BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. itu, siswa dituntut untuk lebih aktif dan berpikir kritis untuk mencari media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mendewasakan manusia dalam arti mempersiapkan peserta didik secara sistemik dan sistematis untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi tantangan globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra manusia Indonesia. Bahasa berperan penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, dan pengalamanpengalaman hidupnya sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa harus tetap dilatih dan dipelajari, menyadari betapa pentingnya kehadiran bahasa tersebut dalam keseharian. Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa, Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Oleh karena itu, penguasaan kata dalam 1

2 semua keterampilan berbahasa sangatlah penting. Mereka yang luas kosakatanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Penguasaan kosakata terkait erat dengan kemampuan menulis. Apabila dalam mengemukakan gagasan, baik secara lisan maupun secara tertulis, siswa tidak mampu menggunakan kata-kata yang tepat, maka siswa tersebut tidak mengenal arti kata-kata tertentu. Kekeliruan atau kesalahpahaman ini, akan mengakibatkan siswa sulit memahami apa yang dibacanya, atau apa yang akan digunakan ketika ia berbicara serta menulis. Kemampuan penguasaan kosakata yang relatif terbatas, baik segi kualitas maupun kuantitas, akan menjadi penghambat dalam mengungkapkan ide dan gagasan secara sistematis dan logis dan kadang-kadang komunikasi dapat berjalan efektif meskipun dengan kosakata yang sangat terbatas. Penguasaan kosakata dalam satu bahasa berhubungan dengan jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaiannya sesuai dengan konteks komunikasi. Kosakata terus menerus diperbanyak, diperluas, mengingat pentingnya perkembangan berbahasa Indonesia yang semakin pesat baik dari segi bentuk maupun maknanya. Pada masa ini, kemampuan kebahasaan anak haruslah terus dikembangkan dengan memberikan masukan dan rangsangan bahasa secara menyeluruh baik kualitas dan kuantitasnya. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan prinsip yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia hendaknya dipandang sebagai teks,

3 bukan sekedar kumpulan kata-kata. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memiliki implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang tidak terlepas dari teks dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks terbagi dari beberapa jenis teks yang harus dikuasai siswa yaitu teks laporan hasil observasi, teks deskripsi, teks eksplanasi, teks prosedur, teks cerita pendek, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, anekdot, dan fiksi sejarah. Dalam hal ini penulis memilih teks cerita pendek untuk diteliti karena penulis menemukan beberapa persoalan yang dihadapi siswa dalam menulis teks cerita pendek. Sesuai dengan kompetensi dasar pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 untuk kelas VII SMP, salah satunya adalah menulis. Cerita pendek adalah jenis karya sastra yang berupa kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek (Kemendikbud, 2014:178). Menulis cerita pendek merupakan menuangkan kisah atau mengisahkan satu peristiwa kehidupan yang dialami tokoh. Menulis cerita pendek bermanfaat sebagai kegiatan untuk melatih siswa dalam menuangkan gagasan dan dapat mengembangkan kreativitas siswa ke dalam sebuah tulisan. Untuk menulis sebuah cerita pendek yang dikarang sendiri, terkadang anak sering merasa kebingungan. Ada yang merasa kesulitan menentukan kosakata yang tepat untuk ditulis dan ada juga yang dengan mudah menuliskan cerita mereka tanpa harus merasa kebingungan. Kosakata yang digunakan beragam, yang bertujuan agar isi cerita pendek yang ditulis siswa itu menarik bagi yang mendengarkan ataupun membaca cerita tersebut.

4 Menulis bukan pekerjaan mudah, namun juga tidak sulit. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis adalah kegiatan produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak diperoleh secara otomatis, melainkan melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2013:4). Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir. Menulis tidak ubahnya dengan melukis, siswa memiliki banyak gagasan untuk dituangkan dalam tulisan. Menulis sebuah cerita pendek sangat dibutuhkan kosakata yang beragam. Apabila dikaitkan dengan penguasaan kosakata, maka diharapkan siswa mampu memproduksi teks cerita pendek dengan kosakata yang sudah dimilikinya. Di samping itu, siswa juga dituntut harus menguasai kosakata yang memadai sehingga dengan penguasaan kosakata tersebut siswa dengan leluasa dapat memilih kata yang tepat untuk disusun menjadi kalimat yang sistematis, lugas dan menarik. Berdasarkan hasil observasi penulis ketika melakukan Program Pengalaman Terpadu (PPL) di SMP Negeri 18 Medan dengan melakukan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia bahwa salah satu penyebab kekurangpuasan guru terhadap keterampilan menulis siswa adalah terletak pada kekurangtepatan dan ketidaktepatan penggunaan kata-kata yang dilakukan siswa dalam menulis. Kurangnya keterampilan siswa memanfaatkan kosakata secara tepat guna dalam menulis disebabkan kurangnya latihan.

5 Masalah dasar saat siswa hendak menulis karangan yaitu menentukan judul karangan. Saat mengarang siswa kesulitan menggunakan kata yang tepat karena dalam pembelajaran menulis masih berorientasi pada produk menulis, bukan pada proses menulis. Selain itu, penguasaan kosakata siswa rendah, hal ini menyebabkan siswa sulit menuangkan idenya, sulit menyusun dan merangkai kata, dan sulit menggunakan variasi kalimat dalam menulis karangan sehingga karangan yang dihasilkan menjadi tidak beraturan, padahal kosakata menentukan seberapa terampil seseorang dalam berbahasa. Hal ini juga dapat dibuktikan dari penelitian Muna Wir (2016:57) yang berjudul Hubungan Penguasaan Kalimat Efektif dan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Hasil Wawancara Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Barumun Tahun Pembelajaran 2015/2016, berdasarkan penelitian tersebut diperoleh nilai rata-rata penguasaan kosakata pada siswa cenderung cukup dengan nilai rata-rata 72,34. Selanjutnya Linda Dwi (2016:104) dengan judul Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SDN Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati yang menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata dan kemampuan menulis karangan narasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,920 dengan kategori keeratan korelasi sangat kuat. Untuk mendalami suatu bahasa, hal utama yang dilakukan adalah mempelajari kosakata dari bahasa tersebut sebelum beranjak pada pemahaman unsur-unsur yang lebih spesifik. Salah satu unsur bahasa yang paling penting adalah kata. Agar siswa mampu memproduksi teks cerita pendek maka seorang

6 siswa harus memiliki pengetahuan mengenai kosakata agar lebih mempermudah untuk menulis teks cerita pendek dengan bahasa yang baik dan benar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka penulis mencoba mengangkat judul penelitian guna menguji ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks cerita pendek. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian korelasi dengan judul Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Teks Cerita Pendek oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang menjadi ruang lingkup dari penelitian ini adalah: (1) siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan yang utuh, (2) kemampuan menulis teks cerita pendek yang masih rendah, (3) kurangnya kosakata yang dimiliki siswa dalam mengarang cerita pendek, (4) kurangnya pemberian latihan menulis teks cerita pendek. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian untuk menciptakan hasil penelitian yang baik serta dapat dipertanggung jawabkan, dengan melihat luasnya ruang lingkup masalah yang terindentifikasi serta keterbatasan kemampuan untuk meneliti keseluruhan permasalahan yang ada,

7 maka penelitian ini dibatasi pada penguasaan kosakata dan kemampuan menulis teks cerita pendek. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimana penguasaan kosakata pada siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? (2) Bagaimana kemampuan menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? (3) Apakah ada hubungan antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa tujuan penelitian, yaitu. (1) Untuk mengetahui gambaran penguasaan kosakata yang dimiliki siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. (2) Untuk mengetahui gambaran kemampuan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

8 (3) Untuk mengetahui hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini adalah dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis teks cerita pendek dengan menghubungkan penguasaan kosakata. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan informasi bagi sekolah yang dijadikan tempat penelitian terhadap kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi para pengajar bahasa Indonesia dalam menentukan strategi pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. c. Sebagai sumber masukan bagi peneliti yang kajiannya relevan dengan penelitian ini.