BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI KANKER SEDUNIA 2013 DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan manusia di dalam hidupnya adalah mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

3 KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara di banyak negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian pada wanita. Di kebanyakan negara urutan pertama ditempati oleh kanker leher serviks, kanker payudara memenpati urutan kedua. Di bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul. Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah satu payudaranya maka individu tersebut mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena kanker pada payudara satunya, (Wenny 2011). Di Amerika Serikat kanker payudara menduduki peringkat tertinggi diantara kanker-kanker lainnya. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada beberapa daerah di Amerika Serikat mencapai di atas 100/100.000 berarti lebih 100 penderita dari 100.000 orang. Swiss, 73,5/100.000, Jepang 17,6/100.000, Kuwait 17,2/100.000, Cina 9,5/100.000. Di Indonesia, kanker payudara menduduki urutan kedua setelah kanker serviks pada wanita. Kanker payudara menyerang wanita yang berumur di atas 40 tahun. Namun wanita muda pun bisa terserang kanker payudara ( Purwoastuti, 2009). Menurut Tjindarbumi dalam Dadang Hawari, (2009) mengatakan bahwa hanya kira-kira sepertiga dari penyakit kanker dapat ditemukan cukup dini untuk

dapat disembuhkan. Sebagai contoh, temuan dini kanker payudara amat penting bagi keberhasikan pengobatan dengan operasi. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 sebagaimana di kutip dari profil kesehatan Indonesia tahun 2008, sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada tahun 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 8.377. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke TB, Hipertensi, cedera, perinatal, dan DM Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007). Ditambahkan, kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan. Salah satu faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok 23,7%, obesitas umumnya penduduk berusia 15 tahun pada laki-laki 13,9% dan pada perempuan 23,8%. Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan makanan dengan penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (Riskesdas tahun 2007). Kecemasan yang dirasakan penderita umumnya bercampur dengan gangguan suasana hati lainnya: ketidakpastian, ancaman terhadap kelangsungan hidup dan kemungkinan cacat atau kehilangan fungsi tubuh. Penerimaan dapat dipengaruhi secara negatif oleh keluhan jasmani yang mengancam, stadium lanjut dari tumor,

kurangnya dukungan karena kurang terbukanya dokter atau pemberi bantuan lainnya, masalah-masalah di dalam keluarga, atau kesulitan di dalam hubungan dengan orang tercinta. Tidak jarang, penderita dikuasai perasaan tidak berguna, kekhawatiran karena merasa hanya menjadi beban bagi orang lain, dan rasa malu karena tidak mempunyai arti bagi orang lain (Jong, 2005). Penderita kanker payudara selalu mengalami kecemasan dan perasaan takut yang terus menerus, sehingga membutuhkan pendampingan serta perawatan dan pengobatan agar mengurangi perasaan cemas dan takut tersebut melalui komunikasi yaitu komunikasi terapeutik dengan sikap empati dari seorang perawat dan dokter dalam memberikan asuhan keperawatan maupun pengobatan kepada penderita kanker payudara, (Fatmawati,2010). Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik. Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran. Maksud komunikasi adalah memengaruhi perilaku orang lain. Hubungan perawat dan klien yang terapeutik tidak mungkin tercapai tanpa komunikasi (Ermawati 2009). Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk memengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. (Mundakir 2006) Komunikasi therapeutik termasuk komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, Norhouse dalam Nunung Nurhasanah, (2010). Karena komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling bermakna perilaku manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan tindakan yang menyangkut dalam bidang kesehatan (Christina Lia Uripni 2003). Komunikasi terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien yang dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya, (Christina Lia Uripni 2003). Hubungan perawat-pasien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memaknai dirinya secara terapeutik dengan menggunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah yang positif. Komunikasi terapeutik tidak dapat berlangsung dengan sendirinya, tapi harus direncanakan, dipertimbangkan, dan dilaksanakan secara profesional. Seorang perawat tidak akan dapat mengetahui tentang kondisi klien jika tidak ada kemampuan menghargai keunikan klien. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat menghadapi, mempersepsikan, bereaksi, dan menghargai keunikan klien. Salah satu faktor kegagalan menjalankan terapi adalah ketidakpatuhan terhadap terapi yang disebabkan oleh kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau

kerabat. Hal ini didukung oleh penelitian Cahyadi 2006, di Ruang Cendana I RSUD Dr. Moewardi Surakarta tentang hubungan antara support system keluarga dengan kepatuhan pengobatan pada pasien yang mendapat kemoterapi membuktikan ada hubungan yang bermakna antara support system keluarga dengan kepatuhan berobat jalan. Berdasarkan penelitian Uli Asima Simanjuntak tentang Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif di RS.Elisabeth Medan 2011 menggambarkan bahwa situasi operasi merupakan situasi yang diwarnai suasana cemas, baik bagi pasien dan keluarganya. Sehingga peran perawat dan tenaga kesehatan lain perlu memberikan perhatian dalam upaya mengurangi kecemasan sekaligus menurunkan resiko operasi yang dapat timbul karena pasien tidak kooperatif dan mengganggu proses penyembuhan. Oleh sebab itu, bila perawat tidak berperan aktif dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien maka tingkat kecemasan pasien akan terus meningkat dan merasa takut dalam menjalani tindakan keperawatan sebelum operasi. Untuk itu, pasien yang akan menjalani operasi harus diberi komunikasi terapeutik untuk menurunkan atau mengurangi gejala kecemasan serta dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan pada pasien. Pasien yang diajak mendiskusikan masalah kesehatan yang dihadapinya, akan merasa terayomi dan mendapat perhatian yang penuh dari perawat sehingga bisa menurunkan kecemasannya. Komunikasi yang terjadi antara perawat dan pasien merupakan komunikasi yang mengarah pada penemuan masalah keperawatan melalui

pengkajian sampai pada evaluasi dari hasil tindakan dari kebuntuan komunikasi terapeutik Abdul Nasir dalam Siti Fatmawati, (2010). Disamping itu, perawat harus lebih berkompeten menjadi seseorang komunikator yang efektif, perawat memakai dirinya secara terapeutik dengan menggunakan teknik komunikasi agar perilaku pasien berubah kearah yang positif seoptimal mungkin dan perawat dapat menghadapi, mempersepsikan, bereaksi dan menghargai keunikan klien (Mundakhir, 2006). Dengan demikian, komunikasi terapeutik perawat adalah hal yang sangat penting karena komunikasi terapeutik adalah salah satu bentuk intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien di suatu instansi/ rumah sakit. Salah satu pengobatan yang berkembang dengan cepat saat ini adalah kemoterapi yaitu penggunaan preparat anti neoplasma, sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor yang mengganggu fungsi reproduksi seluler. Biasanya kemoterapi dilakukan pada beberapa penyakit kanker yang spesifik seperti kanker payudara, kanker rahim, kanker paru, leukemia tetapi selalu ada laporan baru tentang neoplasma yang sebelumnya tidak dapat diatasi. Obat kemoterapi digunakan untuk membunuh dan menghambat perkembangan sel kanker payudara. Obat kemoterapi sangat efektif ketika sel-sel sedang membelah, namun obat ini tidak dapat membedakan sel sehat yang sedang membelah seperti folikel rambut yang dapat mengakibatkan efek samping pada rambut sehingga menjadi rontok. Sel-sel normal dapat pulih kembali dalam waktu yang singkat, namun sel-sel kanker payudara yang rusak biasanya tidak dapat pulih kembali.

Kemoterapi adalah obat yang dibuat secara kimiawi yang bekerja menghambat atau mematikan mikroorganisme yang membuat sakit, misalnya bakteri atau sel-sel tumor. Kemoterapi merupakan terapi sistematis yang ditambahkan pada tubuh, berarti pada seluruh sistem. Kemoterapi menyebar tanpa bergantung pada jalan masuknya, melalui sirkulasi darah, jadi tanpa halangan sampai di semua jaringan dan semua organ bahkansampai di semua sel tubuh, Wim de Jong (2005). Dari data Medikal Record Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan (2009), jumlah pasien yang berobat di Poli Bedah Bagian Onkologi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan adalah 1232 orang, yang terdiagnosa kanker payudara 323 orang atau sebesar (26,21 %). Penderita yang dirawat sebanyak 315 orang, sedangkan yang menjalani pengobatan kemoterapi sebanyak 36 orang 11,42%). Dari tingginya angka kejadian tersebut peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana komunikasi terapeutik yakni sikap perawat, teknik komunikasi dan isi pesan dapat berpengaruh terhadap pengobatan kemoterapi penderita kanker payudara. Hubungan saling percaya yang telah dibangun diantara perawat dan pasien tersebut akan mempermudah pelaksanaan dan keberhasilan program pengobatan Stuart dalam Nunung Nurhasanah (2010). Komunikasi yang baik dapat meningkatkan kepatuhan klien dalam hal pengobatan dan perawatan penyakitnya. Pada penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian yang sesuai dengan judul penelitian ini tentang kepatuhan penderita kanker payudara menjalankan kemoterapi, maka lokasi penelitian yang di pilih adalah Hope Clinic sebagai tempat pelaksanaan kemoterapi dan konsultasi tumor (kanker) yang berlikasi di jalan Stadion

No.14 Medan. Sebagai data awal, peneliti memperoleh informasi langsung dari perawat serta status pasien yang menjalankan pemeriksaan dan konsultasi di Hope Clinic, terdapat 78 orang penderita kanker payudara, selama tahun 2011 dan tahun 2012. Dari jumlah 78 penderita kanker payudara yang dianjurkan dokter untuk menjalanakkan kemoterapi sebanyak 52 penderita. Namun hanya 32 penderita, (61,54%) yang menjalanakan kemoterapi sesuai dengan anjuran dokter yang merawatnya. 1.2. Permasalahan Dari permasalahan di atas yang menjadi permasalahan penelitian adalah bagaimana pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap kepatuhan penderita kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi di Hope Clinic Medan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap kepatuhan penderita kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi di Hope Clinic Medan. 1.4. Hipotesis Hipotesa dalam penelitian ini adalah (H1) apabila ada pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap kepatuhan penderita kanker payudara dalam menjalankan

kemoterapi atau (Ho) apabila tidak ada pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap kepatuhan penderita kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kepatuhan penderita kanker payudara menjalankan kemoterapi. 2. Tenaga Kesehatan ( Perawat ) Diharapkan Sebagai masukan bagi perawat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan yang berhubungan dengan penerapan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan kepatuhan penderita kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi. 3. Hope Clinic Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi Hope Clinic Medan, bahwa pentingnya penerapan komunikasi terapeutik dari seorang perawat yang berdampak pada kepatuhan penderita kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi, sehingga dapat meningkatkan kemauan dan kemampuan penderita yang menjalanakan kemoterapi.