihari. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas VII pada Materi Segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017.

6 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan tinggi kelas VII pada materi segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan sedang kelas VII pada materi segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan rendah kelas VII pada materi segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan tinggi kelas VII pada materi segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan sedang kelas VII pada materi segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017.

7 3. Untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa berkemampuan rendah kelas VII pada materi segiempat di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sejumlah data tentang bagaimana prosedur koneksi matematik siswa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sejumlah data tentang kemampuan koneksi matematik siswa SMP. c. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan panduan atau bahan komparasi dalam rangka mengkaji inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Sebagai informasi atau masukan bagi guru dalam proses pembelajaran matematika agar lebih memperhatikan terkait pentingnya koneksi matematika. b. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam pembelajaran matematika terkait koneksi matematika.

8 c. Bagi Sekolah Kajian penelitian ini dapat memberikan ilmu dalam mencetak lulusan yang berkualitas, berilmu, mempunyai motivasi tinggi dan mampu mengkoneksikan ide matematika dengan baik. E. Definisi Istilah Supaya memperoleh pengertian yang benar dan untuk menghindari kesalahan pemahaman tentang penelitian ini, maka akan diuraikan secara singkat beberapa istilah sebagai berikut: 1. Kemampuan Koneksi Matematis Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan mengaitkan konsepkonsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya. 7 Ketiga aspek koneksi matematik, yang diteliti dalam penelitian ini yakni koneksi antar ide-ide dalam satu pokok bahasan matematika, koneksi antar ide satu pokok bahasan dengan ide lainnya, dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. 7 Ruspiani, Kemampuan dalam Melakukan Koneksi Matematika dalam Yanto Permono dan Utari Sumarmo, Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah,, Vol.1 No.2 2007, di akses pada 18 Maret 2017, Hal. 117

9 2. Materi Segiempat Materi segiempat yang digunakan dalam penelitian ini yakni tentang perhitungan luas dan keliling persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, peneliti mengemukakan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang di dalamnya membahas secara singkat isi skripsi dan membawa pembaca untuk mengetahui garis-garis besar yang terkandung di dalamnya. Pada bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Kajian Pustaka, pada kajian pustaka ini peneliti membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan fokus penelitian dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam kajian pustaka peneliti juga memaparkan tentang kerangka berpikir teoritis sebagai bentuk pemikiran peneliti dalam penelitiannya. BAB III Metode Penelitian, pada bab ini membahas tentang metode apa yang peneliti gunakan dalam memperoleh data dan sebagai dasar penyusunan hasil dari penelitian di lapangan. BAB IV Hasil Penelitian, pada bab ini membahas tentang hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dan memaparkan temuan-temuan yang ada di lapangan sebagai dasar penguatan dalam penelitian.

10 BAB V Pembahasan, dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai keterkaitan pola-pola, kategori-kategori, dan dimensi-dimensi. Selain itu peneliti juga membahas tentang temuan peneliti dengan temuan dalam penelitian terdahulu dan penjelasan dari temuan-temuan yang diperoleh peneliti di lapangan. BAB VI Penutup, pada bab ini akan dipaparkan tentang kesimpulan dari uarian hasil penelitian. Selanjutnya terdapat saran-saran dari peneliti berdasarkan hasil dari penelitian di lapangan. Bagian Akhir, bagian akhir dari penelitian ini akan dipaparkan mengenai daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.