Dimas Dewa 1 0 0 1 Sajak Satu Langit @1Langit tm
~ Sepatah Kata dari Sahabat ~ 1001 Sajak Satu Langit adalah galau yang indah. Walau dari segi rima dan padu padan kata mungkin ada beberapa yang kurang sempurna, tetapi puisinya berisi kejujuran, yang auranya meruak keluar. Hal itu jauh lebih terasa jleb di hati, dibanding puisi bersayap yang kehilangan makna. Zeventina Octaviani Bouwmeester /@Zeventina Web Designer dan Pekerja IT, Penulis Novel ELLE ELEANOR & NYAI DUESSELDORF Sebab hanya dalam baitbait sajak, aku bisa merasakan kehilangan, tanpa pernah memiliki; saat punggungmu melambai di kejauhan Tidak banyak orang yang bisa memberikan makna mendalam dari hanya 140 karakter di twitter. Namun membaca sajak singkat yang manis dan sarat, serta penuh makna membuat efek candu yang hitam. Sesuai namanya, kumpulan 1001 Sajak Satu Langit ini menunjukkan kekelaman, cinta yang diam, dan rindu yang sepertinya tak tersampaikan oleh Langit yang sendiri. Menarik! Yohanna Nainggolan /@JohanaMay Penulis Lagu & Penyanyi Album BINTANG untuk soundtrack Novel Nyai Duesseldorf Kumpulan Sajak Satu Langit akan membawa imajinasi kita menyeruak hingga ke Langit. Katakatanya hangat dan memecah resah menjadi petuah. Kadang kita akan disuguhkan oleh pasukan kata-kata berpedang yang menusuk- 2
nusuk dada kita dengan seketika. Namun kita akan dibuat menghela nafas lega, begitu membuka lembar berikutnya. Buku yang sangat imajinatif, dramatis, dengan pengemasan yang baik, hingga mampu memberikan dinamika luar biasa bagi pembaca, dan terutama, untuk Sang Bintang. Syaputra Kamandanu /@danupray Vokalis PRAYband dan Penulis Buku MENANTANG WAKTU Bahasa sehari-hari yang digunakan tidak terlalu sulit untuk menciptakan suasana hati, membuat setiap orang yang membacanya dapat mengerti apa yang sedang dirasakan oleh penulis. Katakatanya jujur, tidak ada rekayasa perasaan dalam penciptaan setiap puisi di dalamnya. Apa yang dirasakan, itu yang dituliskan. Sungguh beruntung apabila aku memiliki kekasih yang mampu untuk merangkai seribu puisi mini untukku seorang. Amanda Djojohadiningrat /@amandadjojo Sepupu dan Sahabat Terbaik, Penulis lepas, Kolumnis, Blogger Kebahagiaan yang belum kaudapatkan, ada di tangan Tuhan; dan tersimpan rapi dalam dadaku. Really love it and it s my favorite!!! Natasha Ayu Patricia /@natasha_pat Sahabat Terbaik (saat menggalau), Penulis Cerpen & Kolumnis 3
~ Selarik Pengantar ~ Jika aku mencintaimu tanpa sebab, perlukah sebuah alasan untuk meninggalkanmu? Kurasa tidak, sayang... Sebait sajak sebagai pembuka di cover buku ini, menimbulkan beragam pertanyaan dari kawan-kawan yang membacanya. Dan seperti janjiku sebelumnya, akan kujawab disini, sebagai pembuka dari buku ini. Sajak tersebut, dapat memiliki dua pemahaman yang berbeda, bila dipandang dari sudut yang berbeda pula. Pertama. Jika aku mencintaimu tanpa sebab, perlukah sebuah alasan untuk meninggalkanmu? Kurasa tidak, sayang; jika tiada lagi cinta diantara kita berdua, aku akan pergi. Kedua. Jika aku mencintaimu tanpa sebab, perlukah sebuah alasan untuk meninggalkanmu? Kurasa tidak, sayang; sebab aku, tidak menemukan sebuah alasan untuk meninggalkan hatimu, apapun itu. Tergantung dari persepsi dan keadaan dalam hati yang membacanya. Dan untukku, ialah pemahaman yang kedua saat menulis sajak tersebut. Begitu saja. Buku kumpulan sajak ini terinspirasi dari BukuDaun; berisi puluhan hingga ratusan puisi selama kurun waktu selama kurang lebih dari tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh enam hingga tahun dua ribu tiga silam, berlanjut sampai masa sekarang, dan juga dalam sebuah masa yang akan datang, ditulis bersama seeorang dari masa lalu, yang dapat disebut dirinya sebagai 4
Kekasih Terhebat juga sebagai Sahabat Terbaik hingga kini, dan sepanjang masa. #hasek. Tak perlu heran dengan beberapa tagar yang kuikutsertakan dalam akhir dari satu atau beberapa puisi mini di dalam buku ini. Itu hanya sebagai penyegar untuk membuat pembaca sedikit tersenyum saat membaca buku ini, dan juga agar tidak melulu terlibat dengan keseriusan dalam segala suasana yang tersirat dalam setiap baitnya. Tanpa berbicara panjang lebar lagi, kuucapkan selamat membaca kepada kalian semua. Sebuah rangkuman dari seribu satu puisi dalam buku ini, yang pernah dibuat oleh sang Kekasih Terhebat; Cinta; adalah keindahan bait-bait puisi, yang hanya dapat dimengerti oleh seseorang yang terjatuh kepadanya [11.8.1999] Dan terjatuhlah engkau kepadanya, ke dalamnya! Sejauh-jauhnya, sedalam-dalamnya, hingga gaduh, hingga mengaduh, agar dapat kaurasakan semua keindahan, dari segala rasa di kedalamannya. [9.10.1999] Selamat gegalauan. #ehh ~ dimas_dewa 5
buku ini terinspirasi dari BukuDaun.: kumpulan sejuta puisi dewadewi :. 6
Sebuah puisi pembuka, yang dibuat untuk alm. mama, Ami Rahayu, yang kehadirannya begitu singkat dalam kehidupanku, namun memberikan banyak momen indah, yang kenangan bersamanya tersimpan dengan rapi di dalam ingatanku, selamanya 7
Adalah Dirimu Ibunda Kita terbiasa duduk berdua menatap senja, di beranda itu yang menghadap taman - Tapi senja yang lebih kusuka, selalu terbit di hatimu yang lembut serupa awan, Pada bahumu kurebahkan angan, pun segala kenangan - Berceloteh tentang bahagia masa lalu dan harapan masa depan, Di pangkuanmu, rinduku selalu berbaring dalam nyaman - Bercerita tentang segala mimpi bersama teman, Seperti baru kemarin saat kau membaringkan diriku dalam hangat pelukan - Namun kini kau terbaring manis dalam pelukan Tuhan, Adalah dirimu; ibunda, seseorang yang terus menyalakan jelaga saat sepi menjadi kawan - Meski kini kau bahagia di atas awan bersama para malaikat khayangan. 8
teruntuk #SangBintang dalam semesta yang entah, semua sajak, ialah tentang dirimu Keping Satu ~ Rindu, selalu datang dalam angin yang diam. 9
Pagi, adalah saat menyapa rindu, yang telah menghampiri dirimu semalam, melalui rajutan mimpi indah bersamanya. Slamat pagi, kamu. Kepergianku akan slalu menguatkanmu, karena sesungguhnya cinta tak mengambil apapun darimu. Aku hanya berpindah, dari hati, menuju kenanganmu. Siapkan payungmu, sayang. Suatu hari, di suatu tempat, akan ada sebuah hati yang mengundang gerimis pada Langitnya. Saat aku, meninggalkanmu. Sebentuk hati yang kauukir di jendelaku, kerap muncul setiap hujan membasuh kaca. Kurasa, ia sedang merindu jemari lentik yang mengukirnya. Jika malam sedingin ini, maka ingin kubenamkan rembulan di dadamu. Lalu berharap, mentari segera terbit dari matamu yang laut. 10