BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm 1. 1 Burhanuddin S, aspek hukum lembaga keuangan syariah,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pelanggan, Bandung: ALFABETA, 2014, h.5. 1 Rismi Somad, Donni Juni Priansa, Manajemen Komunikasi mengembangkan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. namanya bank. Baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan. melakukan berbagai macam aktivitas keuangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memajukan suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan yang

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. 1 Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syari at Islam. Dengan. apakah sudah seperti yang mereka inginkan.

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara cermat, karena upaya peningkatan kualitas jasa

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Mengenai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari.bank dijadikan sebagai tempat. melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan.

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang di hadapi dunia Islam

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN HAJI (MUDHARABAH)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana non profit, seperti: zakat, infaq, shodaqah. Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syari ah. Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pust Inkuibasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni melahirkan usaha kecil. Dalam praktiknya, PINBUK melahirkan BMT, dan pada gilirannya BMT melahirkan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representatif dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat. pemerataan Indonesia karena berperan banyak pada sektor riil. Pada bulan juni 2002 di Jakarta mulai muncul lembaga keuangan mikro yang bisa disebut BMT (Baitul maal wat Tamwil) atau padanan kata dari Balai-usaha Mandiri Terpadu.BMT adalah lembaga keuangan lingkap micro beroprasi berdasarkan prinsip syariah dengan kegiatan utamanya adalah baitul maal dan baitul tanwil. Dimaksudkan sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) sesuai dengan UU no.38 th. 1999 yaitu menerima titipan zakat,infaq dan sodaqoh serta mengoptimalkan pendistribusiannya sesuai aturan dan amanahnya. Dan juga melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Dana yang terhimpun selanjutnya disalurkan melalui berbagai produk pembiayaan. Masyarakat dan pengusaha kecil yang memiliki kemampuan berusaha namun mengalami kendala 1

2 permodalan dapat mengajukan permohonan pembiayaan. Sistem dan prosedur yang dipakai tentunya berbeda dengan yang berada di perbankan konvensional. Pihak BMT perlu mengembangkan konsep baru dalam pemberian pembiayaan kepada Usaha Kecil Mikro (UKM), dimulai dari ketentuan persyaratan hingga proses analisis kelayakan pembiayaan tersebut. Hal yang menjadi pembeda yang signifikan dari sistem konvensional dengan sistem syariah adalah akad yang digunakan, inilah yang harus benar-benar diperhatikan lembaga keuangan syari ah agar akad yang dipakai sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan syariat islam. 1 Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan publik terus mendukung lahirnya koperasi syariah atau baitul maal wat tamwil di Indonesia. Melalui Keputusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor. 91/Kep/M.KUKM /IX/2004 memberikan payung hukum yang kuat terhadap keberadaan Koperasi Syariah. Baitul Maal Wat Tamwil Bina Ummat Sejahtera didirikan dengan tujuan untuk membantudalam peningkatan taraf hidup anggota, khususnya dalam bidang ekonomi. Rasa keprihatinan terhadap kondisi ekonomi dan tuntunan masyarakat terhadap perbaikan ekonomi merupakan landasan ideal pendirian lembaga keuangan mikro. BMT Bina Ummat Sejahtera sejauh ini telah melakukan berbagai pembinaan usaha kecil kepada masyarakat melalui sistem ekonomi syariah. Penerapan bagi hasil setiap transaksi (akad) merupakan upaya menghindari sistem bunga (riba) sedini mungkin. Dalam melaksanakan penghimpunan dana KSPS Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu menawarkan beberapa produk simpanan diantaranya: Simpanan Sukarela Lancar, Simpanan Sukarela Berjangka (Si Suka), Simpanan Siswa Pendidikan (Si Sidik), Simpanan Haji (Si Haji), Simpanan Umroh (Si Umroh). Customer Relationship Management (CRM) merupakan strategi pemasaran tentang bagaimana mengoptimalkan profitabilitas melalui pengembangan kepuasan pelanggan. Storbacka, Kaj dan Jarmo R. Lehtinen mengemukakan bahwa pengetauan akan pelanggan merupakan kunci kesuksesan CRM. Tanpa pengetahuan akan pelanggan yang disebarluaskan ke 1 Pinbuk, BMT sebagai Alternatif Model UKM. Jakarta:Pinbuk, 2000, hal.7

3 seluruh perusahaan, peruahaan bisa gagal memenuhi keinginan pelanggan. Pelanggan yang puas dengan pelayanan perusahaan akan meningkatkan pembelian tidak hanya pembelian produk tetapi juga meningkatan hubungan jangka panjang dengan perusahaan. Fokus dari CRM adalah pelanggan dalam dunia perbankan berarti nasabah. Apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, bagaimana kebiasaan mereka, dan bagaimana sebuah perusahaan bisa mempertahankan hubungan baik dengan mereka semua terkumpul dalam CRM. Tujuannya adalah untuk memberika kepuasan bagi mereka. Dan akhir dari semuanay adalah perusahaan akan dapat mempertahankan nasabah agar tidak berpindah ke pesaing. Dalam konsep CRM, pemasar sangat menekankan pentingnya hubungan baik jangka panjang dengan konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang dapat menciptakan kesadaran dalam bentuk hubungan dan komitmen yang menyeluruh. Dengan kata lain jika CRM telah diimplementasiakn secara tepat akan dapat membantu memperbaiki hubungan kemitraan (kepuasan, kepercayaan, komitmen, dan loyalitas)pelanggan. 2 Setiap orang yang mendirikan suatu usaha tentu menginginkan usahanya dapat hidup terus-menerus tanpa dibatasi oleh waktu. Hal ini merupakan salah satu tujuan didirikannya suatu perusahaan. Dapat hidup terus menerus artinya dapat terus beroperasi, berkembang menikmati laba dan panjang umur. Semakin panjang umur suatu perusahaan, semakin baik. Dalam praktiknya kehidupan suatu usaha beragam, mulai dari yang berumur panjang sekali hingga ratusan tahun (untuk beberapa generasi) sampai yang hanya hidup beberapa tahun saja. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang sudah mati seblum beranjak dewasa. Agar suatu perusahaan panjang umur, perlu dicarikan resep untuk mengatasinya. Resepnya adalah terus dilakukan dan ditingkatkan omzet penjualannya atau jumlah pelanggannya (nasabah) karena dengan meningkatkan omzet penjualan, atau jumlah pelanggan, tujuan dapat tercapai. Meningkatnya omzet penjualan pada akhirnya akan dapat pula meningkatkan 2 Rahman El-Junusi, SE., MM, Membangun Kemitraan Antara Bank Syariah dan Nasabah dengan pendekatan Customer Relationship Management, Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2012, Hlm. 1-3.

4 laba perusahaan. Peningkatan laba penting bagi usaha dalam rangka terus dapat beroperasi dan berekspansi lebih luas lagi sehingga mampu mempertahankan hidupnya. Tentu saja laba ynag diinginkan harus sesuai dengan target yang telah ditentukan setiap periodenya. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan omzet penjualannya atau pelanggannya. Misalnya dengan memberikan pelayanan yang plaing optimal, meningkatkan kualitas produk, menentukan harga yang sesuai dengan selera pasar, meningkatkan promosi penjualan atau dengan cara lainnya. Semua yang dilakukan iniharus dengan standar diatas pesaing karena jika pesaing melakukan hal yang lebik baik dari perusahaan kita, kemungkinan usaha kita akan menjadi sia-sia. Ingat pesaing tidak pernah tidur dan selalu mencari celah untuk mengabil pelanggan pesaing lainnya. Semua upaya unuk meningkatkan penjualan seperti diatas harus dilakukan dengan skala prioritas tentunya. Peningkatan omzet penjualan atau jumlah pelanggan merupakan aspek yang paling penting untuk dilakukan melalui pemberian pelayan yang paling optimal karena dengan pelayanan yang optimal dapat memberika kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan ini akan menjadi promosi gratis dari pelanggan yang sudah merasakannya kemudian disebarkan ke pelanggan lainnya. Kenyataannya pelayanan yang baik akan mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, disamping akan mampu mempertahankan pelanggan yang ada (lama) untuk terus mengonsumsi atau membeli produk yang kita tawarkan, serta akan mampu pula untuk menarik calon pelanggan baru untuk mencobanya. Pelayanan yang optimal pada pada akhirnya juga akan mampu meningkatkan image perusahaan sehingga citra perusahaan di mata pelanggannya terus meningkat pula. Dengan demikian citra yang baik, segala hal yang dilakukan perusahaan akan dianggap baik pula. 3 Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pelayanan prima disuatu perusahaan sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut. 3 Kasmir, S.E., MM, Etika Customer Service, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, Hlm 1-3

5 Pelayanan prima bertujuan untuk memberika pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat. Sehingga pelayanan prima sangatlah berdampak pada profit yang mengacu dalam upaya meningkatkatkan jumlah simpanan Si Rela di KSPS Bina Ummat Sejahtera cabang kaliwungu. Berdasarkan pemaparan tersebut mendorong penulis untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul PENERAPAN PELAYANAN PRIMA PADA PRODUK SIMPANAN SI RELA (SUKARELA LANCAR) DI BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG KALIWUNGU B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan dalam penulisan tugas akhir adalah: 1. Bagaimana Penerapan Pelayanan Prima pada produk simpanan Si Rela di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliwungu? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pelayanan prima di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta saran-saran yang yang bermanfaat bagi perusahaan 2. Bagi pembaca, sebagai salah satu bahan acuan dan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan serta sebagai suatu latihan dalam menerapkan teori0- teori yang diperoleh penulis khususnya mengenai lembaga keuangan syariah.

6 E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah studi mengenai metode-metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian. 1. Objek penelitian Penelitian ini dilakukan pada KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu yang bertempat di Jln. Soekarno Hatta Krangtengah Kaliwungu. Telp (02943688823). 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada pelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan model penelitian lapangan (field research). 4 Penelitian ini dilakukan dengan cara ikut terjun ke lapangan dan mengamati di tempat penelitian secara langsung. Yang menjadi subjek penelitiannya adalah KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu. 3. Sumber Data a. Data primer Data yang diperoleh peneliti dari sumber asli, maksudnya adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan. 5 Dalam hal ini, proses pengumpulan datanya melalui Interview dengan Manajer KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu dan para karyawannya. b. Data sekunder Dataini diperoleh melalui literatur-literatur, jurnal, jurnal penelitian terdahulu, majalah maupun data dokumen yang berkaitan dengan penelitian.data sekunder penulis memperoleh data dari historis KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu, laporan penelitian terdahulu, buku RAT KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu maupun penelusuran internet dan sebagainya. 4. Teknik pengumpulan data a. Observasi 4 Djam an Satori dan Aan Komariah, MetodePenelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013, Hlm.22 5 Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi islam Pendekatan Kualitatif, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2013, hlm.103

7 Teknik pengamatan dari seseorang peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti. 6 Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah pengamatan secara langsung pelayanan yang dilakukan KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu dari tanggal 9 Januari sampai 9 Februari 2017. b. Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang pewawancara dengan seorangatau dengan orang yang diwawancarai. 7 Wawancara dengan Manager dan karyawan KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu untuk memperoleh data dan keteragan tentang pelayanan prima yang diterapkan di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu. c. Dokumentasi Dokumen ini dapat menambah pemahaman atau informasi untuk penelitian. Dokumen-dokumen yang mungkin tersedia mencakup budget, iklan, deskripsi kerja, laporan tahunan, memo, korespondensi, brosur informasi, dan banyak jenis item tert 8 ulis lainnya. F. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini di sajikan dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang Pengertian Pelayanan Prima, Arti Penting Pelayanan Prima, Dasar-dasar pelayanan, 6 Ibid, hlm.150 7 Ibid, hlm.151 8 Emzir, Metode Analisis Kualitatif Analisis Data, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012, Hlm.61

8 BAB III BAB IV BAB V DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Tujuan, manfaat dan Fungsi Pelayanan, Faktorfaktor yang mempengaruhi pelayanan, Ciri-ciri Pelayanan yang baik, Konsep Pelayanan Prim GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Berisi tentang gambaran KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu yang terdiri dari sejarah berdirinya KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu, visi dan misi tentang KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu, Struktur Organisasi KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu, Deskripsi jabatan KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu, Aspek-aspek kegiatan KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu, dan produkproduk di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Kaliwungu. PEMBAHASAN Berisi tentang penerapan pelayanan prima pada produk Si Rela. PENUTUP Bab ini merupakan bab akhir dalam Tugas Akhir. Di dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari permasalahan yang dibahas sebelumnya, serta memberikan saran dan kata penutup.