HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

Kata Kunci : Posyandu, Kader Posyandu, Keaktifan.

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Balita, Sikap Ibu Balita, Status Pekerjaan Ibu Balita, Frekuensi Penimbangan Balita.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN KELUARGA DENGAN PRAKTIK KELUARGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LASEM KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

Jurnal Kesehatan Masyarakat

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Keywords: Posyandu, cadres knowledge, infant and under five children growth monitoring

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

KADER. Disusun J

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN PENERAPAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR TAHUN 2010

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

Transkripsi:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Gusti Evi Zaidati 1, Deni Suryanto 2 1 Akademi Kebidanan Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat UNISKA, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia Email korespondensi: gustievie8@gmail.com ABSTRACT This research aims to determine the relationship between cadre characteristics (occupation, marital status, dan experience) with cadres activeness of posyandu in the work area of Puskesmas Nagara District Hulu Sungai Selatan. This research is analytic observation with Cross Sectional design, while the population in this research is posyandu cadre in the working area of Puskesmas Negara, while the sample in this research is 63 people with saturated sample method. Data collection by interviewing directly with respondents using questionnaire. Data analysis using Chi Square test. The result of statistical test shows that there is a significant correlation between cadre characteristics including work, dan experience of posyandu cadres on the activeness of posyandu cadres, while cadre marriage status has no significant relation to liveliness of posyandu cadres. The need to make efforts to improve the activeness of posyandu cadres by increasing the knowledge of cadres, refreshing cadres and support from all parties. Keywords: Posyandu Cadre Activity, Characteristic of Cadre, Posyandu Cadre. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik kader (pekerjaan, status perkawinan, dan pengalaman) dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Penelitian ini bersifat observasi analitik dengan desain Cross Sectional, adapun populasi dalam penelitian ini adalah kader posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Negara, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang dengan metode sampel jenuh. Pengumpulan data dengan cara wawancara secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara karakteristik kader meliputi pekerjaan, dan pengalaman kader posyandu terhadap keaktifan kader posyandu, sedangkan status perkawinan kader tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap keaktifan kader posyandu. Perlunya dilakukan upaya untuk meningkatkan keaktifan kader posyandu dengan cara meningkatkan pengetahuan kader, refreshing kader serta dukungan dari semua pihak. Kata-kata kunci: Keaktifan Kader Posyandu, Karakteristik Kader, Kader Posyandu 15

Zaidati, GE.dkk. Hubungan Karakteristik dengan Keaktifan 16 PENDAHULUAN Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (1). Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia. Dalam laporan UNDP tahun 2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yaitu sebesar 0,617 dan menduduki peringkat 124 dari 187 negara (2). Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela mengelola posyandu (3). Peran utama kader kesehatan desa pada pelaksanaan kegiatan Posyandu terdiri dari pendaftaran terhadap sasaran yang berkunjung ke posyandu, penimbangan balita, pencatatan hasil penimbangan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan buku catatan perkembangan berat badan sasaran yang ditimbang sebagai bahan pemantauan pertumbuhan balita yang dikenal dengan SKDN (S = semua bayi, K = bayi yang mempunyai KMS, D = bayi yang ditimbang dan N = bayi yang berat badannya naik) memberikan penyuluhan kepada sasaran yang berkunjung baik secara kelompok maupun individu yang mempunyai masalah kesehatan dan memberikan makanan tambahan. Keempat peran tersebut merupakan tanggung jawab kader sejak persiapan sampai pelaksanaan dan evaluasi (4). Gomes (1995) menyatakan seorang kader yang memiliki motivasi dan kemampuan cukup untuk melaksanakan tugasnya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu akan menghasilkan kinerja yang baik. Pemberian insentif, penghargaan dan kompensasi disebutkan dapat meningkatkan motivasi kinerja yang baik (5). Rendahnya keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara salah satunya menyebabkan cakupan program imunisasi sangat rendah yaitu dari 12 desa hanya 3 desa yang mencapai UCI (Universal Children Immunization) pada tahun 2013 sedangkan target 100 %. Berdasarkan data Dinas Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2012 yaitu 65,60 % kader posyandu yang tidak aktif, sedangkan berdasarkan profil Puskesmas Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2012 hanya 48,4 % kader yang aktif sedangkan kader yang tidak aktif 51,6 % (6,7). Selain itu juga posyandu yang tidak begitu aktif dan kurang berjalan dengan baik dapat menyebabkan pemantauan status gizi bayi, balita dan anak tidak terpantau dengan baik, pemeriksaan dan pemantauan ibu hamil dan menyusui tidak terpantau dengan baik, masalah kesehatan ibu, bayi dan balita tidak terpantau dengan baik dan cepat. dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sehubungan dengan masalah tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis mengenai hubungan karakteristik (Pekerjaan, Status Perkawinan, dan Pengalaman) dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. METODE Penelitian dilakukan dengan metode observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional, yaitu seluruh variabel diamati saat bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei- Agustus 2014. Penelitian dilakukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Populasi penelitian ini adalah semua kader posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nagara Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 63 orang kader yang seluruhnya perempuan dari 21 posyandu. Teknik pengambilan sampel dengan metode sampel jenuh dimana total seluruh populasi yang berjumlah 63 orang kader dijadikan sampel dalam penelitian ini. Instrumen penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner yang terdiri dari form data umum responden, form pengetahuan responden dan keaktifan responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik (pekerjaan, status perkawinan, pengalaman). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan kader posyandu. Cara pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang didapat dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Data sekunder yang diperoleh dari profil laporan tahunan Puskesmas Nagara Kabupaten hulu Sungai Selatan. Data kemudian dianalisis secara univariat yang

17 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 15-19 bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan kader, karakteristik kader yang disajikan dalam tabel frekuensi, kemudian dilakukan analisis bivariat untuk menganalisis hubungan antara faktor keaktifan kader dengan karakteristik kader posyandu dengan uji Chi Square, α = 0,05 % dengan tingkat kepercayaan 95 %, data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan jawaban kuesioner pada kader posyandu tentang pekerjaan, status perkawinan, pengalaman, dan keaktifan kader posyandu diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Keaktifan Kader Posyandu di Puskesmas Nagara Tahun 2014 No. Keaktifan Kader N % 1 Aktif 29 46 2 Tidak Aktif 34 54 Jumlah 63 100 Diketahui bahwa jumlah kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara yang aktif sebanyak 29 orang (46%) dan yang tidak aktif sebanyak 34 orang (54%). Jika dibandingkan dengan keaktifan kader posyandu ditingkat Kabupaten HSS dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan kader Posyandu di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah 62,7%. Hal ini dikarenakan kader posyandu yang ada di Puskesmas Nagara sewaktu penyelenggaraan posyandu memiliki kesibukan dirumah, dikantor (ada 2 orang yang bekerja sebagai TKS guru PAUD/ TK), juga pada musim tanam dan musim panen. Hal ini dikarenakan ketidakaktifan kader pada kegiatan posyandu dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain karena kesibukan dirumah, dikantor, kurangnya waktu dan karena sudah menikah. Seperti yg dikutip dari Notoatmodjo, bahwa seorang ibu yang dengan kesibukan tertentu akan mempengaruhi keaktifan posyandu sesuai dengan jadwal yang ditentukan setiap bulannya (8). Hasil analisis bivariat di didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hubungan antara Pekerjaan dengan Keaktifan Kader ke posyandu di Puskesmas Nagara Aktif Tidak Aktif Jumlah No Pekerjaan Kader p-value n % n % N % 1 Bekerja 7 24,1 22 75,9 29 100 2 Tidak Bekerja 22 64,7 12 35,3 34 100 0,001 Diketahui bahwa kader yang bekerja aktif sebanyak 24,1% dan 75,9% tidak aktif sedangkan kader yang tidak bekerja aktif sebanyak 69,7% dan tidak aktif 35,3%. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan keaktifan kader ke posyandu. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan kader posyandu berpengaruh terhadap tingkat keaktifan kader untuk datang ke posyandu. Prevalensi responden aktif lebih tinggi pada kader yang tidak bekerja dibandingkan kader bekerja, meskipun responden bekerja ada juga yang aktif. Artinya walaupun bekerja namun responden tersebut dapat mengatur waktu sebaik-baiknya sehingga tugas mereka di posyandu tetap dapat mereka lakukan dengan baik. Disamping itu dilihat dari waktu pelaksanaan posyandu yang tidak terlalu lama dimana dari hasil pengamatan peneliti jam buka sekitar pukul 09.00 WITA dan tutup pelayanan pukul 11.00 WITA sehingga responden dapat mengatur waktu. Responden yang tidak bekerja banyak aktif karena memiliki banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan posyandu.

Zaidati, GE.dkk. Hubungan Karakteristik dengan Keaktifan 18 Tabel 3. Hubungan antara Status Perkawinan dengan Keaktifan Kader ke Posyandu di Puskesmas Nagara No Status Perkawinan Aktif Tidak Aktif Jumlah n % n % N % p-value 1 Kawin 27 50,9 26 49,1 53 100 2 Belum Kawin 2 20 8 80 10 100 0,072 Didapat bahwa kader yang kawin aktif sebesar 50,9% dan tidak aktif 49,1% sedangkan yang belum kawin kebanyakan tidak aktif sebesar 80%. Hasil uji statistik didapat p = 0,072 lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan keaktifan kader, karena prevalensi responden aktif lebih tinggi pada kawin dibandingkan belum kawin. Hal ini bisa terjadi karena kader yang sudah kawin biasanya mempunyai anak balita, jadi kader tersebut sekaligus menjadi kader dan sekalian menimbang anaknya. Kader yang memiliki anak balita pada saat dilakukan penelitian berjumlah 8 orang kader. Responden/kader posyandu yang belum kawin ada yang aktif tentunya karena tidak mempunyai keterikatan dan kesibukan, sehingga banyak memberi waktu luang dalam melakukan kegiatan posyandu, dan dapat memberi kontribusi positif dalam pelayanan kesehatan untuk masyarakat melalui pengabdiannya pada kegiatan posyandu. Tabel 4. Hubungan antara Pengalaman (lama menjadi kader) dengan Keaktifan Kader ke Posyandu di Puskesmas Nagara No Pengalaman Kader Aktif Tidak Aktif Jumlah n % n % N % p-value 1 < 5 tahun 0 0 20 100 20 100 2 5 tahun 29 67,4 14 32,6 43 100 0,000 Diketahui bahwa kader yang pengalaman/lama menjadi kader 5 tahun kebanyakan aktif 67,4%, sedangkan kader yang pengalamnnya/lama menjadi kader < 5 tahun kebanyakan tidak aktif 100%. Setelah dilakukan uji statistik maka diperoleh p = 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengalaman/lama menjadi kader dengan keaktifan kader ke posyandu. Responden yang 5 tahun menjadi kader banyak yang aktif. Karena kader posyandu yang mempunyai pengalaman lebih dari 5 tahun menjadi kader akan berpeluang aktif dalam hal kegiatan posyandu karena ia lebih berpengalaman dan banyak mempunyai keahlian dan keterampilan dalam hal pelaksanaan posyandu. Semakin lama ia bekerja (menjadi kader) maka semakin terampil dalam melaksanakan tugasnya sehingga senioritas dalam bekerja akan lebih terfokus jika dibandingkan dengan orang yang baru bekerja. Seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas dan keterampilan seseorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan kader posyandu, semakin lama seseorang bekerja menjadi kader posyandu maka keterampilan dalam melaksanakan tugas pada saat kegiatan posyandu akan semakin meningkat sehingga nantinya partisipasi kader dalam kegiatan posyandu akan semakin baik PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Untuk tingkat keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara dalam kategori aktif sebanyak 46%. 2. Ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan kader dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara. 3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan kader dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara. 4. Ada hubungan yang bermakna antara pengalaman/lamanya menjadi kader

19 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 15-19 dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nagara. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan RI. Ayo Ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan, 2012. 2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu tahun 2011. 3. Zulkifli. Posyandu dan Kader Kesehatan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara, 2003. 4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu tahun 2006. 5. Gomes FC. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset, 1995. 6. Puskesmas Nagara. Profil Puskesmas Negara tahun 2013. 7. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Profil Dinas Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2012. 8. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.