Penataan Model Tata Ruang Perkotaan Menuju City Logistics

dokumen-dokumen yang mirip
Kementerian Perhubungan RI

BIDANG PEREKONOMIAN PERWUJUDAN INDONESIA SENTRIS DAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN SECARA MERATA

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH & KEGIATAN BIDANG INFRASTRUKTUR PULAU KALIMANTAN DALAM RANCANGAN AWAL RKP TAHUN 2019

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 80 Miliar Kembangkan Infrastruktur Kampung Wisata di Tanjung Lesung

Prioritas Nasional Dunia Usaha dan Pariwisata

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH DALAM MENDUKUNG SASARAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018

OUTLOOK PUSAT PEMETAAN RUPABUMI DAN TOPONIM

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH DALAM MENDUKUNG SASARAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018

Bangun Infrastruktur di Destinasi Wisata, Kementerian PUPR Mengacu Pada Rencana Induk

Pe r ke m b a n ga n

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

RISALAH RAPAT. : Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Sumatera Utara

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

OPTIMALISASI PENGELOLAAN POTENSI DAERAH MELALUI PEMERATAAN INFRASTRUKTUR DASAR DAN AKSESIBILITAS ANTAR WILAYAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

DIREKTORAT PEMBELAJARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

Coordinating Ministry of Human Development and Culture, Republic of Indonesia Challenges and Opportunities of Vocational Education in Indonesia

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman INDONESIA

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

INDONESIA JAPAN BUSINESS FORUM MARCH 2015

Tahun KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

PERSPEKTIF PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA. Lia Putriyana dan Arfie Ikhsan Firmansyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

Dinamika dan Tantangan Pelayaran Nasional

PERKEMBANGAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2018

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH JAWA, BALI, NUSA TENGGARA BARAT

1 BAB I PENDAHULUAN. pelabuhan pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua dengan

PENGUMUMAN HASIL KUALIFIKASI NOMOR : 13/ULP-POKJA-SES/II/2017

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

Pengembangan Aplikasi e-planning RKP 2018

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

LANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.

Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kawasan Ekonomi Khusus Di Indonesia. Jakarta 13 November 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WISATA TERINTEGRASI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENERIMAAN DAN PERATURAN KEPABEANAN DAN CUKAI

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

ARAH KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DALAM RANCANGAN RKP 2017

BERITA NEGARA. No.1851, 2016 KEMENKO-PEREKONOMIAN/KETUA DEWAN NASIONAL KAWASAN EKONOMI KHUSUS. Kegiatan Utama.

ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

Lampiran Surat No. : Kepada Yth.

DJCK K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

Jakarta, 4 MEI

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ANTAR WILAYAH

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAK BIDANG AIR MINUM T.A. 2017

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

Pengembangan Wilayah Infrastruktur PUPR di Kalimantan Tahun (Butir-Butir Bahasan Musrenbang Regional Kalimantan Tahun 2015)

Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GREEN TRANSPORTATION

DRS. PETRUS SUMARSONO, MA - JFP MADYA DIREKTORAT TRANSPORTASI. Rakornis Perhubungan Darat 2013 Surabaya, 3 Oktober 2013

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

RUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

KEMENTERIAN PERINDUSTRI. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telepon:

PENYUSUNAN MATRIKS PERSANDINGAN PROGRAM

1. Karakteristik wilayah kepulauan & pulau-pulau kecil; 2. Pemanfaatan potensi SDA belum maksimal (dibawah 40 %); 3. Kurangnya dukungan sarana &

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

Perkembangan Kelistrikan Indonesia dan Kebutuhan Sarjana Teknik Elektro

Sambutan Presiden RI pd Pertemuan Bisnis para Pengusaha Indonesia dan..., Beijing, tgl 27 Mar 2015 Jumat, 27 Maret 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

Transkripsi:

Penataan Model Tata Ruang Perkotaan Menuju City Logistics Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 29 April 2018 1

Highlight sistem logistik di Indonesia 2

Penyediaan Pelayanan Dasar Rasio Elektrifikasi 96,6% Strategi Pembangan Infrastruktur Tahun 2015-2019 Akses Air Minum 100% Akses Sanitasi 100% Akses Perumahan Layak Huni Aksesibilitas Perbatasan & Tertinggal Keamanan & Keselamatan Transportasi Pengendalian Banjir Infrastruktur Mendukung Sektor Unggulan Konektivitas Tol Laut + Antar moda Pembangunan TIK: Infrastruktur TIK: Palapa Ring, dsb Ekosistem: Pemerintah: E-government, E-pendidikan, E- Kesehatan, E-logistik, E-pengadaan Swasta: E-commerce Pembangunan Energi 35 GW Konsumsi listrik 1.200 kwh/orang di 2019 Keandalan / Reserve Margin Bauran Energy Sektor Unggul an Pertanian Industri Pengolaha n Jasa & Pariwisat a Infrastruktur Perkotaan Membangun Angkutan Massal Berbasis Jalan, Rel & Intermoda Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan Konsep Pengembangan Transportasi Perkotaan Avoid Jaringan yang Mendukung Efisiensi Perjalanan Shift Peningkatan Pangsa Angkutan Umum Mengembangkan transportasi perkotaan yang berkelanjutan Energi untuk perkotaan Improve Peningkatan Pemanfaata n Teknologi Mengembangkan infrastruktur perkotaan melalui pemanfaatan 3 TIK untuk menuju kota cerdas

Kualitas Sistem Logistik Indonesia LPI Indonesia berada pada posisi ke-63 dunia dan ke-4 di antara negara-negara ASEAN OVERALL INDEX PERFORMA LOGISTIK (2016) INDEX PERFORMA INFRASTRUKTUR LOGISTIK (2016) NEGARA PERINGKAT NILAI Singapore 6 4.20 Malaysia 33 3.45 Thailand 46 3.12 Indonesia 63 2.65 Vietnam 70 2.70 Philippines 82 2.55 Sumber: LPI, World Bank, 2016 Komponen biaya logistik Indonesia Inventory : Warehouse, Lap. Penumpukan, Dry Port, Pergudangan Land : Antar-moda 4

MALAHAYATI TELUK BAYUR PALEMBANG PANJANG TANJUNG PRIOK/ PATIMBAN Perkuatan Jalur Logistik Utama Merajut konektivitas antar wilayah untuk memantapkan perekonomian regional BELAWAN/ KUALA TANJUNG BATAM JAMBI PONTIANAK RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN KA RIPNAS RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN TOL PEL. HUB INTERNASIONAL PEL. HUB RUTE HUB TOL LAUT RUTE FEEDER TOL LAUT SAMPIT TANJUNG EMAS /SEMARANG KARIANGAU BALIKPAPAN BANJARMASIN TANJUNG PERAK Sumber : Kementerian Perhubungan, Laporan 3 Tahun JKW-JK, KSP, 2017 PALARAN SAMARINDA MAKASAR PANTOLOAN KENDARI BITUNG TERNATE TENAU KUPANG AMBON SORONG JAYAPURA HIGHLIGHT PRIORITAS 24 Pelabuhan Tol Laut: Pel Kuala Tanjung, Pel. Patimban, Pel. Makassar New Port, dan Pel. Bitung Pembangunan Bandara: Bandara Kertajati, Bandara Kulonprogo, Bandara Buntu Kunik Jaringan KA: KA Makassar Pare-pare, Double Track Jawa Selatan, KA Lintas Sumatera Merajut Konektivitas Antar Wilayah Meningkatkan kinerja konektivitas antar wilayah dalam mendukung perekonomian wilayah 5

MALAHAYATI Perkuatan Jalur Logistik Utama dan Keterpaduan Simpul Transportasi Merajut konektivitas antar wilayah untuk memantapkan perekonomian regional BELAWAN/ KUALA TANJUNG BATAM JAMBI PONTIANAK SAMPIT KARIANGAU BALIKPAPAN BANJARMASIN PALARAN SAMARINDA PANTOLOAN KENDARI BITUNG TERNATE AMBON SORONG JAYAPURA HIGHLIGHT PRIORITAS Pembangunan Jalan Tol: Trans Sumatera, Trans Jawa, Balikpapan-Samarinda, Manado Bitung, Cisumdawu TELUK BAYUR PALEMBANG PANJANG TANJUNG PRIOK/ PATIMBAN TANJUNG EMAS /SEMARANG RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN KA RIPNAS RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN TOL PEL. HUB INTERNASIONAL PEL. HUB PEL. FEEDER RUTE HUB TOL LAUT RUTE FEEDER TOL LAUT TANJUNG PERAK MAKASAR TENAU KUPANG Peningkatan Jalan Lintas Utama: Lintas Timur Sumatera, Lintas Pantai Utara Jawa, Lintas Barat Sulawesi Keterpaduan Simpul Transportasi: Jalan akses ke Bandara Komodo, Buntu Kunik, Kertajati, Kulonprogo, Anambas, Werur Jalan akses ke Pelabuhan Makassar New Port, Pelaihari, Pacitan, Tanjung Api-api Merajut Konektivitas Antar Wilayah Meningkatkan kinerja konektivitas antar wilayah dalam mendukung perekonomian wilayah 6

Dukungan Infrastruktur untuk Sektor Unggulan Industri dan Pariwisata Mendorong pengembangan Kawasan di wilayah Luar Jawa untuk pemerataan pembangunan KEK ARUN LHOKSEMAWE KSPN DANAU TOBA KEK TJ. LESUNG KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional KEK: Kawasan Ekonomi Khusus KI: Kawasan Industri KI SEI MANGKE KI KUALA TANJUNG KSPN BOROBUDU R KEK GALANG BATANG KEK TJ. API-API KSPN TJ. KELAYANG KSPN KEP. SERIBU KSPN BROMO TENGGER SEMERU KEK MBTK KI PALU KSPN MANDALIKA KI BANTAENG KEK BITUNG KI MOROWALI KI KONAWE KSPN LABUAN BAJO PEMBANGUNAN KAWASAN LUAR JAWA KEK MOROTAI KSPN WAKATOBI KEK SORONG KI TELUK BINTUNI HIGHLIGHT PRIORITAS Dukungan Bandara, Jalur KA, Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Penyeberangan untuk KSPN, KI, dan KEK: Pengembangan Kawasan Pariwisata (Danau Toba, Borobudur dan Mandalika, Labuan Bajo, Kep. Seribu, Wakatobi, dan Bromo Tengger Semeru) (7 KSPN) Pengembangan Kawasan Industri (Kuala Tanjung, Sei Mangkei, Konawe, Palu, Morowali, Tlk. Bintuni dan Bantaeng) (7 KI) Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Arun, Galang Batang, Tj. Api-api, Sorong, Tj. Lesung, Tj. Kelayang, Bitung, MBTK, dan Morotai) (9 KEK) Fokus Pengembangan Kawasan Industri, Pariwisata dan KEK Luar Jawa Memeratakan pembangunan dengan pengembangan 7kawasan

Peningkatan Kualitas Antar Moda: Sinergi tahapan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kawasan KETERPADUAN ANTAR MODA Sinergi perencanaan pembangunan infrastruktur: Pengembangan pelabuhan, jalan tol, dan KA. Sinergi tahapan pembangunan untuk memaksimalkan kemanfaatan infrastruktur. Program Mendukung KSPN Danau Toba Pembangunan Jalan Tol dan Rencana Pembangunan Kereta Api Siantar - Parapat Contoh Kasus Perencanaan Program Mendukung KEK Bitung Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung (konstruksi) dan Rencana Pembangunan KA Manado - Bitung KASUS: Pengembangan Aksesibilitas KSPN Danau Toba Sumber: Bank Dunia, 2017 Kajian Tim World Bank: Fokus Infrastuktur transportasi untuk menurunkan waktu tempuh Kebutuhan Medan/Kualanamu-Parapat < 2 jam: Pembangunan tol Medan/Kualanamu- Pematang Siantar (konstruksi); Pelebaran jalan Nasional Pematang Siantar Parapat - Balige menjadi 2 lajur ditiap jalur untuk peningkatan kecepatan; Pembangunan jalur KA Siantar-Parapat belum diperlukan. 8

Dukungan Infrastruktur Prioritas Terhadap Kawasan Industri Percepatan Pembangunan Kawasan Industri Prioritas Pelabuhan Kuala Tanjung (2,4 T) KA ruas Kuala Tanjung-Sei Mangke (Underpass Bandar Pembangunan Jalan Akses Tinggi - Kuala Tanjung 50,5 M) Pelabuhan Maloy (5 M) Peningkatan jalan akses (30 M) Pembangunan Pelabuhan Pembangunan PLTU Sumut 1 2x150 MW (2018) CPO Maloy (30 M) KEK & KI SEI MANGKEI PLTGU/MGUSumbagut Peaker-1 250 MW (2018) Kab. Simalungun, Sumut PLTGU/MGUSumbagut Peaker 3-4 2x250 MW (2018) PLTA Hasang 40 MW (2019) KEK KALTARA KI KUALA TANJUNG KEK & KI LANDAK Kab. Landak, Kalbar KEK MBTK Kabupaten Kutai Timur, Kaltim KEK & KI BITUNG Kota Bitung, Sulawesi Utara KEK & KI PALU Kota Palu, Sulawesi Tengah Jalan Tol Manado-Bitung (1 T) Persiapan Pembangunan KA Manado-Bitung (100 M) Pembangunan PLTP Lahendong V&VI (FTP 2) 2x20 MW (2017/2018) PLTG/GU/MG Minahasa Peaker 150 MW (2018) KI BULI KEK MOROTAI Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara KEK SORONG Keterangan: KEK TANJUNG API- API Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan KI TANGGAMUS KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten Lokasi KEK yang telah ditetapkan sampai 2014 Lokasi KEK 2014-2019 Lokasi 14 Kawasan Industri Lokasi Kawasan Industri Prioritas KI KETAPANG KI JORONG KEK MAKASSAR KEK MANDALIKA Kab. Lombok Tengah, NTB KI BATULICIN Preservasi Jalan Bantaeng Bulukumba (1,2 M) Pembangunan PLTMG Wajo 20 MW (2017) KI MOROWALI KI BANTAENG KI KONAWE KEK NTT Maluku KI TELUK BINTUNI Pemb. Jalan Sausafor Saukorem/Saubeba Wau (40 M) Pembangunan Jembatan Arar CS (12 M) Peningkatan Struktur Jalan Aimas - Pel. Arar Sorong (75 M) KEK MERAUKE Peningkatan Struktur Jalan Makbon Mega/Malaumkarta (82 M) Rekostruksi Jalan Sorong Makbon (24,7 M) Preservasi Jalan Bohonsuai Bungku (5 M) Pelebaran Jalan Pelabuhan Bungku - Kawasan Industri (8 M) Rekonstruksi Jalan Bahadopi Batas Sultra (36,6 M) Pembangunan Bandara Morowali (143 M) Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW (2017) Pembangunan PLTMU Luwuk 40 MW (2017) Pembangunan Transmisi 150 kw Poso-Ampana (2017) 9

Tantangan dan solusi sistem logistik di Indonesia 10

Tantangan perencanaan di Indonesia (1/2) Kota memiliki produk rencana legal? Input Kualitas input (data) tidak baik Tidak menggunakan satu data Perencanaan bersifat sektoral Kualitas input kurang baik Proses Tidak HITS Tidak ada prioritas Tidak ada prioritas kegiatan Belum dilengkapi skema pendanaan yang tepat untuk setiap kegiatan Keberhasilan pembangunan tidak dapat diukur Rencana Pengendalian RPJM vs RTRW, tidak serasi Tidak ada prioritas Tidak ada skema pendanaan Perangkat pengendalian belum kuat 11

Tantangan perencanaan di Indonesia (2/2) a) Dokumen perencanaan yang tidak terintegrasi dengan pembangunan infrastruktur b) Pengembangan kawasan/penggunaan lahan yang tersebar, termasuk permukiman yang terletak jauh dari pusat kota/cbd c) Jaringan infrastruktur yang belum terintegrasi antar pusat kegiatan d) Urban sprawl Ilustrasi diambil dari Johannesburg Spatial Development Framework 2040 Sumber: City of Johannesburg: Department of Development Planning, 2016 12

Proses Pembangunan Ideal 13

Strategi Avoid Shift Improve: Pengembangan Konektivitas Transportasi Perkotaan Pengembangan transportasi perkotaan perlu dilakukan terpadu dengan dukungan angkutan umum massal dan fasilitas infrastruktur Transit Oriented Development serta pemanfaatan perkembangan teknologi. AVOID Reducing the need to travel and avoid unnecessary trip Manajemen perjalanan dengan pengaturan tata kota dengan konsep mixed use Pengembangan Infrastruktur Transit Oriented Development (TOD) Benefit: Pengurangan waktu tempuh, peningkatan kualitas udara, kesehatan, keselamatan, dan lainnya SHIFT Promote Shifting to Public Transport with Inclusive Design Meningkatkan penggunaan Angkutan umum, Pedestrian, dan Sepeda Pembangunan Angkutan Umum Benefit: Mengurangi kemacetan dan pemerataan akses aktivitas, pengurangan polusi dan keselamatan. IMPROVE Increasing the energy efficiency of vehicles, fuels and transport operations Teknologi hemat energi (bahan bakar) Intelligent Transportation Systems (ITS) Development Benefit: Meningkatkan penggunaan energi terbarukan, produktivitas, dan keterjangkauan. 14

Transit Oriented Development (TOD): peningkatan efisiensi logistik perkotaan Transportasi dan tata ruang merupakan hal yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Urban sprawling menerus perlu dihentikan dengan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) terpadu dengan infrastruktur angkutan massal perkotaan. KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL Urban Sprawling Kerugian: Ketidak efisienan perjalanan; Dampak negatif pada daya dukung lingkungan (resepan air, energi) Pusat Kota Terjadi urban sprawling dimana masyarakat menengah ke bawah semakin terpinggirkan akibat ketidak mampuan untuk mengakses hunian dikarenakan harga tanah dan hunian yang tinggi di tengah kota. Masyarakat menengah kebawah semakin banyak menanggung beban karena harus menanggung biaya transportasi akibat dari tinggal jauh dari pusat aktivitas di tengah kota. Konsep Pembangunan Vertikal dengan sistem ToD (Transit Oriented Development) Adanya penyesuaian Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Pusat Kota Transportasi Publik Stasiun/terminal Transportasi Publik Konsolidasi vertikal perlu didorong karena sangat efisien dalam pemanfaatan lahan yang jumlahnya relatif tetap dihadapkan dengan kebutuhan akan hunian yang terus meningkat. Pembangunan tersebut harus dapat dialokasikan pada lokasi yang terkoneksi 15 baik dengan transportasi publik dan pusat kegiatan ekonomi.

Transit Oriented Development (TOD): peningkatan efisiensi logistik perkotaan Penentuan dan penetapan lokasi kawasan TOD sebagai masukan penyusunan Kajian yang harus dilakukan antara lain: a) Pengembangan sistem transportasi massal dalam lingkup regional dan lokal, serta sarana penunjang b) Kebutuhan dan arah pengembangan kota/kawasan perkotaan, strategi pembiayaan pembangunan c) Lingkungan hidup (kemampuan dan kesesuaian lahan serta kerentanan dan risiko bencana) d) Daya dukung prasarana kawasan e) Karakteristik pemanfaatan ruang kota (ketersediaan ruang/tanah, status tanah, dan perizinan) f) Kondisi sosial ekonomi masyarakat *sesuai dengan Permen PUPR Nomor 17 Tahun 2009 *sesuai dengan Permen ATR/BPN Nomor 16 Tahun 2017 16

Kesimpulan 17

Memperkuat City Logistics Menyusun perencanaan berbasis compact city Memastikan seluruh dokumen perencanan (RTRWK dan RDTRK) sudah mengakomodir kebijakan city logistics dalam struktur dan pola pemanfaatan ruangnya Memastikan seluruh program terncantum dalam RPJMD dan RKPD Sumber: ITDP, 2014 18

Terima kasih perkim@bappenas.go.id 19