BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung tercapainya Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi Nepotisme (KKN) diperlukan komitmen Penyelenggara Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Alor untuk melaporkan kekayaan melalui kerjasama sinerjis dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam hal kepatuhan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, perlu diatur Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Alor; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Alor. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daeerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2007 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 604); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 4 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Alor (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2007 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daearah Kabupaten Alor Nomor 436 ); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Bupati adalah Bupati Alor. 4. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara dilingkungan Pemerintah yang
menjalankan fungsi eksekutif dan tugas pokok berkaitan dengan Penyelenggara Negara sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang Undangan yang berlaku. 5. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disingkat KPK adalah Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang komisi Pemberantasan Tindak Pidana korupsi. 6. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Alor. 7. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disingkat kepala BKPSDM adalah Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Alor. 8. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Untuk selanjutnya disebut dengan LHKPN adalah laporan dalam bentuk cetak/atau bentuk lainya tentang uraian dan rincian informasi mengenai Harta Kekayaan,data pribadi,termasuk penghasilan,pengeluaran dan data lainya atas Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. 9. Elektronik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara yang disingkat e- LHKPN adalah penyampaian laporan harta Kekayaan secara elektronik yang dilakukan oleh Penyelengggara Negara kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. 10. Wajib Lapor Laporan Harta Kekayaan Penyelengggara Negara adalah Pejabat yang ditetapkan Oleh Bupati Alor untuk menyampaikan dan Mengumumkan Harta Kekayaannya. 11. Pengelola Laporan Harta kekayaan Penyelenggara negara adalah tim yang mengola dan mengkoordinasikan LHKPN. 12. Admin Instansi adalah Pegawai yang ditunjuk oleh Instansi untuk Mengolah aplikasi e-lhkpn dilingkungan Instansinya. 13. Admin unit kerja, adalah pegawai yang ditunjuk oleh instansi untuk mengolah aplikasi e-lhkpn dilingkungan unit kerjanya. 14. Pendaftaran adalah Penyampaian Laporan harta Kekayaan Penyelengggara Negara oleh Penyelengara Negara Kepada Komisi Pemberantasan korupsi. 15. Pengumuman adalah Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara oleh Penyelenggara Negara Kepada Publik. BAB II WAJIB LAPOR Pasal 2 (1) Penyelenggara Negara wajib menyampaikan LHKPN. (2) Penyelenggara Negara yang wajib menyampaikan LHKPN di daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor terdiri dari Penetapan Jabatan wajib LHKPN disesuaikan dengan instansi masing-masing : a. Bupati Alor; b. Wakil Bupati Alor; c. Pejabat Eselon II dan III; d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); e. Pejabat Fungsional Auditor; f. Pejabat Fungsional Pengawas Penyelengggara Urusan Pemerintah di Daerah;
g. Pengelola Unit Layanan Pengadaan (ULP); h. Pejabat yang Mengeluarkan Perijinan. (3) Pengisian formulir LHKPN bagi pejabat penyelenggara negara bertujuan untuk mewujudkan pejabat penyelenggara negara yang mentaati asas-asas yang bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta perbuatan tercela lainnya. BAB III PENYAMPAIAN LHKPN Pasal 3 (1) Pejabat penyelenggara negara yang wajib menyampaikan LHKPN seperti yang dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan kepada KPK pada saat: a. pengangkatan sebagai Penyelenggara Negara pada saat pertama kali menjabat; b. pengangkatan kembali sebagai Penyelenggara Negara setelah berakhirnya masa jabatan atau pensiun; dan c. berakhir masa jabatan atau pensiun sebagai Penyelenggara negara. (2) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak pengangkatan pertama/atau pengangkatan kembali/atau berakhir masa jabatan sebagai penyelenggara Negara. Pasal 4 (1) Penyampaian LHKPN dilakukan secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali sejak Penyelenggara negara dalam memangku jabatan. (2) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Pasal 5 Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : a. melalui aplikasi e-lhkpn pada alamat www.elhkpn.kpk.go.id; atau b. mengisi formulir LHKPN format exel untuk kemudian dikirimkan melalui email elhkpn@kpk.go.id atau diserahkan kepada direktorat pendaftaran dan pemeriksaan LHKPN (baik secara langsung dikantor KPK atau POS dan GIRO) dalam bentuk file exel yang telah disimpan dalam media peyimpanan data. formulir exel tersebut dapat diunduh melalui www.kpk.go.id/layananpublik/lhkpn. BAB IV PENGELOLA LHKPN Pasal 6 (1) Untuk mengelola dan mengkoordinir LHKPN dibentuk Unit pengelola LHKPN. (2) Unit pengelola LHKPN sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari: a. Koordinator LHKPN adalah Sekretaris Daerah; b. Wakil koordinator 1 LHKPN adalah Inspektorat Daerah; c. Wakil koordinator 2 LHKPN adalah Kepala BKPSDM;
d. Wakil koordinator 3 LHKPN adalah Kepala Bagian Hukum dan HAM; e. Administrator LHKPN adalah pejabat yang ditunjuk oleh instansi pemerintah, sebagai Admin instansi. (3) Unit Pengelola LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai Tugas sebagai berikut: a. Koordinator LHKPN berkoordinasi dengan KPK dalam hal monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan wajib LHKPN dalam melaporkan dan mengumumkan harta kekayaan serta pemanfaatan aplikasi e-lhkpn dalam www.e-lhkpn.kpk.go.id; b. administrator bertugas untuk : 1) menyampaikan data kepegawaian dan data perubahan jabatan wajib LHKPN kepada KPK paling lambat 15 Desember setiap tahun; 2) melakukan pemuktahiran data sebagaimana dimaksud pada angka (1) kedalam aplikasi e-lhkpn; 3) mengigatkan wajib LHKPN di Daerah untuk mematuhi kewajiban penyampaian dan pengumuman LHKPN; dan 4) membuat akun Admin unit kerja, melakukan ferifikasi pendaftaran wajib lapor baru update perubahan data wajib lapor. Pasal 7 (1) OPD dibentuk Admin Unit Kerja Pengelola Aplikasi e-lhkpn. (2) Admin Unit Kerja Pengelola LHKPN Tingkat OPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertugas: a. membuat akun Penyelenggara Negara/ Wajib LHKPN; b. membuat / Update daftar wajib lapor; c. melakukan pendampingan pengisian/e-filling; d. memonitor pelaporan LHKPN di masing-masing OPD untuk selanjutnya disampaikan kepada Admin Instansi. (3) Admin Unit Kerja Pengelola Aplikasi e-lhkpn di masing-masing OPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Kepala OPD. BAB V SANKSI Pasal 8 (1) Penyelenggara Negara yang berstatus Pegawai Negeri Sipil jika tidak menyampaikan LHKPN, sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 diberikan sanksi disiplin tingkat berat sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. (2) Sanksi disiplin tingkat berat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari: a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; dan / atau b. pembebasan dari jabatan.
BAB VI TATA CARA PENJATUHAN SANKSI Pasal 9 (1) Sebelum menjatuhkan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) terlebih dahulu melalui proses sebagai berikut : a. diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali, dengan masingmasing tenggat waktu surat selama 1 (satu) bulan; b. jika sampai peringatan ketiga belum menyampaikan LHKPN maka kepada Penyelenggara Negara tersebut diberikan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8. (2) Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Inspektorat Kabupaten Alor sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. (3) Penjatuhan sanksi terhadap Wajib LHKPN yang tidak mematuhi ketentuan/kewajibannya diputuskan dalam rapat tim penjatuhan hukuman disiplin yang ditetapkan oleh Bupati Alor. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatan dalam Berita Daerah Kabupaten Alor. Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal 20 September 2017 BUPATI ALOR, Diundangkan di Kalabahi pada tanggal 20 September 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ALOR, AMON DJOBO HOPNI BUKANG BERITA DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2017 NOMOR 30