PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR IKHSAN RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA SISWA KELAS VSEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.dalam usaha pencapaian tujuan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DI SEKOLAH SEPAKBOLA INDONESIA MUDA (IM) MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Sriawan Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta

Universitas Nusantara PGRI Kediri. Oleh : MATSURAH P

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

I. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

PENGARUH LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. proses dalam revisi produk yang dikembangkan. macam cara, yaitu data dari tinjauan ahli yang diujicobakan kepada kelompok

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

Pengembangan Model Permainan Futsal Siswa SMA Se-Kota Metro Lampung Tahun Riyan Jaya Sumantri. Universitas Negeri Semarang.

FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB V KAJIAN DAN SARAN. Pada bab V ini akan dijelaskan tentang kajian produk yang direvisi, saran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUJANGSARI TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN HASIL LOMPATAN MELALUI PERMAINAN MELOMPATI KARDUS PADA SISWA KELAS V SDN TEGALKALONG KABUPATEN SUMEDANG

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS V - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DI PERSATUAN SEPAKBOLA GARUDA MUDA KABUPATEN KEDIRI S K R I P S I

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga juga bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

ARTIKEL SKRIPSI. oleh : ROHMADI NIM :

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk lpeningkatan hasil belajar siswa melalui pengembangan model pembelajaran lompat jauh pada Sekolah Dasar kelas V SD Negeri 13 Pagi Duren Sawit Jakarta Timur. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang pengembangan model pembelajaran lompat jauh pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan Pengembangan Model. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 13 Pagi duren sawit Jakarta Timur yang berjumlah 39 orang. Penelitian ini dilakukan dengan 7 langkah, langkah pertama yaitu menentukan sebuah ide-ide yang akan dikembangkan, kedua pembuatan model pembelajaran dengan bentuk rancangan model permainan, ketiga merevisi produk I yang dilakukan oleh ahli bersangkutan, keempat produksi prototype dilakukan dengan memperaktek kan model permainan dilapangan, kelima uji coba prototype, pengujian terhadap subyek lapangan baik dalam uji coba tahap I maupun tahap II lalu direvisi kembali oleh ahli guna menghasilkan produk sempurna, dan terakhir yang ketujuh ialah penyempurnaan produk untuk menuju produk akhir yang diharapkan pengembangan. Dari tahapan-tahapan tersebut maka didapatkan hasil dari penelitian tersebut dengan analisis evaluasi tahap pertama dengan 49 produk dihasilkan total skor responden 484 dengan jumlah total keseluruhan skor responden 588 sehingga dapat dipersentasekan 82.3%, dan berdasarkan analisis evaluasi tahap II dengan menggunakan produk final berjumlah maka dihasilkan total skor responden 459 dan jumlah total keseluruhan skor responden 540, dan persentasenya adalah 85% sehingga memenuhi keriteria Valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan, siswa Sekolah Dasar sangat dibutuhkan oleh para guru pendidikan jasmanis serta mampu meningkatkan belajar secara efektif dan efisien. (2) Dengan model pembelajaran yang telah peneliti kembangkan, siswa lebih termotivasi serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kata kunci : Pengembangan model, pembelajaran lompat jauh untuk siswa Jurnal Cerdas Sifa 113

PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia mempunyai kebutuhan untuk bertahan hidup sehingga segala usaha-usaha akan dilakukan untuk mempertahankan hidup baik dengan cara mempertinggi kecakapan dan ketangkasan hingga kompetisi atau pertandinganpertandingan melawan sesamanya. Usaha yang mampu meningkatkan kegiatan tersebut ialah manusia harus berperan aktif dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itu dalam proses ini pendidikan jasmani mempunyai peran penting dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia. Pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik mampu mengembangkan keterampilan, mengembangkan hidup sehat dan menyumbangkan pada kesehatan fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang sudah direncanakan, yang mempunyai kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, bermain dan aktifitas olahraga yang sistematis. Atletik adalah aktivitas jasmani yg bersifat kompetitif dan memiliki beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerakan dasar-dasar manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Dalam cabang olahraga ateltik terdapat beberapa jenis nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat tinggi. Sebagai bagian pendidikan jasmani yang berorientasi pada pembelajaran pendidikan jasmani yang sering dilombakan, jenis - jenis nomor lompat ini harus selalu dikembangkan kemampuan geraknya. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga dan dijadikan sebagai mata pelajaran wajib yang diajarkan siswa disekolah dasar sesuai dengan materi kurikulum 2004. Lompat jauh adalah salah satu nomor dari cabang olahraga atletik. Dalam pembelajaran lompat jauh, seseorang akan berlari secepat-cepatnya sebagai awalan dilanjutkan dengan bertumpu pada balok tumpuan sekuat-sekuatnya untuk melompat dan mendarat di bak lompat sejauh mungkin. Karena lompat jauh termasuk bagian nomor lompat yang diajarkan, maka seorang pendidik memerlukan pengembangan kemampuan gerak dasar lompat jauh dengan berbagai permainan yang bertujuan terciptanya rasa gembira dan senang ketika sedang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dan secara tidak langsung dengan sendirinya akan timbul motivasi dalam diri anak untuk terus mengikuti kegiatan belajar pendidikan jasmani. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ; Bagaimanakah materi pembelajaran gerak dasar lompat jauh mampu meningkatkan kemampuan hasil belajar bagi siswa kelas V SD Negeri 13 Pagi Duren sawit Jakarta Timur. TINJAUAN PUSTAKA Selama ini ada kesan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani hanya merupakan seperangkat teknik dasar yang membosankan, menonton dan tidak bervariasi. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tidak heran apabila pelajaran pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian. Fenomena yang diungkapkan filosof tentang ciri hakiki manusia sebagai makhluk bermain, "Homo Ludens", kurang mendapat perhatian dari Jurnal Cerdas Sifa 114

guru-guru pendidikan jasmani, dalam proses belajar-mengajar. Kenyataan ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan bagi guru pendidikan jasmani. Bagaimana membangkitkan motivasi siswa, bagaimana mengemas perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani agar dapat diterima dan diperhatikan secara antusias oleh siswa dalam mengikutinya. Permainan tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan, mengabaikan unsur ketangkasan atau menghilangkan subsansi pokok materi. Akan tetapi permainan berisikan seperangkat gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan yang disajikan dalam bentuk permainan yang bervariasi dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar. Pengertian Model Model menggambarkan tingkat terluas dari praktik pendidikan dan berisikan orientasi filosofis pembelajaran. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pembelajaran, metode keterampilan, dan aktivitas pembelajar untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran. Joyce et al mengidentifikasi empat model, yakni: (1) model proses informasi; (2) model personal; (3) model interaksi; dan (4) model tingkah laku. Joyce et al mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat digunakan untuk kurikulum (materi pembelajaran yang panjang), mendesain materi pembelajaran, dan untuk mengantarkan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Lebih lanjut Joyce et al menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu proses perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran serta mengarahkan kita untuk membantu pembelajar sedemikian hingga tujuan tercapai. Model seperti dijelaskan oleh Richey adalah gambaran yang ditimbulkan dari kenyataan yang mempunyai susunan dari urutan tertentu. Menurutnya model dapat digunakan untuk mengorganisasikan berbagai sumber kemudian dipakai sebagai stimulus untuk mengembangkan hipotesis dan membangun teori ke dalam istilah/keadaan yang konkrit untuk menerapkannya pada praktik atau menguji teori. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dalam penelitian dan pengembangan ini yang dimaksud dengan model merupakan pola langkah-langkah yang meliputi analisis, pengembangan, pembuatan materi dan evaluasi dalam rangka memberikan kemudahan untuk mencapai tujuan. Model Pembelajaran Pengembangan model pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Model pembelajaran merupakan penggunaan pendekatan sistem pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dibidangnya, masing-masing model memiliki karakteristik yang berbeda dan kegunaan yang berbeda pula. Pada dasarnya semua model pembelajaran yang dikembangkan adalah bertujuan untuk peningkatan hasil belajar. Perancangan pembelajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen Jurnal Cerdas Sifa 115

yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Lompat Jauh Lompat jauh adalah gerakan lompatan yang dilakukan di lintasan dengan bak pasir yang digunakan untuk mendarat yang ukurannya sudah ditentukan. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas, ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama (mungkin diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu titik kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Teknik lompat jauh yang benar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu: awalan atau ancang-ancang (approach-run), tolakan (take off), gerak badan di udara (action in the air), dan gerak mendarat (landing). Adisasmita mengatakan hal yang sama bahwa lompat jauh sebagai salah satu nomor lompat terdiri dari unsurunsur: (1) awalan, (2) tumpuan, (3) melayang, dan (4) mendarat, yang mana keempat unsur ini merupakan satu kesatuan yaitu gerakan lompat yang tidak terputus. METODOLOGI PENELITIAN Tujuan akhir dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk berupa model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan, sehingga dapat membantu proses pembelajaran yang ada pada saat ini yang lebih efektif dan efesien, serta menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 13 Pagi Duren Sawit Jakarta Timur,. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan mei dari tanggal 8 mei sampai 11 mei 2013 dengan frekwensi penelitian adalah empat kali pertemuan untuk satu kali seminggu. Subyek penelitian dalam penelitian model pembelajaran (passing) atas bola voli dengan pola pendekatan bermain pada pendidikan jasmani adalah siswa kelas IV yang ada di SD Negeri 13 Pagi Duren Sawit Jakarta Timur. Rancangan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh bagi siswa sekolah dasar, dikutip dari sadiman memiliki langkah-langkah sebagai berikut: IDE MODEL EVALUASI REVISI REPRODUKSI REVISI UJI COBA PROTOTIP E PRODUKSI PROTOTIP E Gambar. Model Perancangan dan Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey Sumber : Sardiman, Arif. S. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan, (Jakarta: Pustekom Dikbud, 2003), h. 6 1) Pertama kali yang ditentukan adalah sebuah ide-ide yang akan dikembangkan, dengan mengumpulkan informasi sebagai landasan pemikiran untuk membuat konsep, 2) Pembuatan model pembelajaran (rancangan produk), bentuk rancangan tersebut adalah model permainan, 3) Revisi produk I, revisi dilakukan oleh ahli yang bersangkutan, 4) produksi prototype, dilakukan dengan memperaktikkan model permainan dilapangan, 5) Uji coba prototype, pengujian terhadap subyek lapangan baik dalam uji coba tahap I maupun uji tahap II, 6) Revisi produk kedua, revisi dilakukan oleh ahli, guna memperoleh ahli yang sempurna, 7) Reproduksi, penyempurnaan produk untuk menuju produk akhir yang diharapkan pada pengembangan. Analisis Data Jurnal Cerdas Sifa 116

Penggunaan analisis pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Teknik ini digunakan untuk menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penyebaran angket evaluasi dari ahli/pelatih atletik dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani mengenai hasil produk yang dikembangkan. Rumus untuk mengolah tanggapan atau evaluasi dari ahli/pelatih atletik dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani. Rumus untuk mengolah data per subyek uji coba P = X Xi x100% Keterangan: P = Persentase hasil evaluasi subyek uji coba X = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba X = Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba 100% = Konstanta Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 3.8 Analisis Persentase Hasil Evaluasi Oleh Subyek Uji coba Persentase Keterangan Makna 80% - 100% Valid Digunakan 60% - 79% Cukup Valid Digunakan 50% - 59% Kurang Valid Diganti < 50% Tidak Valid Diganti HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengembangan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan ini tertulis dalam bentuk naskah atau storyboard script yang menyajikan bentukbentuk model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dalam bentuk pembelajaran yang dimodifikasi dengan pendekatan gerak dasar lompat jauh, yang diaplikasikan dalam permainan. Hasil Analisis Kebutuhan Secara keseluruhan terdapat tiga tujuan umum yang hendak diungkap dalam studi pendahuluan atau analisis kebutuhan, yaitu: (1) seberapa intens pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi lompat jauh sejalan dengan karakteristik implementasi kurikulum seperti yang telah dirumuskan; (2) seberapa penting pengembangan pembelajaran lompat jauh; (3) kendala dan dukungan apa yang dijumpai dalam model pembelajaran. Berdasarkan tujuan umum tersebut maka peneliti melakukan studi pendahuluan dengan menggunakan instrumen wawancara yang medalam (in-depth interview) kepada guru pendidikan jasmani serta melakukan survey karena tujuan utamanya adalah melakukan persiapan teknis dengan menjajagi lebih dahulu karakteristik subyek penelitian dan tempat yang akan dilakukan penelitian dan pengembangan. Hal tersebut untuk mengetahui seberapa penting model pembelajaran lompat jauh yang akan dikembangkan oleh peneliti. Hasil studi pendahuluan atau temuan lapangan selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis sehingga dapat diperoleh suatu rumusan hasil data yang telah dikumpulkan. Jurnal Cerdas Sifa 117

Rumusan hasil ini bersifat deskriptif dan analitis, dengan mengacu kepada tujuan studi pendahuluan baik tujuan umum. Efektivitas Model Revisi tahap I pada model pembelajaran lompat jauh dengan pola pendekatan bermain yang peneliti buat setelah dievaluasi ahli, kemudian mengalami revisi tahap I. Data yang diperoleh digunakan sebagai landasan dalam melakukan revisi pada tahap selanjutnya yaitu ujicoba tahap II. Berikut merupakan ringkasan revisi berdasarkan evaluasi dan saran dari para ahli/pelatih atletik: Selanjutnya pada revisi tahap ini II dilakukan setelah mendapatkan masukan dan saran dari uji coba tahap II atau uji coba lapangan. Data yang diperoleh akan digunakan sebagai landasan dalam melakukan revisi tahap terakhir pada model pembelajaran menggiring bola dengan pola pendekatan bermain. Berikut merupakan ringkasan revisi berdasarkan masukan dan saran setelah uji coba tahap II: 1. Memberikan contoh gerakan sehingga mudah untuk dimengerti 2. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak Berikut akan di sajikan mengenai pengelolahan data dari ahli sepakbola, ahli pendidikan jasmani, ahli guru pendidikan jasmani pada uji coba tahap I dan uji coba lapangan/kelompok besar. Analisis data uji coba tahap I berdasarkan hasil analisis evaluasi dosen atletik, pelatih atletik dan guru pendidikan jasmani diketahui jumlah total skor responden ( X) adalah 484 dan julah total keseluruhan skor responden ( X) adalah 588 sehingga, presentasenya adalah 82.3% dan kriteria yang ditentukan dan dapat dikatakan bahwa Memberikan contoh gerakan sehingga mudah untuk dimengerti memenuhi kriteria VALID (80% - 100%) sehingga dapat digunakan dalam proses penelitian. Analisis data ahli uji coba tahap II berdasarkan hasil analisis evaluasi dosen atletik, pelatih atletik dan guru pendidikan jasmani diketahui jumlah total skor responden ( X) adalah 459 dan julah total keseluruhan skor responden ( X) adalah 540 sehingga, presentasenya adalah 85.0% dan kriteria yang ditentukan dan dapat dikatakan bahwa Memberikan contoh gerakan sehingga mudah untuk dimengerti memenuhi kriteria VALID (80% - 100%) sehingga dapat digunakan dalam proses penelitian. Pembahasan Produk yang dikembangkan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi lompat jauh dalam atletik untuk siswa kelas V sekolah dasar. Model ini dibuat berdasarkan tingkat kebutuhan anak dalam aktvitas gerak, yang secara psikologis anak-anak kelas V usia 11-12 tahun ini lebih senang dengan aktivitas bermain, maka dalam model ini penerapannya dilakukan dengan prinsip pendekatan bermain. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil ujicoba kelompok kecil dan ujicoba lapangan serta pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan, siswa Sekolah Dasar sangat dibutuhkan oleh para guru pendidikan jasmanis serta mampu meningkatkan belajar secara efektif dan efisien. 2. Dengan model pembelajaran yang telah peneliti kembangkan, siswa lebih Jurnal Cerdas Sifa 118

termotivasi serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Implikasi dalam penelitian pengembangan pembelajaran lompat jauh ini, menjadikan siswa lebih aktif dalam melakukan pembelajaran pendidikan jasmani serta menjadi efektif dan efisien. dan pengembangan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik dalam proses belajar mengajar. Dalam penyebarluasan pengembangan ke sasaran yang lebih luas, peneliti memberikan saran, antara lain: a. Sebelum disebarluaskan sebaiknya model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan ini disusun kembali menjadi lebih baik, antara lain tentang kemasan maupun isi dari materi model pembelajaran yang dikembangkan. b. Agar model pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan permainan ini dapat digunakan oleh para guru Sekolah Dasar, maka sebaiknya dicetak lebih banyak lagi, sehingga nantinya para guru sekolah dasar dapat memahami dengan baik, sehingga dapat mengaplikasikannya. Borg. W. R dan Gall, M. D, Educational Research An Introduction New York : Longman, 1983 Joyce, Bruce. Model of Teaching Boston: Allyn and Bacon, 1996 Richey. Rita C. The Theoretical and Conceptual Bases of Instructional Design New York: Nichols Publishing Company, 1986 Syarifuddin, Aip. Atletik Jakarta :Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992 Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Fosdakarya,1990 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek Surabaya: Pustaka Ilmu, 2007 DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, M. Yusuf, Olahraga Pilihan Atletik Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992 Amir. Nyak,Pembelajaran Pendidikan Jasmani Banda Aceh : Syiah Kuala University Press, 2006 Arif. S. Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya Jakarta: Pustekom Dikbud, 2003 Jurnal Cerdas Sifa 119